BAB I
PENDAHULUAN
Belimbing manis merupakan salah satu komoditi lokal, yang dikenal dengan
nama Averrhoa carambola L.. Belimbing merupakan buah yang berasal dari
semenanjung Malaya, namun buah ini tumbuh dengan baik di Indonesia karena
memiliki wilayah agroklimat yang cocok untuk perkembangan belimbing
(Sumarno, 2002). Sentra pertanian belimbing di Indonesia banyak terdapat di
daerah DKI Jakarta (Jagakarsa untuk var. Si Manis), Jawa Barat (Depok untuk
var. Dewi, var. Dewa), Jawa Tengah (Demak untuk var. Demak Kunir dan var.
Demak Kapur), Jawa Timur (Blitar untuk var. Karangsari). Pada Tahun 2003 2008 perkembangan produksi
memetabolismekan wax, selain itu wax tidak aman bagi lingkungan karena bila
masuk ke permukaan tanah atau air, tidak dapat diuraikan secara alami.
Berbagai macam perlakuan dikembangkan untuk meningkatkan daya tarik
konsumen seperti pengemasan dengan plastik dan pelapisan dengan lilin. Metode
terbaru yang dikembangkan negara Barat dan Jepang pada buah ceri (MartinezRomero, dkk , 2006) dan anggur (Serrano, dkk. 2006) untuk meningkatkan umur
simpan buah adalah dengan melapisi buah dengan menggunakan gel lidah buaya.
Diharapkan selama masa simpan produk tersebut menjadi lebih lama dan dapat
mempertahankan kualitas buah. Lidah buaya dapat digunakan sebagai pelapis
buah karena bersifat aman bagi manusia (WHO, 1999) dan bersifat sebagai
pelapis yang bisa dimakan.
Kualitas gel lidah buaya juga ditentukan dari tebal tipisnya gel ketika
melekat pada dinding buah serta rata atau tidaknya gel ketika diaplikasikan. Untuk
memperoleh gel lidah buaya yang baik perlu adanya penambahan bahan pengisi
seperti CMC dan plasticizer seperti gliserol. CMC berfungsi meningkatkan
viskositas dan menstabilkan gel yang terbentuk. Gliserol berfungsi menghaluskan
dan mempertipis lapisan yang terbentuk, mengurangi kerapuhan, serta
meningkatkan fleksibilitas lapisan gel.
Dalam penelitian ini diteliti seberapa besar pengaruh penggunaan gliserol
terhadap mutu gel lidah buaya serta pengaruh penggunaan pelapis lidah buaya
untuk memperpanjang umur simpan belimbing sehingga memungkinkan buah ini
disimpan sampai lima belas hari pada suhu 25oC RH 75%.
B. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian dibatasi pada pengaruh konsentrasi gliserol (0.5%, 1%
dan 1,5%) dalam pembuatan gel lidah buaya serta masa simpan belimbing manis
(Averhoa Carambola) yang dilapisi gel lidah buaya (Aloe vera) selama
penyimpanan lima belas hari pada suhu 25oC RH 75%. Mutu buah diamati pada
hari ke 0, 3, 6, 9, 12, dan 15.
Mutu buah belimbing ditentukan secara organoleptik, fisika, dan kimia.
Mutu organoleptik yang diuji meliputi warna, rasa dan kekerasan. Mutu fisik yang
diuji meliputi warna, kekerasan, total padatan terlarut (TPT) dan rendemen. Mutu
kimia yang diuji meliputi total asam, pH, kadar air dan kadar vitamin C. Mutu
organoleptik meiputi pengujian mutu hedonik dan hedonik. Penyimpanan
dilakukan dalam waktu 15 hari, pada suhu 25oC RH 75% dengan pengamatan
pada hari ke 0, 3, 6, 9, 12, dan 15.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
D. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna bagi mahasiswa dalam menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian. Bagi masyarakat,
penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai teknik memperpanjang
masa simpan belimbing. Serta bagi institusi, sebagai kajian untuk melakukan
penelitian yang lebih mendalam bagi mahasiswa yang melakukan penelitian.