Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di akhir tahun 1895, Roentgen (Wilhelm Conrad Roentgen, Jerman, 1845-1923),
seorang profesor fisika dan rektor Universitas Wuerzburg di Jerman dengan sungguhsungguh melakukan penelitian tabung sinar katoda. Ia membungkus tabung dengan suatu
kertas hitam agar tidak terjadi kebocoran fotoluminesensi dari dalam tabung ke luar. Lalu
ia membuat ruang penelitian menjadi gelap. Pada saat membangkitkan sinar katoda, ia
mengamati sesuatu yang di luar dugaan. Pelat fotoluminesensi yang ada di atas meja
mulai berpendar di dalam kegelapan. Walaupun dijauhkan dari tabung, pelat tersebut
tetap berpendar. Dijauhkan sampai lebih 1 m dari tabung, pelat masih tetap berpendar.
Roentgen berpikir pasti ada jenis radiasi baru yang belum diketahui terjadi di dalam
tabung sinar katoda dan membuat pelat fotoluminesensi berpendar. Radiasi ini disebut
sinar-X yang maksudnya adalah radiasi yang belum diketahui.
Semenjak penemuan sinar-X oleh Roentgen, telah ditemukan banyak sumber radiasi
yang bersifat unsur alamiah dan berada di udara, di dalam air atau berada di dalam
lapisan bumi. Beberapa di antaranya adalah Uranium dan Thorium di dalam lapisan
bumi; Karbon dan Radon di udara serta Tritium dan Deuterium yang ada di dalam air.
Bahkan juga telah diketahui sumber-sumber radiasi di sekitar kehidupan kita, contohnya
adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer,
dan lain-lain.
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas,
partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Radiasi
memiliki dampak negatif untuk berbagai material maupun makhluk hidup. Untuk
menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis yang
diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan tindakan perlindungan (proteksi)
terhadap radiasi. Dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian radiasi, jenis, sifat,
sumber, dan efek radiasi, serta satuan radiasi dan perlindungan terhadap radiasi.

1.2 Rumusan Masalah


Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Apa pengertian dari radiasi ?
2. Bagaimana Efek Radiasi Pada Bahan dan Tubuh?
3. Apa saja satuan dari radiasi?
4. Bagaimana cara perlindungan terhadap radiasi?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari radiasi.
2. Mengetahui efek radiasi terhadap bahan dan tubuh.
3. Mengetahui pengertian dan jenis-jenis satuan radiasi.
4. Mengetahui cara perlindungan terhadap radiasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perlindungan Terhadap Radiasi
1. Pengertian dan Defenisi Radiasi
Radiasi

adalah

fenomena

peristiwa

penyebaran

energi

gelombang

elektromagnetik atau partikel subatom melalui vakum atau media material. Gelombang
Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium, yang
dirumuskan oleh Maxwell ternyata terbentang dalam rentang frekuensi yang luas.
Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk
panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada
beberapa sumber radiasi yang kita kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah
televisi, lampu penerangan, alat pemanas makanan (microwave oven), komputer,dan lainlain.
Menurut Gabriel JF (2001: 68) Radiasi terdiri dari beberapa jenis, dan setiap jenis
radiasi tersebut memiliki panjang gelombang masing-masing,lihat gambar-1,skema
radiasi.

Sedangkan dilihat dari jenis radiasi terdiri dari :


1. Radiasi elektromagnetik
2. Radiasi pengion
3. Radiasi thermal
4. Radiasi Cerenkov
5. Radiasi sel hidup
6. Radiasi matahari
7. Radiasi nuklir
8. Radiasi benda hitam
9. Radiasi non-ionisasi
10. Radiasi cosmic
Dalam buku Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 192 ) Jika ditinjau dari "muatan
listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi pengion dan radiasi non-pengion.
1. Radiasi pengion adalah radiasi yang apabila menumbuk atau menabrak sesuatu,
akan muncul partikel bermuatan listrik yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion
ini disebut ionisasi. Ion ini kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada
bahan, termasuk benda hidup.

Termasuk ke dalam radiasi pengion yaitu :


