Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN

1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif


Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model
kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan anak buah.
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan seorang pemimpin mengikutsertakan anak buah
bersama-sama berperan didalam proses pengambilan keputusan. Model kepemimpinan seperti
ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf kematangan moderat
sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan, tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan
kepercayaan diri.
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam
pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum
membuat keputusan. Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai
prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan
pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan
partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Menurut Burhanuddin dalam bukunya administrasi manajemen dan kepemimpinan pendidikan,
mendefinisikan gaya kepemimpinan partisipatif sama pengertiannya dengan kepemimpinan
demokratis, yaitu seorang pemimpin mengadakan konsultasi dengan para bawahannya
mengenai tindakan-tindakan keputusan-keputusan diusulkan atau dikehendaki oleh pimpinan,
serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan
dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.
Gaya ini disebut partisipatif karena pemimpin atau pengikut selain tukar-menukar ide dalam
pembuatan keputusan, dengan peranan pimpinan yang utama memberikan fasilitas dan
berkomunikasi. Gaya ini melibatkan perilaku hubungan kerja yang tinggi dan perilaku
berorientasi tugas yang rendah. Pada gaya kepemimpinan ini, seorang pengikut memungkinkan
untuk mengemukakan ide atau gagasan yang dimilikinya sehingga mereka memperoleh
kesempatan untuk mewujudkan perannya dalam kelomok, dimana mereka memiliki kemampuan
yang setiap saat dapat diberdayakan pemimpin bagi kemajuan kelompok dan organisasinya
yang diikutinya.
Selain itu telah dipahami juga bahwa kepemimpinan dengan menggunakan gaya partisipatif
yaitu seorang pemimpin dan pengikut atau bawahannya saling tukar menukar ide dalam
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dalam hal ini komunikasi dua arah ditingkatkan
dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut atau bawahan. Hal ini
sudah sewajarnya karena pengikut atau bawahan memiliki kemampuan untuk melaksanakan

tugas. Model kepemimpinan partisipatif merupakan model yang menyediakan peluang seluas
dan sebaik mungkin kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
menguntungkan kelompok dan individu yang dipimpinnya.
Gaya ini melibatkan perilaku hubungan keja yang tinggi dan perliaku berorientasi tugas yang
rendah. Pada gaya kepemimmpinan ini, seorang pengikut meungkinkan untuk mengemukakan
ide atau gagasan yang dimilikinya sehingga mereka memperoleh kesempatan untuk
mewujudkan perannya dalam kelompok, dimana mereka memiliki kemampuan yang setiap saat
dapat diberdayakan pemimpin bagi kemajuan kelompok dan organisasi yang diikutinya.
Melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan cenderung meningkatkan kualitas
keputusan ketika partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya
dan bersedia bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi.
Kerjasama dan berbagi pengetahuan akan tergantung pada seberapa jauh partisipan
mempercayai pemimpinnya dan memandang proses pengambilan keputusan yang dilakukan
sah dan bermanfaat. Jika partisipan dan pemimpin mempunyai tujuan yang berbeda partisipasi
akan cenderung menurunkan kualitas keputusan.
2.Konsep Dasar Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang mengikutsertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan. Adapun aspek-aspek dalam gaya kepemimpinan partisipatif
mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi
dan manajemen yang demokratis. Indikator langsung dari dari adanya kepemimpinan partisipatif
ini terletak pada perilaku para pengikutnya yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap
gaya kepemimpinan yang digunakan.
Gaya kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha seorang pemimpin untuk mendorong
dan memudahkan partisipasi oleh orang lain dalam membuat keputusa-keputusan yang tidak
dibuat oleh pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada
tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya
pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipatif karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar-menukar ide
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Dalam aktivitas menjalankan organisasi, pemimpin yang menerapkan gaya ini cnderung
berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan
mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugastugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.

