Anda di halaman 1dari 17

1

LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul
Perencanaan Dan Pemasangan Sensor Pendeteksi Otomatis Untuk
Penerangan Pada Instalasi Gedung Divisi Pasport Di PT. JASUINDO
TIGA PERKASA, Tbk
2. Identitas
A. Ketua Pelaksana
-

Nama Lengkap

: Wahyu Amirullah Tamtowi

NPM

: 03.2010.1.06745

Bidang Studi

: Sistem Tenaga

Jurusan / Fakultas

: Teknik Elektro/Fakultas Teknologi Industri

Alamat Rumah

: Jl. Kendal Sari 1/65g Surabaya

Nomer Telp.

: 085731277037

Email

: wahyuamirullah@gmail.com

B. Anggota Pelaksana
-

Nama dan Gelar

NIP

Bidang Studi

Jurusan / Fakultas

3. Masa Pelaksanaan Penelitian


-

Tanggal

: 05 Januari 2015 sampai 23 April 2015

4. Lokasi penelitian
Lokasi

: PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk

Mengetahui

Surabaya, 27 April 2015

Koordinator Skripsi

Ketua Pelaksana

Riny Sulistyowati, ST. MT.

Wahyu Amirullah Tamtowi

NIP. 971073

NPM 03.2010.1.06745

II.

SUBSTANSI PENELITIAN

Abstrak
Penggunaan sistem instalasi yang terdepan guna efisien dalam suatu area
kini perlu lebih banyak untuk dikembangkan. PT. JASUINDO TIGA PERKASA,
Tbk adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang percetakan, terletak di Jl.
Raya Lingkar Timur Sidoarjo dan Gedung Divisi Pasport yang akan menjadi
kajian penelitian, Tujuan penelitian untuk keamanan dan meningkatkan efisiensi
daya penerangan di Gedung Divisi Pasport PT. JASUINDO TIGA PERKASA,
Tbk, Perencanaan dan pemasangan instalasi listrik harus sesuai dengan peraturan
dan standart yang berlaku yaitu PUIL 2000. Hasil akhir dari pemasangan instalasi
listrik pada setiap bangunan dan gedung di PT. JASUINDO TIGA PERKASA,
Tbk sampai saat ini telah sesuai prosedur dan dapat dioperasikan dengan baik,
terjamin keselamatan manusia, keamanan gedung serta isinya dari kebakaran
akibat listrik, dan perlindungan lingkungan. Namun guna efisiensi perusahaan
perlu dikembangkan berbagai sistem terkini salah satunya yaitu dengan
penambahan sensor dalam rancangan instalasi tersebut.

Kata kunci :Bangunan Gedung, instalasi listrik, sensor.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Di era globalisasi dan pembangunan nasional saat ini perencanaan dan


pemasangan instalasi listrik merupakan hal yang pasti dan penting guna
tersuplainya kelistrikan di suatu tempat atau bangunan tertentu. PT.
JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk adalah suatu perusahaan yang terletak di
daerah kabupaten Sidoarjo tepatnya di Jl. Lingkar Timur, Desa Banjarsari,
adalah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan dokumen
negara. Sebagai suatu perusahaan yang baru saja membangun area produksi
baru yaitu divisi pasport perlu dilengkapi dengan instalasi penerangan..
Permasalahannya yaitu bagaimana cara untuk mengurangi pemakaian daya
penerangan di area tersebut. Sebagai evaluasi perlu suatu langkah langkah
dalam menentukan suatu perencanaan dan pemasangan instalasi tenaga listrik
pada bangunan tersebut antara lain : (a). Menentukan gambar rencana instalasi
berdasarkan denah gedung. (b). Gambar instalasi. (c). Spesifikasinya dan
syarat-syarat pekerjaan yang diterima dan diinginkan dari perusahaan.(d).
Acuan perencanaan berdasarkan peraturan PUIL 2000.
Harapan dari penelitian ini adalah dengan pemasangan sensor otomatis
yang ramah lingkungan bisa menghasilkan efisiensi pemakaian daya
penerangan dan biaya yang di keluarkan per bulan.

1.2 Perumusan Masalah


Bagaimana cara untuk mengurangi pemakaian daya penerangan di gedung
divisi pasport PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk.

