, Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari
19
Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Malang Jawa Timur Indonesia;
sahabuddinhartina@yahoo.com
2)
Dosen Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya Malang.
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air di Sungai Wanggu dari daerah hulu, tengah
dan hilir. Penurunan kualitas air di Sungai Wanggu setiap tahun mengalami peningkatan karena adanya
perubahan alih fungsi penggunaan lahan sehingga mengalami pencemaran air.
Penelitian dilakukan bulan April dan Mei 2013, pengukuran kualitas air di Sungai Wanggu ada 10 Parameter di
ukur yaitu Temperatur, TDS, TSS, pH, BOD, COD, DO, Nitrat, Nitrit dan Mn dan juga menggunakan data
sekunder. Parameter TDS, TSS, COD dan BOD yang mengalami peningkatan setiap tahun. Penetapan status
mutu air di Sungai Wanggu merupakan tahapan yang penting, dengan menggunakan Metode STORET,
Sungai Wanggu mengalami cemar berat dan metode Indeks Pencemaran mengalami cemar sedang. Untuk
perhitungan Daya Tampung Beban Pencemaran di Sungai Wanggu tidak mempunyai daya tampung lagi untuk
penambahan parameter BOD maka diperlukan strategi pengendalian pencemaran air. Sungai Wanggu yang
berpotensi sebagai sumber air baku dapat dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi penduduk kota Kendari
kedepan.
Kata kunci: Kualitas Air Sungai, Metode STORET, Metode Indek Pencemaran, Daya Tampung Beban
Pencemaran.
Abstract: This study aims to determine the water quality in the Wanggu river of the upstream, midstream and
downstream . Decrease quality of water in the Wanggu river each year has increased due to changes over
the function in using land until occur of water pollution.
The study was conducted in April and May 2013, the measurement of water quality in the River Wanggu
there are 10 parameters in measuring the temperature , TDS , TSS , pH , BOD , COD , DO , Nitrate , Nitrite
and Mn and also uses secondary data . Parameters TDS , TSS , COD and BOD are increasing every year. The
status of water quality in the Wanggu river was Determined by using the method of STORET, Wanggu river
has been heavily polluted and Pollution Index method had moderately polluted. For the calculation of
Pollution Load Capacity in Wanggu river does not have the capacity anymore to increase the BOD parameters required water pollution control strategies. Wanggu river as a potential source of raw water can be
used as a clean water source for the future of kendari city residents
Keywords: Water quality,, Methods STORET, Pollution Index Method, Pollution Load Capacity.
Konaweha Selatan dan Kota Kendari, Propinsi Sulawesi Tenggara. Sebagian besar aliran Sungai Wanggu berada pada daerah pemukiman penduduk, tambak dan areal pertanian. Sungai Wanggu bermuara
di Teluk Kendari.
Dari hasil pembangunan yang sedemikian pesat
pada daerah pengaliran Sungai Wanggu terjadi perubahan, perubahan pola tata tanam dan tata guna
lahan seperti penggunaan lahan usaha dan penggu19
20
naan lahan untuk pemukiman yang cukup cepat sehingga menimbulkan permasalahan pada daerah
pengaliran sungai tersebut. Perubahan penggunaan
lahan yang paling mencolok terjadi di daerah aliran
Sungai Wanggu bagian tengah dan bagian hilir. Dibagian tengah didaerah aliran Sungai, terdapat lahan
rawa yang sudah beralih fungsi menjadi lahan permukiman, persawahan dan tambak. Di bagian hilir,
terutama di sekitar Teluk Kendari penggunaan sudah
sangat kompleks, umumnya didominasi oleh kawasan
permukiman, kawasan komersial, industri, inflastruktur perkotaan dan fasilitas sosial.
Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk
dan peningkatan kegiatan pembangunan ekonomi di
Kabupaten Konaweha Selatan dan Kota Kendari,
yang menyebabkan peningkatan buangan limbah. Selama ini sungai dijadikan sebagai tempat pembuangan
limbah diperkirakan dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kualitas air di sepanjang Sungai Wanggu,
sehingga tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan.
Sungai Wanggu saat ini digunakan peruntukan
untuk kepentingan rekreasi, perikanan, peternakan
dan pertanian.
Sungai Wanggu juga masih berpotensi untuk di
optimalkan guna dimanfaatkan sebagai sumber air
baku bagi keperluan penduduk Kota Kendari, maka
Pemerintah Kota Kendari merencanakan memanfaatkan Sungai Wanggu sebagai sumber air baku dengan pembuatan embung daerah aliran sungai bagian
hilir.
perti air limbah industri maupun domestik serta saluran drainase. Air limbah adalah sisa dari suatu hasil
usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair (PP Nomor. 82 Tahun 2001); (2) Non Point Source (sebaran
menyebar), berasal dari sumber yang tidak diketahui
secara pasti. Pencemar masuk ke-perairan melalui
limpasan (run off) dari wilayah pertanian, pemukiman
dan perkotaan.
