Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
KELOMPOK 6
RUSKANU MAARIF
RIZKY RASMANA H
MERIDIANA
NIM. 1409200070033
NIM. 1409200070032
NIM. 14092000700..
A. Pendahuluan
Penyusunan laporan keuangan pemerintah didasarkan ada peraturan perundangundangan yang berlaku sesuai dengan dengan Standar Akuntansi Pemerintah. Standar
Akuntansi Pemerintahan, yang selanjutnya disebut SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan Pemerintah. Dalam
menerapkan SAP, instansi pemerintah menggunakan Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Sistem
Akuntansi
Pemerintahan
adalah
rangkaian
sistematik
dari
prosedur,
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak
analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi
pemerintah.
Laporan keuangan pemerintah disampaikan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, Kemeterian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara yaitu selaku entitas
pelaporan serta unit kerja pemerintah dibawahnya selaku entitas akuntansi. Entitas
Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas akuntansi
yang berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan
keuangan. Entitas Akuntansi adalah unit pemerintahan Pengguna Anggaran yang
berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan untuk
digabungkan pada Entitas Pelaporan (PP Nomor 8 Tahun 2006). Didalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan disebutkan
komponen-komponen laporan keuangan yang terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran
(budgetary reports) dan laporan finansial, sehingga seluruh komponen menjadi sebagai
berkut :
a. Laporan Realisasi Anggaran.
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
c. Neraca.
d. Laporan Operasional.
e. Laporan Arus Kas.
f. Laporan Perubahan Ekuitas.
g. Catatan Atas Laporan Keuangan.
1
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk membahas dan mendiskusikan tentang
Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas serta Catatan Atas Laporan Keuangan.
B. Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban,
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya.
Pengguna laporan membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi
pendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan. Berkaitan dengan kebutuhan pengguna tersebut, Laporan Operasional
menyediakan informasi sebagai berikut:
1. Mengenai
menjalankan pelayanan;
2. Mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
penggunaan sumber daya ekonomi;
3. Yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima untuk
mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode mendatang dengan
cara menyajikan laporan secara komparatif;
4. Mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan ekuitas (bila
surplus operasional).
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi
berbasis
akrual (full
accrual
accounting
cycle) sehingga
penyusunan
Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Dalam hubungannya dengan laporan operasional, kegiatan operasional suatu
entitas pelaporan dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi atau klasifikasi
fungsi/program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Laporan operasional yang
dianalisis menurut suatu klasifikasi ekonomi, beban-beban dikelompokkan menurut
2
klasifikasi ekonomi (sebagai contoh beban penyusutan/amortisasi, beban alat tulis kantor,
beban transportasi, dan beban gaji dan tunjangan pegawai), dan tidak direalokasikan
pada berbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk
diaplikasikan dalam kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi beban
operasional pada berbagai fungsi. Namun jika laporan operasional yang dianalisis
menurut klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut program atau yang
dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang lebih relevan bagi
pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau dalam hal ini
pengalokasian beban ke setiap fungsi adakalanya bersifat arbitrer dan atas dasar
pertimbangan tertentu.
Dalam memilih penggunaan kedua metode klasifikasi beban tersebut tergantung
pada faktor historis dan peraturan perundang-undangan, serta hakikat organisasi. Kedua
metode ini dapat memberikan indikasi beban yang mungkin berbeda dengan output
entitas pelaporan bersangkutan, baik langsung maupun tidak langsung. Karena penerapan
masing-masing metode pada entitas yang berbeda mempunyai kelebihan tersendiri, maka
SAP memperbolehkan entitas pelaporan memilih salah satu metode yang dipandang
dapat menyajikan unsur operasi secara layak pada entitas tersebut.
Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsi juga
harus mengungkapkan tambahan informasi beban menurut klasifikasi ekonomi, antara
lain meliputi beban penyusutan/amortisasi, beban gaji dan tunjangan pegawai, dan
beban bunga pinjaman.
