Tugas Makalah PKN
Tugas Makalah PKN
Puji dan Syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya saya dapat menyusun makalah
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas
mengenai peran Pendidikan Kewarganegaraan dalam pengembangan kehidupan
demokrasi di Indonesia.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekeurangan yang mendasar
pada makalah ini. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik konstruktif dari
pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Saya juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Penulis
Daftar Isi
Halaman Judul
Kata Pengantar ........................................................................................................i
Daftar Isi .................................................................................................................ii
Bab 1 Pendahuluan
1.1. Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................3
Bab 2 Pembahasan
2.1.
Pengertian
Demokrasi..................................................................................4
2.2.
2.3.
Peran
Mata
Mengembangkan
Kuliah
Pendidikan
Kewarganegaraan
Demokrasi
Dalam
di
Indonesia. ............................................................................10
Bab 3 Penutup
3.1.
Kesimpulan.................................................................................................14
3.2.
Saran. .........................................................................................................15
Daftar Pustaka........................................................................................................16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia bisa dikatakan telah melalui 3 era pemerintahan selama 69
tahun Indonesia merdeka. Ketiga era itu adalah era pemerintahan Orde Lama
(1945-1965) yang dipimpin oleh Presiden Soekarno, era Orde Baru (1966-1998)
yang dpimpin oleh Presiden Soeharto, dan terakhir era Reformasi (1998sekarang).
Baru pada era Reformasi inilah demokrasi mendapat perhatian dan
dijunjung tinggi dalam menjalankan pemerintahan. Kebijakan reformasi ini
berpuncak dengan di amandemennya UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena
dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan kehidupan kenegaraan di era
Orde Baru.
Amandemen
UUD
1945,
terutama
yang
berkaitan
dengan
demokrasi yang telah kita lakukan selama 17 tahun ini. Apakah demokrasi telah
menjadikan Indonesia negara yang lebih baik? Ataukah demokrasi telah
membawa dampak buruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini?
Perkembangan demokrasi di Indonesia memang cukup baik, namun
perkembangan ini juga diikuti berbagai persoalan yang menodai proses demokrasi
itu sendiri. Persoalan korupsi, tata kelola pemerintahan yang buruk, birokrasi yang
sulit, penegakan hukum yang berat sebelah, anarkisme lebih dipliih daripada
berdialog, dan masih adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia merupakan tanda
dari demokrasi yang tidak sehat.
Demokrasi sejatinya sudah kita pelajari dari kecil dimana kita terbiasa
mempelajarinya dalam Pendidikan Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran wajib bagi sekolah mulai Sekolah
Dasar sampai Perguruan Tinggi. Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa di setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Bagaimanakah
pendidikan
kewarganegaraan
berperan
dalam
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Demokrasi
Menurut etimologi/bahasa, demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu
dari demos = rakyat dan cratos atau cratein = pemerintahan atau kekuasaan.
Demokrasi berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat. Oleh karena itu
dalam sistem demokrasi rakyat mendapat kedudukan penting didasarkan adanya
rakyat memegang kedaulatan.
Abraham Lincoln memberikan pengertian demokrasi government of
the people, by the people, and for the people. (pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat).
Menurut C.F. Strong, Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di
mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar
sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggung
jawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
Menurut Hans Kelsen, Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat
dan untuk rakyat. Yang melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat
yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan
kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
Selanjutnya menurut Merriam, Demokrasi dapat didefinisikan sebagai
pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas; pemerintahan di mana
kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik langsung
atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya dilakukan
dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat
umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi
kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
Menurut International Commission of Jurist, Demokrasi adalah suatu
bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik
diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka
dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang
bebas.
Adanya kebebasan media massa/pers tanpa ada rasa takut untuk dicabut izin
penerbitannya. Pers yang bebas merupakan salah satu komponen yang paling
esensial
dari
masyarakat
yang
demokratis,
sebagai
prasyarat
bagi
Diberikan ruang dan gerak lebih luas untuk mendirikan partai politik yang
memungkinkan berkembangnya multipartai melalui Undang-undang Nomor 2
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai
Politik. Tidak seperti selama masa Orde Baru dimana partai-partai politik
dipangkas hingga hanya terdapat 3 partai dan setiap dilakukan Pemilu dapat
dipastikan pemenangnya adalah Golongan Karya. Sedangkan pada masa
demokrasi dengan begitu banyak partai politik yang berpartisipasi, pemilu
benar-benar merupakan persaingan terbuka yang tidak dapat kita tebak siapa
pemenangnya.
Adanya pembatasan masa jabatan presiden, yaitu jabatan presiden paling lama
adalah 2 periode masa kepemimpinan. Pasal 7 UUD 1945 sebelum amandemen
itu berbunyi begini: "Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatannya
selama masa lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali. Pasal inilah
yang menjadi celah hukum dimana pada masa Presiden Soekarno dan
Soeharto, keduanya mencoba mengakali pasal itu sehingga bisa terus-terusan
terpilih menjadi presiden tanpa batasan masa jabatan yang dapat memunculkan
pemerintahan otoriter yang mengekang kehidupan demokratis di Indonesia.
Program kerja pemerintah dapat selalu kita pantau agar sesuai dengan
keinginan dan suara hati rakyat.
