Anda di halaman 1dari 14

BAB V

PEMBAHASAN

Semua hasil pengujian bagaimana pengaruh temperatur tinggi pada sifat


sifat fisik lumpur bahan dasar air tawar, di mana dibuat komposisi lumpur dasar
air tawar yang berjenis: polimer (lumpur A) dan lygnosulfonate (lumpur B) harus
memenuhi sifat rheology yang telah ditentukan dan tahan terhadap temperatur
tinggi.
Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh temperatur terhadap
sifat sifat fisik lumpur dasar dengan bahan dan aditif yang terdiri dari: air tawar,
caustic soda, bentonite, CMC HV, PAC - R, XCD polimer, lignosulfonate,
lygnit, resinex. Lalu dibuatlah dua perbandingan di mana komposisi kandungan
berbeda antara L A dan L B, di mana komposisi L A1 dan L B1 dibuat belum
ditambahkan lime, L A2 dan L B2 ditambahkan lime sebanyak 2 gram. L A3 dan L
B3 ditambahkan lime sebanyak 4 gram.
Antara komposisi L A dengan L B memiliki perbedaan penambahan aditif
yang digunakan. Lumpur yang telah ditentukan komposisinya tersebut,
selanjutnya dianalisa sifat sifat fisiknya pada temperatur ruangan yaitu sekitar
83F dan dilanjutkan pada temperatur 125F, 167F, 209F dan terakhir 250F.

Berat Jenis

Pengukuran nilai berat jenis (densitas), spesifikasi yang harus dipenuhi


adalah 8.4 10 lb/gal. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan

50

51

thermo cup dan diukur dengan mud balance. Komposisi yang sudah ditambahkan
dengan lime, berat jenis (densitas) mengalami kenaikan. Berikut hasil dari
penelitiannya: Komposisi L A1 belum ditambahkan lime: 8.7 saat temperatur 83F,
8.65 saat 125F, 8.6 saat 167F, 8.55 saat 209F, dan 8.52 saat temperatur
tertinggi 250F. Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil
penelitiannya: 8.8 saat suhu ruangan 83F, 8.75 saat 125F, 8.7 pada 167F, 8.65
saat 209F, dan 8.63 saat 250F. Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr,
berikut hasil penelitiannya: 8.83 saat 83F, 8.78 saat 125F, 8.75 saat 167F, 8.7
saat 209F, dan 8.65 saat 250F.
Jika diperhatikan pada hasil penelitian, dapat dilihat terjadi penurunan
berat jenis seiring kenaikan temperatur. Hal ini diakibatkan karena lumpur
menjadi semakin encer sebagai akibat pecahnya partikel - partikel zat kimia
penyusun lumpur. Komposisi L B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil
penelitiannya: 8.65 saat 83F, 8.6 saat 125F, 8.55 saat 167F, 8.5 saat 209F, dan
8.43 saat 250F. Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil
penelitiannya: 8.7 saat 83F, 8.65 saat 125F, 8.6 saat 167F, 8.55 saat 209F dan
8.5 saat 250F. Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil
penelitiannya: 8.75 saat 83F, 8.7 saat 125F, 8.67 saat 167F, 8.65 saat 209F,
8.6 saat 250F.
Pada

temperatur tertinggi

250F setiap komposisi masih

dapat

mempertahankan rheology sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.


Dilihat juga dari hasil perbandingan bahwa komposisi L A lebih berat densitasnya

52

dibandingkan komposisi LB, ini disebabkan oleh penggunaan dari PAC R, CMC
HV dan XCD Polimer yang lebih banyak.
Viskositas