Sama halnya dengan LRA, struktur Laporan Operasional Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki perbedaan. Perbedaan
struktur tersebut juga diakibatkan karena perbedaan sumber pendapatan pada pemerintah
pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Namun, yang membedakan
antara LRA dengan LO diantaranya adalah sebagai berikut:
Pengelompokan pada LRA terdiri dari pendapatan, belanja, transfer dan
pembiayaan, sedangkan pengelompokan pada LO terdiri dari pendapatan dan beban dari
kegiatan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non operasional dan pos-pos luar
biasa.
beban finansial yang tidak dapat diketahui apabila menggunakan basis kas. Laporan
Operasional merupakan pengembangan dari Laporan Realisasi Anggaran - yang
kebetulan anggarannya tidak dipersyaratkan berbasis akrual menurut perundangan
sehingga, dengan demikian cakupan tambahan dari Laporan Operasional adalah materi
pendapatan dan belanja yang non kas (Widjajarso). Masih menurut Widjajarso,
perubahan terminologi harus dilakukan pada Laporan Operasional dan Laporan
Perubahan Ekuitas, yaitu terminologi beban atau biaya menggantikan terminologi
belanja. Konsep dan fitur yang ada di laporan operasional adalah sebagai berikut :
Laporan Keuangan).
Transaksi pendapatan dan beban dalam bentuk barang/jasa antara lain hibah dalam
wujud barang, barang rampasan, dan jasa konsultasi.
Pembiayaan tidak diperhitungkan dalam perhitungan surplus/defisit LO karena
transaksi pembiayaan tidak terkait dengan operasi pada periode pelaporan.
Menurut SAP Nomor 12, tujuan
memberikan
informasi
Operasi
adalah
dalam, (i) pendapatan-LO, (ii)beban, dan (iii) surplus/defisit operasional dari suatu
entitas pelaporan yang
Informasi yang dapat diberikan oleh basis akrual dengan adanya LO antara lain :
Biaya : besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah dalam menyediakan
pelayanan
Kinerja : operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam mengevaluasi
kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan kehematan perolehan dan
dan
Neraca
Operasional, Laporan
Perubahan
yang
menurunkan
ekuitas
berupa
pengeluaran/
konsumsi
panjang
Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa : Merupakan pendapatan/beban yang bukan merupakan operasi
biasa dimana tidak diharapkan sering/rutin terjadi dan di luar kendali/pengaruh
entitas. Sifat dan jumlah diungkap dalam CaLK.
6
Surplus/Defisit-LO : adalah
surplus/defisit
penjumlahan
selisih
lebih/kurang antara
biasa yang pada akhir periode pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Ekuitas.
Laporan
Operasional
dijelaskan
lebih
lanjut
dalam
Catatan
atas Laporan
Akuntansi Pendapatan-LO
Pengakuan : Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan
atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.
Klasifikasi
: Pendapatan diklasifikasikan menurut sumber dan jenis
pendapatan, dilaksanakan berdasarkan azas bruto.
Azas Bruto : Dalam hal besaran pengurang bersifat variabel terhadap
pendapatan-LO dan tidak dapat diestimasikan terlebih dahulu maka azas bruto
dikecualikan.
Koreksi dan Pengembalian : Pengembalian yang sifatnya normal dan
berulang (recurring) pada
periode
penerimaan
maupun
pada
periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang pendapatan. Tidak berulang (nonrecurring) yang terjadi pada periode penerimaan pendapatan dibukukan
sebagai pengurang pendapatan pada periode yang sama. Berulang yang
terjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada
periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut.
Pengungkapan : Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan dalam
CaLK.
1.
Akuntansi Beban
Pengakuan : Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya
konsumsi aset atau terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Klasifikasi : Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi yang
mengelompokkan berdasarkan jenis beban.
Penyusutan : Penyusutan/amortisasi dapat dilakukan dengan berbagai
metode yang dapat dikelompokkan menjadi: (a) Metode garis lurus (straight
line method); (b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance
method); (c) Metode unit produksi (unit of production method).
Transfer : Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau
kewajiban untuk mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu
entitas pelaporan lain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
7
Koreksi : Koreksi
atas
3.
dari
kegiatan operasional
5.
Transaksi
harus
pendapatan-LO
dilaporkan dengan
dan
beban
dalam
bentuk barang/jasa
dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan
setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya
transaksi pelunasan utang yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang.
Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan
pembayaran bunga utang pada umumnya akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi
kecuali bunga yang dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar
akuntansi Pemerintahan, pasal 4 ayat (1) Pemerintah menerapkan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP) berbasis Akrual. SAP Berbasis Akrual adalah SAP yang mengakui
pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta
mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN/APBD. SAP berbasis akrual tercantum
dalam Lampiran I PP 71 Tahun 2010.
