Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL SURVEI
IV.1. Hasil Wawancara Dengan Koordinator Gizi Puskesmas Borobudur
Terdapat satu koordinator program gizi di Puskesmas Borobudur yang memiliki data
tentang balita yang naik berat badannya di 20 desa sebagai wilayah kerja dari Puskesmas
Borobudur. Pelaporan data gizi oleh bidan desa kepada koordinator gizi melakukan pencatatan di
buku kohort dan memberi pelaporan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten pada setiap akhir bulan.
Adanya rapat evaluasi oleh pimpinan puskesmas dengan koordinator gizi dan bidan desa yang
dilakukan di Puskesmas Borobudur 1 bulan sekali. Masih rendahnya cakupan balita yang naik
berat badannya di Puskesmas Borobudur disebabkan oleh berbagai faktor. Baik dari bidan desa
sebagai koordinator di lapangan atau pun para kader yang ikut membantu keberhasilan program
tersebut atau pun lingkungan sekitar termasuk orang tua balita. Faktor bidan desa yang saat ini
sedang hamil sehingga menjadi jarang melakukan evaluasi setiap kegiatan posyandu dan
berinteraksi ke rumah orang tua yang memiliki anak balita yang bermasalah gizinya.
IV.2. Hasil Wawancara Dengan Bidan Desa Di Desa Tegalarum
Bidan desa di Desa Tegalarum sebanyak 1 orang dan memegang data gizi untuk setiap
dusun di Desa Tegalarum. Di Desa Tegalarum terdapat 4 posyandu dan posyandu tersebut
terdapat di masing-masing dusun. Kegiatan posyandu berlangsung 1 bulan sekali dengan jadwal
yang sudah ditentukan. Tidak ada pemberitahuan berupa surat kepada masyarakat setempat untuk
pemberitahuan jadwal karena dianggap masyarakat sudah mengetahui mengenai jadwal tetap
tersebut dan biasanya jadwal posyandu diumumkan melalui masjid sekitar.

22

Kegiatan posyandu berlangsung di rumah kepala dusun, di puskesmas pembantu, ataupun


balai desa karena belum memiliki bangunan menetap untuk kegiatan posyandu. Untuk
pelaksanaan posyandu, bidan desa koordinasi dengan kader-kader dusun tersebut. Secara total
terdapat 18 kader di Desa Tegalarum. Kegiatan posyandu mencakup kegiatan untuk balita dan
lansia, dimana sudah terdapat sistem 5 meja, namun pada pelaksanaannya sering beberapa meja
digabung menjdi satu karena hanya dua sampai empat kader yang hadir untuk membantu bidan
desa dalam kegiatan posyandu. Hal ini dikarenakan minimnya sumber daya manusia yang ada
dan mau ikut berpartisipasi dengan sukarela.
Kegiatan yang dilakukan berupa pendaftaran peserta, penimbangan, pencatatan,
pengobatan/pemberian imunisasi dan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan. Sudah
dilakukan pencatatan tinggi badan dan berat badan pada saat balita datang dan dicatat di buku
KMS. Tidak dilakukannya penyuluhan khusus mengenai kesehatan dan gizi balita dan tidak
terdapat media promosi berupa poster atau bahan penyuluhan di balai desa. Tidak ada jadwal
rutin bidan desa atau kader untuk datang ke rumah-rumah untuk mendata balita. Dana
operasional untuk kegiatan posyandu didapatkan dari pihak Puskesmas Borobudur dan dari dana
swadaya masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih kurang dalam pemahaman dan
pentingnya pemeriksaan kesehatan balita untuk selalu dilakukan.