Pengukuran nilai viskositas, spesifikasi yang harus dipenuhi adalah antara


40 70 detik/quart. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan thermo
cup dan diukur dengan mursh funnel terhadap 6 komposisi. Bila diperhatikan
komposisi yang sudah mengalami penambahan lime akan berdampak pada
penambahan viskositas. Saat pengaruh kenaikan temperatur, viskositas lumpur
mengalami penurunan. Berikut hasil dari penelitiannya: Komposisi L A1 belum
ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 67 saat 83F, 63 saat 125F, 59
saat 167F, 56 saat 209F, dan 52 saat 250F. Sampai temperatur tertinggi
komposisi ini masih dapat mempertahankan sifat fisiknya sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr,
berikut hasil penelitiannya: 147 saat 83F, 124 saat 125F, 102 saat 167F, 81 saat
209F , 67 saat 250F. Hanya pada temperatur tertinggi saja yang memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan. Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr,
berikut hasil penelitiannya: 167 saat 83F, 127 saat 125F, 107 saat 167F, 87 saat
209F, 79 saat 250F, tidak ada nilai yang menunjukkan sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditentukan karena ion ca+ yang ada di kandungan ke dua komposisi ini
melebihi 400 ppm, di mana kandungan tersebut merusak viskositas menjadi
tinggi.

53

Kenaikan nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi lumpur A


disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi pada penggunaan kandungan aditif
seperti: PAC R, CMC HV, dan XCD polimer yang lebih banyak, dimana aditif
ini berfungsi sebagai viscosifier. Jika diperhatikan pada hasil penelitian, terjadi
penurunan viskositas seiring kenaikan temperatur. Komposisi L B1 belum
ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 50 saat 83F, 48 saat 125F, 46
saat 167F, 43 saat 209F, 40 saat 250F, pada komposisi ini memenuhi
spesifikasi dari temperatur awal sampai akhir. Komposisi L B2 sudah ditambahkan
lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 57 saat 83F, 55 saat 125F, 52 saat 167F,
49 saat 209F, dan 46 saat 250F, komposisi ini memenuhi spesifikasi dari
temperatur awal sampai akhir. Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr,
berikut hasil penelitiannya: 65 saat 83F, 62 saat 125F, 58 saat 167F, 54 saat
209F, 50 saat 250F, komposisi ini juga memenuhi spesifikasi dari temperatur
awal sampai akhir. Sedangkan pada komposisi L B ini cenderung nilainya lebih
kecil sifat rheology-nya, dikarenakan adanya penggunaan aditif lygnosulfonate
dan lygnit yang lebih banyak dan resinex yang dapat mempertahankan sifat fisik
dan rheology sampai temperatur tinggi.
Plastic Viscosity
Pengukuran nilai plastic vicosity (pv), spesifikasi yang harus dipenuhi
adalah 10 15 centipoise (cp). Saat praktikum proses pemanasan dilakukan
dengan thermo cup dan diukur Fann VG Meter. Hasil pengukuran plastic viscosity
(pv) pada laboratorium didapat dari pengurangan dial reading pada putaran 600

54

rpm dengan dial reading pada putaran 300 rpm. Penambahan lime dapat
menambahkan nilai plastic viscosity, sedangkan pengaruh dari penambahan
temperatur dapat menurunkan nilai plastic viscosity. Komposisi L A1 belum
ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 15 saat 83F, 14.5 saat 125F, 14
saat 167F, 13 saat 209F, dan 12 saat 250F, pada komposisi ini memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan dari temperatur awal sampai akhir. Komposisi L
A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 30 saat 83F, 27 saat
125F, 24 saat 167F, 21 saat 209F, dan 17 saat 250F, komposisi ini tidak
memenuhi spesifikasi sama sekali. Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr,
berikut hasil penelitiannya: 37 saat 83F, 33 saat 125F, 29 saat 167F, 24 saat
209F, dan 19 saat 250F, komposisi ini tidak memenuhi spesifikasi sama sekali.
Jika diperhatikan komposisi lumpur A2 dan A3 yang ditambahkan lime
lebih dari 400 ppm ini, menunjukkan kerusakan pada sifat rheology. Kenaikan
nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi lumpur A disebabkan oleh adanya
perbedaan komposisi pada penggunaan kandungan aditif seperti: PAC R, CMC
HV, dan XCD polimer yang lebih banyak. Komposisi L B1 belum ditambahkan
lime, berikut hasil penelitiannya: 11 saat 83F, 10 saat 125F, 9 saat 167F, 8 saat
209F, 7 saat 250F, pada komposisi ini hanya pada saat temperatur ruangan dan
saat 125F yang memenuhi spesifikasi. Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime
2gr, berikut hasil penelitiannya: 13 saat 83F, 12.5 saat 125F, 12 saat 167F, 11
saat 209F, dan 10 saat 250F, komposisi ini memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan dari temperatur awal sampai akhir. Komposisi L B3 sudah ditambahkan
lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 15 saat 83F, 14.5 saat 125F, 14 saat 167F,