a. partikel alfa ()
b. partikel beta ()
c. sinar gamma ()
d. sinar-X
4

e. partikel neutron,
Partikel beta (), partikel alfa (), dan neutron dapat menimbulkan ionisasi
secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik, sinar-X, sinar
gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion karena dapat
menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Jenis-jenis radiasi ini memiliki
karakteristik khusus.
a. Partikel Alpha ()
Mempunyai ukuran (volume) dan muatan listrik positif yang besar dan tersusun dari dua
proton dan dua neutron, sehingga identik dengan inti atom helium. Daya ionisasi
partikel alpha sangat besar, kurang lebih 100 kali daya ionisasi partikel beta dan
10.000 kali daya ionisasi sinar gamma. Karena mempunyai muatan listrik yang
besar maka partikel alpha mudah dipengaruhi oleh medan listrik yang ada
disekitarnya. Partikel alpha tidak mampu menembus pori-pori kulit pada lapisan
yang paling luar sekalipun karena mempunyai ukuran yang besar.
b. Partikel Beta ()
Mempunyai ukuran dan muatan listrik lebih kecil dari partikel alpha. Daya ionisasi di
udara 1/100 kali daya ionisasi partikel alpha. Partikel beta mempunyai daya
tembus lebih besar dari partikel alpha karena ukurannya lebih kecil.
c. Sinar Gamma ()
Sinar gamma tidak mempunyai besaran volume dan muatan listrik sehingga
dikelompokkan kedalam gelombang elektromagnetik. Daya ionisasinya di dalam
medium sangat kecil. Tidak terbelokkan oleh medan listrik yang ada
disekitarnya, sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan dengan daya
tembus partikel alpha atau beta.
d. Sinar-X
Mempunyai kemiripan dengan sinar gamma, yaitu dalam hal daya jangkau pada suatu
media dan pengaruhnya oleh medan listrik. Yang membedakan antara keduanya
adalah proses terjadinya, sinar gamma dihasilkan dari proses peluruhan zat
radioaktif yang terjadi pada inti atom, sedangkan sinar-X dihasilkan pada waktu
elektron berenergi tinggi yang menumbuk suatu target logan.
e. Partikel Neutron

Partikel neutron mempunyai ukuran kecil dan tidak mempunyai muatan listrik, serta
memiliki daya tembus yang tinggi. Partikel neutron dapat dihasilkan dari reaksi
nuklir antara satu unsur tertentu dengan unsur lainnya.
2. Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek
ionisasi apabila berinteraksi dengan materi. Yang termasuk dalam jenis radiasi
non-pengion antara lain antara lain:
a.

Gelombang radio (yang membawa informasi dan hiburan melalui radio dan
televisi)

b. Gelombang mikro (yang digunakan dalam microwave oven dan transmisi


seluler handphone)
c. Sinar inframerah (yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya
tampak (yang biasa terlihat)
d. Sinar ultraviolet (yang diipancarkan matahari).

2. Sifat dan Sumber Radiasi


a. Sifat Radiasi
Ada dua macam sifat radiasi yang dapat digunakan untuk mengetahui keberadaan

sumber

radiasi pada suatu tempat atau bahan, yaitu sebagai berikut :


a) Radiasi tidak dapat dideteksi oleh indra manusia, sehingga untuk
mengenalinya diperlukan suatu alat bantu pendeteksi yang disebut dengan
detektor radiasi. Ada beberapa jenis detektor yang secara spesifik mempunyai
kemampuan untuk melacak keberadaan jenis radiasi tertentu yaitu detektor
alpha, detektor gamma, detektor neutron, dll.
6

b) Radiasi dapat berinteraksi dengan materi yang dilaluinya melalui proses


ionisasi, eksitasi dan lain-lain. Dengan menggunakan sifat-sifat tersebut
kemudian digunakan sebagai dasar untuk membuat detektor radiasi.
b. Sumber Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief . (2013 : 1-3) Tanpa kita sadari, sebenarnya kita
hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi telah menjadi bagian
dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak ditemukan
tenaga nuklir setengah abad yang lalu,yang mana terdapat lebih dari 60 radionuklida .
Berdasarkan asalnya radiasi yang dapat dibedakan pada dua garis besarnya :
a) Sumber Radiasi Alam
Jauh, sebelum sinar-X ditemukan oleh Roentgen dan uranium radioaktif
oleh Becquerel yaitu sekitar tahun 1895, manusia sudah dan senantiasa
mendapat radiasi dari alam sekitarnya. Radiasi yang diperoleh dari alam
sekitarnya disebut radiasi latar belakang (alam). Radiasi latar belakang yang
diterima tubuh manusia terdiri dari sinar kosmik dan radiasi pengion lain yang
berasal dari radionuklida alam.
Beberapa ahli berpendapat bahwa 2 sampai 10 % mutasi alam pada
manusia disebabkan oleh radiasi latar belakang. Beberapa ahli yang lain
mencoba mencari hubungan antara dosis radiasi latar belakang dengan
frekuensi terjadinya perubahan genetik, leukimia dan kanker lain.
b) Sumber Radiasi Buatan Manusia.
1) Sinar-X.
Sinar-X dikenal sebagai radiasi yang merambat lurus, tidak dipengaruhi
oleh medan listrik maupun medan magnet serta mengakibatkan zat
fosforesensi dapat berpendar. Kenyataan membuktikan bahwa semakin besar
kecepatan elektron yang membentur target, semakin besar daya tembus sinarX yang ditimbulkannya. Semakin banyak elektron yang membentur target
semakin tinggi intensitas sinar-X. Sifat yang penting sinar-X antara lain:
a) Dapat menembus semua bahan dengan daya tembus bergantung dari
energi radiasi, nomor atom, densitas dan tebal bahan target,
b) merupakan radiasi pengion.
2) Reaktor Nuklir.
7

Ada beberapa tipe reaktor nuklir berdasarkan reaksi inti yang dipakai.
Reaktor yang berdasarkan proses fisi menghasilkan reaksi berantai di dalam
reaktor. Sebagai bahan fisi biasanya digunakan U-235 atau Pu-235. Dengan
U-235 reaksi fisi berlangsung sebagai berikut:
235
92

U + 0n

140
54

94

Xe + 38 Sr +2 0 n

disertai dengan pelepasan energi sebesar kira-kira 200 MeV.


