Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANALITIK
PENENTUAN CHLORIDA METODE
ARGENTOMETRI

Kelompok IV:
Danang Sugiyanto (200834

Dian Puspita Nurmala Dewi (2007340040)


Lili Sugiarti (2007340034)
Novaryani (200734

Sri Purnami (2008340033)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS SAHID
JAKARTA
2010

Judul Praktikum

PENENTUAN CHLORIDA METODE ARGENTOMETRI

Tanggal Praktikum

: 30 Januari 2010

Tujuan Praktikum

1. Mengetahui pembuatan larutan standar baku/primer AgNO3 0.1M


2. Mengetahui cara standarisasi larutan AgNO3 dengan NaCL (metode Mohr)
3. Melakukan penetapan kadar klorida dalam sampel.

PENDAHULUAN

Natrium klorida dapat digunakan sebagai standar primer untuk larutan


AgNO3. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Mohr memakai K2CrO4 sebagai indikator, dimana warna kemerahan yang
tetap pada endapan menunjukkan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai. AgNO3 yang
telah ditetapkan di atas dapat dipergunakan untuk menstadarisasi larutan KCNS,
dengan menggunakan indikatro Fe(III) dan warna kemerahan yang tetap
menunjukkan bahwa titik akhir telah tercapai.
Ion klorida yang tercapai dalam sampel dapat ditetapkan kadarnya dengan
AgNO3 yang telah ditetapkan Normalitasnya di atas berdasarkan reaksi sebagai
berikut :

AgNO3 + NaCl

AgCl (putih) + NaNO3

Sedangkan reaksi antara indikator K2CrO4 yang digunkan baru akan terjadi
apabila titik akhir telah terlampaui pada penambahan AgNO3 berlebih yang ditandai
dengan timbulnya warna kemerahan pada endapan, berdasarkan reaksi :
AgNO3 + K2CrO4

Ag2CrO4 (merah) + KNO3

Pada titrasi ini pH larutan terbatas antara 6-10, di sampin itu juga konsentrasi
sampel tidak boleh terlalu tinggi dibanding dengan konsentrasi standar.

CARA KERJA

ALAT & BAHAN


-

Buret

- Statip & klem buret

Pipet ukur 10 ml

- Erlenmeyer 250 ml

Labu ukur 100 ml

- Larutan AgNO3 0.1 M

Pipet volume 25 ml

- Larutan K2CrO4 0,1M

1. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl Metode Mohr


-

Cuci buret dengan aquades dan bilas dengan larutan AgNO3, isikan buret
dengan larutan baku AgNO3 0.1 M

Pipet 10 ml larutan baku NaCL 0.1 M ke dalam erlenmeyer dan tambahkan 2


tetes K2CrO4. titrasi dengan AgNO3, catat volumenya (lakukan duplo)

2. Penetapan kadar chlorida dalam garam dapur


-

Timbang 0,5 gr garam dapur dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml,
larutkan dengan aquades lalu tera sampai tetap 100 ml

Pipet 10 ml larutan tersebut masukkan ke dalam ke dalam labu ukur 100 ml,
larutkan dengan aquades lalu tera sampai tetap 100 ml.

Pipet 10 ml larutan tersebut erlenmeyer dan tambahkan 2 tetes indikator


K2CrO4.

Titrasi dengan larutan AgNO 3. lakukan duplo.

Hitung kadar Klorida dalam sampel.

DATA PENGAMATAN

Standarisasi AgNO3
Bobot NaCl
20 mg
20 mg

V NaCL
10 ml
10 ml

V AgNO3
31.4 ml
31.4 ml

V NaCL
10 ml
10 ml

V AgNO3
8.0 ml
7.8 ml

Penentuan Kadar Chlorida


Bobot sample
502 mg
Perhitungan
Standarisasi AgNO3
N AgNO3

= 20 mg / 58.5 (BM NaCl)


31.4 ml (V Ag)
= 0.010888 N

Penetapan kadar
Sp 1
% Cl = 8 ml x 0,010888 N x 35,5 x 100 x 100%
502 mg
Sp 2

= 61.60 %

% Cl = 7. 8 ml x 0,010888 N x 35,5 x 100 x 100%


502 mg
= 61.06 %

PEMBAHASAN

Argentometri

merupakan

analisis

volumetri

berdasarkan

atas

reaksi

pengendapan dengan menggunakan larutan standar argentum. Atau dapat juga


diartikan sebagai cara pengendapan atau pengendapan kadar ion halida atau kadar
Ag+ itu sendiri dari reaksi terbentuknya endapan dan zat uji dengan titran AgNO3.
Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode
Mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna
larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik
ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan
munculnya endapan putih secara permanen.
Dipilih indikator K2CrO4 karena suasana sistem cenderung netral. Kalium
kromat hanya bisa digunakan dalam suasana netral. Jika kalium kromat pada reaksi
dengan suasana asam, maka ion kromat menjadi ion bikromat dengan reaksi :
2 CrO4 2- + 2 H+ Cr2O7 2- + H2O
Sedangkan dalam suasana basa, ion Ag+ akan bereaksi dengan OH- dari basa
dan membentuk endapan Ag(OH) dan selanjutnya teroksidasi menjadi A2O dengan
reaksi:
2 Ag+ + 2OH- H2O
Hasil reaksi ini berupa endapan AgCl. Ag+ dan AgNO 3 dengan Cl- dari NaCl
akan bereaksi membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Setelah ion Cl - dalam
NaCl telah bereaksi semua, maka ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO42- dari
K2CrO4 (indikator) yang ditandai dengan perubahan warna, dari kuning menjadi
merah bata. Saat itulah yaitu saat AgNO3 tepat habis bereaksi dengan NaCl. Keadaan
tersebut dinamakan titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3 sama dengan
jumlah mol grek NaCl.
Pemilihan indikator dilihat juga dari kelarutan. Ion Cl- lebih dulu bereaksi
pada ion CrO4 2-, kemungkinan karena perbedaan keelektronegatifan Ag+ dan Cl-

lebih besar dibandingkan Ag+ dan CrO4 2-. Selain itu ion Cl- jika bereaksi dengan
Ag+ akan lebih mengendap karena kelarutannya adalah Ksp AgCl = 1,82 x 10-10 ,
berdasarkan reaksi maka :
Ksp AgCl = S2
S = 1.82x10 -10 = 1,35.10-5
Sedangkan kelarutan ion kromat (Ksp K2CrO4 = 1,1 x 10-12) adalah :
Ksp K2CrO4 = 453
S = 0,52 .10-3
Dalam proses standarisasi AgNO3 dengan NaCl digunakan 10 ml NaCl tiap
kali titrasi dan volume rata-rata AgNO3 yang diperlukan dalam percobaan adalah
31.4 ml.
Demikian pula halnya dengan titirasi penetapad kadar klorida dalam sampel
digunakan metode yang sama dan diperoleh volmue titrasi 1 = 8 ml dan volume titrasi
ke dua 7,8 ml. Perbedaan volume ini dikarenakan oleh larutan AgNO3 yang sudah
tidak stabil sehingga kecepatan reaksi pada masing-masing titrasi berbeda akibatnya
pengamatan Titik Akhir pun berbeda.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan standarisasi larutan AgNO3 dan penetapan kadar lorida
dalam sampel garam dapur metode Mohr diperoleh data N AgNO3 + 0,010888M dan
kadar rata-rata klorida dalam sampel adalah sebesar 60.33 %.

DAFTAR PUSTAKA

Underwood, A. L.. 1989, Analisa Kuantitatif Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga

W, Harjadi .1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Gramedia.


Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : Universitas Indonesia
Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai