Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Fisika Sekolah

Menengah
Laporan Percobaan
Azas Bernauli
Di
SUSUN

OLEH:
KELOMPOK 2 KELAS PENDIDIKAN FISIKA
HERI SETIAWAN
NURMAYANI J. SAID
ST. USWAH NUR P.
DWI MURTI P AR
FITRI FEBRIANI
FITRIANI SUPRIADI

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


2015

Laporan percobaan
Kompetensi Dasar
4.7

Memodifikasi ide/gagasan proyek sederhana yang menerapkan prinsip


dinamika fluida
A.
B.

Judul Percobaan: Azas Bernauli


Tujuan Percobaan:

Mengetahui laju aliran dan tekanan suatu zat cair dalam pipa dengan luas
penampang yang berbeda.
C.

Rumusan Masalah:

Bagaimanakah laju aliran dan tekanan suatu zat cair dalam pipa dengan luas
penampang yang berbeda
D.

Teori

Venturimeter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran zat cair dalam
pipa. Zat cair yang massa jenisnya mengalir melalui sebuah pipa yang luas
penampangnya A1. Pada bagian yang sempit, luas penampangnya A2, maka dapat
diterapkan persamaan kontinuitas :
A1V1 = A2V2
Azas Bernoulli menyatakan bahwa Pada pipa mendatar (horizontal),
tekanan fluida paling besar adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil,
dan tekanan paling kecil adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar.
Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Daniel Bernoulli (1700-1782),
sehingga azas ini dikenal dengan asaz Bernoulli.

Hukum Bernoulli membahas mengenai hubungan antara kecepatan aliran


fluida, ketinggian, dan tekanan. Dengan menggunakan konsep usaha dan energi.
Perhatikan Gambar di atas! Suatu fluida yang massa jenisnya dialirkan ke dalam
pipa dengan penampang yang berbeda. Tekanan P1 pada penampang A1

disebabkan oleh gaya F1 dan tekanan P2 disebabkan oleh gaya F2. Gaya F1
melakukan usaha sebesar w1 = F1s1 dan F2 melakukan usaha sebesar w2 = -F2 s2.
Tanda negatif menyatakan bahwa gaya yang bekerja ke arah kiri, sedangkan
perpindahan ke arah kanan. Secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.

Besar usaha total tersebut sesuai dengan perubahan energi mekanik (Ep +
Ek) yang terjadi saat fluida berpindah dari bagian penampang A1 ke A2.

A
pabila persamaan (1) dan (2) digabungkan, maka diperoleh persamaan sebagai
berikut.

Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Bernoulli. Besaran gh

adalah energi potensial fluida per satuan volume

energy kinetik fluida persatuan volume

( EV )
K

Ep
V

( )

sebab

. Nilai

1 2
v
2

adalah

m
= .
V

Berdasarkan persamaan Bernoulli, dapat diturunkan persamaan untuk


fluida bergerak dan tidak bergerak. Persamaan untuk fluida tidak bergerak (v 1= v2
= 0) adalah

1P 2=g( h2h1 )

. Sedangkan Untuk fluida yang mengalir


1
P1P2= ( v 22v21 ) .
2

dalam pipa horizontal (h1= h2) persamaannya adalah


Apabila

persamaan

kontinuitas

dimasukkan

kepersamaan

1
P1P2= ( v 22v21 ) maka diperoleh persamaan berikut:
2
1
P1P2=
2

A1 2 2 2
v v 1
A2 1

(( ) )
(( ) )

1
P1P2= v 12
2

A1
1
A2

Perbedaan ketinggian pertikal cairan tabung pertama dan kedua adalah h.


Oleh karena itu selisih tekanan sama dengan tekanan hidrostatis cairan setinggi h.
P1P2=g h
Dengan menggabungkan kedua persamaan yang melibatkan perbedaan
tekanan tersebut diperoleh kelajuan aliran fluida v 1
v 1=

( )

2 gh
A1 2
1
A2

Substitusi persamaan

v 1=

2 gh
A1 2
1
A2

( )

ke persamaan kontinuitas. Maka

diperoleh
v 2=

()
2 gh
A
1 2
A1

Keterangan :
v1
= Kecepatan aliran fluida dalam penampang besar (cm/s)
v2
A1
A2
g
h

= Kecepatan aliran fluida dalam penampang kecil (cm/s)


= Luas penampang pipa besar (cm2)
= Luas penampang pipa kecil (cm2)
= percepatan gravitasi (cm/s2) = 980 cm/s2
= selisih tinggi permukaan fluida pada pipa pengukur beda tekanan
(cm)

E.

Alat dan Bahan:

1.
2.
3.
4.

Bak air
Selang
Venturimeter
Jangka Sorong
F.