55

12 saat 209F, 11 saat 250F, komposisi ini dapat memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan dari temperatur awal sampai temperatur tertinggi, Sedangkan
pada komposisi L B ini cenderung nilainya lebih kecil sifat rheology - nya,
dikarenakan adanya penggunaan aditif lygnosulfonate dan lygnit yang lebih
banyak dan resinex yang dapat mempertahankan sifat fisik dan rheology sampai
temperatur tinggi.

Yield Point

Pengukuran nilai yield point (yp), spesifikasi yang harus dipenuhi adalah 9
13 lb/100ft2. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan thermo cup
dan diukur Fann VG Meter. Nilai yield point diperoleh dari pengurangan harga
dial reading pada putaran 300 rpm dengan plastic viscosity. Bila dilihat pada
penambahan lime dapat menyebabkan kenaikan nilai yield point, dan temperatur
tinggi dapat menyebabkan penurunan nilai yield point. Komposisi L A1 belum
ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 23 saat 83F, 21,5 saat 125F, 19
saat 167F, 16 saat 209F, 14 saat 250F, komposisi ini tidak memenuhi
spesifikasi sama sekali. Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut
hasil penelitiannya: 73 saat 83F, 64 saat 125F, 49 saat 167F, 34 saat 209F, 19
saat 250F, komposisi ini tidak memenuhi spesifikasi sama sekali. Komposisi L
A3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 79 saat 83F, 66 saat
125F, 53 saat 167F, 40 saat 209F, 27 saat 250F, komposisi ini tidak
memenuhi spesifikasi sama sekali.

56

Jika diperhatikan komposisi lumpur A2 dan A3 yang ditambahkan lime


lebih dari 400 ppm ini, menunjukkan kerusakan pada sifat rheology. Kenaikan
nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi lumpur A disebabkan oleh adanya
perbedaan komposisi pada penggunaan kandungan aditif seperti: PAC R, CMC
HV, dan XCD polimer yang lebih banyak. Komposisi L B1 belum ditambahkan
lime, berikut hasil penelitiannya: 14 saat 83F, 13 saat 125F, 12 saat 167F, 11
saat 209F, dan 10 saat 250F, komposisi ini hanya saat suhu ruangannya saja
yang tidak memenuhi spesifikasi. Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime 2gr,
berikut hasil penelitiannya: 17 saat 83F, 16.5 saat 125F, 15 saat 167F, 14 saat
209F, 12 saat 250F, komposisi ini hanya saat temperatur tertinggi saja yang
memenuhi spesifikasi. Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil
penelitiannya: 21 saat 83F, 20,5 saat 125F, 18 saat 167F, 16 saat 209F, dan 14
saat 250F. pada lumpur B cenderung nilainya lebih kecil sifat rheology - nya,
dikarenakan adanya penggunaan aditif lygnosulfonate dan lygnit yang lebih
banyak dan resinex yang dapat mempertahankan sifat fisik dan rheology sampai
temperatur tinggi.

Gel Strength 10 Detik


Pengukuran nilai gel strength 10 detik, spesifikasi yang harus dipenuhi

adalah 3 7 lb/100ft2. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan


thermo cup dan diukur Fann VG Meter. Lime dapat menyebabkan kenaikan nilai
gel strength dan pada pengaruh penambahan temperatur nilai dari gel strength
dapat menurun.

