PENDAHULUAN
walaupun lahan tersebut berada jauh dari sumber air permukaan. Hal tersebut tidak
terlepas dari usaha teknik irigasi yaitu memberikan air dengan kondisi tepat mutu, tepat
ruang dan tepat waktu dengan cara yang efektif dan ekonomis (Sudjarwadi, 1990).
Air merupakan sumberdaya alam yang terbaharui melalui daur hidrologi. Namun
keberadaan air sangat bervariasi tergantung lokasi dan musim. Ketersediaan air di daerah
tropis (dekat dengan katulistiwa) sangat besar dibandingkan dengan daerah lain misalnya
daerah gurun atau padang pasir. Ketersediaan air pada saat musim basah (Oktober s/d
April) lebih besar dibandingkan pada saat musim kering (April s/d Oktober), dikarenakan
pada musim kering ketersediaan airnya sudah mulai berkurang.
Rekayasa manusia untuk lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air
adalah dengan merubah distribusi air alami menjadi distribusi air secara buatan yaitu
diantaranya dengan membangun waduk. Waduk merupakan suatu bangunan air yang
digunakan untuk menampung debit air berlebih pada saat musim basah supaya kemudian
dapat dimanfaatkan pada saat debit rendah saat musim kering. Distribusi kebutuhan air
irigasi pada tiap daerah akan diatur melalui waduk tersebut. Dengan perencanaan saluran
dan pintu air sepanjang wilayah penyaluran, air irigasi kemudian di salurkan.
Analisis kebutuhan air irigasi merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan
dalam perencanaan dan pengelolaan sistern irigasi. Kebutuhan air tanaman didefinisikan
sebagai jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman pada suatu periode untuk dapat tumbuh
dan produksi secara normal. Kebutuhan air nyata untuk areal usaha pertanian meliputi
evapotranspirasi (ET), sejumlah air yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara khusus
seperti penyiapan lahan dan penggantian air, serta kehilangan selama pemakaian.
USULAN TEKNIS
DED JARINGAN IRIGASI REPPE MOARE DAN LOTU LAWU DESA LAMOSU KEC. ANGATA