Trnslate Terapi Cairan
Trnslate Terapi Cairan
penurunan jumlah
trombosit
Confirmed Dengue (Demam dengue)
- Isolasi kultur virus
- PCR
MANAJEMEN CAIRAN
1. Manajemen cairan untuk pasien dengan DF/DHF yang tidak dirawat (dengue
tanpa tanda-tanda bahaya)
Pada pasien dengan DF/DHF grade I yang tidak dirawat, rehidrasi oral
harus diberikan berdasarkan berat badan; biasanya menggunakan
rekomendasi ORS
2. Managemen cairan untuk pasien yang dirawat , tanpa syok (DF/DHF grade
I-II tanpa tanda-tanda bahaya)
Sesuai rekomendasi CBC
Cairan isotonis (D5 LRS1 D5 Acetated Ringer D5 NSS/ D5 0,9NaCl)
merupakan cairan yang tepat pada DHF yang dirawat tanpa tandatanda syok
Berikan hanya cairan isotonis seperti 0,9% NaCl atau RL dengan
atau tanpa glucose
Untuk bayi <6bulan: lebih dipilih memakai D5 0,45NaCl (D5 0,45
NaCl dibuat dengan mencampur D5 0,9 Nacl dan D5W sama
banyak); jangan gunakan cairan hipotonis( contoh D5 0,3NaCl)
Cairan iv maintenance dihitung menggunakan metode kebutuhan
kalori (metode Holiday and Segar) atau dihitung berdasarkan berat
badan (metode Ludan)
Rumus ini bisa dipakai untuk menghitung cairan iv yang
dibutuhkan:
TFR = cairan iv maintenance + cairan pengganti untuk
dehidarsi sedang
50ml/kg
24jam
Penilaian ulang secara konstan dan periodik di perlukan. Kecepatan
pemberian cairan harus disesuaikan berdasarkan kondisi klinis, vital
signs, urine output dan tingkat hematokrit
Parameter klinis harus dimonitor secara dekat dan berhubungan
dengan hematokrit. Hal ini akan memastikan hidarasi yang
adekuat , menghindari kekurangan atau kelebihan hidarasi
Jika pasien memperlihatkan tanda-tanda perburukan, lihat
manajemen untuk compensated shock atau hipotensive
shock; mana yang sesuai
Untuk menghitung kebutuhan cairan pada pasien overweight,
digunakan berat badan ideal
Cairan maintenance tidak boleh lebih dari 3liter perhari
Tabel 5. Hasil lab (ABCS) pada pasien dengan keadaaan syok atau mempunyai
komplikasi, dan pada kasus tanpa perbaikan klinis padahal telah dilakuakan
pemberian cairan pengganti yang adekuat
Singkatan
A- Asidosis
Hasil Lab
Gas Darah (kapiler atau
vena)
B- Bleeding
(perdarahan)
C- Calcium
Elektrolit, Ca++
D- Blood Sugar
Gula Darah
keterangan
Mengindikasikan syok
yang memanjang. Organ
yang terkait juga harus
diperhatikan : fungsi hati
dan BUN, kreatinin
Jika HCT menurun atau
tidak meningkat, lakukan
crossmatch untuk
kemungkinan melakukan
transfusi darah
Hipokalsemia ditemukan
pada hampir semua
kasus DHF tapi tanpa
gejala. Pada kasus yang
lebih berat atau dengan
komplikasi, suplemen Ca
diindikasikan dengan
dosis 1 ml/kg, dibagi 2
kali pemberian, cairan iv
diperlambat, bisa
diulangi setiap 6jam jika
diperlukan (dosis max
10ml dari Ca Gukonas)
Pada kasus DHF yang
paling berat disertai
hilangnya nafsu makan
dan muntah. Hal ini
menyebabkan terjadinya
hipoglikemia. Pada
beberapa kasus bisa
terdapat hiperglikemia
Compensated syok (tekanan sistolik stabil tapi ada tanda dari kebocoran
plasma hemokonsentrasi atau perfusi menurun)
Box A. Tentukan dasar CBC (a). Resusitasi cairan dengan cairan kristaloid isotonis
10 ml/kg/jam selama 1 jam. Berikan oksigen
Perbaikan:
Ya:
o
5. Manajemen cairan untuk pasien yang dirawat di rumah sakit dengan syok
hipotensi (DHF grade IV/DSS)
Ya:
o
Kondisi stabil
Syok
Compensated
Terang dan
jelas( syok dapat
tidak terdeteksi
jika tidak
menyentuh
pasien)
Memanjang
(>2detik)
Sensoris
Waktu pengisian
kapiler
Cepat (<2detik)
Ektrimitas
Perifer dingin
Nadi perifer
Volume baik
Detak jantung
Normal sesuai
umur
Takikardia
Tekanan nadi
Normal sesuai
umur
Tekanan nadi
normal sesuai
umur
Sistolik normal
tapi diastolik naik
Tekanan pulsa
dekat
Hipotensi postural
Syok hipotensi
Perubahan status
mental (gelisah
dan combative
Sangat
memanjang, kulit
coreng(mottled)
Dingin dan
lembab
Feeble (lebih
lemah) atau
hilang
Takikardia berat
dengan
bradikardia pada
akhir syok
Tekanan nadi
dekat
(<20mmHg)
Hipotensi
Tekanan nadi
Tidak teraba
Asidosis
Kecepatan
pernafasan
Normal sesuai
umur
takipnea
metabolik
Hiperpnea, nafas
kussmaul
Catatan tambahan:
A- Nilai WBC mungkin normal atau predominant neutrophils pada fase awal
demam. Setelah itu ada penurunan nilai WBC dan neutrophils pada fase
akhir demam. Leukopenia (WBC <5000/mm3) biasanya didahului
trobositopenia atau peningkatan HCT dan hal ini membantu memprediksi
