Diabetes Melitus

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

Diabetes Melitus

Diabetes melitus atau kencing manis adalah penyakit akibat gangguan metabolisme
karbohidrat yang disebabkan oleh jumlah insulin yang kurang atau karena kerja insulin yang
tidak optimal, sehingga insulin tidak bisa masuk ke dalam sel dan hanya menumpuk di
pembuluh darah.

Diabetes melitus adalah salah satu penyakit keturunan yang bersifat poligen atau multi faktor
genetik. Artinya bukan hanya satu gen saja tetapi interaksi antar gen. Sehingga sulit untuk
menentukan secara tepat berapa porsentase faktor genetik yang menyebabkan terjadinya
penyakit ini. Namun dapat dipastikan resiko penderita diabetes melitus paling tinggi terjadi bila
salah satu atau kedua orang tuanya menderita dibetes melitus jika dibandingkan dengan
orang tua yang bukan penderita.

Penyebab Diabetes melittus


Umumnya diabetes melittus disebabkan oleh rusaknya sebagian kecil atau sebagian besar dari
sel-sel betha dari pulau-pulau Langerhans pada pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin,
akibatnya terjadi kekurangan insulin.
Di samping itu diabetes melittus juga dapat terjadi karena gangguan terhadap fungsi insulin
dalam memasukan glukosa ke dalam sel. Gangguan itu dapat terjadi karena kegemukan atau
sebab lain yang belum diketahui
Type Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes mellitus yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kencing manis terjadi
pada seseorang yang mengalami peningkatan kadar gula (glukosa) dalam darah akibat
kekurangan insulin atau reseptor insulin tidak berfungsi baik.
Diabetes yang timbul akibat kekurangan insulin disebut DM tipe 1 atau Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM). Sedang diabetes karena insulin tidak berfungsi dengan baik disebut
DM tipe 2 atau Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM).
Insulin adalah hormon yang diproduksi sel beta di pankreas, sebuah kelenjar yang terletak di
belakang lambung, yang berfungsi mengatur metabolisme glukosa menjadi energi serta
mengubah kelebihan glukosa menjadi glikogen yang disimpan di dalam hati dan otot.
Tidak keluarnya insulin dari kelenjar pankreas penderita DM tipe 1 bisa disebabkan oleh reaksi
autoimun berupa serangan antibodi terhadap sel beta pankreas.
Pada penderita DM tipe 2, insulin yang ada tidak bekerja dengan baik karena reseptor insulin
pada sel berkurang atau berubah struktur sehingga hanya sedikit glukosa yang berhasil masuk
sel.
Akibatnya, sel mengalami kekurangan glukosa, di sisi lain glukosa menumpuk dalam darah.
Kondisi ini dalam jangka panjang akan merusak pembuluh darah dan menimbulkan pelbagai
komplikasi. Bagi penderita Diabetes Melitus yang sudah bertahun-tahun minum obat modern
seringkali mengalami efek yang negatif untuk organ tubuh lain.
Gejala Penderita Diabetes Mellitus

1/5

Diabetes Melitus

Tiga gejala umum yang dialami penderita diabetes. Yaitu:


banyak minum,
banyak kencing,
berat badan turun.
Pada awalnya, kadang-kadang berat badan penderita DM naik. Penyebabnya, kadar gula tinggi
dalam tubuh. Maka perlu waspada apabila keinginan minum kita terlalu berlebihan dan juga
merasa ingin makan terus. Berat badan yang pada awalnya terus melejit naik dan tiba-tiba
turun terus tanpa diet. Gejala lain, adalah gangguan saraf tepi berupa kesemutan terutama di
malam hari, gangguan penglihatan, gatal di daerah kemaluan atau lipatan kulit, bisul atau luka
yang lama sembuh, gangguan ereksi pada pria dan keputihan pada perempuan.
Pada tahap awal gejala umumnya ringan sehingga tidak dirasakan, baru diketahui sesudah
adanya pemeriksaan laboratorium.
Pada tahap lanjut gejala yang muncul antara lain :
Rasa haus
Banyak kencing
Berat badan turun
Rasa lapar
Badan lemas
Rasa gatal
Kesemutan
Mata kabur
Kulit Kering
Gairah sex lemah
Komplikasi:
Penglihatan kabur
Penyakit jantung
Penyakit ginjal
Gangguan kulit dan syaraf
Pembusukan
Gairah sex menurun
Jika tidak tepat ditangani, dalam jangka panjang penyakit diabetes bisa menimbulkan berbagai
komplikasi. Maka bagi penderita diabet jangan sampai lengah untuk selalu mengukur kadar
gula darahnya, baik ke laboratorium atau gunakan alat sendiri. Bila tidak waspada maka bisa
berakibat pada gangguan pembuluh darah a.l.
gangguan pembuluh darah otak (stroke),
pembuluh darah mata (gangguan penglihatan),
pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner),
pembuluh darah ginjal (gagal ginjal), serta
pembuluh darah kaki (luka yang sukar sembuh/gangren).

