Anda di halaman 1dari 15
= AN AS FH MAS Haass PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF ONIVERSITAS ISLAM INOONESIA PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2006 TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Bismillaahirrahmaanirrahiim PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, MENIMBANG : a. bahw& untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas pegawai pada satuan pendidikan di lingkungan Yayasan Badan Wakaf UII, dipandang perlu menetapkan peraturan disiplin pegawai pada satan pendidikan di lingkungan Yayasan Badan Wakaf UNI; b. bahwa Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf UII Nomor 04 Tahun 1998 tentang Disiptin Pegawai Universitas Islam Indonesia dipandang tidak sesuai lagi, oleh sebab itu perlu ditinjau kembali dan disempurnakan; ¢. bahwa keperiuan scbagaimana dimaksud pada bagian menimbang huruf a dan huruf b perlu dituangkan dalam Peraturan Pengurus Harian Badan Wakef UL. MENGINGAT : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian; 2. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian; 3. Peraturan Pemerinteh Republik Indonesia Nomor 30 Taizun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 4. Kaidah Dasar dan Peraturan Rumah Tangea Badan Wakaf ULL 5. Peraturan Dasar (Statuta) Universitas Islam Indonesia Tahun 2005; 1 JL. CIK DITIRO 1 YOGYAKARTA 55223 TELP. (0274) 589604, FAX 563207 6, Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf UI Nomor 01 Tahun 1998 tentang —Pokok-Pokok + Kepegawaian Universitas Islam Indonesia; 7. Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf UII Nomor 01 ‘Tahun 2005 tentang Perubaban Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf UIL Nomor 20.a Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pengurus Harian Badan Wakaf UL MEMPERHATIKAN : Keputusan rapat Pengurus Harian Badan Wekaf UII tanggal 16 November 2006. MEMUTUSKAN: MENETAPKAN : PERATURAN PENGURUS HARIAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TENTANG PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN YAYASAN BADAN. WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA. BABI » KETENTUAN UMUM Pasal Dalam Peraturan Pengurus Harian ini yang dimaksud dengan: ‘Yayasan adalah Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia; ‘Universitas adalah satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh yayasan; Sekolah adalah satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh yayasan; 4. Pegawai adalah pegawai tetap, baik edukatif maupun non-edukatif, pada setiap satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh yayasan; 5. Peraturan disiplin pegawai adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh pegawai, 6. Ucapan adalah setiap kata-kata yang diucapkan di hadapan atau dapat didengar oleh orang lain, seperti dalam rapat, ceramah, diskusi, melalui telepon, radio, televisi, rekaman, atau alat komunikasi lainnya; 7. Tulisan adalah pemnyataan pikirar dan atau perasaan secara tertulis baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk gambar, kerikatur, coretan, dan tain-lain yang serupa dengan itu; 8. Perbuatan adalah setiap tingkah laku, sikap atau tindakan, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja atau tempat kerja; 9, Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada pegawai karena melanggar peraturan disiplin pega 10, Pejabat yang berwenang menghukum adalah pejabat yang diberi wewenang menjatuhkan hukuman disiplin pegawai; 11, Atasan pejabat yang berwenang menghukum adalah atasan langsung dari pejabat yang berwenang menghukum; 12, Atasan langsung adalab atasan dari pegawai sesuai dengan hirarki dar struktur organisasi yang berlaku di lingkungan yayasan; 13, Perintah kedinasan adalah perintah yang diberikan oleh atasan yang berwenang, ‘mengenaj atau yang ada hubungannya dengan kedinasan; 14, Kepentingan dinas adalah kepentingan yang ada hubungannya dengan kedinasan; 45, Peraturan kedinasan adalah peraturan yang ditetapkan oleh pejabat “yang berwenang mengenai kedinasan atau yang ada hubungannya dengan kedinasan; 16, Jabatan struktural adalah jabatan struktural yang ada di lingkungan satuan pendidikan yang disclenggarakan oleh yayasan dan yang ada di pengurus vyayasan; 17, Ul adalah Universitas Islam Indonesia, 18, Dewan Guru Sekolah adalah forum guru sekotah di fingkungan Yayasan; 19, Dewan Pertimbangan Pegawai adalah Dewan Pertimbangan Pegawai ULL. 20, Rektor adalah Rektor Universitas, 21, Pengurus Harian adalah Pengurus Harian Yayasan; 22, Pemerintah adalah Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ¢.q Kopertis Wilayah V Daerah Istimewa Yogyakarta. BABI KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 2 