periode kritis dari kebocoran plasma. Peningkatan tiba-tiba HCT biasanya
diobseervasi paling tidak selama 48jam sebelumnya atau bersama-sama
dengan penurunan nilai trombosit. Hemokonsentrasi ditandai dengan
peningkatan level HCT pada saat dilakukan hidrasi. Hemokonsentrasi atau
peningkatan HCT adalah tanda dari kebocoran plasma. Jika CBC belum
tersedia, nilai status hemodinamik pasien dengan parameter tabel 6
B- Penilaian perbaikan kondisi harus berdasarkan 7 parameter: status mental,
detak jantung, tekanan nadi, kecepatan pernafasan, waktu pengisian
kapiler, volume darah perifer, dan ekstrimitas (tabel 6)
C- Kristaloid (RL atau NaCl 0,9%) telah dinyatakan aman dan sama efektifnya
seperti cairan koloid (dextran, starch, atau gelatin) untuk menurunkan
terjadinya syok berulang dan kematian. Kristaloid dapat dibandingkan
dengan koloid dalam jumlah total cairan yang digunakan pada resusitasi
dan keduanya diperlukan sebagai cairan penyelamat dan diuretik
sehingga keduanya digunakan sebagai lini pertama resusitasi cairan pada
dengue syok (kompensated) berat. Dibanding kristaloid, koloid
dihubungkan dengan peningkatan resiko alergi dan manifestasi
perdarahan baru dan juga lebih mahal. Walaupun tidak cukup data yang
meyakinkan keuntungan salah satu tipe cairan ini pada kasus DHF grade
IV atau syok hipotensi, koloid digunakan pada pasien dengan
hemodinamik yang tidak stabil dan sebagai cairan penyelamat pada
pasien yang status kardiovaskulernya tidak ada perbaikan setelah
resusitasi cairan awal.
Kristaloid
NSS (normal salin) 0,9%
Tipe koloid antara lain cairan gelatin, dextran dan starch. Salah satu hal
yang merupakan pemikiran utama pengguanaan koloid adalah pengaruh
nya pada koagulasi
Dextran dapat mengikat komplek faktor Von Willebrand/faktor VIII dan
merusak koagulasi. Bagaimanapun , hal ini tidak diteliti memiliki efek
klinis yang signifikan pada resusitasi cairan pada dengue shock. Dextran
40 dapat secara potensial menyebabkan kerusakan osmotik ginjal pada
pasien hipovolemik. Dosis maksimum dextran 40 adalah 30ml/kg/haridan
untuk voluven dosis maksimumnya 50ml/kg/hari. Gelatin memiliki efek
koagulasi paling kecil dibandingkan semua koloid lain tapi mempunyai
resiko tertinggi pada reaksi alergi.
D- Inotropik
Penggunaan inotropik harus dipilih secara hati-hati dan harus di mulai
setelah dilakukan pemberian cairan yang adekuat
A- Untuk menghitung jumlah dopamin yang ditambahkan pada 100ml
cairan iv
Mg dopamin= 6xdosis yang diinginkan(mcg/kg/menit) xberat(kg)
Kecepatan cairan yang diinginkan(ml/jam)
B- Untuk menghitung volume obat yang ditambahkan dalam 100ml
cairan iv:
Ml dopamin = mg obat(menggunakan rumus diatas
Konsentrasi obat(mg/ml)
Preparat dopamin : 40mg/ml, 80mg/ml
A- Hipotensi didefenisikan sebagai tekanan sistolik <90mmHg atau rata-rata
tekanan arteri <70mmHg pada dewasa atau penurunan tekanan sistolik
>40mmHg dari <2standar deviasi dibawah nilai normal sesuai umur; pada
anak dibawah 10tahun 5th centile untuk tekanan sistolik dapat diukur
dengan rumus: tekanan sistolik = (umurx2)mmHg
B- Urin output
Urin output yang baik mengindikasikan voluime sirkulasi yang sufisien dan
dapat digunakan sebagai index atau petunjuk untuk penurunan jumlah
dari cairan yang masuk. Urin output yang adekuat paling sedikit
1ml/kg/jam dan BJ urin ideal adalah 1,020. Bagaimanapun pada WHO
dengue guidelines, urin output 0,5cc/kg/jam masih dapat diterima dan
dapat dipilih untuk menghindari kongesti akibat dari penyakit. Urin output
di monitoring per jam sampai pasien tidak syok lagi, kemudian 1-2jam
harus dilakukan observasi dengan hati-hati untuk kemungkinan acute
kidney injury/acute renal failure.
2. Encephalopathy
Pertimbangkan pasien DF/DHF yang disertai dengan kejang dan
atau koma memiliki encephalopathy
Dapat terjadi dari perdarahan intrakranial, terkumpul
berhubungan dengan DIC, abnormal metabolisme (hiponatremia),
atau hepatic encephalopathy
Manajemen dari hepatic encephalophaty:
o Kurangi cairan iv, total cairan iv tidak boleh melebihi 80%
dari cairan maintenance
o Pada kasus kebocoran plasma berat, gunakan koloid jika
HCT meningkat
o Berikan furosemid jika disertai fluid overload
o Pertahankan posisi kepala pada 30 derajat
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o