Penderita juga rentan infeksi, mudah terkena infeksi paru, gigi, dan gusi serta saluran kemih.

2/5

Diabetes Melitus

Kardiopati diabetik
Kardiopati diabetik adalah gangguan jantung akibat diabetes. Glukosa darah yang tinggi dalam
jangka waktu panjang akan menaikkan kadar kolesterol dan trigliserida darah. Lama-kelamaan
akan terjadi aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah. Maka bagi para penderita diabet
perlu pemeriksaan kadar kolesterol dan trigliserida darah secara rutin. Usahakan tidak makan
nasi pada malam hari. Gantilah dengan makan kentang atau bisa juga pisang kepok rebus atau
bisa juga konsumsi sayur dan buah-buahan.
Penyempitan pembuluh darah koroner menyebabkan infark jantung dengan gejala antara lain
nyeri dada. Karena diabetes juga merusak sistem saraf, rasa nyeri kadang-kadang tidak terasa.
Serangan yang tidak terasa ini disebut silent infraction atau silent heart attack.
Kematian akibat kelainan jantung dan pembuluh darah pada penderita diabetes kira-kira dua
hingga tiga kali lipat lebih besar dibanding bukan penderita diabetes., pengendalian kadar gula
dalam darah belum cukup untuk mencegah gangguan jantung pada penderita diabetes.
Gangren dan impotensi
Penderita diabetes yang kadar glukosanya tidak terkontrol respons imunnya menurun.
Akibatnya, penderita rentan terhadap infeksi, seperti infeksi saluran kencing, infeksi paru serta
infeksi kaki.
Banyak hal yang menyebabkan kaki penderita diabetes mudah kena infeksi, terkena knalpot,
lecet akibat sepatu sesak, luka kecil saat memotong kuku, kompres kaki yang terlalu panas.
Infeksi kaki mudah timbul pada penderita diabetes kronis dan dikenal sebagai penyulit gangren
atau ulkus.
Jika dibiarkan, infeksi akan mengakibatkan pembusukan pada bagian luka karena tidak
mendapat aliran darah. Pasalnya, pembuluh darah penderita diabetes banyak tersumbat atau
menyempit. Jika luka membusuk, mau tidak mau bagian yang terinfeksi harus diamputasi.
Penderita diabetes yang terkena gangren perlu dikontrol ketat gula darahnya serta diberi
antibiotika. Penanganan gangren perlu kerja sama dengan dokter bedah.
Impotensi juga menjadi momok bagi penderita diabetes, impotensi disebabkan pembuluh darah
mengalami kebocoran sehingga penis tidak bisa ereksi. Impotensi pada penderita diabetes juga
bisa disebabkan oleh faktor psikologis atau gabungan organis dan psikologis.

Nefropati diabetik
Nefropati diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring darah.
Sebagaimana diketahui, ginjal terdiri dari jutaan unit penyaring (glomerulus). Setiap unit
penyaring memiliki membran/selaput penyaring. Kadar gula darah tinggi secara perlahan akan
merusak selaput penyaring ini.
Gula yang tinggi dalam darah akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan
fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan
terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal.
Penderita diabetes tipe 1 secara bertahap akan sampai pada kondisi nefropati diabetik atau
gangguan ginjal akibat diabetes. Sekitar lima sampai 15 persen diabetes tipe 2 juga berisiko
mengalami kondisi ini.
Gangguan ginjal, menyebabkan fungsi ekskresi, filtrasi dan hormonal ginjal terganggu. Akibat
terganggunya pengeluaran zat-zat racun lewat urin, zat racun tertimbun di tubuh. Tubuh

3/5

Diabetes Melitus

membengkak dan timbul risiko kematian.


