Anda di halaman 1dari 16

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Davidescu Cristiana V.M., M.A.
Disusun oleh :
Nama :Ridwan Pratama Cahya Gustian
NIM : 0614103012
Jurusan : S1 Teknik Informatika
Universitas Widyatama
Bandung

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas angurahNya saya dapat
menyelesaikan penyusunan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga paper ini dapat bermanfaat.
Harapan saya semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi paper ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.
Paper ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan paper ini.
Bandung,19 Maret 2015

Ridwan Pratama Cahya Gustian

DAFTAR ISI
Halaman
1

KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1.2 Ruang Lingkup........................................................................................

1.3 Tujuan & Maksud Penulisan.......................................................................

BAB II PERMASALAHAN............................................................................

BAB III PEMBAHASAN................................................................................

3.1 Perkembangan Budaya Indonesia................................................................

3.2 Kondisi kebudayaan Indonesia di era globalisasi................

3.3 Dampak Positif dan Negatif dalam Kebudayaan ................

10

BAB IV PENUTUP..........................................................................................

12

4.1 Kesimpulan......................................................................................

12

4.2 Saran

13

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan budaya adalah suatu proses meningkatkan atau mempertahankan
kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang
menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu yang
banyak ditunjukkan sebagai pengaruh global. Pengembangan budaya dikembangkan secara
luas melalui kepentingan transnasional. Segala bentuk kesenangan ikut terlibat dalam upaya
pengembangan budaya ini. untuk menghadapi globalisasi budaya, sangat sulit bagi
masyarakat untuk melestarikan budaya lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan
wilayahnya, namun globalisasi budaya ini merupakan komponen penting dalam
pengembangan masyarakat wilayahnya sendiri.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan
yang majemuk dan sangat kaya ragamnya. Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan
Indonesia dikarekan proses pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang
ikut bercampur di dalamnya. (Kong Fu Tse, 1970).
Negara Indonesia mempunyai norma-norma yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya.
Setiap butir norma memiliki peranan masing-masing dalam mengatur hidup manusia
(Soekamto, 1984). Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian
masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini
mengakibatkan hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang
tidak terlepas dari pengaruh budaya.
Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang
amanah dalam menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia.
Dalam menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.

1.2 Ruang Lingkup


1

Dalam paper ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai bagaimana perkembangan
budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia kemudian
faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan bangsa Indonesia ini.
1.3 Tujuan dan Maksud
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan di Indonesia.
2. Mendeskripsikan pengaruh perkembangan kebudayaan Indonesia dengan kehidupan
manusia Indonesia.
3. Membahas mengenai kondisi kebudayaan Indonesia.
4. Memenuhi Tugas Matakuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.
1.4 Konsep
Dalam paper ini akan dibahas mengenai perkembangan kebudayaan di Indonesia
melingkupi seluruh pengaruhnya terhadap kehidupan manusia Indonesia serta kondisi
kebudayaan di Indonesia saat ini. Dalam pembahasan paper ini akan disampaikan secara
sistematik dari mulai kebudayaan Indonesia masa lampau sampai era globalisasi.

BAB II
PERMASALAHAN
2

Dinamika sosial dan kebudayaan selalu melanda semua bangsa dan negara di dunia
demikian pula tidak terkecuali melanda masyarakat Indonesia, walaupun luas permasalahan
dan tingkat permasalahan itu berbeda-beda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan
Indonesia pernah berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya
dewasa ini bisa dikatakan lebih tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di
negera maju lainnya. Bagaimanapun masalah yang dihadapi, masyarakat dan kebudayaan
Indonesia yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kondisi kehilangan kebudayaan
sebagai perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul akibat
perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan sosial budaya
masyarakat Indonesia. Secara umum ada dua kekuatan yang menyebabkan timbulnya
perubahan sosial, hal yang pertama adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal
factor), seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat. Hal
kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti pengaruh kontakkontak antar budaya (culture contact) secara langsung maupun persebaran (unsur)
kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup yang pada gilirannya dapat memacu
perkembangan sosial dan kebudayaan masyarakat yang harus menata kembali kehidupan
mereka .
Seberapa cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang melanda, dan faktor
apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi akan menimbulkan reaksi pro dan kontra
terhadap masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu
dapat mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi sosial
terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti Indonesia.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada dibayangan kita adalah sebuah
budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan
yang beraneka ragam. Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman bagi tingkah
lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat atau suatu
golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada
generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbolsimbol yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga
berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat
mempunyai suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama
dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar yang
berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak selamanya sama.
Kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa merupakan keseluruhan hasil cipta,
karsa, dan karya manusia. Indonesia sendiri sebagai Negara kepulauan dikenal dengan
keberagaman budayanya, yang mana keanekaragaman itulah menunjukkan betapa pentingnya
aspek kebudayaan bagi suatu Negara. Karena jelas bahwa kebudayaan adalah suatu identitas
dan jati diri bagi suatu bangsa dan Negara.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi kebudayaan
adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan
dapat terjadi dengan dua cara:
a) Penetrasi damai (penetration pasifique)
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.
Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Contoh lainnya
seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India
masuk melalui proses yang damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di
Nusantara yang jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan
4

agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai
dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15
Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena
interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara
(Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang
datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan
menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang
unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan
lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Penerimaan kedua macam kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik, tetapi
memperkaya khasanah budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun
tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi, atau
Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan
baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk bangunan Candi
Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli Indonesia dan kebudayaan
India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan
baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya dua kebudayaan yang berakibat pada
terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
b) Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak. Contohnya,
masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan disertai dengan kekerasan
sehingga

menimbulkan

goncangan-goncangan

yang

merusak

keseimbangan

dalam

masyarakat. Wujud budaya dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah
selama 350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain
pada sistem pemerintahan Indonesia.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua
kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern.
Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik ini.
Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaankerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji
dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka
5

mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering
ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil
cipta lainnya.
Beberapa pengamat mengatakan bahwa perkembangan kebudayaan Indonesia
khususnya kebudayaan modern dimulai sejak bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari
deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam pengaruh dan tekanan bangsa lain
dengan budayanya. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih
sempurna sehingga mulailah berkembang kebudayaan modern bangsa Indonesia.
Dalam perkembangan kebudayaan bangsa Indonesia ini ada beberapa faktor yang
mempengaruhi berkembangnya sebuah kebudayaan diantaranya adalah faktor pengaruh
budaya dari luar, apabila budaya asli ini tidak dapat mempertahankan eksistensinya maka
budaya asli yang ada akan tergusur dan tergantikan dengan budaya asing yang baru tersebut.
Pada saat ini kita semua dapat melihat bahwa bangsa Indonesia dalam situasi yang
mengkhawatirkan, karena banyak sekali budaya asing yang masuk dan tidak tersaring
sehingga mempengaruhi kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. Bahasa
Dapat kita ketahui bahwa sampai saat Indonesia masih konsisten dan tetap berpegang
teguh dalam satu bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah
merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek moyang kita.
Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang terbentuk karena adanya komunikasi antara
manusia Indonesia. Bahasa asing (Inggris, mandarin, dan lan sebagainya) belum terlihat
begitu dinminati dalam penggunaan sehari-hari, hanya mungkin pada acara saat seminar, atau
kegiatan ceramah formal diselingi dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan
kepada penonton kalau penceramah mengerti akan bahasa Inggris.
2. Sistem teknologi
Tidak bisa kita pungkiri bahwa perkembangan teknologi menjadi salah satu factor
yang mempengaruhi perkembangan kebudayaan Indonesia. Perkembangan yang sangat
terlihat adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini tidak ada lagi
batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu negara dapat langsung
dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau sarana lain dalam bidang informatika.
Sehingga, budaya-budaya luar mampu menyusup kedalam budaya asli Indonesia itu sendiri.

3. Sistem mata pencarian hidup masyarakat atau ekonomi masyarakat.


Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang diakibatkan oleh
tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan perekonomian pada waktu
itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang jangka pendek dari investor asing
yang menopang perekonomian Indonesia.
4. Organisasi Sosial.
Bermunculannya organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi
Aliran Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
5. Sistem Pengetahuan.
Dengan adanya LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan
pengetahuan Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
6. Kesenian.
Dominasi kesenian saat ini adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang
dulu hampir setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang
berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 1996 yang dapat kita
nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni lawak model Srimulat
sudah tergeser dengan model Overa Van Java, Pesbuker, dan lain-lain. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya. Namun akibat perkembangan budaya yang
sangat pesat menyebabkan banyak masyarakat Indonesia yang mulai melupakan kesenian asli
bangsa Indonesia dan akhirnya banyak kesenian Indonesia yang diakui oleh pihak lain.
7. Sedang menghadapi suatu pergeseran-pergeseran budaya. Hal ini mungkin dapat dipahami
mengingat derasnya arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta
ketidakmampuan kita dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar
kita.