Setiap pegawai wajib: 1. sepenubnya menjunjung dan menaati sumpah pegawai dan atau sumpah jabstan, ‘menjunjung tinggi kehormatan dan martabat lembaga dan korps pegawai scrta mengamalkan syari’at Islam; 2. mengutamakan kepentingan institusi di bawah naungen yayasan dan negara di atas kepentingen golongan atau diri sendiri; meningkatkan akhlak dan budi pekerti luhur, 4, menyimpan rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya; melaksanakan tugas kedinasan dengan sebaik-baiknya serta penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab; 3 yw - 6. bekerja dengan tulus ikhlas, jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk Kepentingan institusi di bawah naungan yayasan; 7, menaati ketentuan jam kerja; 8. memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya sesusi dengan bidang tugasnya masing-masing dengan rendab hati, penuh perhatian dan tanggungjawab; 9. _ bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil, arif dan bijaksana; 10, membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugasnya; 11. menjadi dan memiberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya; 12. mendorong untuk meningkatkan prestasi Kerja serta memberikan kesempatan _ mengembangkan karier kepada bawahan; 13, mentaati peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan yang berlaku di lingkungan yayasan; 14. segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat e membahayakan atan merugikan institusi di bawah naungan yayasan, terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiel; 15. memelihara dan meningkatkan kcutuhan, kekompakan, persatuan, dan kesatuan korps pegawai; 16, menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik; 17, menggunakan dan memelibara barang-barang milik institusi di bawah naungan yayasan dengan sebaik-baikaya; 18. mentaafi perintah kedinasan dari atasan yang berwenang, 19, berpakaian rapi dan sopan, serta bertingkah iaku sopan santun terhadap sesama Pegawai maupun masyarakat Iuas; 20. mempethatikan dan menyelesaikan dengan sebaik-baiknya sctiap Iaporan yang diterinva mengenai pelanggaran disiplin pegawai; 21. memberi contoh dan teladan yang baik bagi sesama pegawai dan masyarakat pada ‘umumnya. Pasal 3 Setiap pegawai dilarang: 1. melakukan hal-hal yang dapat menurunkan Kebormatan dan martabat lembaga, ops pegawai serta melanggar syari’at Islam; 2. menyalahgunakan tugas dan wewenangnya; 3. menjadi pegawai dan atau pejabat pada instansi lain tanpa izin pejabat berwenang; ~ 4, menyalahgunakan barang, wang, atau surat betharga milik yayasans; memiliki, menjual, membeli, menggandakas, menyewakan, menggunakan atau memiinjamkan dan menghilangkan dokumen, barang, uang, dan harta kekayaan ‘ilik yayasan secara tidak sah; 10. WL 12, 13. 14, 15. 16. 17. @ @) melakukan kegiatan bersama dengan atasan, teman sejawat, bawahan, atau orang lain di dalam maupum di fuar lingkungan kerjanya dengan tujuan untuk ‘keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan lembaga; melakukan tindakan negatif dengan maksud membalas dendam terhadap bawahannya atau atasannya atau orang lain baik di dalam maupun di luat Tingkungan kerjanya; menerima hadiah atau sesuatu pemberian berupa apa saja dengan cara yang tidak halal dari siapapun juga yang diketahui atau patut dapat diduga bahwa pemberian itu bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan jabatan atau pekerjaan pegawai yang bersangkutan; memasuki tempat-tempat yang dapat mencemarkan kehormatan dan atau nama baik lembaga atau martabat pegawai, kecuali untuk kepentingan jabatan; bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya; ‘berfindak tidak sopan terhadap atasannya atau sesama pegawai; membocorkan dan stau memanfsatkan rahasia lembaga yang diketabuinye karena jabatan untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak fain; melakukan pungutan fidak sah dalam bentuk apapun dalam melaksanskan tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan, atau pihak lain; berkelahi dan membuat kerdsuhan di tempat kerja; melakukan sesuatu tindakan atan sengaja tidak melakukan suatu tindaken yang dapat berakibat menghlangi atan mempersulit salah sata pihak yang dilayaninya sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak yang dilayani; menghalangi berjalannya tugas kedinasan; memiliki saham/modal dalam perusahaan yang kegiatan usahanya berada dalam ruang lingkup kekuasaannya. BABI HUKUMAN DISIPLIN Bagian Pertama Pelanggaran Disiplin Pasal4 Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai yang mclanggar ketentuan sebagdimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, baik yang dilakukan di dalam ‘maupun di luar jam kerja atau tempat kerja, adalah pelanggaran disiplin. Termasuk pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah setiap perbuatan memperbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menempelkan, menawarken, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan Pasal 3, kecuali apabila hal itu dilakukan untuk kepentingan dinas Pasal Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana, pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin oleh pejabat yang berwenang menghukum. Bagian Kedua Tingkat dan Jenis Hukuman Disiptin Pasal 6 @) Tingkat hukuman disiplin terdiri dari hukuman disiplin: a. ringan; b. sedang; ©. berat. 