57

Komposisi L A1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 14


saat 83F, 12 saat 125F, 10 saat 167F, 8 saat 209F, dan 6 saat 250F,
komposisi ini dapat memenuhi spesifikasi pada temperatur tertinggi saja 250F.
Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 20 saat
83F, 17 saat 125F, 14 saat 167F, 11 saat 209F, dan 8 saat 250F, pada
komposisi ini tidak memenuhi spesifikasi sama sekali. Komposisi L A3 sudah
ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 23 saat 83F, 20 saat 125F, 17
saat 167F, 14 saat 209F, dan 11 saat 250F, pada komposisi ini tidak ada yang
memenuhi spesifikasi sama sekali.
Jika diperhatikan komposisi lumpur A2 dan A3 yang ditambahkan lime
lebih dari 400 ppm ini kenaikan nilainya sangat tinggi, menunjukkan kerusakan
pada sifat rheology. Kenaikan nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi
lumpur A disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi pada penggunaan
kandungan aditif seperti: PAC R, CMC HV, dan XCD polimer yang lebih
banyak.
Komposisi L B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 5
saat 83F, 4.5 saat 125F, 4 saat 167F, 3.5 saat 209F, dan 3 saat 250F,
komposisi ini memenuhi spesifikasi dari temperatur awal sampai akhir.
Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 7 saat
83F, 6.5 saat 125F, 6 saat 167F, 5 saat 209F, dan 4 saat 250F, komposisi ini
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan di semua temperatur yang diuji.
Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 9 saat

58

83F, 8 saat 125F, 7 saat 167F, 6 saat 209F, dan 5 saat 250F, komposisi ini
saat temperatur rendah, yaitu 83F dan 125F tidak memenuhi spesifikasi.
Pada lumpur B cenderung stabil sifat rheology - nya, dikarenakan adanya
penggunaan aditif lygnosulfonate dan lygnit yang lebih banyak dan resinex yang
dapat mempertahankan sifat fisik dan rheology sampai temperatur tinggi.

Gel Strength 10 Menit


Pengukuran nilai gel strength 10 menit, spesifikasi yang harus dipenuhi

adalah 10 15 lb/100ft2. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan


thermo cup dan diukur Fann VG Meter. Dapat disimpulkan bahwa penambahan
lime dapat menyebabkan kenaikan nilai gel strength dan pada pengaruh
penambahan temperatur nilai dari gel strength dapat menurun. Komposisi L A1
belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 23 saat 83F, 21.5 saat
125F, 19 saat 167F, 17 saat 209F, dan 15 saat 250F, pada komposisi ini hanya
saat temperatur tertinggi saja yang memenuhi spesifikasi. Komposisi L A2 sudah
ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 73 saat 83F, 64 saat 125F, 49
saat 167F, 34 saat 209F, dan 19 saat 250F, pada komposisi ini tidak memenuhi
spesifikasi sama sekali. Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut
hasil penelitiannya: 79 saat 83F, 66 saat 125F, 53 saat 167F, 40 saat 209F dan
27 saat 250F, pada komposisi ini tidak ada yang memenuhi spesifikasi sama
sekali.
Jika diperhatikan komposisi lumpur A2 dan A3 yang ditambahkan lime
lebih dari 400 ppm ini kenaikan nilainya sangat tinggi, menunjukkan kerusakan

