Anda di halaman 1dari 18

KINETIKA REAKSI ION PERSULFAT DENGAN ION IODIDA

I. TUJUAN
Menentukan kecepatan reaksi antara ion persulfat dan ion iodida dan menentukan
Energi aktivasi reaksi itu.
II. TEORI
Pada percobaan ini dilakukan pereaksian antara ion persulfat (S2O8-)
dengan ion iodida dalam larutan encer dengan persamaan reaksi yang dapat dilihat sebagai berikut :
S2O8- + 2 I-

2 SO4- + I2

Dari reaksi diatas dapat kita ketahui bahwa reaksi antara ion persulfat
dengan ion iodida yang menghasilkan ion sulfat dan iodin. Biasanya ion sulfat
dalam penggunaannya bersama asam sulfat, dimana tidak berwarna, berupa
cairan kental yang membeku pada suhu 10,4oC dan mendidih pada suhu 279,6oC.
Materi asam sulfat ini bereaksi keras dengan air dan dengan senyawa organik.
Berdasarkan pertimbangan mekanisme termodinamik dan kinetika asam sulfat
dapat dibuat melalui proses kontak yaitu produksi katalitik asam sulfat dari SO2 .
Menentukan Energi Aktivasi
Energi aktivasi adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk
mengaktifkan reaktan. Secara empiris telah diketahui adanya hubungan antara
konstanta kecepatan reaksi k dengan temperatur absolut T, yaitu :
k = A e

-B/T

dimana A dan B adalah konstanta


Hubungan ini telah dikemukakan oleh Van Hoff dan Archenius dalam
bentuk :
k = A e
dimana :

-E/RT

R = konstanta gas ( 8,314 J/moloK)


E = energi aktivasi
A = faktor pereksponensial ( tetapan yang tidak berubah pada
perubahan suhu kecil )
T = temperatur (K)

Persamaan ini mula-mula dikemukakan oleh Van Hoff yaitu berdasarakan


konstanta kesetimbangan oleh perubahan temperatur, sekaligus berhubungan
dengan perubahan konstanta kecepatan reaksi. Ide ini dikembangkan lebih lanjut
oleh Archenius, sehingga persamaan tersebut secara luas dapat digunakan dalam
sejumlah besar reaksi-reaksi kimia. Akibatnya persamaan tersebut lebih dikenal
dengan persamaan Archenius.
Menurut Archenius dalam reaksi-reaksi kimia biasanya sebagian besar
dari kolisi atau tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul reaktan yang
bersifat tidak selektif ( maksudnya energi tidak cukup untuk melangsungkan
reaksi ). Hanyalah sebagian kecil dari tumbukan yang memiliki energi yang cukup
untuk menyebabakan terjadinya reaksi. Sesuai dengan prinsip Boltzman, fraksi
kolisi yang memiliki energi yang cukup untuk melangsungkan reaksi adalah
sebagai berikut :
e

-E/RT

Fraksi kolisi ini akan menjadi lebih besar yaitu bila temperatur tinggi dan
energi aktivasinya lebih rendah, dengan demikian konstanta kecepatan reaksi

akan berbanding langsung dengan besar kecilnya fraksi kolisi tersebut. Bila
persamaan Archenius dilogaritmakan,maka akan diperoleh sebagai berikut :
log k = log A -

E
2,303 RT

Dengan demikian bila dihubungkan kedalam plot grafik yaitu antara log k
Terhadap 1/T juga akan diperoleh hubungan linear dengan slope, adalah :
-

= -

2,303 R

E(J/mol)
19,14

= -

E (cal/mol)
4,575

Grafik antara k Vs T dari persamaan Archenius dapat dilihat pada gambar,


dimana k mencapai harga A secara asimtot. Kebanyakan reaksi terjadi pada
trayek temperatur rendah sehingga akan terletak pada bagian grafik yang
lengkung. Tetapi reaksi antara atom-atom atau radikal-radikal bebas, dengan
energi aktivasi yang kecil atau mendekati nol reaksi terletak pada daerah bagian
atas.
Tetapi pada kondisi bagaimanapun A merupakan fungsi tempertur,
dimana :
ln k = ln A + n ln T - E/RT
Persamaan ini disebut dengan persamaan kaeldan grafik antara ln k Vs 1/T akan
sedikit lengkung, kadang-kadang grafik dapat dibagi dua bagian yang masing
masingnya mendekati linear. Hal ini disebabkan karena adanya dua jenis reaksi
yang saling bersaingan dengan E yang berbeda atau terjadi reaksi secara homogen
dan heterogen. Reaksi homogen biasanya mempunyai energi aktivitas yang tinggi,
terjadi pada suhu tinggi. Reaksi heterogen terjadi pada suhu rendah karena energi
yang dihasilkan juga rendah.

