70 140 2 PBDFGD
70 140 2 PBDFGD
ABSTRAK
Tahap awal kegiatan studi skala laboratorium untuk peningkatan perolehan pada lapangan minyak
T adalah melakukan penyaringan metoda Enhanced Oil Recovery (EOR). Hasil penyaringan tersebut
menunjukkan bahwa metoda yang cocok adalah dengan menginjeksikan larutan polimer kedalam reservoir
minyak. Uji penyaringan polimer dilakukan terhadap 2(dua) jenis polimer polyacrylamide cyanatrol-750
dan 720H. Dari hasil kajian lebih lanjut dipilih polimer polyacrylamide cyanatrol-750 dengan konsentrasi
1200 ppm yang selanjutnya digunakan dalam uji core ooding. Pengujian core ooding dilakukan 3(tiga)
tahap secara berurutan, yaitu tahap pertama menginjeksikan air sebanyak 1.3 PV, kemudian dilanjutkan
tahap kedua menginjeksikan larutan polimer dengan konsentrasi 1200 ppm sebanyak 0.4 PV, dan tahap
ketiga kembali menginjeksikan air sebanyak 0.5 PV. Kumulatif perolehan minyak dari uji core ooding
tersebut sebanyak 68.36 % OOIP.
Kata kunci: injeksi polimer, perolehan minyak
ABSTRACT
The rst step of laboratory study for incremental recovery in the T oil eld is to screen the suitable
enhanced oil recovery method. The result of screening showed that the most suitable method is to
inject polymer solution into oil reservoir. Two type of polymer were screened which are polyacrylamide
cyanatrol-750 and 720H. Results of further studies, polyacrylamide cyanatrol 750 with concentration of
1200 ppm was chosen for core ooding test. Core ooding test was planned in 3(three) steps, as following:
at rst, water of 1.3 PV injected into the sample, followed by polymer solvent at 1200 ppm concentrated
of 0.4 PV, then nally injected with water of 0.5 PV. The result of core ooding showed oil recovery of
68.36 % OOIP.
Keywords: polymer injection, oil recovery
I. PENDAHULUAN
Dengan bertambahnya waktu produksi suatu
reservoir minyak, maka produktivitasnya akan
semakin berkurang. Hal ini karena berkurangnya
energi atau tekanan reservoir yang diperlukan
untuk mengalirkan minyak ke sumur produksi
secara alamiah seiring dengan waktu produksi.
Untuk dapat memproduksikan minyak setelah
energi alamiah reservoir berkurang diperlukan
usaha pengurasan tahap lanjut (secondary recovery)
secara intensif (1). Usaha tersebut diantaranya adalah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak dengan Injeksi Polimer Skala Laboratorium (Edward ML Tobing)
Tabel 1
Hasil penyaringan metoda injeksi polimer pada reservoir A
Tabel 2
Analisis air formasi
Kandungan Padatan
Kation
Anion
mg/l
meq/l
mg/l
meq/l
Fe++
0.252
0.01
CO3=
0.000
0.00
Mg++
2.345
0.19
So4=
14.000
0.29
Ca++
8.416
1.42
4,238.200
70.20
Na++
2,762.00
120.14
9,110.000
256.80
Ba++
1.627
pH @77oF
Conductivity
Resistivity (ohm-meter)
8.05
24.80 ms/cm
13,900.00 mg/l
0.42 @ 77.6oF
97
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
Tabel 3
Analisis air injeksi
Kandungan Padatan
Kation
Anion
mg/l
++
meq/l
mg/l
=
492.000
16.40
9.000
0.19
3.64
2,183.800
35.79
106.09
10,311.330
290.66
3.158
0.11
CO3
Mg
++
17.150
1.41
So4=
Ca++
73.000
Na++
2,439.000
12.780
Fe
++
Ba
pH @77oF
Conductivity
Resistivity (ohm-meter)
8.30
23.60 ms/cm
13,400.00 mg/l
0.40 @ 76.8oF
Tabel 4
Hasil analisis X-Ray Diffraction
98
meq/l
Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak dengan Injeksi Polimer Skala Laboratorium (Edward ML Tobing)
D. Uji Kompatibilitas
Tujuan dilakukannya uji kompatibilitas antara
air injeksi dan air formasi adalah untuk mengetahui
kemungkinan terjadinya endapan baru apabila kedua
jenis air ini dicampur. Air injeksi dan air formasi
tersebut dicampur dengan berbagai kombinasi
komposisi dan dimasukkan dalam suatu bejana, dan
dikocok selama 24 jam pada suhu reservoir 177oF
di dalam oven. Perbandingan kombinasi komposisi
volume antara air formasi (AF) dan air injeksi (AI)
adalah sebagai berikut:
Gambar 1
Berat endapan terhadap perbandingan
campuran air injeksi dan air formasi
1. AF (100%) : AI (0%)
2. AF (75%) : AI (25%)
3. AF (50%) : AI (50%)
4. AF (25%) : AI (75%)
5. AF (0%) : AI (100%)
Setelah dikocok selama kurang lebih 24 jam,
campuran kedua cairan ini disaring dengan
menggunakan kertas saring berdiameter pori 0.45
mikron dan endapan yang tersaring kemudian
dikeringkan dan ditimbang. Dari hasil pengujian
tersebut, berat endapan yang terbentuk bervariasi
sesuai dengan komposisi perbandingan air formasi
(AF) dan air injeksi (AI). Gambar 1 menunjukkan
total jumlah endapan terbanyak terdapat pada 100
% air injeksi (0.0060 gr/liter), dan endapan terendah
terdapat pada 100 % air formasi (0.0043 gr/liter).
Gambar 2
Laju alir terhadap kumulatif volume (air formasi)
(1)
Gambar 3
Laju alir terhadap kumulatif volume (air injeksi)
dimana :
TSS
MSTN
Log Qa / Qb 2500
Va Vb
(2)
99
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
dimana,
Va = kumulatif volume, 100 ml
Vb = kumulatif volume, 300 ml
Qa = laju alir pada Va, ml/detik
Qb = laju alir pada Vb, ml/detik
Dari harga total jumlah endapan untuk air formasi
dan air injeksi masing masing sebesar 4.3 mg/liter
dan 6.0 mg/liter, maka harga RPI yang diperoleh
untuk air formasi adalah 6.56 dan untuk air injeksi
sebesar 9.97.
F. Uji Rheology Polimer
Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak dengan Injeksi Polimer Skala Laboratorium (Edward ML Tobing)
Gambar 7
Uji ltrasi polimer cyanatrol 750
101
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
Gambar 8
Core classshach
Tabel 5
Data pengamatan spektrofotometer larutan polimer cyanatrol 750
102
Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak dengan Injeksi Polimer Skala Laboratorium (Edward ML Tobing)
Gambar 9
Skema rangkaian peralatan core ooding
103
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
Gambar 10
Diagram alir langkah kerja core ooding
Gambar 11
Perolehan minyak terhadap volume injeksi
Peningkatan Perolehan Reservoir Minyak dengan Injeksi Polimer Skala Laboratorium (Edward ML Tobing)
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 46 No. 3, Desember 2012: 95 - 106
IV. KESIMPULAN
1. Dari hasil uji compatibility campuran air injeksi
dan air formasi menunjukkan bahwa kedua jenis
air tersebut cocok dan tidak membentuk endapan
baru.
2. Berdasarkan hasil uji rheologi, thermal stability,
filtrasi, dan adsorpsi statik terhadap polimer
cyanatrol-750 dan cyanatrol-720H, maka polimer
cyanatrol-750 memadai untuk digunakan pada uji
core ooding.
3. Injeksi uida polimer slug cyanatrol-750 (1200
ppm) terhadap core sebanyak 0.4 PV dapat
menambah perolehan minyak sebanyak 10.69%
OOIP, setelah kondisi residual oil saturation.
4. Dengan urutan rancangan core ooding 1.3 PV
(air), 0.4 PV (polimer cyanatrol 750, 1200 ppm)
dan 0.5 PV (air), menghasilkan perolehan minyak
sebesar 68.36% OOIP.
KEPUSTAKAAN
1. Borchardt K.J.,: A Novel Polymer for Oileld
Application, SPE 37279, SPE International
Symposium on Oileld Chemistry di Houston, Texas,
18-21 October 1977.
106