Mengingat bahwa setiap proses fisi menghasilkan dua atau lebih neutron
baru, maka reaksi fisi ini dapat berlangsung terus menjadi suatu reaksi
berantai. Yang dapat menimbulkan reaksi fisi hanya neutron thermal
(energinya = 0,025 eV), oleh karena itu neutron cepat hasil fisi perlu
diperlambat dengan menggunakan moderator. Proses reaksi berantai dalam
reaktor perlu dikendalikan dengan menempatkan bahan pengontrol yang
biasanya dibuat dari boron atau cadmium (dapt menyerap neutron thermal)
yang letaknya teratur.
3) Radioisotop
Dapat dibuat dalam reaktor nuklir atau akselerator.

2.2 Efek Radiasi Pada Bahan dan Tubuh


Dalam warintek (2013:1- 4) Radiasi dapat mengganggu fungsi normal tubuh
manusia, dari taraf yang paling ringan hingga fatal. Derajat taraf ini tergantung pada
beberapa faktor:
1. Jenis radiasi
o Radiasi eksternal: merupakan radiasi yang berasal dari luar tubuh manusia yang
dapat memberikan radiasi total pada tubuh atau partial/sebagian. Radiasi dari
sumber alpha dan beta yang berkekuatan kurang dari 65 KeV, tidak cukup kuat
untuk menembus kulit manusia, sehingga tidak berbahaya. Radiasi dari sumber
sinar-X dan gamma serta neutron lain yang lebih besar dari 65 KeV, cukup kuat
untuk menembus kulit manusia sehingga cukup berbahaya.
o Radiasi internal, adalah masuknya radionuklida pada tubuh manusia melalui
saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan luka pada kulit.
2. Lamanya penyinaran.
3. Jarak sumber dengan tubuh.
8

4. Ada tidaknya penghalang antara sumber dengan tubuh.


1. Klasifikasi Efek Radiasi
1. Jenis Sel
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel
genetik adalah sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki,
sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh.
Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan
efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek radiasi yang terjadi
pada sel genetik dan dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena
paparan radiasi. Sedangkan bila efek radiasi terjadi pada sel somatik maka
akibatnya akan dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Berdasarkan jenis
sel yang terkena paparan radiasi :
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetic dan sel somatic. Sel genetic adalah sel
telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki, sedangkan sel somatic
adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek
radiasi dapat dibedakan atas :
a. Efek Genetik (non-somatik) atau efek pewarisan adalah efek yang
dirasakan oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi.
b. Efek Somatik adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terpapar radiasi. Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek
somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas :

Efek somatik jangka pendek


Dalam tasripin (2002 : 35 ) Efek ini timbul dalam waktu beberapa
menit, jam, atau minggu sejak penyinaran radiasi. Efek dari dosis yang
tinggi terlihat dengan gejala: mual, lemas, eritema (kemerahan abnormal
di kulit), epilasi (rontoknya rambut), gangguan darah, gangguan
entistimal, demam dan terkelupasnya lapisan luar kulit, berkurangnya
jumlah sperma pada pria, kemandulan tetap atau sementara dari wanita
dan pria, serta kerusakan sistem syaraf pusat (pada dosis radiasi yang
sangat tinggi).

Efek somatik jangka panjang

Efek ini timbul beberapa bulan atau tahun setelah terkena radiasi.
Efek ini timbul akibat dosis radiasi yang tinggi atau dosis rendah yang
kronis selama bertahun-tahun terhadap seluruh atau sebagian tubuh. Ada 4
tipe efek somatik jangka panjang:
a. Karsinogenesis
Kanker pada manusia karena radiasi dapat timbul setelah 5 tahun atau
lebih. Namun, sulit membedakan antara karena radiasi atau penyebab
yang lain, karena keadaan fisiknya tidak berbeda. Contoh kanker
karena radiasi antara lain:
Beberapa pekerja industri-industri pembuatan jarum radium di
beberapa pabrik
Pekerja tambang uranium
Pekerja radiasi medis yang ceroboh dalam pekerjaannya.
b. Nodola dan karsinoma tiroid
Terjadi setelah 20 tahun kemudian, akibat radiasi sinar-X yang harus
diterima dengan dosis terapeutik (1,2-60 Gray).
c. Katarogenesis
Dosis radiasi ionisasi yang mengenai tubuh sebesar 1 Gray (100 rad)
atau lebih dapat mendorong pembentukan katarak (opositas lensa
mata). Hal ini berakibat kebutaan.
d. Embriologi
Semua makhluk hidup sangat sensitif terhadap radiasi selama tahap
embrionik. Periode pembuahan, di mana embrio atau fetus terkena
radiasi, dapat menimbulkan kematian atau gangguan kongenital
tertentu.

Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 194 ) Pada efek somatic , yang di
timbulkan oleh radiasi pengionan terutama terlihat kelainan pada tubuh , yaitu :
1. Terhadap kulit : timbul dermatitis kulit , dermatitis khronika dan late effect
dari pada dermatitis akuta.

10

2. Terhadap mata : menimbulkan konjungtivitas dan keratitis , lensa mata sangat


radiosensitive , sehingga penyinaran 400 500 rad menimbulkan katarak.
3. Terhadap alat kelamin : dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi (testis lebih
sensitive dari pada ovum). Pada dosisi rendah dapat menimbulkan mutasi gen
dan kelainan pada keturunan. Sedangkan pada wanita hamil akan terjadi
kematian foetus atau menimbulkan anomaly / kelainan.
4. Terhadap paru paru : menimbulkan batuk sesak nafas dan nyeri dada serta
fibrosis paru paru.
5. Terhadap tulang : menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta
osteoporosis.
6. Terhadap saraf : timbul myelitis dan degenerasi jaringan otak.
7. Penyakit radiasi : demam ,rasa lemah , kurang nafsu makan , mual (nausea) ,
nyeri kepala dan mudah sakit perut.
8. Efek genetic : terjadi mutasi gen diperkirakan pada dosis 25 150 rem .

2. Dosis Radiasi
Menurut Latar Muhamad Arief (2012:15-16) Bila ditinjau dari dosis radiasi
(untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek stokastik dan
efek deterministic (non-stokastik).
Dalam masalah proteksi radiasi, efek radiasi juga dibedakan atas efek stokastik
dan efek non stokastik atau deterministik. Efek stokastik adalah efek yang belum
tentu terjadi (probabilistik) sedangkan efek deterministik pasti akan terjadi bila
terkena radiasi dengan dosis yang melebihi batas ambang.
1. Efek stokastik
Efek Stokastik Adalah efek yang penyebab timbulnya merupakan fungsi
dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang. Efek ini terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel. Radiasi serendah apapun selalu terdapat kemungkinan
untuk menimbulkan perubahan pada sistem biologik, baik pada tingkat
11

molekul maupun sel. Dengan demikian radiasi dapat pula tidak membunuh sel
tetapi mengubah sel, sel yang mengalami modifikasi atau sel yang berubah ini
mempunyai peluang untuk lolos dari sistem pertahanan tubuh yang berusaha
untuk menghilangkan sel seperti ini. Semua akibat proses modifikasi atau
transformasi sel ini disebut efek stokastik yang terjadi secara acak.
Efek stokastik terjadi tanpa ada dosis ambang dan baru akan muncul
setelah masa laten yang lama. Semakin besar dosis paparan, semakin besar
peluang terjadinya efek stokastik, sedangkan tingkat keparahannya tidak
ditentukan oleh jumlah dosis yang diterima. Bila sel yang mengalami
perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan
diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau pewarisan.
Apabila sel ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu
yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat
toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau
kanker. Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik :
Tidak mengenal dosis ambang
Timbul setelah melalui masa tenang yang lama
Keparahannya tidak bergantung pada dosis radiasi
Tidak ada penyembuhan spontan
Efek ini meliputi : kanker, leukemia (efek somatik), dan penyakit keturunan
(efek genetik).
Dalam warintek (2013:4- 6) Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel
genetik, maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada
turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel
terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang
relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik
lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.

12

Gambar : hubungan antara dosis radiasi terhadap kemungkinan terjadinya efek stokastik
Paparan radiasi dosis rendah dapat meningkatkan risiko kanker dan efek
pewarisan yang secara statistik dapat dideteksi pada suatu populasi, namun tidak
secara serta merta terkait dengan paparan individu. Berdasarkan studi
epidemiologi, kanker kulit di daerah wajah banyak dijumpai pada para
penambang uranium akibat paparan radiasi dari debu uranium yang menempel
pada wajah. Selain itu, karena selama melakukan aktivitasnya para pekerja
tambang juga menghirup gas radon sebagai hasil luruh dari uranium, banyak
pula yang mengalami kanker paru. Kanker tulang banyak terjadi pada pekerja
pabrik jam sebagai akibat dari penggunaan bahan berpendar.
Berdasarkan pengamatan pada para korban bom atom di Hiroshima dan
Nagasaki, leukemia merupakan efek stokastik tertunda pertama yang terjadi
setelah paparan radiasi seluruh tubuh dengan masa laten sekitar 2 tahun dengan
puncaknya setelah 6 ~ 7 tahun. Perubahan kode genetik yang terjadi akibat
paparan radiasi akan diwariskan pada keturunan individu terpapar. Penelitian
pada hewan dan tumbuhan menunjukkan bahwa efek pewarisan dapat terjadi
bervariasi dari ringan hingga kehilangan fungsi atau kelainan
anatomik yang parah bahkan kematian prematur.
2. Efek Deterministik (non-stokastik)
Efek Deterministik Adalah efek yang kualitas keparahannya bervariasi
menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui. Efek ini terjadi
karena adanya proses kematian sel akibat paparan radiasi yang mengubah
fungsi jaringan yang terkena radiasi. Efek ini dapat terjadi sebagai akibat dari
13