Selain itu gaya ini berupaya untuk meningkatkan kesadaran bawahan terhadap persoalanpersoalan dan mempengaruhi bawahan untuk melihat perspektif baru. Melalui gaya ini,
pemimpin terus merangsang kreativitas bawahan dan mendorong untuk menemukan
pendekatan-pendekatan baru terhadap masalah-masalah lama. Bawahan didorong untuk
berpikir mengenai relevansi cara, sistem nilai, kepercayaan, harapan, dan bentuk organisasi
yang ada. Bawahan didorong untuk melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan
berkreasi untuk mengembangkan kemampuan diri, didorong untuk menetapkan tujuan atau
sasaran yang menantang. Dengan kata lain, bawahan diberi kesempatan untuk
mengekspresikan dan mengembangkan dirinya melalui tugas-tugas yang dihadapinya.
Pemimpin gaya partisipatif menunjukan perilaku dan perhatian terhadap anak buah yang
sifatnya individual. Artinya dia bisa memahami dan peka terhadap masalah dan kebutuhan tiaptiap anak buahnya. Hal ini tercermin dari persepsi anak buah yang merasa bahwa sang
pemimpin mampu memahami dirinya sebagai individu. Setiap anak buah merasa dekat dengan
pemimpinnya dan merasa mendapat pehatian khusus. Pehatian individual dapat dapat berupa
aktivitas pembimbingan dan mentoring, yang merupakan proses pemberian feedback yang
berkelanjutan dan pengkaitan misi organisasi dan kebutuhan individual sang anak buah. Dengan
demikian anak buah akan merasakan pentingnya berusaha dan bekerja semaksimal mungkin
atau menunjukan kinerja yang tinggi karena itu terkait langsung dengan kebutuhannya sendiri.
Bawahan lebih memiliki respek terhadap atasan yang kompeten dibandingkan atasan yang
mengedepankan aspek struktur.
Partisipatif adalah berkaitan dengan tingkat kematangan dari sedang ketinggi. Seorang pengikut
atau bawahan pada tingkat perkembangan ini kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk
melakukan suatu tugas yang diberikan. Ketidakinginan mereka itu seringkali disebabkan karena
kurangnya keyakinan. Namun bila mereka yakin atas kemampuannya tetapi tidak mau maka
keengganan mereka untuk melaksanakan tugas tersebut lebih merupakan persoalan motivasi
dibandingkan persoalan keamanan. Dalam kasus-kasus seperti ini pemimpin perlu membuka
komunikasi dua arah dan secara aktif mendengar dan mendukung usaha-usaha para pengikut
untuk menggunakan kemampuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian gaya yang
mendukung, tanpa mengarahkan, partisipatif mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi untuk
diterapkan bagi individu dengan tingkat kematangan seperti ini.
Kepemimpinan partisipatif menawarkan sejumlah keuntungan seperti meningkatkan kualitas
sebuah keputusan bila para peserta mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dipunyai
pemimpin tersebut, bersedia untuk kerjasama dalam mencari suatu pemecahan yang baik untuk
suatu masalah keputusan, disamping itu peluang untuk memperoleh suatu pengaruh terhadap
sebuah keputusan biasanya meningkatkan komitmen dalam hal tersebut. Keuntungan yang
potensial juga tergantung pada siapa yang tersangkut dalam pengambilan keputusan, apakah
mereka para bawahan, kerabat, atasan atau pihak luar.
Empat manfaat potensial termasuk didalamnya:
1.

kualitas keputusan yang lebih baik

2.

penerimaan keputusan yang lebih baik oleh partisipan

3.

kepuasan lebih tinggi dengan proses pengambilan keputusan yang ada

4.

pengembangan keahlian pengambilan keputusan.

Meskipun dengan kerjasama tinggi, tidak ada jaminan bahwa partisipasi akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik. Proses keputusan yang dilakukan oleh kelompok akan menentukan
kemampuan anggota kelompok untuk mencapai persetujuan, dan hal itu akan menentukan
seberapa jauh keputusan yang diambil mempu menggabungkan keahlian dan pengetahuan
anggotanya. Ketika anggota organisasi memiliki persepsi masalah yang berbeda atau prioritas
akan hasil yang berbeda, akan sulit memproleh keputusan dengan kualitas yang baik. Kelompok
bisa gagal mencapai persetujuan atau menyelesaikannya dengan kompromi-kompromi yang
jelek. Akhirnya, aspek-aspek lain situasi keputusan seperti tekanan waktu, jumlah partisipan, dan
kebijakan-kebijakan formal, membuat beberapa bentuk partisipasi menjadi tidak praktis.
C.Ciri-ciri Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.Gaya ini kadang-kadang
disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan
kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak
buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Wewenang pemimpin tidak mutlak;
2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;
4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan
maupun sesama bawahan;
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara wajar;
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat;

8. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling
menghormati.
Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau karakteristik gaya
kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut:
1.

Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun kelompok

2.

Mengikutsertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan keputusan

3.

Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan kepemimpinan dan


kekuasaannya

4.

Menerima masukan dan nasehat yang bersifat membangun demi perkembangan


organisai

5.

Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi

BAB III
PENUTUP
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang mengikutsertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan. Adapun aspek-aspek dalam gaya kepemimpinan partisipatif
mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi
dan manajemen yang demokratis. Indikator langsung dari dari adanya kepemimpinan partisipatif
ini terletak pada perilaku para pengikutnya yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap
gaya kepemimpinan yang digunakan.

Dalam aktivitas menjalankan organisasi, pemimpin yang menerapkan gaya ini cnderung
berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan
mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugastugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.
PEMBAHASAN
1.Pengertian Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Model kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin, karena model
kepemimpinan akan efektif jika disesuaikan dengan tingkat kematangan anak buah.
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan seorang pemimpin mengikutsertakan anak buah
bersama-sama berperan didalam proses pengambilan keputusan. Model kepemimpinan seperti
ini diterapkan apabila tingkat kematangan anak buah berada pada taraf kematangan moderat
sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan, tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan
kepercayaan diri.
Kepemimpinan partisipatif didefinisikan sebagai persamaan kekuatan dan sharing dalam
pemecahan masalah dengan bawahan dengan melakukan konsultasi dengan bawahan sebelum
membuat keputusan. Kepemimpinan partisipatif berhubungan dengan penggunaan berbagai
prosedur keputusan yang memperbolehkan pengaruh orang lain mempengaruhi keputusan
pemimpin. Istilah lain yang biasa digunakan untuk mengacu aspek-aspek kepemimpinan
partisipatif termasuk konsultasi, pembuatan keputusan bersama, pembagian kekuasaan,
desentralisasi, dan manajemen demokratis.
Menurut Burhanuddin dalam bukunya administrasi manajemen dan kepemimpinan pendidikan,
mendefinisikan gaya kepemimpinan partisipatif sama pengertiannya dengan kepemimpinan
demokratis, yaitu seorang pemimpin mengadakan konsultasi dengan para bawahannya
mengenai tindakan-tindakan keputusan-keputusan diusulkan atau dikehendaki oleh pimpinan,
serta berusaha memberikan dorongan untuk turut serta aktif melaksanakan semua keputusan
dan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan.
Gaya ini disebut partisipatif karena pemimpin atau pengikut selain tukar-menukar ide dalam
pembuatan keputusan, dengan peranan pimpinan yang utama memberikan fasilitas dan
berkomunikasi. Gaya ini melibatkan perilaku hubungan kerja yang tinggi dan perilaku
berorientasi tugas yang rendah. Pada gaya kepemimpinan ini, seorang pengikut memungkinkan
untuk mengemukakan ide atau gagasan yang dimilikinya sehingga mereka memperoleh
kesempatan untuk mewujudkan perannya dalam kelomok, dimana mereka memiliki kemampuan
yang setiap saat dapat diberdayakan pemimpin bagi kemajuan kelompok dan organisasinya
yang diikutinya.

Selain itu telah dipahami juga bahwa kepemimpinan dengan menggunakan gaya partisipatif
yaitu seorang pemimpin dan pengikut atau bawahannya saling tukar menukar ide dalam
pemecahan masalah dan pembuatan keputusan. Dalam hal ini komunikasi dua arah ditingkatkan
dan peranan pemimpin adalah secara aktif mendengar. Tanggung jawab pemecahan masalah
dan pembuatan keputusan sebagian besar berada pada pihak pengikut atau bawahan. Hal ini
sudah sewajarnya karena pengikut atau bawahan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
tugas. Model kepemimpinan partisipatif merupakan model yang menyediakan peluang seluas
dan sebaik mungkin kepada bawahan untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
menguntungkan kelompok dan individu yang dipimpinnya.
Gaya ini melibatkan perilaku hubungan keja yang tinggi dan perliaku berorientasi tugas yang
rendah. Pada gaya kepemimmpinan ini, seorang pengikut meungkinkan untuk mengemukakan
ide atau gagasan yang dimilikinya sehingga mereka memperoleh kesempatan untuk
mewujudkan perannya dalam kelompok, dimana mereka memiliki kemampuan yang setiap saat
dapat diberdayakan pemimpin bagi kemajuan kelompok dan organisasi yang diikutinya.
Melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan cenderung meningkatkan kualitas
keputusan ketika partisipan memiliki informasi dan pengetahuan yang tidak dimiliki atasannya
dan bersedia bekerja sama dalam menemukan solusi yang baik untuk masalah yang dihadapi.
Kerjasama dan berbagi pengetahuan akan tergantung pada seberapa jauh partisipan
mempercayai pemimpinnya dan memandang proses pengambilan keputusan yang dilakukan
sah dan bermanfaat. Jika partisipan dan pemimpin mempunyai tujuan yang berbeda partisipasi
akan cenderung menurunkan kualitas keputusan.
2.Konsep Dasar Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang mengikutsertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan. Adapun aspek-aspek dalam gaya kepemimpinan partisipatif
mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi
dan manajemen yang demokratis. Indikator langsung dari dari adanya kepemimpinan partisipatif
ini terletak pada perilaku para pengikutnya yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap
gaya kepemimpinan yang digunakan.
Gaya kepemimpinan partisipatif menyangkut usaha-usaha seorang pemimpin untuk mendorong
dan memudahkan partisipasi oleh orang lain dalam membuat keputusa-keputusan yang tidak
dibuat oleh pemimpin itu sendiri. Gaya kepemimpinan partisipatif lebih menekankan pada
tingginya dukungan dalam pembuatan keputusan dan kebijakan tetapi sedikit pengarahan. Gaya
pemimpin yang tinggi dukungan dan rendah pengarahan dirujuk sebagai partisipatif karena
posisi kontrol atas pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dipegang secara bergantian.
Dengan penggunaan gaya partisipatif ini, pemimpin dan bawahan saling tukar-menukar ide
dalam pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.

