Anda di halaman 1dari 15

PERCOBAAN VIII

Judul

:Uji Boraks dan Uji Formalin

Tujuan

: Mengetahui kandungan boraks dan formalin pada makanan

Hari/Tanggal

:Kamis / 11 Desember 2014

Tempat

:Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI
Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia dewasa ini, maka semakin
banyak jenis bahan makanan yang diproduksi, dijual, dan dikonsumsi dalam
bentuk yang lebih awet dan lebih praktis dibandingkan dengan bentuk segarnya.
Berkembangnya produk pangan awet tersebut hanya mungkin terjadi karena
semakin tingginya kebutuhan masyarakat perkotaan terhadap berbagai jenis
makanan yang praktis dan awet.
A. Formalin
Formalin adalah larutan formaldehid dalam air dengan kadar 37% yang
biasa digunakan untuk mengawetkan sampel biologi atau mengawetkan
mayat. Formalin merupakan bahan kimia yang disalahgunakan pada
pengawetan tahu, mie basah dan bakso ( Djoko, 2006 ).

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 204

Formaldehid merupakan suatu bahan kimia dengan berat molekul 30,3


pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berbentuk gas tidak berwarna, berbau
pedas (menusuk) dan sangat reaktiv (mudah terbakar). Bahan ini larut dalam
air dan sangat mudah larut dalam etanol dan eter (Moffat, 1986).
Formalin sudah sangat umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila digunakan secara benar, formalin akan banyak kita rasakan
manfaatnya, misalnya sebagai antibakteri atau pembunuh kuman dalam
berbagai jenis keperluan industri, yakni pembersih lantai, kapal, gudang dan
pakaian, pembasmi lalat maupun berbagai serangga lainnya. Dalam dunia
fotografi biasanya digunakan sebagai pengeras lapisan gelatin atau kertas.
Formalin juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan pupuk urea, bahan
pembuat produk parfum, pengawet bahan kosmetika, dan pengeras kuku.
Formalin boleh juga dipakai sebagai bahan pencegah korosi untuk sumur
minyak. Dibidang industri kayu formalin digunakan sebagai bahan perekat
untuk produk kayu lapis (polywood). Dalam konsentrasi yang sangat kecil (<
100%) digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti
pembersih rumah tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu,
shampo mobil, lilin dan karpet.

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 205

Produsen seringkali tidak tahu kalau penggunaan formalin sebagai bahan


pengawet makanan tidaklah tepat karena bisa menimbulkan berbagai
gangguan kesehatan bagi konsumen yang memakannya. Beberapa penelitian
terhadap tikus dan anjing menunjukkan bahwa pemberian formalin dalam
dosis tertentu pada jangka panjang bisa mengakibatkan kanker saluran cerna.
Penelitian

lainnya

menyebutkan

peningkatan

resiko

kanker

faring

(tenggorokan), sinus atau cavum nasal (hidung) pada pekerja tekstil akibat
paparan formalin melalui hirupan (Yuliarti, 2007).
B. Boraks
Boraks merupakan garam natrium Na2B4O7.10H2O serta asam borat yang
tidak merupakan kategori bahan tambahan pangan foodgrade, biasanya
digunakan dalam industri nonpangan seperti industri kertas, gelas, keramik,
kayu, dan produk antiseptik toilet.
Boraks merupakan racun bagi semua sel. Pengaruh terhadap organ tubuh
tergantung pada konsentrasi yang dicapai dalam organ tubuh. Karena kadar
tertinggi tercapai pada waktu di ekskresi maka ginjal merupakan organ yang
paling terpengaruh dibandingkan dengan organ lainnya (Cahyo,2006).
Boraks ditambahkan kedalam makanan untuk memperbaiki tekstur
makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus. Bakso mengandung
Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 206

boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang
menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah
dan disukai dan tahan lama.
Boraks termasuk kelompok mineral borat yang merupakan senyawa
kimia alami yang tersusun dari atom Boron yang merupakan logam berat dan
oksigen. Boraks sudah lama digunakan oleh masyarakat dan industri kecil
dari pangan seperti gendar, kerupuk, mie, dan bakso. Boraks secara lokal
dikenal sebagai air bleng atau cetitet, garam bleng atau fijer.
Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat
basa, mempunyai bobot molekul 6,183 berbentuk serbuk halus kristal
transparan atau geranul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis.
Baik boraks ataupun asam borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang
menghamat pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme). Pemakaian
dalam obat biasanya dalam salep, bedak, larutan kompres, obat oles mulut
bahkan juga untuk pencuci mata. Borak juga digunakan sebagai bahan solder,
bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik kayu.