paparan radiasi pada seluruh tubuh maupun lokal. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul beberapa saat setelah terpapar radiasi. Tingkat keparahan efek
deterministik akan meningkat bila dosis yang diterima lebih besar dari dosis
ambang yang bervariasi bergantung pada jenis efek. Pada dosis lebih rendah
dan mendekati dosis ambang, kemungkinan terjadinya efek deterministik
dengan demikian adalah nol. Sedangkan di atas dosis ambang, peluang
terjadinya efek ini menjadi 100%. Adapun ciri-ciri efek non-stokastik, antara
lain ;
Mempunyai dosis ambang
Umumnya timbul beberapa saat setelah radiasi
Adanya penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
Tingkat keparahan tergantung terhadap dosis radiasi
Efek ini meliputi : luka bakar, sterilitas / kemandulan, katarak (efek
somatik)
Efek ini terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat dari
paparanradiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek deterministik timbul
bila dosis yang diterima di atas dosis ambang (threshold dose) dan umumnya
timbul dengan waktu tunda yang relatif singkat dibandandingkan dengan efek
stokastik. Keparahan efek ini akan meningkat bila dosis yang diterima semakin
besar. Dosis radiasi yang masih lebih rendah daripada dosis ambang tidak
menyebabkan efek deterministik, sedangkan bila dosisnya di atas dosis ambang
maka akan terjadinya efek ini.

Gambar hubungan antara dosis radiasi terhadap keparahan efek Deterministik

14

Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema atau kulit yang menjadi merah,
pelepuhan dan terkelupas; katarak pada lensa mata; peradangan akut paru; gangguan
proses pembentukan sel sperma, bahkan sampai sterilitas; gangguan proses
pembentukan sel-sel darah; dan gangguan perkembangan janin dalam kandungan.

2.3

Satuan Radiasi

Satuan radiasi menunjukkan besarnya paparan atau pancaran radiasi dari suatu sumber radiasi
maupun banyaknya dosis radiasi yang diberikan atau diterima oleh suatu medium yang
terkena radiasi. Radiasi nuklir memiliki satuan karena juga membawa atau mentransfer
energi dari sumber radiasi yang diteruskan ke medium yang menerima radiasi. Sumber
radiasi dapat berasal dari zat radioaktif, sinar-X, dan lain-lain
a. Satuan Radiasi Nuklir
Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 193 ) Berbagai satuan digunakan untuk
menyatakan intensitas atau jumlah radiasi bergantung pada jenis yang diukur . Satuan
radiasi tergantung pada kriteria penggunaannya:

Satuan untuk paparan radiasi


Menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat
menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Dalam hal ini 1 Rontgen
adalah intensitas sinar-X atau sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di
udara sebanyak 1,61 x 1015 pasangan ion per kilogram udara.
Rontgen (R) Satuan Internasional (SI)
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg

Satuan untuk dosis absorbsi medium


Ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada
medium. Dosis absorbsi sebesar 1 Rad sama dengan energi yang diberikan
kepada medium sebesar 0,01 Joule/kg.
Radiation Absorbe Dose (Rad)
1 R = 0,869 Rad

Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R =
0,0096 Joule/kg. jaringan, sehingga dosis serap untuk jaringan kulit dengan paparan
radiasi sebesar 1 R = 0,96 Rad. Namun secara praktisnya 1 R = 1 Rad.
Gray (Gy) Satuan Internasional (SI)
1 Gy = energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg.
1 Gy = 100 Rad
15

1R = 0,00869 Gy

Satuan untuk dosis ekuivalen


Lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh radiasi terhadap tubuh
manusia atau sistem biologis lainnya. Tingkat kerusakan sistem biologis yang
mungkin ditimbulkan oleh suatu radiasi tidak hanya tergantung pada dosis
serapnya saja (Rad) akan tetapi tergantung juga pada jenis radiasinya.
Rontgen equivalen of man (Rem)
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) x Q
Q = Bilangan (faktor) yang tergantung pada jenis radiasinya (faktor yang ikut
menentukan perhitungan dosis ekuivalen). Ditentukan oleh kemampuan jenis
radiasi dalam mengionisasikan zarah yang ada pada jaringan kulit.
Sievert (Sv) Satuan Internasional (SI)
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) x Q x N
N = faktor modifikasi, faktor koreksi terhadap adanya laju dosis serap dan lain
sebagainya. nilainya mendekati 1. Sehingga :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q
1 Gy = 100 Rad 1 Sv = 100 Rem.

