PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja merupakan periode transisi dari anak menuju dewasa. Pada usia ini
kerap ditemukan perilaku berisiko yang bisa jadi mengarah ke tindakan kriminal.
Kenakalan remaja merupakan perilaku menyimpang yang dilakukan sesearang usia
14-19 tahun yang menimbulkan masalah atau keonaran dalam masyarakat.
Dikutip Wikipedia kenakalan remaja disebabkan oleh dua faktor yaitu subjektif (dari
diri sendiri) dan objektif (dari lingkungan). Menurut Psikolog Adelina Syarief, SE,
Mpsi remaja yang melakukan perilaku menyimpang dalam hal ini yaitu kenakalan
remaja disebabkan dari diri sendiri atau lingkungan. Penyebabnya bisa dari sifat
bawaan atau dari keluarga misalnya orangtua yang terlalu sibuk, kurangnya
komunikasi atau perceraian. Anak yang sudah merasa tidak nyaman dalam rumah
maka mudah terpengaruh lingkungan misalnya ajakan teman yang membuatnya
melakukan hal negatif.
Kenakalan remaja sering diartikan sebagai terjemahan dari juvenile delinquency.
Secara etimologis pengertian juvenile delinquency berasal dari kata juvenile yang
berarti anak, dan delinquency yang berarti kejahatan. Jadi secara etimologis juvenile
delinquency adalah kejahatan anak. Dari berbagai pengertian tentang kenakalan
remaja atau juvenile delinquency dapat disimpulkan bahwa kenakalan remaja atau
juvenile delinquency memiliki arti kejahatan yang dilakukan oleh anak remaja.
Dengan demikian kenakalan remaja merupakan perbuatan yang melanggar hukum
yang dapat dikenai sanksi pidana bagi yang melanggar larangan tersebut. Masa remaja
dikenal dengan masa Strom dan Stres dimana terjadi pergolakan emosi yang diiringi
dengan pertumbuhan fisik dan pertumbuhan psikis yang bervariasi. Masa remaja
identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk
dapat menyesuaikan diri secara efektif.
Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam
menjalani proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa
kanak-kanaknya. Masa kanak kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat,
dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis,
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan
dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali
didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya,
seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Kenakalan remaja dapat dikategorikan ke dalam perilaku menyimpang. Dalam
perspektif perilaku menyimpang masalah sosial terjadi karena terdapat penyimpangan
perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial ataupun dari nilai dan norma social yang
berlaku. Perilaku menyimpang dapat dianggap sebagai sumber masalah karena dapat
membahayakan tegaknya sistem sosial. Penggunaan konsep perilaku menyimpang
1
secara tersirat mengandung makna bahwa ada jalur baku yang harus ditempuh.
Perilaku yang tidak melalui jalur tersebut berarti telah menyimpang. Untuk
mengetahui latar belakang perilaku menyimpang perlu membedakan adanya perilaku
menyimpang yang tidak disengaja dan yang disengaja, diantaranya karena pelaku
kurang memahami aturan-aturan yang ada. Sedangkan perilaku yang menyimpang
yang disengaja, memang sengaja dilakukan, bukan karena si pelaku tidak mengetahui
aturan, mungkin karena ingin diperhatikan, cari sensasi atau latar belakang masalah
lainnya.
Hal yang relevan untuk memahami bentuk perilaku tersebut, adalah mengapa
seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu apa yang dilakukan
melanggar aturan. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap manusia pasti
mengalami dorongan untuk melanggar pada situasi tertentu, tetapi mengapa pada
kebanyakan orang tidak menjadi kenyataan yang berwujud penyimpangan, sebab
orang dianggap normal biasanya dapat menahan diri dari dorongan-dorongan untuk
menyimpang. Masalah sosial perilaku menyimpang dalam tulisan tentang Kenakalan
Remaja bisa melalui pendekatan individual dan pendekatan sistem. Dalam
pendekatan individual melalui pandangan sosialisasi. Berdasarkan pandangan
sosialisasi, perilaku akan diidentifikasi sebagai masalah sosial apabila ia tidak berhasil
dalam melewati belajar sosial (sosialisasi).