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengurangi pemakaian daya penerangan dan meningkatkan
keamanan di gedung divisi pasport PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk

1.4 Manfaat Penelitian


1. Menjadikan gedung divisi pasport PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk
menjadi sebuah gedung baru dengan sistem instalasi yang memiliki tingkat
efisiensi dan keamanan terbaik.
2. Sebagai ilmu pengetahuan dalam perencanaan dan pemasangan suatu
sistem instalasi listrik serta mampu membaca dan menganalisis instalasi
listrik yang berkontribusi dalam mata kuliah perencanaan instalasi tenaga
listrik di Jurusan Teknik Elektro bidang study Sistem Tenaga Listrik.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Bangunan Gedung
Menurut Harianto (2011) Bangunan gedung adalah bangunan yang terdiri

atas satu atau bisa terdiri dari beberapa tingkat dan terbagi dalam bagian-bagian
yang merupakan satuan yang dapat digunakan untuk tempat tinggal dan atau
kegiatan usaha yang dilengkapi dengan bagian-bagian yang digunakan bersama.
Menurut Basri (2010) Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan
konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya
berada di atas dan atau di dalam tanah dan atau air, yang berfungsi sebagai tempat
manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan
keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

2.2

Instalasi Listrik
Menurut Santoso (2014) Untuk pemasangan suatu instalasi listrik lebih

dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan,


dimana instalasinya akan dipasang jika spesifikasinya dan syarat-syarat pekerjaan
yang diterima dari pihak bangunan / pemesan. Harus diperhatikan spesifikasi dan
syarat pekerjaan ini menguraikan syarat yang harus dipenuhi pihak pemborong,
antara lain mengenai pelaksanaannya material yang digunakan, waktu
penyerahannya dan sebagainya. Gambar-gambarnya harus jelas, mudah dibaca
dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dindingdindingnya digambar dengan garis tunggal agar tipis, saluran-saluran listriknya
karena lebih penting maka digambar lebih tebal. Supaya gambarnya rapi harus
dipilih tebal garis yang tepat.
Menurut Waskito (2013) Perancangan instalasi listrik membutuhkan
prosedur dan langkah-langkah yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang
maksimum. Mengingat sangat pentingnya listrik yang kontinyu dalam
menyalurkan energi, maka pemakaian kabel dan pemutus yang sesuai akan
menentukan kelancaran proses penyaluran energi listrik.

Menurut Mustika (2013) Dalam merencanakan instalasi listrik, selain harus


membuat denah instalasi dengan baik dan jelas, juga diperlukan perhitungan yang
tepat dan akurat. Jika perhitungannya masih manual, akan membutuhkan waktu
dan proses yang cukup lama agar perhitungan akurat. Maka pengoptimalan dalam
bidang teknologi komputer saat ini merupakan langkah bijak dalam membantu
menyelesaikan suatu perencanaan instalasi listrik. Dengan menggunakan
perangkat lunak atau aplikasi sederhana perhitungan dalam mendesain instalasi
listrik akan lebih mudah, cepat dan akurat. Namun dalam prakteknya suatu
aplikasi yang digunakan haruslah dapat memiliki sandaran yang kuat, dalam arti
harus dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memenuhi syarat tersebut adalah menggunakan sistem pakar.
Menurut Antonov (2012) Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan
merupakan suatu hal yang membutuhkan akurasi yang tepat, hal tersebut
diperlukan bukan hanya untuk mendapatkan efektifitas kinerja dari jaringan yang
akan dirancang, dan bukan juga demi mendapatkan efisiensi ekonomis yang
serendah-rendahnya. Namun perancangan instalasi sebuah bangunan juga
mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan tersebut serta memperhitungkan
kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang. Sehingga instalasi jaringan
tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Kelayakan instalasi penerangan
pada gedung yang memenuhi standard dan peraturan PUIL 2000 serta peraturan
lainnya, sudah dapat dikategorikan baik, namun ada beberapa hal yang harus
disempurnakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti; instalasi listrik
dapat dioperasikan dengan baik, terjamin keselamatan manusia, gedung dan
peralatannya.
Menurut Badarrudin (2010) Satu hal penting yang perlu diperhatikan
didalam merancang suatu instalasi listrik adalah kecakapan seorang instalatir atau
perencana dalam melaksanakan tugas perencanaan instalasi listrik tanpa
menyimpang dari ketentuan atau standarisasi perencanaan yang ada, misalnya
cara seorang instalatir merencanakan berapa besar kebutuhan daya pada instalasi
penerangan, instalasi air conditioning, instalasi lift, dan instalasi lainnya.