Dalam aktivitas menjalankan organisasi, pemimpin yang menerapkan gaya ini cnderung
berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan
mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugastugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.
Selain itu gaya ini berupaya untuk meningkatkan kesadaran bawahan terhadap persoalanpersoalan dan mempengaruhi bawahan untuk melihat perspektif baru. Melalui gaya ini,
pemimpin terus merangsang kreativitas bawahan dan mendorong untuk menemukan
pendekatan-pendekatan baru terhadap masalah-masalah lama. Bawahan didorong untuk
berpikir mengenai relevansi cara, sistem nilai, kepercayaan, harapan, dan bentuk organisasi
yang ada. Bawahan didorong untuk melakukan inovasi dalam menyelesaikan persoalan dan
berkreasi untuk mengembangkan kemampuan diri, didorong untuk menetapkan tujuan atau
sasaran yang menantang. Dengan kata lain, bawahan diberi kesempatan untuk
mengekspresikan dan mengembangkan dirinya melalui tugas-tugas yang dihadapinya.
Pemimpin gaya partisipatif menunjukan perilaku dan perhatian terhadap anak buah yang
sifatnya individual. Artinya dia bisa memahami dan peka terhadap masalah dan kebutuhan tiaptiap anak buahnya. Hal ini tercermin dari persepsi anak buah yang merasa bahwa sang
pemimpin mampu memahami dirinya sebagai individu. Setiap anak buah merasa dekat dengan
pemimpinnya dan merasa mendapat pehatian khusus. Pehatian individual dapat dapat berupa
aktivitas pembimbingan dan mentoring, yang merupakan proses pemberian feedback yang
berkelanjutan dan pengkaitan misi organisasi dan kebutuhan individual sang anak buah. Dengan
demikian anak buah akan merasakan pentingnya berusaha dan bekerja semaksimal mungkin
atau menunjukan kinerja yang tinggi karena itu terkait langsung dengan kebutuhannya sendiri.
Bawahan lebih memiliki respek terhadap atasan yang kompeten dibandingkan atasan yang
mengedepankan aspek struktur.
Partisipatif adalah berkaitan dengan tingkat kematangan dari sedang ketinggi. Seorang pengikut
atau bawahan pada tingkat perkembangan ini kemampuan tetapi tidak berkeinginan untuk
melakukan suatu tugas yang diberikan. Ketidakinginan mereka itu seringkali disebabkan karena
kurangnya keyakinan. Namun bila mereka yakin atas kemampuannya tetapi tidak mau maka
keengganan mereka untuk melaksanakan tugas tersebut lebih merupakan persoalan motivasi
dibandingkan persoalan keamanan. Dalam kasus-kasus seperti ini pemimpin perlu membuka
komunikasi dua arah dan secara aktif mendengar dan mendukung usaha-usaha para pengikut
untuk menggunakan kemampuan yang telah mereka miliki. Dengan demikian gaya yang
mendukung, tanpa mengarahkan, partisipatif mempunyai tingkat keberhasilan yang tinggi untuk
diterapkan bagi individu dengan tingkat kematangan seperti ini.
Kepemimpinan partisipatif menawarkan sejumlah keuntungan seperti meningkatkan kualitas
sebuah keputusan bila para peserta mempunyai informasi dan pengetahuan yang tidak dipunyai
pemimpin tersebut, bersedia untuk kerjasama dalam mencari suatu pemecahan yang baik untuk
suatu masalah keputusan, disamping itu peluang untuk memperoleh suatu pengaruh terhadap

sebuah keputusan biasanya meningkatkan komitmen dalam hal tersebut. Keuntungan yang
potensial juga tergantung pada siapa yang tersangkut dalam pengambilan keputusan, apakah
mereka para bawahan, kerabat, atasan atau pihak luar.
Empat manfaat potensial termasuk didalamnya:
1.