.
Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah mengatur penyajian laporan arus
kas yang memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas
pelaporan dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris selama satu periode akuntansi. Informasi ini bertujuan untuk
pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Pemerintah pusat dan daerah yang
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun
laporan arus kas sesuai dengan standar ini untuk setiap periode penyajian laporan keuangan
sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok. Hal ini sesuai dengan peraturan
perundang-undangan kecuali perusahaan negara/daerah.
10
Indikator jumlah arus kas di masa yang akan datang, serta berguna untuk menilai
kecermatan atas taksiran arus kas yang dibuat sebelumnya.
Alat pertanggunjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode
pelaporan.
jika dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan
informasi kepada pengguna informasi dalam mengevaluasi perubahan ekuitas suatu
entitas pelaporan dan struktur keuangan pemerintah.
1. Penyajian Laporan Arus Kas
Klasifikasi arus kas menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris
memberikan informasi yang memungknkan para pengguna laporan untuk menilai
pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Satu
transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya
transaksi pelunasan utang yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang.
Dalam hal entitas bersangkatan masih membukukan penerimaan dan pengeluaran
dalam buku kas berdasarkan akun pelaksanaan anggaran maka laporan arus kas dapat
disajikan dengan mengacu pada akun-akun pelaksanaan anggaran tersebut. Yang
dimaksud dengan akun-akun pelaksanaan anggaran adalah akun yang berhubungan
dengan pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan transaksi non anggaran yang di
dalam Laporan Arus Kas dikelompokkan menjadi aktivitas operasi, investasi aset non
keuangan, pembiayaan, dan non anggaran.
A. Aktivitas Operasi
1) Arus masuk kas dari aktivitas operasi diperoleh dari:
Penerimaan Perpajakan
Penerimaan Hibah
Penerimaan Transfer
Pembayaran Pegawai
Pembayaran Barang
Pembayaran Bunga
Pembayaran Subsidi
Pembayaran Hibah
Pembayaran Transfer
B. Aktivitas Investasi
1) Arus masuk kas dari aktivitas investasi terdiri dari:
C. Aktivitas Pendanaan
1) Arus masuk kas dari aktivitas pendanaan:
12
D. Aktivitas Transitoris
Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan
penerimaan transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali
uang persediaan dari bendahara pengeluaran. Arus keluar kas dari aktivitas
transitoris meliputi pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris seperti
kiriman uang keluar dan pemberian uang persediaan kepada bendahara
pengeluaran.
2. Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas
Bentuk dan struktur Laporan Arus Kas merupakan kerangka atau acuan
dalam penyajian Laporan Arus Kas. Bentuknya terdiri dari uraian berbagai aktivitas
yang disajikan secara stafel diurutkan dari atas ke bawah. Penyajian didahului dengan
arus kas masuk dan keluar berbagai aktivitas. Kemudian disajikan saldo awal dan saldo
akhir kas.
Struktur Laporan Arus Kas terdiri dari arus masuk dan keluar kas berbagai
aktivitas. Dari arus masuk dan arus masuk setiap aktivitas akan diperoleh arus kas
bersih dari setiap aktivitas. Arus kas bersih setiap aktivitas dijumlahkan sehingga
diperoleh kenaikan atau penurunan kas. Jika arus penjumlahan arus kas bersih setiap
aktivitas positif berarti ada kenaikan kas. Sebaliknya jika penjumlahan arus kas bersih
setiap aktivitas negatif maka terjadi penurunan kas. Kenaikan atau penurunan kas
akan ditambahkan dengan saldo akhir sehingga diperoleh saldo akhir. Saldo akhir
yang dihasilkan dari penjumlahan ini harus sama dengan yang tercatat di neraca untuk
masing-masing akun yang berkaitan.
Aktivitas yang dijadikan dasar dalam penyajian Laporan Arus Kas terdiri dari
aktivitas operasi, aset nonkeuangan, pembiayaan, dan nonanggaran. Aktivitas operasi
adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan untuk kegiatan
operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
Aktivitas investasi aset nonkeuangan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset
nonkeuangan lainnya. Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang
perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang
13
Laporan Arus Kas dapat disajikan dalam dua metode. Entitas pelaporan dapat
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara:
1. Metode Langsung, Metode ini mengungkapkan pengelompokan utama penerimaan dan
pengeluaran kas bruto.