2) Jenis hukaman disiplin ringan terdiri dari: a. teguran lisan; b. teguran tertulis; c. pernyataan tidak puas secara tertulis. (@)_Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari: a, penundaan kenaikan gaji betkala; b. penundaan kenaikay pangkat, ¢. penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala; 4. pemurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah; €. pembebasan dari jabatan struktural. (4) Senis hukuman disiplin berat terdiri dari: pembebasan sementara dari jabatan akademik atau fungsional: pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai; pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai; pengembalian kepada pemerintah, peee Bagian Ketiga Pejabat yang Berwenang Menghukum Pasal7 Pejabat yang berwenang menghukum adalah: 1, Atasan langsung pegawai yang bersangkutan sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a, b, dan huruf c. 2. Kepala Sekolah setelah mendapat persetujuan Dewan Guri sekolah yang bersangkutan atau yang setara dengan jtu: 6 a. bagi pegawai pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengeh yang diselenggarakan oleh yayasan, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf'a dan b; b. bagi pegawai yang memangky jabatan struktural atau jabatan lain pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh yayasan yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan Kepala Sekolah, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf e 3, Rektor atas usul Kepala Badan/Direktur/Kepala Pusa/Dekan dan setelah mendapat persetujuan: a Dewan Pertimbangan Pegawai: 1) bagi pegawai nonedukatif pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh yayasan, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Passi 6 ayat (3) huruf a, b, c dan d serta Pasal 6 ayat (4) huruf a; 2) bagi pegawai nonedukatif yang memangku jabatan struktural, jabatan fungsional, atau jabatan lain pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh yayasan yang wewenang pengangkatan dan pemberkentiannya berada di tangan Rektor, sepanjang mengenai jenis hukaman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf © dan Pasal 6 ayat (4) huruf a. b. Senat Universitas: 1) bagi pegawai edukatif pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh yayasan, sepanjang mengenai jenis bukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a, dan b; 2) bagi pegawai edukatif yang memangku jabatan struktural atau jabatan lain pada satuan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh yayasan yang wewenang pengangkatan dan pemberhentiannya berada di tangan Rektor, sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf ¢; 4. Pengurus Harian atas usul: a. Kepala Sekolah setelah mendapat persetujuan Dewan Guru Sekolah yang bersangkutan atau yang setara dengan itu bagi pegawai pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah yang diselenggarakan oleh yayasan sepanjang mengenai jenis hukum disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pesal 6 ayat (3) huruf c dan d serta Pasal 6 ayat (4) huruf a, b, dan ¢; b. Rektor setelah mendapat persetujuan: 1) Dewan Pertimbangan Pegawai bagi pegawai nonedukatif sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) hurufb dan ¢; 2) Senat Universitas bagi pegawai edukatif sepanjang mengenai jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf c dan d serta Pasal 6 ayat (4); Bagian Keempat ‘Tatacara Pemeriksaan, Penjatuhan, dan Peayampaian Keputusan Hukuman Disipli Pasal 8 (2) Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum ‘wajib memeriksa lebih dabulu pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin itu. @) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengetahui pegawai yang bersangkutan penar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin serta untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan dilakukannya pelanggaran disiplin itu, (3) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilakukan secara tertulis dalam bentuk berita acara dan hanya diketahui oleh pejabat yang berkepentingan, Pasal9 Dalam melakukan pemeriksaan, pejabat yang berwenang