59

pada sifat rheology. Kenaikan nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi
lumpur A disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi pada penggunaan
kandungan aditif seperti: PAC R, CMC HV, dan XCD polimer yang lebih
banyak. Komposisi L B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 14
saat 83F, 13 saat 125F, 12 saat 167F, 11 saat 209F, dan 10 saat 250F, pada
komposisi ini memenuhi spesifikasi pada semua temperatur yang diuji dari awal
sampai akhir. Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil
penelitiannya: 17 saat 83F, 16,5 saat 125F, 15 saat 167F, 14 saat 209F, dan 12
saat 250F, pada komposisi ini saat temperatur rendahnya, yaitu 83F - 125F
tidak memenuhi spesifikasi. Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut
hasil penelitiannya: 21 saat 83F, 20 saat 125F, 18 saat 167F, 16 saat 209F, 14
saat 250F, pada komposisi ini hanya saat temperatur tertingginya saja yang
memenuhi spesifikasi. pada lumpur B cenderung lebih kecil sifat rheology - nya
dibandingkan lumpur A, dikarenakan adanya penggunaan aditif lygnosulfonate
dan lygnit yang lebih banyak dan resinex yang dapat mempertahankan sifat fisik
dan rheology sampai temperatur tinggi.

Laju Tapisan
Pengukuran nilai laju tapisan, spesifikasi yang harus dipenuhi adalah 12

(cc). Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan thermo cup dan diukur
API filter press. Dapat disimpulkan bahwa lime dapat menyebabkan peningkatan
nilai laju tapisan dan pada pengaruh penambahan temperatur, nilai dari laju
tapisan mengalami kenaikan. Pada komposisi L A1 belum ditambahkann lime,

60

berikut hasil penelitiannya: 8.4 saat 83F, 8.8 saat 125F, 9.4 saat 167F, 9.6 saat
209F, dan 10 saat 250F, pada komposisi ini memenuhi spesifikasi di seluruh
temperatur yang diuji. Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil
penelitiannya: 12 saat 83F, 12.5 saat 125F, 13 saat 167F, 13.5 saat 209F, dan
14 saat 250F, pada komposisi ini hanya temperatur ruangannya saja yang
memenuhi spesifikasi. Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil
penelitiannya: 13.8 saat 83F, 14.2 saat 125F, 14.8 saat 167F, 15.4 saat 209F
dan 16 saat 250F, pada komposisi ini tidak memenuhi spesifikasi sama sekali.
Jika diperhatikan komposisi lumpur A2 dan A3 yang ditambahkan lime lebih dari
400 ppm ini kenaikan nilainya sangat tinggi, menunjukkan kerusakan pada sifat
rheology-nya.
Kenaikan nilai yang tinggi diperlihatkan oleh komposisi lumpur A
disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi pada penggunaan kandungan aditif
seperti: PAC R, CMC HV, dan XCD polimer yang lebih banyak. Komposisi L
B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 6 saat 83F, 6.6 saat
125F, 7 saat 167F, 7.4 saat 209F, 8 saat 250F. Komposisi L B2 sudah
ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 7.8 saat 83F, 8 saat 125F, 8.4
saat 167F, 9 saat 209F, dan 9.6 saat 250F. Komposisi L B3 sudah ditambahkan
lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 8.2 saat 83F, 8.6 saat 125F, 9 saat 167F,
9.4 saat 209F, dan 9.8 saat 250F.
Pada komposisi lumpur B semuanya memenuhi spesifikasi di seluruh
temperatur yang diuji, dikarenakan adanya penggunaan aditif lygnosulfonate dan

61

lygnit yang lebih banyak dan resinex yang dapat mempertahankan sifat fisik dan
rheology sampai temperatur tinggi.