Satuan untuk aktivitas sumber radiasi


Ukuran aktivitas (intensitas) = banyaknya partikel yang dipancarkan per
satuan waktu (peluruhan per satuan waktu) dari suatu sumber radiasi. Apabila
suatu sumber radiasi memancarkan 1 partikel per detik maka aktivitas
sumber radiasi tersebut adalah 1 Bacquerel
Bacquerel (Bq) Satuan Internasional (SI)
1 Becquerel (Bq) = 1 peluruhan per detik
Curie (Ci)
Pada umumnya untuk intensitas radiasi yang tinggi digunakan satuan Curie,
sedangkan untuk intensitas rendah digunakan satuan Bequerel.

b. Satuan Radiasi Tegangan Tinggi (Sutet)


Weber/meter2
l Weber/meter2 = 104 gauss, sedangkan satuan untuk induksi magnetik telah
ditentukan dengan satuan Tesla yang besarnya = 104 gauss, maka satuan
radiasi tegangan tinggi dapat juga menggunakan satuan Tesla yang identik
dengan Weber/m2
Weber/meter2 = Tesla

16

2.4

Perlindungan Terhadap Radiasi


Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia dan makhluk
biologis yang diakibatkan oleh radiasi pengion, perlu diperlukan tindakan perlindungan
(proteksi) terhadap radiasi. Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun
kemudian akibat suatu occupational exposure (pekerjaan penyinaran). Salah satu usaha
yang dilakukan oleh International Commission on Radiological Protection (ICRP)
untuk menghindari bahaya radiasi maka di tentukan suatu dosis maksimum yang dapat
diperkenankan sebagai pedoman dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible
Dose (MPD). Menurut Latar Muhamad Arief . (2012:17 -19) Nilai MPD ini telah
beberapa kali mengalami perubahan. Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau
dari sudut efek somatis saja, tetapi juga efek genetis.
Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan sumber
pengion dibagi dalam beberapa golongan, yaitu:
1. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi.
Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan sehat
sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya. Pada penyinaran sekitar mata,
mata harus mendapat perlindungan dengan menggunakan timah hitam lead eye shield
agar lensa mata terhindar dari kerusakan. Pada penyinaran tumor yang tidak ganas dan
terhadap anak-anak perlu hati-hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak
diperkenankan dilakukan berulang kali penyiranan oleh karena radiasi bersifat
karsinogen.
Sedangkan terapi pada penderita dilakukan dengan terapi internal radiation yaitu
yang menggunakan radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh yang sakit. Tindakan
yang perlu dilakukan antara lain meliputi :
1) Penderita harus tinggal dalam satu ruangan khusus
2) Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
3) Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber
radiasI.
4) Mengenakan pakaian pelindung
5) Pasien-pasien yang secara permanen ditanamkan bahan radioaktif ke dalam
tubuhnya atau yang menerima dosis terapi harus berada dirumah sakit sampai
intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai tingkat keselamatan.
17

6) Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada tempat
tertentu.
c. Proteksi terhadap pekerja diagnostik radiologi
Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar-X.
Untuk menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa
mengganggu informasi medis yang diperlukan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
proteksi terhadap pekerja adalah :
Filter/filtration
Kollimator
Kualitas film
Distribusi dari hasil luas penyinaran

a. Standar Keselamatan terhadap Radiasi


Tindakan pengendalian untuk radiasi eksternal pada manusia dapat dilakukan dengan salah satu
atau lebih dari tiga teknik berikut:
a. mengurangi waktu penyinaran,
b. membuat jarak sejauh mungkin dari sumber radiasi, dan
c. membuat perisai untuk sumber radiasi.

Faktor Waktu
Meskipun banyak dari efek bahaya radiasi bergantung pada laju dosis, namun untuk
tujuan pengawasan lingkungan dapat dianggap hubungan "laju dosis x waktu
penyinaran = dosis total" selalu berlaku. Dengan kata lain, makin lama seseorang
berada dalam medan radiasi, makin besar pemaparan dan dosis serap yang diterima.
Dt = Do x t (dosis = laju dosis mula-mula x waktu)
Hubungan antara pemaparan dan waktu, bila kecepatan pemaparan adalah QR/jam
dan berada dalam medan radiadi itu selama waktu t jam, maka pemaparan yang
diterima adalah sebesar : Q x t Roentgen. Faktor waktu ini memegang peranan dalam
hal terjadi kecelakaan atau keadaan darurat di dalam medan radiasi yang kuat. Agar
hal tersebut dapat tercapai, maka pekerjaan harus dilakukan dengan cepat dan tepat
serta cermat sekali.

18

Faktor Jarak

Dengan jelas dapat dirasakan bahwa penyinaran radiasi makin berkurang dengan
makin bertambah jauh dari sumber radiasi. Kenyataan ini merupakan alat yang
tangguh dalam keselamatan radiasi. Bila ukuran sumber radiasi dibandingkan dengan
jarak adalah kecil hingga sumber radiasi dapat dianggap sebagai titik sumber, maka
pemaparan akan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak terhadap sumber.
Dr = K/r2 (K = tetapan yang besarnya bergantung pada sumber)
atau:
Dr x r2 =K
sehingga dapat ditulis:
Dr1 x r12 = Dr2 x r22 = Dr3 x r32 = ... = K, tetap
dengan,
Dr1 = laju dosis pada jarak r1 dari sumber,
Dr2 = laju dosis pada jarak r2 dari sumber,
Dr3 = laju dosis pada jarak r3 dari sumber.

