TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Muskuloskeletal
Sistem Muskuloskeletal meliputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa.
Masalah yang berhubungan dengan stuktur ini sangat sering terjadi dan mengenai
semua kelompok usia. Masalah sistem muskuloskeletal biasanya tidak
mengancam jiwa, namun mempunyai dampak yang bermakna terhadap aktivitas
dan produktivitas penderita.
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengukur
pergerakan. Tulang manusia saling berhubungan satu dengan yang lain dalam
berbagai bentuk untuk memperoleh sistem muskuloskeletal yang yang optimum.
Anatomi :
Ada sekitar 206 tulang dalam tubuh manusia, yang terbagi dalam 4 kategori :
1.
Tulang Panjang
2.
Tulang Pendek
3.
Tulang Pipih
4.
Bentuk dan konstruksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan daya yang
bekerja padanya.
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus (Trabekular atau Spongius) atau
koltikal (kompak). Tulang panjang berbentuk seperti tangkai atau batang panjang
dengan ujung yang membulat, misalnya femur. Batang atau diafisis terutama
tersusun atas tulang kortikal. Ujung tulang panjang dinamakan epifisis dan
terutama tersusun oleh tulang kanselus. Tulang panjang disusun untuk menyangga
berat badan dan gerakan. Tulang pendek terdiri dari tulang kanselus ditutupi
selapis tulang kompak. Tulang pipih merupakan tempat penting untuk
hematopoiesis dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih
tersusun dari tulang konselus diantara kedua tulang kompak. Tulang tak teratur
mempunyai bentuk yang unik sesuai dengan fungsinya.
Tulang tersusun atas sel, matriks protein dan deposit mineral.Sel-selnya terdiri
atas tiga jenis dasar osteoblast, osteosit, dan osteoklast.Osteoblast berfungsi dalam
pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang.Matriks tersusun atas
98% kolagen dan 2% substansi dasar {glukosaminoglikosan (asam polosakarida)
dan proteoglikan}.Matriks merupakan kerangka dimana garam-garam mineral
anorganik ditimbun.Osteosit adalah sel dewasa yang berfungsi dalam
pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon (unit matriks
tulang).Osteoklast adalah sel multinuklear (berinti banyak) yang berperan dalam
penghancuran, resorbsi dan remodelling tulang.
Tulang diselimuti dibagian luar oleh membran fibrus padat dinamakan
periosteum. Periosteum memberi nutrisi ke tulang dan memungkinkan tumbuh,
selain sebagai tempat pelekatan tendon dan ligamen.
Sum sum tulang merupakan jaringan vaskular dalam rongga sum sum (batang)
tulang panjang dan tulang pipih.Jaringan tulang mempunyai vaskularisasi yang
sangat baik.Tulang kanselus menerima asupan darah yang sangat banyak melalui
pembuluh darah metafisis dan epifisis.Pembuluh periosteum mengangkut darah ke
tulang kompak melalui kanal volkman yang sangat kecil.Selain itu ada arteri
nutrien yang menembus periosteum dan memasuki rongga medular melalui
foramina (lubang-lubang kecil).Arteri nutrien memasok darah ke sumsum dan
tulang.Sistem vena ada yang mengikuti arteri dan ada yang keluar sendiri.
Tulang mulai terbentuk lama sebelum kelahiran.Osifikasi adalah proses dimana
matriks tulang (disini serabut kolagen dan substansi dasar) terbentuk dan
pergeseran mineral (disini garam kalsium) ditimbun diserabut kolagen dalam
suatu lingkungan elektro negatif. Serabut kolagen memberi kekuatan terhadap
tekanan kepada tulang.
B.
Defenisi
Osteomielitis adalah infeksi akut tulang yang dapat terjadi karena penyebaran
infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering, setelah
kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen).
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang biasanya disebabkan oleh bakteri, tetapi
kadang-kadang disebabkan oleh jamur.
Beberapa ahli memberikan defenisi terhadap osteomyelitis sebagai berkut :
a.
c.
Osteomielitis adalah infeksi pada tulang dan sumsum tulang yang dapat
penyebaran infeksi dari darah (osteomielitis hematogen) atau yang lebih sering,
setelah kontaminasi fraktur terbuka atau reduksi (osteomielitis eksogen) (Corwin,
2001).
C. Etiologi
Adapun penyebab penyebab osteomielitis ini adalah:
1.
Bakteri
Virus
3.
Jamur
4.
Aliran darah
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus
infeksi di tempat lain (misalnya tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi).
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang lain ke tulang.
Pada anak-anak, infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan.
Sedangkan pada orang dewasa biasanya terjadi pada tulang belakang dan panggul.
Osteomyelitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana
terdapat trauma.
2.
Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui fraktur terbuka, cedera
traumatik seperti luka tembak, selama pembedahan tulang atau dari benda yang
tercemar yang menembus tulang.
3.
kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah (misalnya ulkus dekubitus
yang terinfeksi).
D. PATOFISIOLOGI
Faktor-faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit yaitu virulensi
organisme dan kerentanan hospes dengan status imun yang rendah.