Disamping aspek teknis diatas seorang instalatir atau perencana juga harus
bisa memadukan antara kondisi struktur bangunan dan kebutuhan arsitek tanpa
mengabaikan sisi keselamatan yang semuanya menjadi satu kesatuan dengan
tujuan pengguna gedung dapat melaksanakan aktifitas dengan nyaman pada saat
gedung beroperasi.
Menurut Indra dan Kamil (2011) Instalasi listrik bangunan adalah rakitan
perlengkapan listrik pada bangunan yang berkaitan satu sama lain, untuk
memenuhi tujuan atau maksud tertentu dan memiliki karakteristik terkoordinasi,
apa yang sudah tertuang pada Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2000).
Maksud dan tujuan dari instalasi listrik ialah agar pengusahaan instalasi listrik
terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya
kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan
gedung serta isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.
Hal-hal yang selama ini dianggap sepele oleh masyarakat, tanpa disadari telah
menjadi pemicu tingginya angka kasus kebakaran. Kebakaran dapat terjadi jika
ada tiga unsur, yaitu bahan yang mudah terbakar, oksigen dan percikan api.
Hubungan pendek arus listrik atau (korsleting listrik) yang menimbulkan percikan
api terhadap bahan yang mudah terbakar, masih menjadi pemicu tingginya angka
kebakaran.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Waktu, lokasi dan sifat penelitian


Waktu penelitian dari tanggal 05 Januari 2015 sampai 23 Maret 2015

dengan lokasi penelitian di PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk. Sifat dan
cara penelitian menggunakan data primer yang dilakukan dan bekerjasama antar
teknisi.

3.2

Bagan Alur Penelitian


Perencanaan Instalasi Listrik
Bangunan
1. Survey lokasi

Gedung

2. Gambar denah instalasi

Pemasangan Instalasi Listrik Gedung


1. Menentukan Penghantar
2. Pengaman
3. Instalasi penerangan beserta sensor
4. Pembagian kelompok beban

3.3

Tahapan Penelitian

A. Deskripsi Gedung Divisi Pasport


Gedung yang dijadikan penelitian adalah divisi pasport di PT. JASUINDO
TIGA PERKASA, Tbk. Luas keseluruhan gedung divisi pasport ini sekitar 1.500
m2.

B. Tahap Perencanaan Sensor dan Instalasi Lampu Gedung


1.

Survey, pengukuran lokasi gedung divisi pasport PT. JASUINDO TIGA

PERKASA, Tbk. Bangunan tersebut terletak diantara dua gedung yang memiliki
bentuk fisik dan luas yang relatif hampir sama, yaitu divisi kartu dan divisi jaws.
2.

Menentukan Gambar instalasi, yaitu gambar rencana yang menunjukkan

dengan jelas penempatan peralatan listrik serta komponennya yang akan dipasang
serta sarana pelayanannya,seperti: titik lampu, saklar,dan sensor otomatis.
3.

Menentukan sensor yang akan digunakan pada instalasi gedung, yaitu jenis

sensor infra merah untuk mendeteksi objek pada jarak tertentu dengan
menggunakan panas dari sebuah benda atau objek.