menghukum dapat mendengar atau meminta keterangan dari orang lain apabila dipandang perlu. Pasal 10 (1) Panggilan pemeriksaan terhadap pegawai yang disangka melakuken pelanggaran disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 dilakukan secara tertulis dalam surat tertutup. (2) Apabila pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin tidak memenuhi panggilan untuk pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tanpa alasan yang sah, dilakukan pemanggilan kedua dengan memperhatikan tenggang waktu yang diperlukan untuk menyanpaikan surat panggilan itu, (3) Apabila pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin tidak juga ‘memenvhi panggilan kedua sebagaimana dimaksud pads ayat (2), pejabat yang berwenang menghukum menjatuhkan hukuman disiplin berdasarkan bahan-bahan yang ada padanya. Pasal 11 (1) Pejabat yang berwenang menghukum dapat memerintahkan pejabat bawahannya untuk memeriksa pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin. 2) Dalam hal pegawai yang akan diperiksa mempunyai hubungan keluarga atau semenda, pejabat yang berwenang menghukum wajib memerintahkan pejabat bawahannya untuk memeriksa pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin ita. (3) Pejabat bawahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak boleh berpangkat dan atau memangku jabatan struktural lebih rendah dari pegawai yang diperiksa. Pasa 12 (2). Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9, pejabat yang berwenang menghukum memutuskan jenis hukuman disiplin yang dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara scksama pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan, @) Dalam keputusan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), antara lain harus disebutkan pelanggaran disiplin yang dilakukan olch pegawai yang bersangkutan. . a Pasal 13 (1) Pegawai yang berdasarkan hasil pemcrikssan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9, temyatz melakukan beberapa pelanggaran disiplin, terbadapnya hanya dapat dijatuhi satu jenis bukuman disiplin, (2) Pegawai yang pemah dijawhi hukuman disiplin yang kemudian melakukan pelanggaran disiplin yang sifatnya sama, dijatuhi hukuman disiplin yang lebih ‘erat dari hukuman disiplin terakhir yang pernah dijatuhkan kepadanya. Pasal 14 (1) Jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf a dinyatakan dan disampaikan secara lisan dan tegas ofeh pejabat yang berwenang menghukum kepada pegawai yang bersangkutan. (2) Jenis hukuman disiptin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) huruf b dan Iuruf ¢ dinyatakan secara tertulis dan disampaikan secara langsung serta tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada pegawai yang bersangkutan. ~Pasal 15 (Q) Jenis hukuman disiplin berupa penundaaii kenaikan gaji berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a ditetapkan untuk masa sekurang- kurangnya 3 (tiga) bulan dan untuk paling lama 1 (satu) tabu (2) Masa penundaan kenaikan gaji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya. > @) Jenis hukuman disiplin berupa penundaan kenaikan pangkat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf b ditetapkan untuk masa sekurang- kurangnya 6 (nam) bulan dan untuk paling lama 1 (satu) tahun, terhitung mulai ‘tanggal kenaikan pangkat pegawai yang bersangkutan dapat dipertimbangkan, (4) Jenis hukuman disiplin berupa penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf c ditetapkan untuk masa sekurang-korangnya 3 (tiga) bulan dan untuk paling lama | (satu) tahun. (5) Setelah masa menjalani hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) selesai, gaji pokok pegawai yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada gaji pokok semula. (6) Masa penurunan gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dihitung penuh untuk kenaikan gaji berkala berikutnya. (7) Apabila dalam masa menjalani hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pegawai yang bersangkutan memenubi syarat-syarat untuk kenaikan gaji berkala, kenaikan gaji berkala baru diberikan terhitung mulai bulan berikutnya dari saat berakhimnya masa menjalani hukuman disiplin. (8) Jenis hukuman disiplin berupa penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf d ditetapkam untuk masa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dan untuk paling lama J (satu) ‘tahun, (9) Setelah masa menjalani hukuman disiplin sebagimana dimaksud pada ayat (8) selesai, pangkat pegawai yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada pangkat semula, (10) Masa dalam pangkat terakhir scbelum pegawai dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (8), dihiomg sebagai masa kerja untuk kenaikan pangkat berikutnya. (11) Kenaikan