kualitas keputusan yang lebih baik

2.

penerimaan keputusan yang lebih baik oleh partisipan

3.

kepuasan lebih tinggi dengan proses pengambilan keputusan yang ada

4.

pengembangan keahlian pengambilan keputusan.

Meskipun dengan kerjasama tinggi, tidak ada jaminan bahwa partisipasi akan menghasilkan
keputusan yang lebih baik. Proses keputusan yang dilakukan oleh kelompok akan menentukan
kemampuan anggota kelompok untuk mencapai persetujuan, dan hal itu akan menentukan
seberapa jauh keputusan yang diambil mempu menggabungkan keahlian dan pengetahuan
anggotanya. Ketika anggota organisasi memiliki persepsi masalah yang berbeda atau prioritas
akan hasil yang berbeda, akan sulit memproleh keputusan dengan kualitas yang baik. Kelompok
bisa gagal mencapai persetujuan atau menyelesaikannya dengan kompromi-kompromi yang
jelek. Akhirnya, aspek-aspek lain situasi keputusan seperti tekanan waktu, jumlah partisipan, dan
kebijakan-kebijakan formal, membuat beberapa bentuk partisipasi menjadi tidak praktis.
C.Ciri-ciri Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.Gaya ini kadang-kadang
disebut juga gaya kepemimpinan yang terpusat pada anak buah, kepemimpinan dengan
kesederajatan, kepemimpinan konsultatif atau partisipatif. Pemimpin kerkonsultasi dengan anak
buah untuk merumuskan tindakan keputusan bersama.
Adapun ciri-cirinya sebagai berikut:
1. Wewenang pemimpin tidak mutlak;
2. Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada bawahan;
3. Keputusan dan kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan;

4. Komunikasi berlangsung secara timbal balik, baik yang terjadi antara pimpinan dan bawahan
maupun sesama bawahan;
5. Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahan dilakukan
secara wajar;
6. Prakarsa dapat datang dari pimpinan maupun bawahan;
7. Banyak kesempatan bagi bawahan untuk menyampaikan saran, pertimbangan atau pendapat;
8. Tugas-tugas kepada bawahan diberikan dengan lebih bersifat permintaan dari pada intruksi;
9. Pimpinan memperhatikan dalam bersikap dan bertindak, adanya saling percaya, saling
menghormati.
Sedangkan menurut Burhanuddin, bahwa ada beberapa ciri atau karakteristik gaya
kepemimpinan partisipatif, sebagai berikut:
1.

Bekerja secara aktif dengan bawahan baik perseorangan maupun kelompok

2.

Mengikutsertakan bawahan secara tepat dalam pengambilan keputusan

3.

Mementingkan menjalankan tugas guna untuk mempertahankan kepemimpinan dan


kekuasaannya

4.

Menerima masukan dan nasehat yang bersifat membangun demi perkembangan


organisai

5.

Memberikan motivasi secara penuh pada anggota organisasi

BAB III
PENUTUP
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah seorang pemimpin yang mengikutsertakan bawahan
dalam pengambilan keputusan. Adapun aspek-aspek dalam gaya kepemimpinan partisipatif
mencakup konsultasi, pengambilan keputusan bersama, membagi kekuasaan, desentralisasi
dan manajemen yang demokratis. Indikator langsung dari dari adanya kepemimpinan partisipatif
ini terletak pada perilaku para pengikutnya yang didasarkan pada persepsi karyawan terhadap
gaya kepemimpinan yang digunakan.
Dalam aktivitas menjalankan organisasi, pemimpin yang menerapkan gaya ini cnderung
berorientasi kepada bawahan dengan mencoba untuk lebih memotivasi bawahan dibandingkan
mengawasi mereka dengan ketat. Mereka mendorong para anggota untuk melaksanakan tugastugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam pembuatan
keputusan, menciptakan suasana persahabatan serta hubungan-hubungan saling mempercayai
dan menghormati dengan para anggota kelompok.

Anda mungkin juga menyukai