Ginjal juga memproduksi hormon eritropoetin yang berfungsi mematangkan sel darah merah.
Gangguan pada ginjal menyebabkan penderita mengalami anemia.
Pengobatan progresif sejak dini bisa menunda bahkan menghentikan progresivitas penyakit.
Repotnya penderita umumnya baru berobat saat gangguan ginjal sudah lanjut atau terjadi
makroalbuminuria (300 mg albumin dalam urin per 24 jam).
Pengobatan meliputi kontrol tekanan darah. Tindakan ini dianggap paling penting untuk
melindungi fungsi ginjal. Biasanya menggunakan penghambat enzim pengonversi angiotensin
(ACE inhibitors) dan atau penghambat reseptor angiotensin (ARBs). Selain itu dilakukan
pengendalian kadar gula darah dan pembatasan asupan protein (0,6-0,8 gram per kilogram
berat badan per hari).
Penderita yang telah sampai tahap gagal ginjal memerlukan hemodialisis atau transplantasi
ginjal.
Gejala nefropati diabetes baru terasa saat kerusakan ginjal telah parah berupa bengkak pada
kaki dan wajah, mual, muntah, lesu, sakit kepala, gatal, sering cegukan, mengalami penurunan
berat badan.
Penderita nefropati harus menghindari zat yang bisa memperparah kerusakan ginjal, misalnya
pewarna kontras yang digunakan untuk rontgen, obat anti-inflamasi nonsteroid serta
obat-obatan yang belum diketahui efek sampingnya.

Retinopati diabetik
Diabetes juga dapat menimbulkan gangguan pada mata. Yang terutama adalah retinopati
diabetik. Keadaan ini, disebabkan rusaknya pembuluh darah yang memberi makan retina.
Bentuk kerusakan bisa bocor dan keluar cairan atau darah yang membuat retina bengkak atau
timbul endapan lemak yang disebut eksudat. Selain itu terjadi cabang-cabang abnormal
pembuluh darah yang rapuh menerjang daerah yang sehat.
Retina adalah bagian mata tempat cahaya difokuskan setelah melewati lensa mata. Cahaya
yang difokuskan akan membentuk bayangan yang akan dibawa ke otak oleh saraf optik.
Bila pembuluh darah mata bocor atau terbentuk jaringan parut di retina, bayangan yang dikirim
ke otak menjadi kabur. Gangguan penglihatan makin berat jika cairan yang bocor mengumpul
di fovea, pusat retina yang menjalankan fungsi penglihatan sentral. Akibatnya, penglihatan
kabur saat membaca, melihat obyek yang dekat serta obyek yang lurus di depan mata.
Pembuluh darah yang rapuh bisa pecah, sehingga darah mengaburkan vitreus, materi jernih
seperti agar-agar yang mengisi bagian tengah mata. Hal ini menyebabkan cahaya yang
menembus lensa terhalang dan tidak sampai ke retina atau mengalami distorsi. Jaringan parut
yang terbentuk dari pembuluh darah yang pecah di korpus vitreum dapat mengerut dan menarik
retina, sehingga retina lepas dari bagian belakang mata. Pembuluh darah bisa muncul di iris
(selaput pelangi mata) menyebabkan glaukoma.
Risiko terjadinya retinopati diabetik cukup tinggi. Sekitar 60 persen orang yang menderita
diabetes 15 tahun atau lebih mengalami kerusakan pembuluh darah pada mata.
Pemeriksaan dilakukan dengan oftalmoskop serta angiografi fluoresen yaitu foto rontgen mata
menggunakan zat fluoresen untuk mengetahui kebocoran pembuluh darah.
Pengobatan dilakukan dengan bedah laser oftalmologi. Yaitu, penggunaan sinar laser untuk
menutup pembuluh darah yang bocor, sehingga tidak terbentuk pembuluh darah abnormal yang

4/5

Diabetes Melitus

rapuh. Selain itu bisa dilakukan vitrektomi yaitu tindakan mengeluarkan vitreus yang dipenuhi
darah dan menggantinya dengan cairan jernih.
Penderita retinopati hanya boleh berolahraga ringan dan harus menghindari gerakan
membungkuk sampai kepala di bawah.

Pengobatan dan Perawatan


Pengobatan Diabetes milittus yang secara langsung terhadap kerusakan pulau-pulau
Langerhans di pankreas belum ada. Oleh karena itu pengobatan untuk penderita DM berupa
kegiatan pengelolaan dengan tujuan :
1. Menghilangkan keluhan dan gejala akibat defisiensi insulin ( gejala DM )
2. Mencegah komplikasi kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata,
syaraf, kulit, kaki dsb.
Tindakan pengelolaan yang dilakukan :
1. Menormalkan kadar glukosa, lemak, dan insulin di dalam darah serta memberikan
pengobatan penyakit kronis lainnya. Langkah yang dilakukan terutama : Diet; Mengurangi kalori
dan meningkatkan konsumsi vitamin. aktivitas fisik; olahraga teratur, pengelolaan glukosa dan
meningkatkan kepekaan terhadap insulin.
2. Obat-obat hipoglikemia oral : Sulfonylurea untuk merangsang pancreas menghasilkan
insulin dan mengurangi resistensi terhadap insulin.
3. Terapi insulin

5/5

Anda mungkin juga menyukai