Faktor Perisai
Bila harus bekerja pada jarak yang dekat dengan sumber radiasi dan dalam waktu
yang lama, perisai dapat mereduksi pemaparan hingga serendah-rendahnya.
Keefektifan perisai ditentukan oleh interaksi radiasi dengan atom-atom perisai yang
juga tergantung pada macam energi radiasi dan nomor atom materi perisai.

Radiasi alpha dapat diserap oleh kertas yang tebalnya lebih kecil dari 1/64 inci dan juga oleh
lapisan aluminium. Radiasi beta mempunyai jangicau yang lebih panjang
dibandingkan dengan radiasi alpha. Dengan menggunakan perspex setebal 10 mm
tenaga radiasi beta sudah terserap secara keseluruhan. Materi perisai yang digunakan
dalam radiasi elektromagnetik (radiasi sinar-X dan sinar gamma) ialah bahan-bahan
yang mempunyai rapat massa yang tingggi misalnya Pb, U, Au, Fe, Cr, dan Ni.
Sementara itu bahan yang mengandung boron, misalnya boral atau campuran Al dan
B4C, biasa digunakan sebagai perisai neutron.
b. Standar Untuk Lingkungan Tempat Kerja
Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 198 ) Untuk menghindari efek efek
yang merugikan tubuh manusia dan makhluk biologis yang diakibatkan oelh radiasi
pengionan , perlu dilakukan tindakan perlindungan (proteksi) terhadap radiasi. Tentu
19

saja dalam menerima radiasi ada batasan batasan tertentu yang masih dapat ditolerir
oelh berbagai jaringan misalnya tangan dan kaki boelh menerima lebih banyak radiasi
dari pada organ ginad dan lensa mata yang sangat peka / sensitive terhadap radiasi.
Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun kemudian. Missal kanker
kulit atau kanker darah (leukemia) timbul setelah 10 20 tahun kemudian akibat suatu
occupational exposure (pekerjaan penyinaran).
Salah satu usaha yang dilaukan oelh internasional commission on radiological
protection (ICRP) untuk menghindari bahaya radiasi maka ditentukan suatu dosis
maksimum yang dapat diperkenalkan sebagai pedoman adalam proteksi radiasi ,yaitu
maximum permissible dose (MPD) . Nilai MPD ini telah beberapa kali mengalami
perubahan. Oleh karena proteksi radiasi tidak saja ditinjau dari sudut efek somatic saja,
tetapi juga efek genetis.
Menurut Ahmadi Ruslan Hani. (2010 : 199 ) Dosis maksimum yang
diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan masyarakat umum. Bagi
masyarakat umum tidak lagi memakai MPD, akan tetapi diganti dengan dosis limit
(batas dosis). Maksud dari pemakaian dosis limit ini untuk memperoleh standarisasi
dalam pelaksanaan

proteksi pada pemakaian sumber sumber radiasi sehingga

masyarakat tidak mungkin mendapatkan radiasi yang membahayakan. Nilai batas dosis
untuk masyarakat ialah 1 / 10 dari pada MPD bagi pekerja radiasi..
Table dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi
Pekerja Radiasi
Seluruh tubuh , sumsum tulang , kelenjar
kelamin
Kulit , tulang , dan kelenjar thyroid
Tangan lengan bagian bawah dan pengkal kaki
Bagian lain dari tubuh

MPD
1. 5 rem dalam 1 tahun atau 3 rem dalam 3
bulan. Dosis seluruhnya tidak melebihi
5 rem (N-18) rem . N = umur
2. 30 rem dalam 1 tahun
3. 75 rem dalam 1 tahun
4. 15 rem dalam 1 tahun