C. Pemasangan Instalasi Listrik Gedung


1. Menentukan Penghantar
1.1 Pemilihan penghantar
Dalam pemilihan jenis penghantar yang digunakan pada Bangunan
Gedung di PT. JASUINDO TIGA PERKASA, Tbk ditentukan berdasarkan :
a. Kemampuan hantar arus
Arus nominal yang melewati suatu penghantar dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut : (Ismansyah, 2010)
1. Untuk arus bolak balik satu fasa

I=

cos

..( 3.1)

2. Untuk arus bolak balik tiga fasa

10

I=

3 cos

A .... ( 3.2 )

Dengan :
I

= Arus nominal ( A )

= Daya aktif ( W )

= Tegangan ( V )

Cos = Faktor daya


b. Luas Penampang Kabel Instalasi Listrik
Untuk menentukan kabel yang paling cocok digunakan adalah dengan
menghitung luas penampang kabel instalasi listrik. Perlu di bedakan antara
instalasi satu fasa dengan tiga fasa
1. Rumus yang digunakan untuk menghitung luas penampang kabel pada
instalasi listrik satu fasa adalah : (Ismansyah, 2010)
A = (2 x L x I x Cos) / ( x u) (3.3 )
Dengan :
A

= Luas penampang minimum kabel (mm)

= Panjang kabel (Meter)

= Kuat arus yang melewati kabel (A)

= Hantaran jenis tembaga (ohm meter)(Tembaga=56 ;


Aluminium=32,7;Besi= 7)

= Rugi - rugi tegangan (volt)

Cos = Faktor daya

2. Rumus yang digunakan untuk menghitung luas penampang kabel instalasi


listrik tiga fasa adalah : (Ismansyah, 2010)
A = (1.732 x L x I x Cos)/( x u)(3.4 )
dengan :
A

= Luas penampang minimum kabel (mm)

= Panjang kabel (Meter)

= Kuat arus yang melewati kabel (A)

11

=Hantaran jenis tembaga (ohm meter)


(Tembaga=56;Aluminium=32,7; Besi = 7)

= Rugi - rugi tegangan (volt)

Cos = Faktor daya


c. Penentuan Instalasi Penerangan
Untuk menentukan jumlah dan kekuatan lampu digunakan rumus-rumus
sebagai berikut :
1. Indeks Ruang atau Indeks Bentuk (k)


( + )

( Iksan Santoso, 2012 )

( 3.9 )

Dengan :
P = Panjang rungan (meter)
l

= Lebar ruangan (meter)

h = Jarak / tinggi armatur terhadap bidang kerja (meter).


Tb= Tinggi dari bidang kerja (tb) = h - 0,8

2. Faktor Penyusutan / depresiasi (kd)

(Iksan Santoso, 2012)

.. ( 3. 10)

Bila tingkat pengotoran tidak diketahui, maka faktor depresi yang


digunakan ialah 0,8
3. Faktor Utility (Kp) = 50 65 %

= 1 +

1
2 1

(Iksan Santoso, 2012 )

(2 1 ) ....(3.11)

4. Tabel tingkat pencahayaan (LUX) dan kelompok renderasi pada tiap fungsi
ruangan yang direkomendasikan SNI

12

Tabel 1. Pengelompokan renderasi warna


Kelompok

Renderasi

Warna

Rentang

Indeks

Renderasi

Tampak Warna

Warna (Ra)

Ra > 85

Dingin
Sedang

70 < Ra < 85

Hangat
Dingin

40 < Ra < 70

Sedang

Ra < 40

Hangat

Tabel 2. Tingkat Pencahayaan ( LUX) dan renderasi warna


Tingkat

Kelompok

Pencahayaan

renderasi

(lux)

warna

Teras

60

1 atau 2

Ruang tamu

120~250

1 atau 2

Ruang makan

120~250

1 atau 2

Ruang kerja

120~250

Kamar tidur

120~250

1 atau 2

Kamar mandi

250

1 atau 2

Dapur

250

1 atau 2

Garasi

60

3 atau 4

Ruang Direktur

350

1 atau 2

Ruang kerja

350

1 atau 2

Ruang computer

350

1 atau 2

Ruang rapat

300

1 atau 2

Ruang gambar

750

1 atau 2

Fungsi ruangan

Keterangan

Rumah Tinggal :

Perkantoran :

Gunakan

pencahayaan

13

setempat

pada

meja

gambar.
Gudang arsip

150

3 atau 4

Ruang arsip aktif.