1 buah
1 buah
1 buah
1 buah

Identifikasi Variabel

1. Diameter tabung besar/kecil


2. Ketinggian air dari mulut tabung
G.

Definisi Operasional Variabel

1. Diameter tabung besar/kecil adalah hasil pengukuran pada venturimeter


dengan menggunakan jangka sorong dengan satuan meter (m).
2. Ketinggian air dari mulut tabung adalah hasil pengukuran pada venturimeter
dengan menggunakan jangka sorong yang diperoleh dari selisih antara ruang
tabung yang kosong dengan ruang tabung yang berisi air dengan satuan meter
(m).
H.

Prosedur kerja

1. Menyiapkan peralatan eksperimen yang dibutuhkan seperti pada gambar.

5.
2. Memasang selang pada venturimeter, dimana luas penampang besar
berhubungan langsung dengan selang
3. Mengukur besarnya diameter pipa venturimeter baik besar maupun kecil
dengan menggunakan jangka sorong, kemudian mencatat diameter keduanya.
4. Mengalirkan air dari kran ke dalam selang menuju pada pipa venturi untuk
melihat ketinggian air pipa besar dan pipa kecil pada venturimeter. Mencatat
hasil pengamatan pada table pengamatan.
I.

Hasil Pengamatan

6.

NST Jangka Sorong : 0.05 x 10-3 m


Tabel Hubungan antara Diameter, Ketinggian air dari mulut tabung
dan perbedaan ketinggian air.
8.
10.
11.
Ketinggia
12.
h = h1-

7.
9.

Pip

Diame

n dari mulut

ter

tabung (x10-3 m)

(x10
13.

-3

m)
14.

Bes

ar

30.00

(I)
17.

0.05|
18.

Kec

il

19.55

(II)

0.05|

15.

50.600.05|
16.
19.

20.410.05|

21.
22. Analisis Rumus
- Luas penampang pipa besar dan pipa kecil
23.
-

1
A 1= d 2
4

Kecepatan aliran fluida pada penampang besar

24.

v 1=

( )

2 gh
2
A1
1
A2

Kecepatan aliran fluida pada penampang kecil

25.

v 2=

()
2 gh
A
1 2
A1

Tekanan fluida pada penampang besar


1
P1=gh+ v 22
26.
2

Tekanan fluida pada penampang kecil


27.
28.

h2 (x10-3 m)

1 2
P2=gh+ v 1
2
Analisis Ketidakpastian

30.190.05|

Luas penampang pipa besar dan pipa kecil


1
2
29. A= 4 d
30.

|Ad |dd

dA=

| |

( 41 d ) dd
2

31.

dA=

32.

A=

33.

1
d
A 2
=
d
A
1
2
d
4

34.

A=

35.

KR=

|12 d | d

| |

|2 d d| A
A
x 100
A

36. DK = 100%-KR
37. PF== | A A|
-

38.
Kecepatan aliran fluida pada penampang besar
v 1=

39.

40.

41.

( )

2 gh
2
A1
1
A2

| hv|dh+|Av |d A +|Av |d A

dv=

v
=
v

|A h | A +|A A h | A +|12 A A
1
1

1
2

2
1

1
2

A2 A11 h 2

h 2 h

42.

v =

43.

KR=

A2 A 1 1 h
+
+
v
A2
A1 2 h

v
x 100
v

44. DK = 100%-KR
45. PF== |v v |
46.
-

Kecepatan aliran fluida pada penampang kecil


47.
Analisis Ketidakpastiannya sama dengan kecepatan aliran fluida
pada penampang besar
Tekanan fluida pada penampang besar
1
P1=gh+ v 21
48.
2

53.
54.
-

|Ph |dh+| Pv |dv

49.

dP=

50.

1
1
( gh+ v 2)
(gh+ v 2)
2
2
dP=
dh+
dv
h
v

51.

P=

52.

KR=

| |

| || |

h 2v
+
p
h
v

P
100
P

DK= 100%-KR
PF= |P P|

55.
Tekanan fluida pada penampang kecil
56.
Analisis ketidakpastian untuk tekanan pada penampang kecil sama
dengan analisis ketidakpastian pada penampang besar
57.

Analisis data

Luas penampang pipa besar dan pipa kecil


58.

2
1
1
A 1= d 2 =
. ( 3,14 ) . ( 30.00 x 103 ) =7.065 x 104 m2
4
4

59.

2
1
1
A 2= d 2 =
. ( 3,14 ) . ( 19.55 x 103 ) =3.00 x 104 m2
4
4

60.
-Kecepatan aliran fluida pada penampang besar

2 x 9,8 x 30.19 103


v 1=
2
7.065 x 104
1
3.00 x 104

61.

= 0,361 m/s

62.
-Kecepatan aliran fluida pada penampang kecil
2 x 9,8 x 30.19 103
v 2=
2
3.00 x 104
1
7.065 x 104

63.

= 0,849 m/s

-Tekanan fluida pada penampang kecil


kg
m
1
kg
P2=1000 3 x 9.8 2 x 30.19 x 103 m+ x 1000 3 x
64.
0,361 m/s
2
m
s
m
65.