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 207

II. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang digunakan adalah :
1.

Cawan petri

6 buah

2.

Cawan porselin

6 buah

3.

Silet atau pisau

4 buah

4.

Pipet tetes

4 buah

Bahan- bahan yang digunakan adalah :


1. Korek api
2. Etanol (pereaksi boraks)
3. KMnO4 (pereaksi formalin)
3. Pentol
4. Tempura
5. Tahu
III. PROSEDUR KERJA
A. Uji boraks
1. Mengiris kecil sampel A makanan dan menyimpan dicawan petri yang berbeda
2. Memberikan label pada masing-masing sampel
3. Memberikan beberapa tetes etanol pada sampel A
Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 208

4. Membakar sampel dengan korek api


5. Mengamati perubahan yang terjadi pada sampel
6. Mencatat hasil pengamatan
7. Mengulangi percobaan dengan mengganti sampel B dan sampel C.
B. Uji formalin
1.

Mengiris kecil sampel A makanan dan menyimpan dicawan petri yang


berbeda

2.

Memberikan label pada masing-masing sampel

3.

Memberikan beberapa tetes KMnO4 1 M pada sampel A

4.

Mengamati perubahan yang terjadi pada sampel

5.

Mencatat hasil pengamatan

6.

Mengulangi percobaan dengan mengganti sampel B dan sampel C.

Catatan :
Sampel A : Pentol
Sampel B : Tempura
Sampel C : Tahu

IV. HASIL PENGAMATAN


Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 209

A. UjiBoraks
No
1

Variabel yang diamati


Uji Boraks

HasilPengamatan

Sampel A
-

Tempat A
Nyala api berwarna kehijauan
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Tempat B
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan

dan membakarnya
Sampel B
-

Tempat D
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan

dan membakarnya
Tempat E
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Nyala api berwarna kehijauan

Sampel C
-

Tempat G
1 gram sampel + 10 tetes etanol
Nyala api berwarna kehijauan

dan membakarnya
Tempat G
1 gram sampel + 10 tetes etanol
dan membakarnya
Nyala api berwarna kehijauan

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 210

B. Uji formalin
No
1

Variabel yang diamati


Membuat larutan penguji

Hasilpengamatan

- 3,75 gram serbuk KMnO 4 + 25 ml Larutan KMnO4 homogen dan

akuades dan melarutkannya


Menguji sampel

berwarna ungu tua

Sampel A
-

Tempat C
Sampel berwarna coklat
1 gram sampel + 1 tetes
KMnO4 1 M
Tempat A
Sampel berwarna coklat
1 gram sampel + 2 tetes

KMnO4 1 M
Sampel B
-

Tempat E
1 gram sampel + 1 tetes
Sampel berwarna coklat

KMnO4 1 M
Tempat F
1 gram sampel + 2 tetes
Sampel berwarna coklat

KMnO4 1 M
Sampel C
-

Tempat G
1 gram sampel + 1 tetes
Sampel berwarna coklat

KMnO4 1 M
Tempat H
1 gram sampel + 2 tetes
Sampel berwarna coklat

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 211

KMnO4 1 M

V. ANALISIS DATA
A. UjiBoraks
Pada percobaan ini, meneteskan beberapa tetes etanol pada semua sampel
yang sudah ditimbang 1 gram, kemudian diletakkan pada cawan porselin agar
memudahkan proses uji nyala. Pada percobaan uji boraks dilakukan secara
analisa kualitatif untuk mengidentifikasi adanya boraks pada sampel bahan
makanan melalui uji nyala. Boraks adalah senyawa kimia yang mempunyai sifat
dapat mengembangkan, memberi efek kenyal, serta membunuh mikroba
Uji nyala adalah salah satu metode untuk mengetahui apakah dalam
makanan tersebut terdapat borak atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang
digunakan dibakar uapnya kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna
nyala boraks asli.
Tabel.Uji boraks
HASIL
NO

SAMPEL

Pentol

Tempura

TEMPAT

WARNA

Api hijau

B
D

Api hijau
Api hijau

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 212

PENGAMATAN
Positif
Positif
Positif

E
G

Tahu

Api hijau
Api hijau

Positif
Positf

Dari table diatas dapat diketehui bahwa semua sampel positif mengadung
boraks, setelah ditetesi Etanol beberapa tetes dan dibakar dan sampel
menghasilkan nyala api berwarna hijau. Etanol disini berfungsi sebagai pemicu
nyalanya api pada proses pembakaran. Selain itu boraks juga tidak larut dalam
etanol sehingga warna api yang dihasilkan berwarna hijau karena murninya
serbuk boraks bila dibakar akan menghasilkan nyala berwarna api hijau.
B. Uji formalin
Sebelum melakukan pengujian, pertama-tama memasukkan 25 mL aquades
kedalam gelas kimia dan menambahkan 3,95 gram serbuk KMnO41 M kemudian
melarutkannya sehingga menghasilkan larutan KMnO41 M yang berwarna ungu
tua pekat.
Tabel.Uji formalin
HASIL
NO