3.2 Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia di Era Globalisasi


Kata globalisasi berasal dari global dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
berarti secara keseluruhun. Globalisasi berarti suatu proses yang mencakup keseluruhan
7

dalam berbagai bidang kehidupan sehingga tidak nampak lagi adanya batas-batas yang
mengikat secara nyata.
Berbicara globalisasi dalam kebudayaan, yang terlintas adalah seberapa cepat
globalisasi itu dapat berkembang dimana hal ini yang tentunya dipengaruhi oleh adanya
kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan informasi dalam segala
aspek kehidupan. Namun, hal ini justru malah akan menjadi bumerang tersendiri dan menjadi
suatu masalah yang paling membahayakan atau penting dalam globalisasi, yaitu kenyataan
bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dikuasai oleh negara-negara maju, bukan negaranegara berkembang seperti Indonesia. Mereka yang memiliki dan mampu menggerakkan
komunikasi internasional justru negara-negara maju. Akibatnya, negara-negara berkembang
seperti Indonesia selalu khawatir akan tertinggal dalam arus globalisasi dalam berbagai
bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, termasuk kesenian kita.
Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan
ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

sehingga

ia

mampu

mengubah

dunia

secara

mendasar.Komunikasi dan transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya


setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Simon Kimoni,
sosiolog asal Kenya mengatakan bahwa globalisasi dalam bentuk yang alami akan
meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Dalam proses alami ini,setiap bangsa
akan berusaha menyesuaikan budaya mereka dengan perkembangan baru sehingga mereka
dapat melanjutkan kehidupan dan menghindari kehancuran.
Indonesia merupakan negara yang dapat dikatakan sebagai negara yang kaya akan
budayanya, dengan memiliki keragaman yang cukup bervariasi, dapat digunakan sebagai
penambah indahnya khasanah sebuah negara. Namun, Indonesia harus tetap mampu
mempertahankan eksistensi kebudayaannya. Apabila diulang kembali berbagai peristiwa
yang terjadi, banyak kebudayaan Indonesia yang telah dirampas oleh negara-negara lain. Hal
ini dapat membuktikan dengan jelas bahwa belum adanya kekuatan hukum yang kuat yang
dimiliki oleh bangsa Indonesia tentang kebudayaannya. Sehingga akan menyebabkan
kemudahan bagi bangsa lain untuk mengambil dan mengakuinya.
Bukan hanya itu saja, kemajuan teknologi informasi pada masa sekarang ini telah
cepatnya merubah kebudayaan Indonesia menjadi kian merosot. Sehingga menimbulkan
berbagai opini yang tidak jelas, yang nantinya akan melahirkan sebuah kebingungan di
tengah-tengah berbagai perubahan yang berlangsung begitu rumitnya dan membuat pusing
8

bagi masyarakatnya sendiri, dan yang lebih memprihatinkan lagi, banyak kesenian dan
bahasa Nusantara yang dianggap sebagai ekspresi dari bangsa Indonesia akan terancam mati.
Sejumlah warisan budaya yang ditinggalkan oleh nenek moyang sendiri telah hilang entah
kemana. Padahal warisan budaya tersebut memiliki nilai tinggi dalam membantu
keterpurukan bangsa Indonesia pada jaman sekarang.
Sungguh ironis memang apabila ditelaah lebih jauh lagi. Akan tetapi, kita tidak hanya
mengeluh dan menonton saja. Sebagai warga negara yang baik, mesti mampu menerapkan
dan memberikan contoh kepada anak cucu nantinya, agar kebudayaan yang telah diwariskan
secara turun temurun akan tetap ada dan senantiasa menjadi salah satu harta berharga milik
bangsa Indonesia yang tidak akan pernah punah.
Globalisasi juga memberikan dampak bagi kebudayaan Indonesia, Arus globalisasi
saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya bangsa Indonesia.
Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan sebuah kecenderungan
yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian budaya. Perkembangan 3T
(Transportasi,Telekomunikasi,danTeknologi) mengakibatkan berkurangnya keinginan untuk
melestarikan budaya negeri sendiri.
Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan berganti
dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Bahkan bila kita tinjau Tapanuli (Sumatera
Utara) misalnya, dua puluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang
berminat untuk belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan
dalam acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya
yang meriah. Namun saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya kebudayaankebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat disaksikan di
televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal kebudayaan-kebudayaan daerah
tersebut,bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata budaya yang menghasilkan
pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan
yang menjanjikan bagi masyarakat sekitarnya.
Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa
Indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di
Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara, Anda
dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang ada
kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia
dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu (kamu). Selain itu kita sering dengar
9