2. Metode Tidak Langsung, Dalam metode ini, surplus atau defisit disesuaikan dengan
transaksi-transaksi operasional nonkas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual)
penerimaan kas atau pembayaran yang lalu/yang akan datang, serta unsur pendapatan
dan belanja dalam bentuk kas yang berkaitan dengan aktivitas
investasi aset
penting lainnya;
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada laporan keuangan
lainnya, seperti pos-pos pada Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Saldo Anggaran
Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci dan analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
15
Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan
dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan
lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
Secara umum, susunan CaLK sebagaimana dalam Standar Akuntansi Pemerintahan
disajikan sebagai berikut:
secara keseluruhan oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu
ataupun pemerintah saja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman bagi pengguna
maupun pembaca laporan keuangan pemerintah, dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan
setiap entitas pelaporan (pemerintah) menambah atau mengubah susunan penyajian atas pospos tertentu dalam CaLK, selama perubahan tersebut tidak mengurangi atapun
menghilangkan substansi informasi yang harus disajikan.
Pemahaman yang memadai terhadap komponen-komponen laporan keuangan
pemerintah sangat diperlukan dalam menilai laporan pertanggungjawaban keuangan negara.
Dengan memahami tujuan, manfaat dan isi/pos-pos dari setiap komponen laporan keuangan,
rakyat sebagai pengguna laporan keuangan akan lebih mudah menilai kinerja Pemerintah
16
dalam mengelola keuangan negara. Rakyat dapat mengetahui jumlah dan sumber dana yang
dipungut/dikumpulkan oleh pemerintah dalam setiap periodenya, bagaimana pengelolaannya,
termasuk dapat menelusuri lebih jauh penggunaan dana masyarakat tersebut serta
mengevaluasi sejauhmana capaian dari setiap program/kegiatan pemerintah.
Informasi yang ada dalam laporan keuangan juga akan berguna untuk mengetahui
jumlah serta jenis-jenis aset maupun utang yang dimiliki oleh pemerintah dalam rangka
mendukung kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, sehingga kinerja pemerintah
dapat teridentifikasi secara jelas dan rakyatpun dapat memberikan tanggapan atau penilaian
terhadap kinerja pemerintah tersebut.
Dalam kenyataannya, meskipun laporan keuangan sudah bersifat general purposive
atau dibuat untuk memenuhi kebutuhan informasi semua pihak, tetapi tidak semua
pembaca/pengguna dapat memahami laporan keuangan pemerintah dengan baik, akibat
perbedaan latar belakang pendidikan dan pengetahuan. Untuk itu, agar pengguna dapat
menginterpretasikan seluruh informasi-informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan
secara tepat maka diperlukan hasil analisis terhadap laporan keuangan Pemerintah.
E. Kesimpulan
Laporan Operasional (LO) menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan
operasional keuangan entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban,
dan surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan
melengkapi
Laporan
pelaporan
Operasional
disusun
untuk
Operasional, Laporan
Perubahan
Ekuitas,
dan
Neraca
mempunyai
17
Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan finansial yang menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Klasifikasi arus kas
menurut aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris memberikan informasi
yang memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas
tersebut terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pendanaan,
dan transitoris.
CaLK pada dasarnya dimaksudkan agar laporan keuangan pemerintah dapat
dipahami secara keseluruhan oleh pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk
pembaca tertentu ataupun pemerintah saja. Oleh karena itu, untuk menghindari kesalah
pahaman bagi pengguna maupun pembaca laporan keuangan pemerintah, dalam keadaan
tertentu masih dimungkinkan setiap entitas pelaporan (pemerintah) menambah atau
mengubah susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam CaLK, selama perubahan
tersebut tidak mengurangi atapun menghilangkan substansi informasi yang harus
disajikan.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran I.13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010, Pernyataan
Nomor 12 tentang Laporan Operasional
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 03 lampiran I.04
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan
Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah.
18
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
Peraturan Pemerintah Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 Tentang Penetapan
Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pada Pemerintah Daerah
Widjajarso, Bambang. Penerapan Basis Akrual Pada Akuntansi Pemerintah Indonesia:
Sebuah Kajian Pendahuluan. http://sutaryofe.staff.uns.ac.id/files/2011/10 /Akuntansiberbasis-akrual.pdf (diakses 18 November 2011)
www.ksap.org
19