pangkat berikutnya bagi pegawei yang dijatubi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (8), baru dapat dipertimbangkan setelah pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun kembali pada pangkat semula. (12) Jenis hukuman disiplin berupa pembebasan dari jabatan struktural sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf e berarti pula: a pencebutan segala tgas dan wewenang pada jabatan struktural yang bersangkutan; dan b. penghentian pemberian tunjangan jabatan terhitung mulai bulan berikutnya setelah bulan dijatuhkennya keputusan pembebasan jabatan struktural yang bersangkutan. ~Pasal 16 (1) Jenis hukuman disiplin berupa pembebasan sementara dari jabatan akademik atau fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf a ditetapkan untuk masa sekurang-Kurangnya 1 (satu) semester atau setara dengan jangka ‘waktu 6 (enam) bulan dan untuk paling lama 2 (dua) semester atau setara dengan Jangka waktu 12 bulan. 10 Q) a. pencabutan segala tugas dan wewenang dalam jabatan akademik atau fungsional yang bersangkutan; dan b. penghentian pemberian tunjangan jabatan akademik atau fungsional terhitung mulai bulan berikutnya setelah bulan dijatuhkannya keputusan pembebasan jabatan akademik atau fungsional yang bersangkutan. G)_ Setelah masa menjalani hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai, jabatan akademik atau fungsional pegawai yang bersangkutan dengan sendirinya kembali pada jabatan akademik atau fungsional semula. (4 Kenaikan jabatan akademik atau fungsional berikutnya bagi pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baru dapat dipertimbangkan setelah pegawai yang bersangkutan sekurang-kurangnya I (satu) tahun kembali pada jabatan akademik atau fungsionalnya semula. (9) Pegawai yang dijatuhi bukuman disiplin berupa pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf b diberikan hak pensiun dan tunjangan hari tua apabila yang bersangkutan telah memenuhj syarat masa kerja dan usia pensiun menurut ketentuan yang berlaku. (6) Pegawai yang dijatuhi bukuman disiplin berupa pemberhentian tidak dengan hormat sebagai pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf ¢ ‘tidak diberikan hak pensiun namun diberikan bak mencrma pengembalian Turan Dana Pensiun Pegawaf UII dan Tunjangan Hari Tua. (1) Jenis hukuman disiptin berupa pengembalian kepada pemerintah sebagaimana ‘dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) huruf d berarti pula pencabutan status sebagai pegawai dengan segala hak dan kewajiban yang melckat terhitung mulai bulan berikutnya setelah bulan dijatuhkannya keputusan pengembalian kepada pemerintab. Pasal 17 ‘Semua jenis hukuman disiptin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat @ ditetapkan dengan surat keputusan dan disampaikan secara langsung serta tertutup oleh pejabat yang berwenang menghukum kepada pegawai yang bersangkutan Pasal 18 Penyampaign fhukuman disiplin dapat dihadiri oleh pejabat yang diserahi urusan Kepegawaian dan dapat pula dihadiri oleh pejabat lain asalkan pangkat atau jabatannya tidak lebih rendah dari pegawai yang djhukum. ir @ @) @ a a) @Q @) a) @ qa) Bagian Kelima Keberatan atas Hukuman Disiplin Pasal 19 Pegawai yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) tidak dapat mengajukan keberatan, Pegawai yang dijatuhi salah satu jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan Pasal 6 ayes (4) dapat mengajukan keberatan. Keberatan sebagsimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada atssan pejabat yang berwenang menghukum dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari tethitung mulai tanggel ia menerima keputusan hukuman disiplin tersebut. Keberatan yang disjukah melebihi waktu 14 (empat belas) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat dipertimbangkan. Pasal 20 Keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasa 19 ayat (2) dan ayat (3) diajukan secara tertulis melalui saluran hirarki. Surat keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat alasan-alasan dari keberatan itu. Setiap pejabat yang menesima surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin, dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja terhitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan itu, wajib menyampaikannya kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum melalui saluran birarki, sehingga oleh karenanya harus pula melalui pejabat yang berwenang menghukum. Pasai 23 Apabila ada keberatan dari pegawai yang dijatuhi hukuman disiptin, pejabat yang berwenang menghukum yang bersangkutan wajib mempelajari dengan seksama dan mensbuat tanggapannya secara tertulis atas keberatan yang diajukan oleh pegawai yang