Penyakit ini lebih terbatas pada metafisis tulang karena pembuluh darah
cenderung melingkari metafisis sehingga memungkinkan emboli terinfeksi
menyangkut di daerah itu dan lapisan epifisis dapat mencegah penyebaran
infeksi ke sendi sehingga infeksi terkoalisir di metafisis. Itulah sebabnya
mengapa infeksi terjadi pada lapisan metafisis tulang yang mengalami
pertumbuhan pada anak-anak. Tetapi pada orang dewasa terjadi di diafisis..
Emboli yang terinfeksi menyangkut di dalam pembuluh darah,
menyebabkan trombosis sehingga mengakibatkan nekrosis avaskuler pada
bagian korteks tulang. Respons peradangan terhadap infeksi
mengakibatkan suhu tubuh meningkat dan terjadi oedem dan
mengakibatkan terangkatnya periosteum dari tulang sehingga memutuskan
lebih banyak suplai darah. Pengangkatan periosteum ini menimbulkan
nyeri hebat, apalagi dengan adanya tegangan eksudat dibawahnya, infeksi
dapat pecah ke subperiosteal kemudian menembus subkutis dan menyebar
menjadi selulitis atau menjalar melalui rongga subperiosteal ke diafisis.
Infeksi juga dapat pecah ke bagian tulang diafisis melalui kanalis
medularis, penjalaran subperiosteal ke arah diafisis akan memasuki
pembuluh darah yang ke diafisis sehingga menyebabkan nekrosis tulang.
Tulang yang mengalami nekrosis dikenal sebagai sekuestrum. Tulang
dimana periosteum terangkat melapisi tulang yang mati dikenal dengan
involukrum. Pus mencari jalan keluar dari lapisan tulang baru melalui
serangkaian lubang yang dikenal dengan kloaka (Sachdeva, 1996, hal 92
dan Sjamsuhidayat, 1997,1221)..
E. Manifestasi Klinis
Gambaran klinis osteomielitis tergantung dari stadium patogenesis dari penyakit,
dapat berkembang secara progresif atau cepat.
a. Fase akut
Fase sejak infeksi sampai 10-15 hari. Panas makin tinggi, terasa nyeri tulang dekat
sendi, terkadang tidak dapat menggerakan anggota tubuh.
b.
Fase kronik
Rasa sakit tidak begitu berat, anggota yang terkena merah dan bengkak dengan
pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri,
inflamasi, dan pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat terjadi pada jaringan
parut akibat kurangnya asupan darah.
Berikut juga ada beberapa tanda dan gejala dari osteomielitis berdasarkan cara
penyebarannya :
1.
Bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak dan sangat nyeri tekan.
3.
langsung
4.
Osteomyelitis kronik
Ditandai dengan pus yang selalu mengalir keluar dari sinus atau mengalami
a.
Evaluasi Diagnostik
Pemeriksaan penunjang
1.
Pemeriksaan darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endapan darah.
2.
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan diikuti
dengan uji sensitivitas.
3.
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh
bakteri Salmonella.
4.
5.
Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan tambahan
1. Bone scan
2. MRI
: jika terdapat fokus gelap pada T1 dan fokus yang terang pada T2,
3.
H. Komplikasi
1.
Dini :
b.
c.
Abses yang masuk ke kulit dan tidak mau sembuh sampai tulang yang
mendasarinya sembuh
d.
2.
a.
Atritis septik
Lanjut :
Osteomielitis kronik ditandai oleh nyeri hebat rekalsitran, dan penurunan
Fraktur patologis
c.
Kontraktur sendi
d.
Gangguan pertumbuhan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Identitas Klien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, tanggal
masuk, No.MR, dll.
2.2.2 Pengkajian
1.
1)
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan awitan gejala akut (misalnya
: nyeri lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari
sinus disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
2)
Klien biasanya perrnah mengalami penyakit yang hampir sama dengan sekarang,
atau penyakit lain yang berhubungan tulang, seperti trauma tulang, infeksi tulang,
fraktur terbuka, atau pembedahan tulang, dll.
3)
Kaji apakah keluarga klien memiliki penyakit keturunan, namun biasanya tidak
ada penyakit Osteomielitis yang diturunkan.
2.
1)
Klien biasanya tidak mengerti bahwa penyakit yang ia diderita adalah penyakit
yang berbahaya. Perawat perlu mengkaji bagaimana klien memandang penyakit
yang dideritanya, apakah klien tau apa penyebab penyakitnya sekarang.
2)
Nutrisi Metabolik
Biasanya pada pasien mengalami penurunan nafsu makan karena demam yang ia
diderita.
3)
Eliminasi
Aktivitas Latihan
Biasaya pada pasien Osteomietis mengalami penurunan aktivitas karena rasa nyeri
yang ia rasakan
5)
Istirahat Tidur
Pasien biasanya diduga akan mengalami susah tidur karena rasa nyeri yang ia
rasakan pada tulangnya.
6)
Kognitif Persepsi
Peran Hubungan
Seksual Reproduksi
Biasanya pasien mengalami stress ysng berat karena kondisinya saat itu.
11)
Nilai Kepercayaan
Pola keyakinan perlu dikaji oleh perawat terhadap klien agar kebutuhan spiritual
klien data dipenuhi selama proses perawatan klien di RS. Kaji apakah ada
pantangan agama dalam proses pengobatan klien. Klien biasanya mengalami
gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia rasakan.