SAMPEL

TEMPAT

WARNA

PENGAMATAN
C
Coklat tua
Positif
1.
Pentol
A
Coklat tua
positif
E
Coklat tua
Positif
2.
Tempura
F
Coklat tua
positif
G
Coklat tua
Positf
3.
Tahu
H
Coklat tua
positif
Dari table diatas pada uji formalin sampel pentol, tahu dan tempura
dinyatakan positif atau mengandung formalin. Hal ini dibuktikan dengan cara
menguji masing-masing sampel dengan larutan KMnO4 1 M. Selanjutnya sampel

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 213

yang telah dipotong kecil-kecil dimasukkan kedalam masing-masing cawan petri.


Setelah sampel dimasukkan, larutan yang tadinya berwarna ungu berubah
menjadi berwarna cokelat. Dengan berubahnya warna ini menandakan adanya
kandungan formalin pada sampel makanan yang diuji.
Secara literature seharusnya warna yang dihasilkan berwarna merah bata
dan lama kelamaan akan berubah menjadi warna bening. Hal ini terjadi karena
terlalu pekatnya larutan KMnO4 yaitu 1 M. Sebaiknya larutan KMnO4 yang
digunakan adalah 1 N.

Penambahan kalium permanganate berfungsi untuk

mengoksidasi formaldehid dalam formalin, yang ditandai dengan hilangnya


warna ungu muda menjadi tidak berwarna. Hilangnya warna merah muda pada
sampel mengindikasikan sampel mengandung formalin (positif).
Ketiga sampel maupun KMNO4 terjadi reaksi yang menandakan sampel
tersebut mengandung zat pengawet yang apabila dikonsumsi secara terus
menerus akan mengakibatkan kerusakan hati dan organ organ lainnya bahkan
bias mengakibatkan kematian.
VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh sebagai berikut.
1. Salah satu uji yang digunakan untuk uji boraks adalah uji nyala yang
ditandai dengan nyala api berwarna hijau

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 214

2. Salah satu uji yang digunakan untuk uji formalin adalah uji dengan
larutan KMnO4 yang ditandai dengan perubahan warna dari merah bata
menjadi bening.
3. Sampel A positif mengandung formalin dan boraks
4. Sampel B positif mengandung formalin dan boraks
5. Sampel C positif mengandung formalin dan boraks

DAFTAR PUSTAKA
Ariswoeo,Djoko.2006.Ipaterpadu. Grafindo media pratama.
Didinkaem, 2007. Bahan beracun lain dalam makanan. Pikiran Rakyat, 26
Januari
Moffat, A. C. (1986). Clarkes Isolation and Identification of Drugs.Edisi2.
London. The Pharmaceutical Press.Hal. 420-421, 457-458, 849, 932933.Ngadiwaluyo danSuharjito, 2003
Saparinto.,Cahyo. 2006. Bahan tambahan pangan. Kanisius. Yogyakarta
Yuliarti, N. 2007.Awas! Bahaya di BalikLezatnyaMakanan. Yogyakarta

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 215

LAMPIRAN

Perhitungan :
Berapa gram KMnO4 ( kalium permanganat) yang diperlukan untuk melarutkan
1 M dalam volume 25 ml ?
Penyelesaian:
Diket : Volume pelarut = 25 ml
Konsentrasi KMnO4= 1 M
BM. (KMnO4) = 158 g/mol
Ditanya :berapa gram KMnO4 yang diperlukan ?
Jawab :
mol
Molaritas=
Volume
mol=

massa
BM

Molaritas = mol x

1000
p

1000
25

1M

= mol x

1M

= mol x 40

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 216

1
40
0,0025

= mol
= mol

Jadi, mencari massa KMnO4 adalah :


Massa = mol x Mr KMnO4
= 0,025mol x 158 mol/gram
= 3,95 gram

LAMPIRAN
FOTO

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 217

Setelah ditetesi KMnO4


(Uji Formalin)

Sampel dihaluskan

Uji Boraks dan Uji Formalin

Page 218

Anda mungkin juga menyukai