300

1 atau 2

Ruang kelas

250

1 atau 2

Perpustakaan

300

1 atau 2

Laboratorium

500

Lembaga
Pendidikan :

Ruang gambar
750

1 atau 2

Gunakan

pencahayaan

setempat

pada

meja

gambar.
Kantin
Hotel

200

dan

Restauran :
Pencahayaan pada bidang
vertikal
Lobby, koridor

100

sangat

untuk

penting

menciptakan

suasana/kesan ruang yang


baik.
Sistem pencahayaan harus
di

rancang

untuk

menciptakan suasana yang


Ballroom/ruang
sidang.

sesuai.
200

Sistem

pengendalian switching
dan

dimming

digunakan

dapat
untuk

memperoleh berbagai efek


pencahayaan.
Ruang makan.

250

14

Cafetaria.

250

1
Diperlukan

Kamar tidur.

150

1 atau 2

tambahan

lampu
pada

bagian

kepala tempat tidur dan


cermin.
Dapur.

300

5. Tabel Lumen pada setiap daya lampu


Tabel 3. Lumen pada setiap daya lampu
Volt

Watt

(V)

(holder

Color Temp

Lumen

lampu)

(K)

(lm)

220

26

G24

2700

1800

220

20

G24

2700

600

220

15

G24

2700

900

220

20

G24

2700

1350

220

45

G24

3000

3000

220

65

G10

3000

4200

220

36

2G1

3500

2900

220

40

2G1

3500

3500

220

25

GX2

2700

1750

220

25

G23

2700

1500

220

20

G23

2700

1250

220

20

G21

2700

1250

220

25

G21

2700

1700

220

36

G13

5000

3250

220

35

G13

5000

3300

220

1000

G40

5000

90000

15

6. Dari beberapa parameter diatas, maka untuk mencari jumlah lampu digunakan
persamaan

berikut :

(Iksan Santoso, 2012)


arm kd

(3. 12)

Dengan :
n

= Jumlah lampu

= Illuminasi penerangan yang dibutuhkan ruangan (lux)

= Luas ruangan (m2)

= Fluks cahaya yang dikeluarkan oleh lampu (lumen)

arm

= Effisiensi armatur (%)

kd

= Faktor depresiasi

kp

= Faktor utility

7. Perhitungan Daya lampu :


P = V cos

(Iksan Santoso, 2012)


.......( 3. 13 )

Dengan :
P = Daya lampu ( Watt )

I = Arus ( Ampere )

V = Tegangan (Volt)

Asumsi cos = 0,9

16

Jadwal Penelitian

No

Jenis Kegiatan

Study pustaka

Study lapangan

Persiapan
Pelaksanaan penelitian dan

pengumpulan data terkait


penelitian

Pengolahan data
Penyusunan

penelitian

laporan
dan

hasil penelitian

Seminar

Minggu ke
1

10

11

12

17

Daftar pustaka
1. Antonov, 2012, Studi Perencanaan Kapasitas Daya Listrik, InstitutTeknologi,
Padang.
2. Badarrudin, 2010, Evaluasi Rancangan Instalasi Listrik Pada Proyek
Pembangunan Gedung, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Mercu Buana, Jakarta.
3. Basri, 2010, Rancang Bangun Diagram Satu Garis Rencana System Distribusi
Tenaga Listrik Digedung Bertingkat, Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
4. Hariyanto, 2011, Strategi Penanganan Kawasan Kumuh Sebagai Upaya
Menciptakan Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Yang Sehat, PWK
UNISBA, Bandung.
5. Indra Dan Kamil, 2011, Analisis System Instalasi Listrik Rumah Tinggal Dan
Gedung Untuk Mencegah Bahaya Kebakaran, Jurusan Teknik Elektro,
Politeknik Negeri Jakarta, Depok.
6. Mustika,

2013,

Aplikasi

Perancangan

Perhitungan

Instalasi

Listrik

Penerangan Menggunakan System Pakar ,Program Studi Pendidikan Teknik


Elektro FPTK UPI, Bandung.
7. Santoso, 2014, Perancangan Instalasi Listrik Pada Blok Pasar Modern Dan
Apartemen Digedung Kawasan Pasar Terpadu Malang, Teknik Elektro
Universitas Brawijaya, Malang.
8. Waskito, 2013, Perancangan Instalasi Listrik Aplikasi System Pemilihan Kabel
Dan Pemutus Pada Proses Pengeboran Minyak Dan Gas Didaerah X,
Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Bandung.

Anda mungkin juga menyukai