Mud Cake
Pengukuran nilai mud cake, spesifikasi yang harus dipenuhi adalah 2

mm. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan thermo cup dan diukur
API filter press. Dapat disimpulkan bahwa penambahan lime dan temperatur dapat
menyebabkan kenaikan nilai mud cake. Pada percobaan ini semua komposisi
memenuhi spesifikasi di seluruh temperature yang diuji. Mud cake sendiri tidak
bisa terlepas dari pengujian laju tapisan, berikut hasil penelitiannya: Komposisi L
A1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 0.25 saat 83F, 0.35 saat
125F, 0.5 saat 167F, 0.7 saat 209F, 1 saat 250F. Komposisi L A2 sudah
ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 0.5 saat 83F, 0.75 saat 125F,
1 saat 167F, 1.25 saat 209F, dan 1.5 saat 250F. Komposisi L A3 sudah
ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 0.75 saat 83F, 1 saat 125F,
1.25 saat 167F, 1.5 saat 209F, dan 1.75 saat 250F.
Kenaikan nilai yang agak tinggi diperlihatkan oleh komposisi lumpur A
disebabkan oleh adanya perbedaan komposisi pada penggunaan kandungan additif
seperti: PAC R, CMC HV, dan XCD polimer yang lebih banyak. Komposisi L
B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 0.2 saat 83F, 0.3 saat
125F, 0.5 saat 167F, 0.65 saat 209F, dan 0.75 saat 250F. Komposisi L B2
sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 0.5 saat 83F, 0.65 saat
125F, 0.75 saat 167F, 1 saat 209F, dan 1.25 saat 250F. Komposisi L B3 sudah

62

ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 0.75 saat 83F, 1 saat 125F,
1.25 saat 167F, 1.35 saat 209F dan 1.5 saat 250F. Pada komposisi lumpur B
nilainya cenderung lebih kecil dari lumpur A, dikarenakan adanya penggunaan
aditif lygnosulfonate dan lygnit yang lebih banyak dan resinex yang dapat
mempertahankan sifat fisik dan rheology sampai temperatur tinggi. Semua
komposisi yang diuji ini, semuanya memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan
dari temperatur awal sampai akhir, pengujian mud cake ini tidak terlepas dari hasil
pengujian laju tapisan yang bagus pula.

pH Lumpur
Pengukuran nilai pH lumpur, spesifikasi yang harus dipenuhi adalah 9

12. Saat praktikum proses pemanasan dilakukan dengan thermo cup dan diukur
pH meter. Dapat disimpulkan bahwa, penambahan lime dapat meningkatkan nilai
dari pH dan penambahan temperatur dapat menyebabkan penurunan nilai dari pH
lumpur. Komposisi L A1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 10
saat 83F, 9.7 saat 125F, 9.5 saat 167F, 9 saat 209F, 8.5 saat 250F, pada
komposisi ini saat temperatur tertingginya saja yang tidak memenuhi spesifikasi.
Komposisi L A2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil penelitiannya: 11.5
saat 83F, 11 saat 125F, 10.5 saat 167F, 10 saat 209F dan 9.5 saat 250F, pada
komposisi ini spesifikasinya terpenuhi di seluruh temperatur yang diuji.
Komposisi L A3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil penelitiannya: 12.5
saat 83F, 12 saat 125F, 11.5 saat 167F, 11 saat 209F dan 10.5 saat 250F,

63

pada komposisi ini hanya saat temperatur ruangnya saja yang tidak memenuhi
spesifikasi.
Komposisi L B1 belum ditambahkan lime, berikut hasil penelitiannya: 9
saat 83F, 8.75 saat 125F, 8.5 saat 167F, 8.25 saat 209F, dan 8 saat 250F,
pada komposisi ini hanya saat temperatur ruangnya saja yang memenuhi
spesifikasi. Komposisi L B2 sudah ditambahkan lime 2gr, berikut hasil
penelitiannya: 10.5 saat 83F, 10 saat 125F, 9.5 saat 167F, 9.2 saat 209F, dan 9
saat 250F. Komposisi L B3 sudah ditambahkan lime 4gr, berikut hasil
penelitiannya: 11.5 saat 83F, 11 saat 125F, 10.5 saat 167F, 10 saat 209F, dan
9.5 saat 250F, pada komposisi L B2 dan L B3 seluruhnya memenuhi spesifikasi
yang telah ditetapkan dari temperatur awal sampai akhir. Jika dilihat lumpur A
lebih stabil pH lumpurnya dibandingkan lumpur B, dikarenakan adanya
penggunaan kandungan coustic soda yang lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai