Pembimbing
dr. Agus F. Razak Sp.M
BANJARMASIN
JULI, 2005
DAFTAR ISI
Halaman
PENDAHULUAN .2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi .3
Etiologi .3
Gejala klinik .4
Pemeriksaan Laboratorium....5
Komplikasi dan Sekuela .......6
Terapi .. .6
Perjalanan dan prognosis ..7
PENUTUP.8
DAFTAR PUSTAKA9
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Konjungtivitis bakterial adalah peradangan pada konjungtiva yang disebabkan
oleh bakteri (1,2)
Etiologi
Penyebabnya banyak diantaranya(2):
1. Hiperakut (purulen)
Neisseria gonorrhoeae
Neisseria meningitidis
Neisseria gonorrhea subsp Kochii
2. Akut (mukopurulen)
Pneumococcus (Streptococcus pneumoniae) (iklim sedang)
Haemophilus aegyptius (Koch-Weeks bacillus) (iklim tropik)
3. Subakut
Haemophilus influenzae (iklim sedang)
4. Menahun, termasuk blefarokonjungtivitis
Staphylococcus aureus
Moraxella lacunata (diplobacillus dari Morax-Axenfeld)
Konjungtivitis purulen
Disebabkan
menahun, yang biasanya unilateral. Infeksi ini juga dapat menyertai blefaritis
bakterial menahun atau disfungsi kelenjar meibom. Pasien dengan sindrom palpebra
lemas dan ektropion dapat menimbulkan konjungtivitis bakterial sekunder.
Pemeriksaan laboratorium
Pada kebanyakan kasus konjungtivitis bakterial, organisme dapat diketahui
dengan pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan konjungtiva yang dipulas dengan
gram
atau
giemsa.
Pemeriksaan
ini
mengungkapkan
banyak
neutrofil
harus dimulai terapi antibiotik empirik. Bila hasil tes sensitivitas antibiotika telah ada,
terapi antibiotika spesifik dapat diteruskan (2).
Komplikasi dan sekuela
Blefaritis marginalis menahun sering menyertai konjungtivitis stafilokokus
kecuali pada pasien sangat muda yang bukan sasaran blefaritis. Parut konjungtiva
dapat terjadi pada konjungtivitis pseudomembranosa dan membranosa dan pada kasus
tertentu yang diikuti ulserasi kornea dan perforasi.
Ulserasi kornea marginal dapat terjadi pada infeksi N.gonorroeae, N. kochii
N. meningitidis, H. aegyptius, S. aureus dan M.catarralis. Jika produk toksik dari
N. gonorroeae berdifusi melalui kornea masuk camera anterior, dapat timbul iritis
toksik (2).
Terapi
Terapi spesifik terhadap konjungtivitis bakterial tergantung temuan agen
mikrobiologiknya. Sambil menunggu hasil laboratorium, dokter dapat mulai dengan
terapi topikal antimikroba. Pada setiap konjungtivitis purulen, harus dipilih antibiotik
yang cocok untuk mengobati infeksi N.gonorroeae dan N. meningitidis. Terapi
topikal dan sistemik harus segera dilaksanakan setelah materi untuk pemeriksaan
laboratorium telah diperoleh (2,3).
Pada konjungtivitis purulen dan mukopurulen akut, saccus konjungtiva harus
dibilas dengan larutan garam agar dapat menghilangkan sekret konjungtiva. Untuk
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
10
11