sendi lutut berada dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan
mencegah tibiae tertarik ke posterior.
g. Ligamentum Cruciatum Posterior, ligamentum cruciatum posterior melekat
pada area intercondylaris posterior dan berjalan kearah atas , depan dan
medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior permukaan lateral condylus
medialis femoris. Seratserat anterior akan mengendur bila lutut sedang
ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi.
Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi.
Ligamentum cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior
terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum
posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.
2. Test khusus pada ligamen lutut
a. Tes Stabilitas
i. Hiperekstensi
Lakukan gerakan hiperekstensi secara pasif pada knee fleksi.
Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan (seperti robekan) pada lig.
Cruciatum anterior
ii. Gravity sign
Pasien terlentang mengangkat kedua kaki penderita hingga knee joint
90. Satu tangan menyangga pada tumit pasien dan tangan lainnya
pada kedua lutut. Perhatikan tuberositas tibia, normal bila keduanya
sejajar.
Tujuan : untuk mengetahui adanya kelainan pada lig. Cruciatum
posterior.
iii. Laci sorong ( shift Anterior dan Posterior)
Posisi pasien terlentang, knee joint fleksi sekitar 70. Lakukan tarikan
atau dorongan pada os tibia. Perhatikan gerakan translasi yang terjadi.
Tujuan: untuk mengetahui kelainan lig. Cruciatum anterior begitu juga
sebaliknya.
iv. Lachman test
Posisi pasien terlentang dengan knee joint fleksi sekitar 10-20. Kedua
tangan pemeriksa pada os tibia bagian posterior. Lakukan tarikan ke
depan, perhatikan gerakan pada os tibia.
Tujuan: untuk mengetahui kelainan atau ruptur pada lig. Cruciatum
anterior.
v. Hipermobilitas Varus-Valgus
Posisi pasien terlentang dengan kaki yang diperiksa berada di luar bed.
Letakkan tangan pada medial dan tangan lainnya pada ankle. Lakukan
Tes ini untuk menentukan stabil atau tidak stabilnya tendon musculus biceps
pada sulcus bicipitalis. Caranya adalah dengan meminta pasien untuk
memfleksikan elbownya, kemudian genggamlah fleksi elbow pada satu tangan
dan tangan yang lain pada wristnya. Untuk mengetes stabilisasi tendon biceps,
eksternal rotasikan arm pasien kemudian suruh dia untuk menahan gerakkan
tersebut beberapa saat kemudian tariklah ke bawah elbownya. Jika tendon
musculus biceps tidak stabil pada sulcus bicipitalis, maka akan
terdengar bunyi letupan pada sulcus tersebut dan pasien terlihat menahan
nyeri. Jika tendon stabil, maka tendon tersebut tetap berada ditempatnya
dan pasien terlihat biasa saja.
c. Tes Drop Arm
Tes ini untuk menentukan ada tidaknya kerobekan rotator cuff. Pertama
mintalah pasien untuk abduksi arm. Kemudian suruh turunkan kesamping
badan dengan perlahan . Jika ada kerobekan rotator cuff (khususnya musculus
supraspinatus) lengan akan jatuh kesisi badan dari posisi badan 90 abduksi.
Pasien tidak akan dapat menurunkan lengannya dengan perlahan walaupun ia
mencoba berulang kali . Jika pasien mampu melakukan abduksi maka berikan
sedikit tepukan pada lengan bawahnya maka lengan segera jatuh ke sisi badan.
6. Pemeriksaan khusus pada OA
a. Tes Ballotement (menggoyang-goyangkan objek di dalam cairan)
Caranya : recessus suprapatellaris dikosongkan dengan menekannya dengan
satu tangan, sementara itu dengan jari tangan lainnya patella ditekan ke
bawah. Dalam keadaan normal patella tidak dapat ditekan ke bawah, tapi bila
terdapat (banyak) cairan pada sendi lutut (akibat OA) maka patella seperti
terangkat sehingga sedikit ada gerakan ke atas-bawah dan kadang terasa
seolah-olah patella mengetik pada dasar keras itu.
b. Tes Fluktuasi
Caranya : ibu jari dan jari telunjuk dari satu tangan diletakkan di sebelah kiri
dan kanan patella. Bila kemudian recessus suprapatellaris itu dikosongkan
menggunakan tangan lainnya, maka ibu jari dan jari telunjuk tadi seolah-olah
terdorong oleh perpindahan cairan dalam sendi lutut.
c. Tes Lekuk
Caranya : dengan memakaipunggung tangan, kita mengusapi lekuk kecil di
sebelah medial patella ke arah proximal, sehingga dikosongkan dari cairannya.
Kalau kemudian kita melaksanakan gerakan mengusap yang sama pada patella
bagian lateral, maka lekuk kecil yang medial itu akan kelihatan terisi cairan.