Tentang normal tidaknya perilaku kenakalan atau perilaku menyimpang, pernah
dijelaskan dalam pemikiran Emile Durkheim (dalam Soerjono Soekanto, 1985 : 73).
dalam bukunya Rules of Sociological Method bahwa perilaku menyimpang atau
jahat kalau dalam batas-batas tertentu dianggap melanggar fakta sosial yang normal
dan dalam batas-batas tertentu kenakalan adalah normal karena tidak mungkin
menghapusnya secara tuntas, dengan demikian perilaku dikatakan normal sejauh
perilaku tersebut tidak menimbulkan keresahan dalam masyarakat, perilaku tersebut
terjadi dalam batas-batas tertentu dan melihat pada sesuatu perbuatan yang tidak
disengaja.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah kenakalan remaja itu?
2. Apa saja penyebab-penyebab kenakalan remaja?
3. Bagaimana Bagaimana bentuk kenakalan remaja?
4. Perilaku apa saja yang merupakan kenakalan remaja?
5. Bagaimana upaya mengatasi kenakalan remaja ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian kenakalan remaja
2. Mengetahui penyebab kenakalan remaja dan gejala-gejala yang dapat
memperlihatkan hal-hal yang mengarah pada kenakalan remaja serta untuk
memahami hal-hal yang perlu diperhatikan untuk menanggulangi kenakalan
remaja
BAB II
Suka berbohong
Menyakiti teman
Kurang konsentrasi
BAB III
6
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenakalan remaja sebagai perilaku yang melanggar norma-norma yang ada
dalam masyarakat, dan biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18
tahun. Minimnya pengawasan orang tua beserta para guru dan masyarakat umum
menyebabkan remaja melakukan perbuatan yang negatif. Jadi, saran yang baik buat
anak remaja itu adalah Dibutuhkan pendekatan yang baik terhadap remaja yang
diawali dari keluarga, sekolah dan masyarakat umum, sehingga remaja tidak
termotivasi untuk melakukan hal-hal yang negatif.
B. Saran
a. Orang tua
Disarankan kepada orangtua untuk dapat menjaga hubungan yang hangatdalam
keluarga dengan cara saling menghargai, pengertian, dan penuh kasihsayang serta
tidak bertengkar di depan anak. Serta memberi pengarahan tentang cara bergaul.
Orang tua harus bisa menjadi teman, agar anak dapat terbuka dan anak dapat
menjadikan orang tua sebagai seorang sahabat terpercaya.
b. Pihak Sekolah
Pihak sekolah disarankan dapat membantu siswa untuk mengenali potensi-potensi
yang dimiliki siswa. Sehingga dapat meningkatkan konsep diri siswa, serta
dapatmeminimalisir penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat menurunkan
konsep diri siswa.
c. Pihak Pemerintah
Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan
remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja.
d. Masyarakat Umum
Bagi masyarakat umum hendaknya ikut berpartisipasi guna pencegahannya.
Apabila melihat hal-hal yang tidak wajar yang dilakukan oleh para remaja segera
laporkan ke penegak hukum setempat agar diberi penyuluhan dan pengarahan.
e. Para Remaja
Yang terpenting sebenarnya adalah bagaimana remaja dapat menempatkan
dirinya sebagai remaja yang baik dan benar sesuai tuntutan dan norma yang
berlaku di dalam masyarakat. Agar kita dapat menjadi remaja yang baik dan agar
kita bisa menciptakan Negara dan bangsa yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA
Eva Imania Eliasa, M.Pd. 2012. KENAKALAN REMAJA : PENYEBAB &
SOLUSINYA.
Kartini Kartono. 1988.Psikologi Remaja. Bandung : PT.Rosda Karya
7