bersangkutan, Pejabat yang berwenang mengbukum wajib mengirimkan sekaligus tanggapannya atas keberatan yang diajukan oleh pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin sebagaimana dimaksud peda ayat (1), surat keberatan pegawai yang bersangkutan, dan berita acara pemeriksaan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum yang bersangkutan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja tethitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan itu, “Pasal 22 ‘Atasan pejabat yang berwenang menghukum yang menerima surat keberatan tentang penjatuban hukuman disiplin wajib mengambil keputusan atas keberatan yang diajukan oleh pegawai yang bersangkutan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung mulai tanggal ia menerima surat keberatan itu. 12 2) Apabila dipandang perlu, atasan pejabat yang berwenang menghukom dapat memanggi} dan mendengar keterangan pejabat yang berwenang menghukum yang, bersangkutan, pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin, dan atau orang lain yang dianggap pera. Pasal 23 (GQ) Atasan pejabat yang berwenang menghukum dapat memperkuat atau mengubah hukuman disiplin yang dijatubken oleh pejabat yang berwenang menghukum. (2) Penguatan atau perubahan hukuman disiplin'sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan swat Keputusan atasan pejabat yang berwenang . menghulcus, (@) Techadap keputusan atasan pejabat yang berwenang menghukum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat diajukan keberatan, Pasal 24 Tethadap bukunan disiplin yang dijatubkkan oleh Pengurus Harian tidak dapat diajukan keberatan « Bagian Keenam Bertakunya Kepatasan Hukumaa Disiplin Pasal 25, (1) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) yang dijatubkan kepada scorang pegawai beriaku sejak tmggal disampaikan oleh pejabat yang @) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4): a. apabila tidak ada keberatan, mulai bertaku pada hari ke-15 (lima belas) terhitung mulai tanggal pegawai yang bersangkutan menerima kepurusan hukuman disiplin itu, keewali jenis hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dajams Pasal 6 ayat (3) buraf ¢; b. apabila ada keberatan, mulai berlaku sejak tanggal keputusan atas keberatan itu, keowali jenis hkuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat @hunufe. (3) Hukwnan disiplin scbagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf € rwulai ‘berbakmn'sejak tanggal ditetapkan olch pejabet yang berwenang menghukum. @ Apabila pegawai yang dijatuhi, hukuman disiplin dak hadir pada wakto penyampaian keputusan hukuman disiplin, hukuman disiplin itu berlaks pada hari ke-30 (tiga puluh) terhitung mulai tanggal-yang ditentukan untuk peayompaian Keputusan hukuman disiplin tersebut. BABIV KETENTUAN LAIN Pasal 26 (1) Pegawai yang meninggal dunia atau mencapai batas usia pensiun pada waktu sedang menjalani hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a, b, c dan d serta Pasal 6 ayat (4) huruf a dianggap telah selesai menjalani bukuman disiplia. (2) Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia Nomor 11 Tahun 1998 tentang Dewan Pembina Pegawai harus segera diubah dan discsuaikan dengan Peraturan ini. Pasal 27 (1) Peraturan ini berlaku juga bagi: a Pegawai yang ditempatkan di lingkungan Pengurus Harian, Lembaga Pengawasan dan Pengendalian, Kantor Perbendaharaan, dan Dana Pensiun Pegawai UU; b. Calon pegawai; @ Calon pegawai scbagaimana dimaksud pada ayat (1) buruf b yang melakukan pelanggaran disiplin dardapat berekibst dijatubi hukuman disiplin sedang atau erat scbagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) dan ayat (4) dinyatakan tidak ‘memenuhi syarat untuk diangkat menjadi pegawai. @) Peraturan ini dapat diberiakukan juga bagi pegawai ata pekerja pada satan kegiatan lain yang diselenggarakan oleh yayasan di luar satvan pendidikan. separijang satwan Kegiatan lain tersebut belum mempunyai peraturan disiplin tersendiri. BABV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 28 Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya Peraturan ini dan sedang, ijalani oleh pegawai yang bersangkutan tetap berlaku. BAB VI KETENTUAN PENUTUR Pasal 29 (1) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan ini akan diatus tersendiri. 4 (@) Pada saat mulai berlakunya Peraturan ini, Peraturan Pengurus Harian Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia Nomor 04 Tahun 1998 tentang Disiplin Pegawai Universitas Islam Indonesia dan segala peraturan lainnya yang bertentangan dengan Peraturan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 30 Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Billahit taufiq wal hidayah

Anda mungkin juga menyukai