Table batas dosis maksimum yang diperkenankan bagi masyarakat


Pekerja Radiasi
Seluruh tubuh , sumsum tulang , kelnjar

MPD
1. 0,5 rem dalam 1 tahun atau 0,3 rem

kelamin

dalam 3 bulan
2. 3 rem dalam 1 tahun , anak anak

20

Kulit , tulang , dan kelenjar thyroid

dibawah umur 16 tahun : 1,5


3. 75 rem dalam 1 tahun

Tangan lengan bagian bawah dan pengkal kaki

4. 15 rem dalam 1 tahun

Bagian lain dari tubuh

Proteksi radiasi bagi orang orang yang berhubungan langsung dengan sumber pengion
dibagi dalam beberapa golongan, yaitu :
a. Proteksi radiasi terhadap penderitaan dengan terapi radiasi. Pada terapi dosis tertentu
yang diberikan kepada penderita, jaringan sehat sekitarnya perlu mendapat
perlindungan sebaik baiknya. Pada penyinaran sekitar mata, mata harus mendapat
perlindungan dengan menggunakan timah hitam lead eye shield agar lensa mata
terhindar dari kerusakan. Pada penyiaran tumor yang tidak ganas dan terhadap anak
anak perlu hati hati dengan jumlah dosis yang diberikan, tidak dipekenankan
dilakukan berulang kali penyinaran oleh karenak radiasi bersifat karsinogen/
penyebab kanker.
b. Proteksi terhadap pekerja diagnostic radiologi
Pekerja diagnostic radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar X.
Untuk menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa
mengganggu informasi medis yang diperlukan. Faktor yang perlu diperhatikan dalam
proteksi terhadap pekerja adalah :
1. Filter / filtration , penyaringan / filter sangat berguna untuk mengurangi intensitas
sinar-X yang dihasilkan oleh tabung sinar-X. umumnya setiap unit sinar-X harus
mempunyai filter Al setebal 3mm, jika tidak maka energy rendah sinar-X yang
seharusnya dihilangkan oleh filter akan mencapai pada tubuh, sehingga tubuh
akan lebih banyak menerima radiasi yang tidak diperlukan.
2. Kollimator, merupakan suatu cela yang mengatur luas (area) dari berkas sinar-X
yang diperlukan. Menurut Next (nationwide evaluation of X Ray Trends),
perbandingan antara luas berkas sinar dengan luas lempeng film yang ideal adalah
lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu untuk proteksi radiasi, kollimator harus diatur
agar berkas sinar-X yang diterima oleh tubuh secukupnya saja.

21

3. Kualitas film, apabila digunakan kualitas film yang kurang sensitive akan
diperoleh gambaran yang kurang jelas sehingga diperlukan sinar-X yang lebih
keras agar diperoleh gambaran yang jelas, hal ini dapat menimbulkan radiasi
semakin besar.
Distribusi dari hasil luas penyinaran, ini dapat dipertoleh dengan mengukur total
radiasi pada penderita. Hasil luas penyinaran berkaitan dengan perkalian penyinaran
dalam Roentgen dan luas penyinaran dalam cm 2 (Rap). Selain apa yang disebut diatas,
setiap pegawai yang berkecimpung dengan sinar X maupun operator harus memakai
led apron dan berdiri dibelakang dari arah sinar. Harus memakai film bedge sehingga
jumlah dosis yang diterima dapat diketahui dan apabila ada kesalahan dan kelainan
dalam proteksi dapat segera diselidiki. Petugas dilarang memegang tabung radium atau
jarum radium dengan tangan, melainkan harus menggunakan alat pemegang khusus
yaitu long handled forcep. Tidak diperkenankan menggunakan

BAB III
22

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Radiasi adalah fenomena / peristiwa penyebaran energi gelombang


elektromagnetik atau partikel subatom melalui vakum atau media material.

2. Radiasi alam dapat berasal dari sinar kosmos, sinar gamma dari kulit bumi, hasil
peluruhan radon dan thorium di udara, serta berbagai Radionuklida alamiah:
radionuklida yang terbentuk secara alami.

3. Radiasi buatan (Radionuklida) adalah radiasi yang timbul karena atau


berhubungan dengan kegiatan manusia; seperti penyinaran di bidang medic,
jatuhan radioaktif, radiasi yang diperoleh pekerja radiasi di fasilitas nuklir,
radiasi yang berasal dari kegiatan di bidang industri : radiografi, logging, pabrik
lampu.

4. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas :


a. Efek Genetik (non-somatik)
b. Efek Somatik.
5. Satuan Radiasi terbagi menjadi:

Curie(Ci) dan Becquerrel (Bq)

Gray (gy) dan Rad (Rd)

REM

6. Standar Keselamatan Terhadap Radiasi

Standar internasional

Standar untuk tempat kerja

3.2 Saran
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa radiasi belum tentu aman, yang bisa kita lakukan
adalah mengambil risiko yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya. Tidak ada salahnya kita menggunakan radiasi, jika
manfaat yang akan kita dapat jauh lebih besar daripada risikonya.

23

DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Ruslan Hani. 2010. Teori Dan Aplikasi Fisika Kesehatan . Yogyakarta : Nuha
Medika
Gabriel JF. 2001. Fisika Lingkungan. Jakarta: Hipokrates;
Latar Muhamad Arief, Ir.MSc. http://ikk354.weblog.esaunggul.ac.id/wpcontent/uploads/sites/310/2012/12/PENGENDALIAN-BAHAYA-RADIASI.pdf
Diakses pada tanggal 30 April 2013
Tasripin. 2002. Ketentuan Keselamatan Kerja Dengan Radiasi. Jakarta : Pusat
Keselamatan Kerja Badan Tenaga Atom Nasional
Warintek. Efek Radiasi Dan Proteksi Radiasi. Kementerian Negara Riset dan
Teknologi. http://www.warintek.ristek.go.id/nuklir/efek_radiasi_proteksi.pdf, 28
November 2013 Diakses pada tanggal 30 April 2013

24

Anda mungkin juga menyukai