Oleh:
Aldy
Yogie
Alvin
Fadel
BAB 1
Pendahuluan
BAB 2
Teoritis
Kami mengambil beberapa pengertian hukum dari beberapa ahli dunia.Kami
memilih 2 tokoh ahli yang berperan dalam bidang ini yaitu Plato dan Aristoteles yang
berbunyi:
Jadi, dari kedua rumusan 2 tokoh tersebut kami dapat menarik kesimpulan bahwa
hukum adalah aturan yang teratur dan tersusun dengan baik yang di buat oleh badan
hukum secara terikat,sah dan ada di dalam kehidupan masyarakat, serta dilaksanakan
secara adil dan menyuluh dalam setiap elemen masyarakat
BAB 3
Pembahasan
Permasalahan utama yang umum terjadi pada negara Indonesia adalah
penyelewengan dalam penegakan hukum, bentuk penyelewengan tersebut antara lain
adalah rendahnya persamaan hukum dalam menegakkan persoalan-persoalan setiap
pelanggaran hukum yang terjadi. Bentuk penyelewengan penyelewengan tersebut
kerap tercermin pada pengadilan dan bentuk hukumannya yang diberikan,
permasalahan pada persamaan hukum pada umumnya hal itu didasari oleh tingkat
kesejahteraan dan tingkat ekonomi. Dapat dikatakan kesadaran akan penegakan
hukum yang adil Indonesia yang terbilang lemah.
Contohnya kasus seorang nenek berusia 55 tahun di Banyumas bernama Minah,
2010 silam lalu dia memetik tanpa izin 3 buah kakao dari PT Rumpun Sari Antan (RSA)
yang kemudian dibawa sampai ke meja hijau, dan di vonis hukuman penjara 1 bulan 15
hari dengan masa percobaan 3 bulan, bahkan untuk datang ke sidang pengadilannya
dia harus meminjam uang 30.000 untuk transportasi 1. Bandingkan dengan Gayus
Tambunan yang hanya bekerja sebagai PNS memiliki uang sejumlah Rp. 25 Miliar di
bank dengan melakukan Money Laundring atau penggelapan uang dari pajak negara.
Dia divonis menjalani masa tahanan selama 28 tahun dan denda Rp. 1 miliar, yang
kemudian dia masih dapat jalan-jalan ke Bali menonton pertandingan tenis dengan
rambut palsu dan kacamata.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan koruptor-koruptor yang mencuri uang
rakyat hingga triliyunan rupiah, datang ke sidang saja kadang-kadang mereka tidak
datang pakai izin sakit yang mungkin dibuat-buat, yang kemudian ujung dari sidang
tersebut tidak terselesaikan. Dilihat dari perspektif tersebut pantaskan nenek minah
dihukum. Terbukti ada perbedaan yang sangat kontras dari penanganan pelanggaran
hukum yang ada di Indonesia tidak ada persamaan hukum yang seharusnya menjadi
tonggak keadilan di perhukuman Indonesia
Semua hal ini terjadi karena dorongan kesempatan untuk mengambil celah
hukum Indonesia yang lemah serta dapat dibeli, walaupun mereka sudah dihukum
mereka masih dapat fasilitas yang memadai bahkan hingga keluar lembaga
permasyarakatan. Itu sebabnya orang-orang yang memiliki keterbatasan ekonomi
dihukum lebih lama karena mereka tidak bisa membayar denda hukum yang telah
ditentukan.
BAB 4
Kesimpulan