Terjadinya aksi anarkis dalam proses menyampaikan pendapat. Sering kita lihat
berita-berita di media cetak maupun elektronik yang memberitakan
demonstrasi yang berakhir anarkis baik dengan menyerang petugas kepolisian
yang mengawal demonstrasi maupun pengrusakan sarana publik oleh
demonstran.
Kebebasan
pers
masa reformasi
terkadang
hanya itu, pers juga terkadang melanggar kode etik nya sendiri. Norma dan
nilai yang ada di masyarakat diabaikan. Dalam pencarian berita pun pers sering
meniadakan kesopan santunan. Pers tidak lagi menghargai privatisasi sumber
berita. Sebagai contoh, pers seharusnya fokus hanya pada masalah masalah
yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat, seperti kebijakan
pemerintah, akan tetapi pers menambahkannya dengan urusan pribadi sumber
berita.
Terpecahnya masyarakat pada saat masa kampanye Pemilu seperti yang terjadi
pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 lalu dimana masyarakat seakan-akan
terpecah menjadi 2 kubu yaitu kubu Jokowi dan kubu Prabowo. Bahkan
perpecahan bukan hanya terjadi di kalangan masyarakat, tetapi juga terjadi di
Dewan Perwakilan Rakyat yang terbagi menjadi Koalisi Merah Putih
(gabungan partai pendukung Prabowo) dan Koalisi Indonesia Hebat (gabungan
partai pendukung Jokowi).
Semakin maraknya kasus korupsi oleh para pejabat, seperti kasus korupsi yang
menjerat Angelina Sondakh, Nazaruddin, Andi Mallarangeng, Annas Maamun,
Jero Wacik, dll. Ini menunjukkan bahwa para pejabat ini tidak memikirkan
nasib rakyat padahal mereka dipilih dan digaji oleh rakyat.
Para wakil rakyat di DPR tidak lagi mewakili rakyat melainkan menjadi wakil
partai sehingga proses demokrasi yang seharusnya dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat tidak berjalan lancar yang akhirnya justru menghambat
pembangunan nasional.
Masih adanya pembiaran pelanggaran Hak Asasi Manusia seperti yang terjadi
di Mesuji.
Dalam perjalanannya selama 17 tahun, demokrasi Indonesia masih
2.3.
Peran
Mata
Kuliah
Pendidikan
Kewarganegaraan
Dalam
10
yang
kedua
adalah
dengan
mempelajari
pelajaran
11
luhur termasuk nilai moral kehidupan. Nilai moral tersebut seharusnya menjadi
pedoman dalam berpikir, bersikap dan bertingkah laku.
Pendidikan kewarganegaraan yang berhasil akan membuahkan sikap
mental yang cerdas, penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik. Sikap ini
disertai perilaku yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta menghayati nilainilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masnyarakat berbangsa dan
bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui pendidikan Kewarganegaraan , warga negara Republik
indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisa, dan menjawab masalahmasalah yang di hadapi oleh masyarakat , bangsa dan negaranya secra konsisten
dan berkesinambungan dalam cita-cita dan tujuan nasional seperti yang di
gariskan dalam pembukaan UUD 1945.
Dalam pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di Indonesia, peran
pendidikan sangat besar, karena melalui pendidikan maka pengetahuan dan
pemahaman kesadaran demokrasi warga Negara dapat ditingkatkan. Selama ini
demokrasi berjalan sesuai dengan persepsi dan intepretasi masing-masing. Oleh
karena itu dalam perjalanannya demokrasi menyimpang dari jalan atau jalur yang
sebenarnya. Kebanyakan orang menyebut demokrasi kebablasan.
Untuk
mengenai
demokrasi
yang
diajarkan
dalam
pendidikan
12
13
BAB 3
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Abraham Lincoln memberikan pengertian demokrasi government of
the people, by the people, and for the people. (pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat). Oleh karena itu dalam sistem demokrasi rakyat
mendapat kedudukan penting didasarkan adanya rakyat memegang kedaulatan.
Indonesia sendiri telah menerapkan demokrasi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Beberapa hasil positif dari pelaksanaan demokrasi saat
ini adalah pelaksanaan pemilu, dijaminnya kebebasan pers, kebebasan
menyampaikan pendapat, pemberlakuan sistem multipartai, dll. Namun dampak
negatif demokrasi yang kebablasan juga dapat kita lihat seperti anarkisme
massa saat melakukan demonstrasi, pers yang tidak lagi objektif dalam
memberitakan sesuatu dikarenakan masia massa umumnya dimiliki oleh para
politisi, politik uang dalam penyelenggaraan pemilu, dll.
Pendidikan Kewarganegaraan memegang peranan penting dalam
memperkuat keyakinan kita terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dan
mengamalkan semua nilai nilai yang terkandung di dalamnya, termasuk dalam
penerapan di bidang demokrasi.
Untuk
mengenai
demokrasi
yang
diajarkan
dalam
pendidikan
14
Saran
Melihat perilaku masyarakat saat ini, Pendidikan Kewarganegaraan
15
Daftar Pustaka
Azra, Azyumardi, 2008, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education):
Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta, Prenada
Media Group.
.
Sumarsono, S, dkk, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta, PT Gramedia
Pustaka Utama.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&sqi=2&ved=0CC
EQFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F6462730%2FPengertian_Demokrasi_Menurut_Para_Ahli&ei=TlayVNzGGca
cugSE54HwAQ&usg=AFQjCNE9CbIRlNZRikSdMHLN15PExgC3A&bvm=bv.83339334,d.c2E diunduh pada 9 Januari 2015
16