Kualitas Air
Kualitas air yaitu sifat air dan kandungan makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain di dalam
air.
Kualitas air dapat diketahui dengan melakukan
pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian
yang biasa dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi
atau uji kenampakan (bau dan warna). Kualitas air
dapat dinyatakan dengan beberapa parameter, yaitu
parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut
dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, COD dan sebagainya) dan parameter
biologi (keberadaan plankton, bakteri dan sebagainya).
TINJAUAN PUSTAKA
Pencemaran Air
Beban pencemar (polutan) adalah bahan-bahan
yang bersifat asing bagi alam atau bahan yang berasal
dari alam itu sendiri yang memasuki suatu tatanan
ekosistem sehingga mengganggu peruntukan ekosistem tersebut (Effendi, 2003).
Sumber pencemaran air berdasarkan karakteristik limbah yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi
sumber limbah domestik dan sumber limbah non-domestik. Sumber limbah domestik umumnya berasal
dari daerah pemukiman penduduk dan sumber limbah-non domestik berasal dari kegiatan seperti, pertanian dan peternakan, atau kegiatan yang bukan berasal dari wilayah pemukiman.
Sumber bahan pencemaran yang masuk ke perairan dapat berasal dari buangan yang diklasifikasikan: (1) Point Source discharges (sumber titik), yaitu sumber titik atau sumber pencemar yang dapat
diketahui secara pasti dapat berupa suatu lokasi se-
a.
Metode STORET
Mengacu pada keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003 tentang
Pedoman Penentuan Status Mutu Air, salah satu metode yang digunakan untuk menentukan status mutu
kualitas air sungai adalah dengan Metode STORET.
Dengan Metode STORET ini dapat diketahui parameter yang memenuhi atau melampaui Baku Mutu
Air. Secara prinsip Metode STORET adalah membandingkan antara data kualitas air dengan baku
mutu air yang disesuaikan dengan peruntukannya guna menentukan Status Mutu Air.
Dalam rangka melaksanakan upaya pengelolaan
kualitas air dan pengendalian pencemaran air seperti
yang tercantum dalam peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001, maka dikeluarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 115 Tahun 2003.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82
Tahun 2001, sumber air diklasifikasikan kedalam 4
(empat) kelas mutu air.
Sahabuddin, dkk., Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari
21
22
Di mana:
CR : konsentrasi rata-rata konstituen untuk aliran gabungan
Ci : konsentrasi konstituen pada aliran ke-i
Qi : laju aliran ke-i
Mi : massa konstituen pada aliran ke-i
d. Pengukuran Debit
Debit atau besarnya aliran sungai adalah volume
aliran yang mengalir melalui suatu penampang melintang sungai persatuan waktu. Biasanya dinyatakan
dalam satuan meter kubik per detik (l/det, /det). Adapun rumus debit sungai adalah sebagai berikut:
Q = (AxV)
Dimana:
Q = Debit (m3/det )
A = Luas bagian penampang basah (m2)
V = Kecepatan rata-rata pada ruas penampang
basah (m/det)
METODE PENELITIAN
Tahapan Penelitian
Tahap Penelitian yang dilakukan adalah studi pustaka untuk mencari masukan-masukan sebagai pendukung dalam melakukan penelitian, pengumpulan
Sahabuddin, dkk., Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari
23
1. Lokasi Penelitian
Pengambilan sampel air dilakukan Kabupaten
Konawe Selatan Tengah (titik.1), hilir (titik.2) perbatasan Kabupaten Konawe Selatan dan Kota dan
hilir (titik.3) di Kota Kendari, yang diharapkan dapat
mewakili pembuangan air limbah.
Waktu pengambilan sampel selama 2 bulan yaitu
di bulan April dan bulan Mei tahun 2013 dengan empat
kali pengambilan.
24
Tabel 4.
Kualitas Air
Hasil pengukuran kualitas air dari 10 parameter
Sungai Wanggu dari bulan April dan Mei tahun 2013
dari ketiga titik pantau yang dibandingkan dengan
baku mutu air parameter TSS, COD dan DO berada
pada kelas III dan parameter BOD dari ketiga titik
pantau tidak ada yang memenuhi baku mutu air dan
parameter lainnya masih memenuhi baku mutu air.