P1=360.96 Pa

-Tekanan fluida pada penampang besar


kg
m
1
kg
3
66. P1=1000 m3 x 9.8 s2 x 30.19 x 10 m+ 2 x 1000 m3 x 0,849m/s
P2=656.82 Pa

67.
68.
-

Analisis Kesalahan

Luas penampang pipa besar dan pipa kecil


2 d
69. A1= d A 1
70.

| |
2 x 0.05
A =|
7.065 x 10
30.00 |

71.

A1=2.355 x 10 m

72.

75.

73.

KR=

A
x 100
A

74.

KR=

2.355 x 106 m 2
x 100
7.065 x 104 m 2

KR=0.33

(3 AP)

m2

76. DK = 100%-KR= 99.67%


4 2
77. PF== |7.06 0.02| x 10 m

79.

|2 d d|A
2 x 0.05
A =|
3.00 x 10
19.55 |

80.

A2 =1.534 x 106 m2

81.

KR=

A
x 100
A

82.

KR=

1.534 x 106 m 2
x 100
4 2
3.00 x 10 m

A2 =

78.

m2

83. KR=0. 51 (3 AP)


84. DK = 100%-KR= 99.49%
4 2
85. PF== |3.00 0.01| x 10 m
-Kecepatan aliran fluida pada penampang besar
A2 A 1 1 h

v
=
+
+
v

86.
A2
A1 2 h

0.02 1 0.05
+
+
0.361 m/ s
|0.01
3.00 7.06 2 30.19 |

87.

v =

88.

v = 0.003 m/s
89.

90.

KR=

KR=

v
x 100
v

0.003
x 100 =0.93
0.361

(3 AP)

91. DK = 100%-KR= 99.07%


92. PF = |0.361 0.003| m/ s
93.
94.
-Kecepatan aliran fluida pada penampang kecil
A2 A 1 1 h
95. v = A + A + 2 h v
2
1

0.02 1 0.05
+
+
0. 849 m/ s
|0.01
3.00 7.06 2 30.19 |

96.

v =

97.

v = 0.008 m/s
KR=

98.
99.

KR=

v
x 100
v

0.00 8
x 100 =0.93
0. 849

(3 AP)

100.DK = 100%-KR= 99.07%


101.PF = |0. 849 0.00 8| m/ s
-Tekanan fluida pada penampang kecil
0.05
2 x 0.003
102. P= 30.19 + 0.361 x 360.96 Pa

| ||

103. P=7.29 Pa
P
104. KR= P 100
105.

KR=

7.29
100 =2.02
360.96

(2AP)

106. DK= 100%-KR=97.98%


2
107. PF= |3.6 0.1| x 10 Pa
-Tekanan fluida pada penampang besar
0.05
2 x 0.0 08
108. P= 30.19 + 0. 849 x 656.82 Pa

| ||

109. P=13.27 Pa
P
110. KR= P 100
111.

KR=

13.27
100 =2.02
656.82

112. DK= 100%-KR=97.98%


2
113. PF= |6 .6 0.1| x 10 Pa
114.
115.
116.

(2AP)

117.
J.

Pembahasan:
118.

Pada percobaan ini, penentuan laju aliran dan tekanan

fluida suatuzat cair dalam pipa dengan luas penampang yang berbeda
dilakukan dilakukan secara perhitungan.
119.
Pengambilan data dilakukan dengan mengukur diameter
pipa besar dan pipa kecil pada venturimeter kemudian mengukur
ketinggian air dari mulut tabung. Berdasarkan pengamatan pada pipa yang
meiliki luas penampang lebih besar ketinggian airnya lebih tinggi
dibanding dengan luas penampang yang lebih kecil.
120.
Dari hasil analisis data dilihat bahwa semakin besar luas
penampang suatu pipa maka laju aliran suatu zat cair semakin lambat atau
sebaliknya. Sedangkan semakin lambat laju aliran suatu zat cair maka
tekanan fluida yang dihasilkan semkain besar atau sebaliknya. Sehingga
dapat dikatakan besarnya luas penampang sebanding dengan tekanan yang
dihasilkan dan berbanding terbalik dengan laju alirannya (A1>A2 maka
P1>P2) dan (A1>A2 maka v1<v2).
121.
Hal ini sesuai dengan bunyi azas Bernauli
yaitu Pada pipa mendatar (horizontal), tekanan fluida paling besar adalah
pada bagian yang kelajuan alirnya paling kecil, dan tekanan paling kecil
adalah pada bagian yang kelajuan alirnya paling besar
K.
122.

Kesimpulan:
besarnya luas penampang sebanding dengan tekanan yang

dihasilkan dan berbanding terbalik dengan laju alirannya (A1>A2 maka


P1>P2) dan (A1>A2 maka v1<v2)
123.

Anda mungkin juga menyukai