Pada grafik terlihat adanya transisi dari reaksi homogen ke heterogen.


Penggabungan dari differensial persamaan kassel dengan differensial Archenius.
Apabila percobaan dilakukan pada konsentrasi iodida konstan maka kecepatan
reaksi tentu hanya akan ditentukan oleh konsentrasi ion persulfat (percobaan ini
menunjukkan bahwa reaksi adalah berorde 1 untuk ion persulfat). Untuk
mengamati jalannya reaksi I2 yang terbentuk ditangkap dengan tiosulfat dengan
jumlah (volume) dan konsentrasi tertentu. Mula-mula semua I2 yang terbentuk
akan ditangkap oleh tiosulfat yang ada namun seiring berjalannya reaksi maka
pada akhirnya I2 terbentuk akan berlebih.
Saat dimana I2 yang terbentuk mulai berlebih dapat diketahui dengan
Timbulnya warna biru pada larutan karena adanya indikator kanji. Selanjutnya
Dengan melakukan percobaan pada berbagai temperatur maka energi aktivasi dari
Reaksi juga dapat dihitung. Reaksi orde 1 pada temperatur tetap adalah :
Log

l
l - f

kt
2,303

atau ln

l
l - f

= kt

dimana : l = konsentrasi persulfat mula-mula


f = konsentrasi tiosulfat mula-mula x
t = waktu sampai terjadinya warna biru (timbulnya warna biru)

III. PROSEDUR PERCOBAAN


3.1 Alat dan Bahan
Alat

: - Buret

- termoset

- pipet 20 ml

- gelas pengaduk

- pipet 10 ml

- stopwatch

- corong
Bahan

: - KI 0,5 N
- K2S2O8 0,02 N

- kanji
- aquadest

- Na2S2O3 0,01 N

3.2 Cara Kerja


1.

Siapkan 3 buah buret yang masing-masing diisi larutan 0,02 N K2S2O8


; 0,01 N Na2S2O3 dan 0,5 N KI.

2.

Ambil 20 ml larutan KI masukkan ke erlenmeyer (A) kemudian pada


erlanmeyer (B) masukkan K2S2O8 0,02 N dan 10 ml Na2S2O3 0,01 N

dan beberapa tetes kanji.


3.

Biarkan kedua erlenmeyer pada suhu kamar, sambil diaduk agar cepat
tercapai kesetimbangan termal, catat suhunya. Kemudian tambahkan
erlenmeyer (A) kedalam erlenmeyer (B) secepat mungkin dan pada saat
itu tekan stopwatch dan catat waktu sampai timbul warna biru.

4.

Variasikan konsentrasi yang diambil adalah konsentrasi dari persulfat


dengan catatan bahwa perbandingan persulfat dan tiosulfat tidak tetap.
Dengan catatan jumlah volume larutan tetap 50 ml dan bila kurang dari
50 ml ditambahkan dengan air.

5.

Buat grafik t Vs log l/l f untukmenentukan nilai k, tentukan Ea dengan


variasi percobaan pada T =30,35,40 dan 50. Buat grafik log k Vs l/T.

3.3 Skema Kerja

3 buah buret
Isi K2S2O8, Na2S2O3 dan KI

20 ml KI
masukkan ke erlenmeyer A
erlernmeyer A masukkan K2S2O8 0,02 N + 10 ml
Na2S2O3 + beberapa tetes kanji
Kedua erlenmeyer
dibiarkan, diaduk sampai tercapai kesetimbangan
termal.
catat suhu
tekan stopwatch
catat waktu

timbul warna biru

ambil variasi konsentrasi dari tiosulfat


jumlah volume larutan 50 ml
jika kurang + air
tentukan energi aktivasinya
temperatur percobaan variasikan mulai dari 30oC,
350C,400 C dan 50 C
Didapatkan nilai k

Buat grafik k Vs 1/T

IV. PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Perhitungan
I.

No.

1
2
3
4
5

II.

Data

KI

K2S2O8

(ml)

(ml)

10
10
10
10
10

Na2S2O3
(ml)

10
8
6
4
2

H2O
(ml)

2
2
2
2
2

0
2
4
6
8

Pembuatan KI 0,5 N
N =
0,5 N =

1000

Mr

166,006 g/mol
g

Waktu

1000
150 ml

0,5 N x 150 ml x 166,006 g/mol

suhu kamar
8,48
9,48
12,64
17,84
35,74

40oC
4,0
5,2
6,3
7,4
15,2

1000
g
III.