Dari hasil pengukuran kualitas air Sungai Wanggu tahun 2009 -2012 dari daerah hulu, tengah dan
hilir yang dibandingkan dengan baku mutu air dapat
dilihat pada Tabel 4 dari daerah hilir parameter TSS
berada di kelas II, parameter COD daerah hulu berada di kelas II dan daerah tengah dan hilir berada
pada kelas III, parameter DO dari daerah hulu sampai
hilir berada dikelas II ,daerah hulu parameter BOD
berada pada kelas III dan daerah tengah ke hilir parameter BOD melampui ambang batas baku mutu air.
Sahabuddin, dkk., Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari
25
Gambar 3. Grafik Penentuan Status Mutu Air Metode STORET Tahun 2013.
Gambar 4. Grafik Penentuan Status Mutu Air Metode STORET Tahun 2009-2012.
26
dari merencanakan peruntukan air baku. Hasil perhitungan metode Storet kelas I tercemar berat berarti
berarti tidak sesuai dengan peruntukan air bersih, maka di perlukan pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
c.
Gambar 5. Grafik Penentuan Status Mutu Air Metode Indeks Pencemaran Tahun 2013.
Gambar 6. Grafik penentuan status mutu air metode indeks pencemaran tahun 2009 2012.
Sahabuddin, dkk., Analisa Status Mutu Air dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari
27
28
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kualitas air Sungai Wanggu
di dapat nilai TDS, TSS, COD dan BOD mengalami
peningkatan dari tahun 20092013.
Dengan menggunakan Metode STORET dan
Metode Indeks Pencemaran kualitas air Sungai
Wanggu mengalami penurunan tahun 20092013,
untuk metode Storet daerah hulu sampai hilir kelas I
dan II cemar berat, kelas III cemar sedang dan
Metode indeks pencemaran daerah hulu sampai ke
hilir kelas I, II dan III mengalami cemar sedang.
Dari hasil trend Status Mutu Air Metode Storet
dengan menggunakan peta tata guna lahan, kondisi
kualitas air Sungai Wanggu yang menerima beban
pencemaran yang terbesar adalah daerah hilir, dan
hasil trend Status Mutu Air Indeks Pencemaran yang
berada didaerah aliran hulu, tengah dan hilir, kondisi
kualitas air Sungai Wanggu tercemar ringan
Pada kedua metode status mutu yaitu Metode
STORET dan Metode Indeks Pencemaran didapat
hasil yang berbeda, ini dapat di lihat dari hasil Metode
STORET yang lebih tinggi tingkat pencemarannya
dibandingkan hasil dari Metode Indeks Pencemaran.
Karena kedua metode ini memiliki skala yang berbeda
yaitu untuk Metode STORET menggunakan skala
negative nilai 0 sampai -30 sedangkan Metode Indeks Pencemaran menggunakan skala positif mulai
0 sampai > 10.
Hasil Beban Pencemaran Sungai Wanggu, tidak
mempunyai daya tampung lagi untuk penambahan
parameter BOD.
Strategis pengendalian pencemaran air sungai
Wanggu dapat dilakukan dengan meningkatkan inventaris dan indikasi sumber pencemar air, meningkat
pengelolaan limbah, menetapkan Daya Tampung Beban Pencemaran, meningkatkan pengetahuan dan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan limbah.
Meningkatan pengawasan terhadap pembuangan air
limbah dan meningkatkan pamantauan kualitas air
sungai.
DAFTAR PUSTAKA
Dany, T. 2011. Kajian Beban Pencemaran dan Daya Tampung Pencemaran Sungai Ciliwung di Segmen Kota
Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Dinas Pemukiman dan Prasarana Wilayah Propinsi Sulawesi Tenggara. 2004. Draf Laporan Akhir Sungai
Wanggu.
Dinas Balai Lingkungan Hidup Propinsi Sulawesi Tenggara. 2010. Pemantauan Kualitas Sungai Lintas Kabupaten.
Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Pengelolaan Sumber
Daya Air Wilayah Sungai Lasolo-Sampara Sulawesi
Tenggara.
Deazy, R. 2011. Pengaruh Kegiatan Industri Terhadap
Kualitas Air Sungai Diwak di Bergas Kabupaten
Semarang dan Upaya Pengendalian Pencemaran
Air Sungai.
Etik, Y. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar dalam Upaya pengendalian Pencemaran Air. Universitas Diponegoro Semarang.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115
Tahun 2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 110
Tahun 2003 Tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban Pencemaran Air pada Sumber Air.
La Ode Alwi. 2012. Kajian Dampak dinamika Penggunaan Lahan DAS Wanggu terhadap Sedimentasi di
Teluk Kendari Sulawesi Tenggara, Institut Pertanian
Bogor.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2001 Tentang pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.