anak muda menggunakan bahasa Indonesia dengan dicampur-campur bahasa inggris seperti
OK, No problem dan Yes, bahkan kata-kata makian (umpatan) sekalipun yang sering kita
dengar di film-film barat, sering diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini
disebarkan melalui media TV dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan
disebarkannya gaya hidup dan fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya
menjunjung tinggi norma kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada
kecenderungan bagi remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang
memamerkan bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan
majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan ke dalam sinetron-sinetron Indonesia.
Derasnya arus informasi yang juga ditandai dengan hadirnya internet turut serta
menyumbang bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi trend di
lingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah
meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu
yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan
baik. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan budaya Timur
(termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai
ketimuran.
3.3 Pengaruh Positif & Negatif dalam kebudayaan
Perkembangan kebudayaan Indonesia yang dari masa kerajaan sampai era globalisasi ini
memberikan beberapa dampak bagi masyarakat. Kebudayaan Indonesia adalah serangkaian
gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh masyarakat-masyarakat Indonesia (yang
multietnis) itu sebagai pedoman bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk
kebudayaan itu sendiri. Hanya persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakatmasyarakat Indonesia juga mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal
maupun eksternal.
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara lain:
a) Pengaruh Positif dapat berupa :
1. Peningkatan dalam bidang sistem teknologi, Ilmu Pengetahuan, dan ekonomi.
2. Terjadinya pergeseran struktur kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki.
3. Mempercepat terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan masyarakat madani dalam
skala global.
4. Tidak mengurangi ruang gerak pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung
pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
5. Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
6. Bukan penyebab krisis ekonomi.
10

b) Pengaruh Negatif
1. Menimbulkan perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang
konsumtif komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang
bermerk (merk terkenal).
2. Terjadinya kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang
kontradiktif. Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang
sakral dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok ke dua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi/disconecting of culture).
3. Sebagai sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya
memperlemah posisi negara melainka juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling
menghancurkan.
4. Sebagai pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya
per unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah
pekerjaan berkurang secara tajam.
5. Sebagai imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
6. Globalisasi merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan
fundamentalis.. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang dan
banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara. Negara-negara
yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa maka proses globalisasi
yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi tumbuhnya gerakan-gerakan
populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
7. Malu menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang
berada di wilayah Indonesia.

BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Ada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari
pengaruh budaya luar. Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya harus menjaga
kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Jangan sampai di saat
budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang
11

terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia khususnya
Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan
anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini
terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat
Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan
hilangnya keanekaragaman budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari
pengaruh budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru. Generasi muda
termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga
kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian
budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan kemampuan dan
batasan-batasan yang ada.
Jangan sampai di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa
bagusnya nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman
dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah
terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak
dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia
kaya akan budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman
B. Saran
Setelah diamati dampak dari masuknya unsur-unsur budaya asing ke Indonesia,
penulis memberikan saran kepada para pembaca karya tulis ini umumnya dan para generasi
penerus bangsa indonesia khususnya, agar mengantisipasi terhadap budaya asing yang yang
masuk ke indonesia karena budaya tersebut tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan
kita dan akan berdampak sangat buruk terhadap eksistensi budaya ini.
Karena budaya asing banyak terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh segelintir
masyarakat Indonesia khususnya, kaum para pemuda-pemudi yang mengadopsi cara hidup
mereka dari berbagai budaya asing yang masuk ke Indonesia, seperti pergaulan bebas, live
style, sex bebas, dan lainnya. Dan saran ini ditujukan kepada pemerintah agar lebih teliti lagi
menyaring budaya asing yang masuk karena akan mempengaruhi generasi yang akan datang.

12

13

Anda mungkin juga menyukai