12,45 g

Konsentrasi tiosulfat dalam campuran


V1 .

N1

= V2 . N2

2 ml . 0,01 N = 22 ml . N2
N2

= 2 ml . 0,01 N

= 9,09 x10-4 N

22 ml
IV. Konsentrasi persulfat pada masing-masing volume
*

Untuk V = 10 ml
N2 = 10 ml . 0,02 N

= 9,09 x 10-3 N

22 ml

Untuk V = 8 ml
N2 = 8 ml . 0,02 N

= 7,27 x 10-3 N

22 ml
*

Untuk V = 6 ml
N2 = 6 ml . 0,02 N

5,45 x10-3 N

3,63 x 10-3 N

22 ml
*

Untuk V = 4 ml
N2 = 4 ml . 0,02 N
22 ml

Untuk V = 2 ml
N2 = 2 ml . 0,02 N

= 1,81 x 10-3 N

22 ml
V.

Penentuan ln

l
l- f

F = konsentrasi Na2S2O3
2
=

9,09 x 10-4 N
2

=
*

4,5 x 10-4

Untuk V = 10 ml
ln

9,09 x 10-3

= 0,050

(9,09 x 10-3) (4,5 x10-4)

Untuk V = 8 ml
ln

7,27 x 10-3

= 0,062

(7,27 x10-3) (4,5 x 10-4)


*

Untuk V = 6 ml
ln

5,45 x 10-3
(5,45 X 10-3) (4,5 X 10-4)

Untuk V = 4 ml

= 0,086

3,63 x 10-3

ln

= 0,131

(3,63 x 10-3) (4,5 x 10-4)


*

Untuk V = 2 ml
ln

1,81 x 10-3

= 0,285

(1,81 x10-3) (4,5 x10-4)

VI.

Persamaan Regresi
Dimana : X = t ( detik )
Y = ln l
l-f
*

Untuk suhu kamar


X
0
8,48
9,48
12,64
17,84
35,74
Jumlah
X = 84,18

Y
X.Y
0
0
0,050
0,424
0,062
0,588
0,086
1,087
0,131
2,337
0,285
10,1859
jumlah Y=0,614 Jumlah

X2
0
71,9104
89,8704
159,7696
318,2656
1277,3476
Jumlah

XY=14,6219 = 1917,1636
Rata-rata = 14,03

B = n
n

XY X2 - (

Rata-rata = 0,102

X . Y
X )2

= ( 6 . 14,6219 ) ( 84,18 . 0,614 )

X2

( 6 . 1917,1636 ) ( 84,18 ) 2
=

36,04488
4416,7092

8,1610 X 10-3

A = Y - BX
=

0,102 ( 8,1610 x 10-3 . 14,03 )

- 0,0125

Persamaan Regresi : Y = A + B X
Y = - 0,0125 + 8,1610 x 10-3 X

Untuk suhu 40 C
X2
0
16
27,04
39,69
54,76
231,04
Jumlah

X
0
4,0
5,2
6,3
7,4
15,2
Jumlah

Y
0
0,050
0,062
0,086
0,131
0,285
Jumlah

X.Y
0
0,2
0,3224
0,5418
0,9694
4,332
Jumlah

X =38,1
Rata-rata=6,35

Y=0,614
Rata-rata=0,102

XY= 6,3656 X2 =368,53

XY -

X . Y

X2 - (

X )2

= ( 6 . 6,3656 ) ( 38,1 . 0,614 )

( 6 . 368,53 ) - ( 38,1 ) 2
= 14,8002
759,57
=

0,0195

A = Y - BX
= 0,102 ( 0,0195 . 6,35 )
= - 0,0218
Persamaan Regresi : Y = A + B X
Y = - 0,0218 + 0,0195 X

VII.

Penentuan Energi Aktivasi


Rumus : ln k = ln A - E x 1
R

Dimana : X = 1/T
Y = ln k
* Untuk suhu kamar
T = 270 C + 273 = 3000 K
X=

T
Y = ln k

= 3,33 x 10-3

300
=

ln B

ln 8,1610 x 10-3

Y =

- 4,8084

* Untuk suhu 400 C


T = 400 C + 273 = 3130 K

X=

= 3,19 x 10-3

313

Y = ln k = ln B
= ln 0,0195
Y = - 3,9373
Persamaan Regresi :

X
0
3,3 x 10-3
3,19 x 10-3
Jumlah

Jumlah

X=6,52 x10-3
Rata-rata

Y = -8,7457
Rata-rata

=2,1733 x 10-3

= -2,9152

=
=

Y
0
- 4,8084
- 3,9373

XY -

X2 - (

X.Y
0
- 0,0160
- 0,0126
Jumlah

X2
0
1,1089 X 10-5
1,0176 X 10-5
Jumlah

XY= - 0,0286

X2 =2,1265 x 10-5

X . Y
X )2

( 3 . -0,0286 ) ( 6,52 x 10-3 . 8,7457 )


( 3 . 2,1265 x 10-5 ) ( 6,52 x 10-3)2

- 0,0858 ( - 0,0570 )
6,3795 x 10-5 4,2510 x 10-5

- 0,0288
2,1285 x 10-5

- 1353,065

A =

Y - BX

- 2,9152 ( - 1353,065 . 2,1733 x 10-3 )

- 2,9152 + 2,9406

0,0254

Persamaan Regresi : Y = A + B X
Y = 0,0254 1353,065 X
E = - B . R

4.2

- ( - 1353,065 ) . 8,314 J/mol0 K

11249,38 J/mol0 K

11,249 KJ/mol0 K

Pembahasan
Pada percobaan kinetika reaksi antara ion persulfat dengan ion

iodida. Reaksi yang terjadi adalah reaksi orde satu karena pada percobaan ini
dilakukan pada konsentrasi iodida konstan maka kecepatan reaksi tentu hanya
akan ditentukan oleh konsentrasi ion persulfat.
Pada percobaan ini kita melihat timbulnya warna biru dengan
variasi suhu yaitu pada suhu kamar dan suhu 400 C. Timbulnya warna biru di
sebabkan karena I- sisa akan bereaksi dengan tiosulfat, kemudian I- sisa bereaksi
dengan persulfat. I- sisa bereaksi dengan I- membentuk I2, kemudian I2 inilah
yang bereaksi jika ditambahkan dengan amilum , sehingga akan menyebabkan
timbulnya warna biru.
Suatu reaktan yang bervariasi volume dan suhu, kecepatan reaksi,
perubahan reaktan dengan pemanasan akan lebih cepat dibandingkan dengan
reaksi pada suhu kamar. Fraksi kolisi akan besar dengan temperatur semakin
tinggi, jika hal ini terjadi maka energi aktivasinya akan lebih rendah. Dan jika
energi aktivasinya negatif maka kolisi atau tumbukan pada reaksi kimia cukup
tinggi. Tapi berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan energi ektivasi yang
didapatkan bernilai positif, hal ini berarti kolisi atau tumbukan pada reaksi kimia

cukup rendah.
Jadi dengan pemanasan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya
kolisi yang besar. Percobaan ini terjadi reaksi homogen karena reaksi homogen
biasanya mempunyai energi aktivasi yang tinggi yang terjadi pada temperatur
tinggi.

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan percobaan , maka dapat disimpulkan beberapa
hal adalah sebagai berikut :
1. Reaksi yang terjadi adalah reaksi orde satu

2. Persamaan Regresi :
-

untuk suhu kamar : Y = - 0,0125 + 8,1610 x 10-3 X

untuk suhu 400 C : Y = - 0,0218 + 0,0195 X

untuk penentuan energi aktivasi : Y = 0,0254 1353,065 X

3. Nilai energi aktivasi (Ea) = 11,249 KJ/mol0 K


4. Pemanasan yang tinggi akan menyebabkan terjadinya kolisi yang besar.
5. Pada percobaan ini reaksinya adalah reaksi homogen karena pada reaksi
ini energi aktivasi yang tinggi yang terjadi pada temperatur tinggi.
5.2

Saran
Agar percobaan ini dapat dilakukan dengan baik dan lancar, maka
disarankan untuk praktiokan selanjutnya agar :
1. Pahami prosedur percobaan
2. Jaga suhunya agar tidak melebihi suhu yang ditetapkan

DAFTAR PUSTAKA

Penuntun Praktikum Kinetika dan Mekanisme Reaksi. 2008 . Unand : Padang


Sukardjo. 1984 . KIMIA FISIKA . Edisi ke-2 . Jakarta : Bina Aksara.
Underwood,A.L.dkk. 1983 . ANALISA KIMIA KUANTITATIF . Edisi ke-4 .
Erlangga : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai