Judul
Tujuan
Hari/Tanggal
Tempat
I. DASAR TEORI
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin
banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam
bentuk yang lebih awet dan lebih praktis dibandingkan dengan bentuk segarnya.
Berkembangnya produk pangan awet tersebut hanya mungkin terjadi karena
semakin tingginya kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap berbagai jenis
makanan yang praktis dan awet.
A. Formalin
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang
biasa digunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan
mayat. Formalin merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada
pengawetan tahu, mie basah dan bakso ( Djoko, 2006 ).
Page 204
Page 205
lainnya
menyebutkan
peningkatan
resiko
kanker
faring
(tenggorokan), sinus atau cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat
paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007).
B. Boraks
Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang
tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan foodgrade, biasanya
digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik,
kayu, dan produk antiseptik toilet.
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruh terhadap organ tubuh
tergantung pada konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar
tertinggi tercapai pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang
paling terpengaruh dibandingkan dengan organ lainnya (Cahyo,2006).
Boraks ditambahkan kedalam makanan untuk memperbaiki tekstur
makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung
Uji Boraks dan Uji Formalin
Page 206
boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang
menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah
dan disukai dan tahan lama.
Boraks termasuk kelompok mineral borat yang merupakan senyawa
kimia alami yang tersusun dari atom Boron yang merupakan logam berat dan
oksigen. Boraks sudah lama digunakan oleh masyarakat dan industri kecil
dari pangan seperti gendar, kerupuk, mie, dan bakso. Boraks secara lokal
dikenal sebagai air bleng atau cetitet, garam bleng atau fijer.
Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat
basa, mempunyai bobot molekul 6,183 berbentuk serbuk halus kristal
transparan atau geranul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis.
Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang
menghamat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaian
dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut
bahkan juga untuk pencuci mata. Borak juga digunakan sebagai bahan solder,
bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.
Page 207
Cawan petri
6 buah
2.
Cawan porselin
6 buah
3.
4 buah
4.
Pipet tetes
4 buah
Page 208
2.
3.
4.
5.
6.
Catatan :
Sampel A : Pentol
Sampel B : Tempura
Sampel C : Tahu
Page 209
A. UjiBoraks
No
1
HasilPengamatan
Sampel A
-
Tempat A
Nyala api berwarna kehijauan
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Tempat B
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan
dan membakarnya
Sampel B
-
Tempat D
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan
dan membakarnya
Tempat E
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Nyala api berwarna kehijauan
Sampel C
-
Tempat G
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan
dan membakarnya
Tempat G
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Nyala api berwarna kehijauan
Page 210
B. Uji formalin
No
1
Hasilpengamatan
Sampel A
-
Tempat C
Sampel berwarna coklat
1 gram sampel + 1 tetes
KMnO4 1 M
Tempat A
Sampel berwarna coklat
1 gram sampel + 2 tetes
KMnO4 1 M
Sampel B
-
Tempat E
1 gram sampel + 1 tetes
Sampel berwarna coklat
KMnO4 1 M
Tempat F
1 gram sampel + 2 tetes
Sampel berwarna coklat
KMnO4 1 M
Sampel C
-
Tempat G
1 gram sampel + 1 tetes
Sampel berwarna coklat
KMnO4 1 M
Tempat H
1 gram sampel + 2 tetes
Sampel berwarna coklat
Page 211
KMnO4 1 M
V. ANALISIS DATA
A. UjiBoraks
Pada percobaan ini, meneteskan beberapa tetes etanol pada semua sampel
yang sudah ditimbang 1 gram, kemudian diletakkan pada cawan porselin agar
memudahkan proses uji nyala. Pada percobaan uji boraks dilakukan secara
analisa kualitatif untuk mengidentifikasi adanya boraks pada sampel bahan
makanan melalui uji nyala. Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat
dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba
Uji nyala adalah salah satu metode untuk mengetahui apakah dalam
makanan tersebut terdapat borak atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang
digunakan dibakar uapnya kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna
nyala boraks asli.
Tabel.Uji boraks
HASIL
NO
SAMPEL
Pentol
Tempura
TEMPAT
WARNA
Api hijau
B
D
Api hijau
Api hijau
Page 212
PENGAMATAN
Positif
Positif
Positif
E
G
Tahu
Api hijau
Api hijau
Positif
Positf
Dari table diatas dapat diketehui bahwa semua sampel positif mengadung
boraks, setelah ditetesi Etanol beberapa tetes dan dibakar dan sampel
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Etanol disini berfungsi sebagai pemicu
nyalanya api pada proses pembakaran. Selain itu boraks juga tidak larut dalam
etanol sehingga warna api yang dihasilkan berwarna hijau karena murninya
serbuk boraks bila dibakar akan menghasilkan nyala berwarna api hijau.
B. Uji formalin
Sebelum melakukan pengujian, pertama-tama memasukkan 25 mL aquades
kedalam gelas kimia dan menambahkan 3,95 gram serbuk KMnO41 M kemudian
melarutkannya sehingga menghasilkan larutan KMnO41 M yang berwarna ungu
tua pekat.
Tabel.Uji formalin
HASIL
NO
SAMPEL
TEMPAT
WARNA
PENGAMATAN
C
Coklat tua
Positif
1.
Pentol
A
Coklat tua
positif
E
Coklat tua
Positif
2.
Tempura
F
Coklat tua
positif
G
Coklat tua
Positf
3.
Tahu
H
Coklat tua
positif
Dari table diatas pada uji formalin sampel pentol, tahu dan tempura
dinyatakan positif atau mengandung formalin. Hal ini dibuktikan dengan cara
menguji masing-masing sampel dengan larutan KMnO4 1 M. Selanjutnya sampel
Page 213
Page 214
2. Salah satu uji yang digunakan untuk uji formalin adalah uji dengan
larutan KMnO4 yang ditandai dengan perubahan warna dari merah bata
menjadi bening.
3. Sampel A positif mengandung formalin dan boraks
4. Sampel B positif mengandung formalin dan boraks
5. Sampel C positif mengandung formalin dan boraks
DAFTAR PUSTAKA
Ariswoeo,Djoko.2006.Ipaterpadu. Grafindo media pratama.
Didinkaem, 2007. Bahan beracun lain dalam makanan. Pikiran Rakyat, 26
Januari
Moffat, A. C. (1986). Clarkes Isolation and Identification of Drugs.Edisi2.
London. The Pharmaceutical Press.Hal. 420-421, 457-458, 849, 932933.Ngadiwaluyo danSuharjito, 2003
Saparinto.,Cahyo. 2006. Bahan tambahan pangan. Kanisius. Yogyakarta
Yuliarti, N. 2007.Awas! Bahaya di BalikLezatnyaMakanan. Yogyakarta
Page 215
LAMPIRAN
Perhitungan :
Berapa gram KMnO4 ( kalium permanganat) yang diperlukan untuk melarutkan
1 M dalam volume 25 ml ?
Penyelesaian:
Diket : Volume pelarut = 25 ml
Konsentrasi KMnO4= 1 M
BM. (KMnO4) = 158 g/mol
Ditanya :berapa gram KMnO4 yang diperlukan ?
Jawab :
mol
Molaritas=
Volume
mol=
massa
BM
Molaritas = mol x
1000
p
1000
25
1M
= mol x
1M
= mol x 40
Page 216
1
40
0,0025
= mol
= mol
LAMPIRAN
FOTO
Page 217
Sampel dihaluskan
Page 218