IV.3. Hasil Kuesioner


1. Survey Ibu Yang Memiliki Balita
Survey ini dilakukan untuk mengetahui penyebab masalah masih kurangnya
pencapaian N/D di Desa Tegalarum. Sebelum melakukan survey, dilakukan pendataan
terlebih dahulu mengenai jumlah balita di Desa Tegalarum bulan Januari- Maret 2015.
23

Setelah mengidentifikasi data, kemudian dilakukan survey terhadap 6 responden


yaitu kepada ibu ibu yang yang memiliki balita yang pernah datang, ditimbang, dan
tidak naik berat badannya saat posyandu, selanjutnya diadakan survey dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara yang dibuat berdasarkan penyebab jumlah balita
yang ditimbang dan naik berat badannya (N/D) tidak mencapai target di Desa Tegalarum.
a. Faktor Usia Ibu
Dari hasil kuesioner yang disebar didapatkan usia ibu sebagai berikut :
Tabel 7. Usia Ibu per dekade
Usia Ibu
18 23
24 29
30 40
Total

Jumlah
2
3
1
6

%
33,34
50,01
16,67
100

b. Tingkat Pendidikan
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Ibu
Tingkat Pendidikan

Jumlah

Tinggi (Sarjana)

Menengah (SMA)

33,33

Rendah (Tidak
sekolah, SD, SMP)

66,66

Total

100

Tabel 8 Menggambarkan tingkat pendidikan orang tua balita di Desa Tegalarum. Dari
tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih banyak responden yang berpendidikan rendah yaitu
yang tidak bersekolah, SD dan SMP.
c. Pekerjaan Ibu
Tabel 9. Ibu Bekerja
24

Ibu bekerja
YA

Jumlah
4

%
66,66

TIDAK

33,33

Total

100

Tabel 10. Faktor Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan ( Posyandu)


Pelayanan

Jumlah

Kesehatan
Terjangkau

100

Tidak Terjangkau

Total

100

Dari 6 responden mengatakan bahwa pelayanan kesehatan (posyandu) terjangkau


karena diadakan setiap bulan yaitu pada minggu kedua setiap bulannya, dan tidak
memerlukan dana yang besar untuk transportasi serta waktu yang lama.

d. Faktor Pengetahuan
Tabel 11. Pengetahuan Ibu balita
NO.

PENGETAHUAN
1
Y

RESPONDEN
2
3
4
5
Y
Y
Y
Y

1.

Apakah ibu tahu

6
Y

2.

apa itu posyandu?


Apakah ibu tahu

3.

fungsi posyandu?
Apakah ibu tahu

kapan diadakan
posyandu?
25

4.

Apakah ibu tahu

5.

apa itu KMS?


Apakah ibu tahu

6.

fungsi KMS?
Apakah ibu tahu

5
55

4
44

5
55

5
55

6
66

3
33

kapan balita harus


ditimbang untuk
memantau
pertumbuhannya?
Apakah ibu tahu

7.

balita merupakan
kelompok yang
rentan menderita/
sakit akibat gizi
kurang?
Apakah

8.

timbangan yang
digunakan sama
setiap bulan
menimbang?
Apakah saat balita

9.

ditimbang
dilakukan
pengukuran ulang
oleh kader?
PENGETAHUAN
KETERANGAN

Tabel 12. Pengetahuan Ibu tentang Posyandu dan KMS


Pengetahuan

Nilai > 75%-

Jumlah
%

100%
(Baik)
3
50

Nilai 60-75%
(Cukup)

Nilai < 60%


(Kurang)

2
33,33

1
16,66
26

Tabel diatas menunjukan bahwa pengetahuan responden terhadap pengertian,


fungsi, kapan diadakannya, pengertian KMS, fungsi KMS dan cara membaca serta
pengertian KMS baik karena jawaban yang benar >75% - 100% sebanyak 50% , ibu
yang berpengetahuan cukup atau menjawab benar 60-75% sebanyak 33,33%, dan ibu
yang berpengetahuan kurang atau menjawab dengan benar <60% sebanyak 16,66%.

e. Sikap Ibu
Tabel 13. Sikap Ibu tentang Posyandu dan gizi

Balita harus rutin ditimbang di Posyandu

Setuju
Jumlah
6

%
100

Tidak Setuju
Jumlah %
0
0

setiap bulan
Balita yang berat badannya rendah harus

100

mendapat perhatian dan perbaikan gizi


Mencari informasi tentang perkembangan

100

Sikap

dan pertumbuhan balitanya

Dari tabel 13 Ini dapat dilihat bahwa sikap seluruh responden setuju terhadap
pelaksanaan Posyandu dan KMS.

f. Perilaku Ibu
Tabel 14. Perilaku Ibu Datang dan Menimbang Balita
27

Rutin membawa balita Anda ke Posyandu

Ya
Jumlah
2

Tidak
%
Jumlah
33,33 4

%
66,66

setiap bulan untuk ditimbang


Membawa KMS ke Posyandu
Selalu memperhatikan kenaikan dan

5
3

83,33 1
50
3

16,66
50

Perilaku

penurunan berat badan balita Anda


Tabel 14 diatas memperlihatkan bahwa perilaku ibu masih kurang baik dalam
kerutinan membawa balita ke posyandu setiap bulan. Namun perilaku sudah baik tentang
membawa KMS ke posyandu, dan memperhatikan kenaikan dan penurunan berat badan
balita.

Tabel 15. Penyebab Ibu Tidak Membawa Balitanya ke Posyandu


Pelayanan Kesehatan

Jumlah

Ibu bekerja atau sibuk

50

Ibu pergi atau berhalangan hadir

33,33

Ibu tidak tahu jadwal posyandu jika di undur

16,66

100

dari jadwal biasanya


Total

Tabel 15 menunjukan bahwa ibu tidak membawa balita ke posyandu yang


pertama adalah karena ibu bekerja dan sibuk.
2.

Hasil Wawancara dengan Kader Posyandu


Kuisioner ini diisi oleh 5 kader aktif di Posyandu Desa Tegalarum Kecamatan
Borobudur Kabupaten Magelang.
a. Tingkat pengetahuan tentang posyandu dan pemantauan pertumbuhan balita.
28

Untuk penilaian pengetahuan digunakan skala 1 5 untuk 4 pertanyaan dengan skor total
tertinggi 20 (100%)
Tabel 16. Tingkat Pengetahuan Kader
Pertanyaan

Kader

Menyebutkan 5 sistem meja

1
5

2
5

3
5

4
5

5
5

Posyandu
Mengetahui makna pita warna

pada KMS
Mengetahui manfaat vitamin A

dan Fe
Mengetahui cara memantau

17
85%

16
80%

14
70%

15
14
75% 70%

pertumbuhan balita
Total nilai setiap kader

Tabel 17.Presentase Tingkat Pengetahuan Kader


Pengetahuan
Jumlah Kader
%

Nilai > 80% (Baik)


2
40%

Nilai 80% (Kurang)


3
60%

Dari tabel 16 dan 17 dapat dilihat bahwa pengetahuan kader tentang


pelayanan posyandu, cara penimbangan dan pemantauan pertumbuhan 40% kader
berpengetahuan baik (>80%) dan 60% kader berpengetahuan kurang.
b. Sikap kader tentang pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita.
Tabel 18. Sikap Kader
Sikap

Setuju %

Tidak

Setiap kader harus teliti dalam melakukan

100

Setuju
0

penimbangan balita
Balita yang berat badannya rendah dibandingkan

100

100

dengan berat badan anak seusianya harus


mendapat perhatian dan perbaikan gizi
Kader mendapatkan informasi atau pelatihan
mengenai posyandu
29

Dari tabel diatas didapatkan bahwa seluruh kader memiliki sikap yang baik
mengenai pelaksanaan pemantauan pertumbuhan balita.
c. Perilaku kader tentang pemantauan dan pertumbuhan balita
Tabel 19. Perilaku Kader
Perilaku
Selalu memeriksa alat timbangan sebelum

Ya
5

%
100

Tidak
0

%
0

menimbang
Selalu melakukan penyuluhan kepada ibu setelah

80

20

balita ditimbang
Selalu mencatat hasil penimbangan
Menyebarluaskan informasi kegiatan posyandu
Selalu mengikuti pelatihan pertemuan kader yang

5
3
3

100
60
60

0
2
2

0
40
40

dijadwalkan
Dari data diatas didapatkan bahwa kader telah memeriksa alat timbangan sebelum
menimbang dan mencatat hasil penimbangan dengan baik. Ada 20% kader yang belum
melakukan penyuluhan kepada ibu setelah balita ditimbang, dalam menyebarluaskan
informasi kegiatan posyandu hanya 60% kader, kader yang selalu aktif mengikuti
pelatihan pertemuan kader yang dijadwalkan ada 60%.

30

Anda mungkin juga menyukai