Anda di halaman 1dari 6

Kesenjangan Bentuk Penanganan Pelanggaran Antara

Masyarakat Tingkat Ekonomi Atas dengan Masyarakat Tingkat


Ekonomi Rendah Pada Mata Hukum di Indonesia

Oleh:
Aldy
Yogie
Alvin
Fadel

BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Latar belakang kami memilih judul ini adalah untuk mengkaji dan menelaah
setiap bentuk permasalahan, proses terlaksananya, dan penanganan setiap masalah
yang menyangkut tentang kesenjangan antara masyarakat tingkat ekonomi atas dan
masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah diharap akan didapati suatu wawasan baru
dan memberikan informasi yang jelas kepada pembaca

1.2 Pembatasan masalah


o Lemah kesadaran akan hukum
o Keadilan yang masih dapat di beli dengan uang
o Penegakan hukum di indonesia yang masih sangat lemah
o Tidak ada persamaan dalam penegakan hukum dalam setiap elemen
masyarakat
o Kurangnyan kepedulian terhadap permasalahan akan persamaan hukum

BAB 2
Teoritis
Kami mengambil beberapa pengertian hukum dari beberapa ahli dunia.Kami
memilih 2 tokoh ahli yang berperan dalam bidang ini yaitu Plato dan Aristoteles yang
berbunyi:

Plato: Hukum merupakan peraturan peraturan yang teratur dan tersusun


baik yang mengikat masyarakat.
Aristoteles :Hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya
mengikat masyarakat tetapi juga hakim.

Jadi, dari kedua rumusan 2 tokoh tersebut kami dapat menarik kesimpulan bahwa
hukum adalah aturan yang teratur dan tersusun dengan baik yang di buat oleh badan
hukum secara terikat,sah dan ada di dalam kehidupan masyarakat, serta dilaksanakan
secara adil dan menyuluh dalam setiap elemen masyarakat

BAB 3
Pembahasan
Permasalahan utama yang umum terjadi pada negara Indonesia adalah
penyelewengan dalam penegakan hukum, bentuk penyelewengan tersebut antara lain
adalah rendahnya persamaan hukum dalam menegakkan persoalan-persoalan setiap
pelanggaran hukum yang terjadi. Bentuk penyelewengan penyelewengan tersebut
kerap tercermin pada pengadilan dan bentuk hukumannya yang diberikan,
permasalahan pada persamaan hukum pada umumnya hal itu didasari oleh tingkat
kesejahteraan dan tingkat ekonomi. Dapat dikatakan kesadaran akan penegakan
hukum yang adil Indonesia yang terbilang lemah.
Contohnya kasus seorang nenek berusia 55 tahun di Banyumas bernama Minah,
2010 silam lalu dia memetik tanpa izin 3 buah kakao dari PT Rumpun Sari Antan (RSA)
yang kemudian dibawa sampai ke meja hijau, dan di vonis hukuman penjara 1 bulan 15
hari dengan masa percobaan 3 bulan, bahkan untuk datang ke sidang pengadilannya
dia harus meminjam uang 30.000 untuk transportasi 1. Bandingkan dengan Gayus
Tambunan yang hanya bekerja sebagai PNS memiliki uang sejumlah Rp. 25 Miliar di
bank dengan melakukan Money Laundring atau penggelapan uang dari pajak negara.
Dia divonis menjalani masa tahanan selama 28 tahun dan denda Rp. 1 miliar, yang
kemudian dia masih dapat jalan-jalan ke Bali menonton pertandingan tenis dengan
rambut palsu dan kacamata.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan koruptor-koruptor yang mencuri uang
rakyat hingga triliyunan rupiah, datang ke sidang saja kadang-kadang mereka tidak
datang pakai izin sakit yang mungkin dibuat-buat, yang kemudian ujung dari sidang
tersebut tidak terselesaikan. Dilihat dari perspektif tersebut pantaskan nenek minah
dihukum. Terbukti ada perbedaan yang sangat kontras dari penanganan pelanggaran
hukum yang ada di Indonesia tidak ada persamaan hukum yang seharusnya menjadi
tonggak keadilan di perhukuman Indonesia
Semua hal ini terjadi karena dorongan kesempatan untuk mengambil celah
hukum Indonesia yang lemah serta dapat dibeli, walaupun mereka sudah dihukum
mereka masih dapat fasilitas yang memadai bahkan hingga keluar lembaga
permasyarakatan. Itu sebabnya orang-orang yang memiliki keterbatasan ekonomi
dihukum lebih lama karena mereka tidak bisa membayar denda hukum yang telah
ditentukan.

Redaksi Kompasiana.com;Moh.Erfan Kafiludin

Berikut adalah beberapa faktor penyebab penyelewengan dalam hal persamaan


hukum:

Adanya kesempatan untuk mengambil celah hukum Indonesia yang


lemah
Adanya pihak-pihak di dalam badan penegak hukum yang belum
menjalankan tugasnya secara baik,adil & jujur
Kurangnya kesadaran akan arti&fungsi hukum di dalam kehidupan
berwarganegara yang baik.
Adanya petinggi negara dan warga negara pada kalangan tingkat
ekonomi atas,yang melakukan penyelewengan atas hukum

Beberapa penyelewengan yang telah terjadi pada penegakan hukum di


Indonesia harus lebih di telaah secara spesifik, agar keadaan dan proses penegakan
hukum tidak semakin memburuk. Harus ada kesadaran yang lebih dari pihak
pengadilan hukum untuk memberikan persamaan hukum dan membentuk hukum yang
adil dan jujur di Indonesia.
Inilah yang sebenarnya terjadi dalam penegakkan hukum di Indonesia, menjerat
koruptor kelas kakap saja sangat susah dan ujungnya tidak jelas dan membuat
masyarakat makin menderita dibuatnya. Apakah ini semua karena koruptor memiliki
jabatan, uang dan kekuatan, mereka bisa berbuat semaunya padahal mereka harus di
hukum dengan adil. Sedangkan yang tidak memiliki apa-apa dan melakukan
pelanggaran kecil dihukum secara tidak sepadan dengan yang mencuri uang rakyat.
Terdapat jurang kesenjangan yang sangat jauh dalam hal persamaan hukum di
Indonesia.

BAB 4
Kesimpulan

Masalah utama dalam hukum diIndonesia ialah bentuk penegakan dan


persamaan hukum secara adil, jujur dan sesuai dengan semestinya.Perlu dilakukan
pengkajian dan pembahasan secara serius tidak hanya oleh salah satu badan yang
berkaitan tetapi oleh seluruh penyelenggara,yaitu pemerintah pusat yang juga turut
bertanggung jawab.Hukum seharusnya adalah komponen utama penegak setiap aturan
dan permasalahan yang ada,sah,dan berlaku yang dijalankan oleh setiap pihak-pihak
yang bersangkutan secara adil&jujur,dan menjalankan setiap aturan dalam bentuk
persamaan hukum secara baik.

Anda mungkin juga menyukai