Anda di halaman 1dari 2

Sindro Mrtabolik dan Reproduksi : Fungsi Testis

Pendahuluan :
Sindrom metabilik adalah suatu kondisi yang masih belum jelas penyebabnya dan memiliki
banyak gejala klinis yang tidak dapat dijelaskan berdasarkan sebab patologinya. Pada keadaan
sindrom metabolic sering ditemukan adanya fungsi testis yang terganggu atau disfungsi testis
yang menyebabkan kadar testosterone yang rendah pada tubuh. Bukan hanya itu, telah
dilaporkan juga, dalam keadaan hipogonadisme dengan berkurangnya testosterone dalam tubuh,
sering ditemukan perjalanan penyakit yang mengarah pada terjadinya gejala-gejala pada sindrom
metabolic. Karena hubungan timbal balik yang masih belum dapat penjelasan yang jelas ini, ada
kesimpulan yang menyebutkan hubungan yang erat antara obesitas (khususnya obesitas sentra)
dengan keduanya.
Isi
Obesitas merupakan penyebab utama resistensi insulin pada sindrom metabolic yang juga
sebagai keadaan yang mengganggu sistem endokrin secara keseluruhan dan mengganggu jalur
fungsi hipotalamus hiofisis dan testis. Dalam beberapa penelitian yang melibatkan beberapa pria
normal dengan fingsi gonad yang normal menunjukkan penurunan produksi sperma pada pria
dengan IMT yang berlebihan atau obesitas dan bertambah parah seiring dengan bertambahnya
umur. Akan tetapi pada orang yang memiliki berat badan di bawah normalpun juga menunjukkan
keadaan yang serupa. Walaupun demikian obesitas, terutama obesitas sentral masih merupakan
keadaan yang paling diwaspadai pada insdens disfungsi testis dan sindrom metabolic secara
keseluruhan. Hipogonadisme pada pria akan menyebabkan kadar androgen yang rendah dan
mengakibatkan keadaan yang menunjukkan gejala-gejala pada sindrom metabolic, seperti
meningkatnya kadar kolesterol total, kolesterol LDL, menurunnya kadar kolesterol HDL,
tekanan darah yang meningkat, dan gejala lainnya pada sindrom metabolic. Androgen juga
memiliki pengaruh pada pathogenesis sindrom metabolic yaitu :
1. Menghambat enzim lipoprotein lipase yang bekerja dalam sel lemak dan jaringan adipose
abdomen dengan cara mengurangi deposisi lemak
2. Merangsang lipolisis dengan stimulasi adrenergic

3. Menurunkan produksi kortisol dengan mekanisme kerja hipotalamus-hipofisis-korteks


adrenal yang akhirnya juga akan menghambat produksi lipoprotein lipase
4. Merangsang sekresi hormone pertumbuhan dan IGF-1 yang akhirnya juga akan
menghambat produksi lipoprotein lipase.
Terapi yang digunakan pada banyak kasus dosfungsi testis baik dalam keadaan sindrom
metabolic atau hipogonadisme adalah penggantian testosterone yang memiliki keunggulan dalam
mencegah komplikasi yaitu diabetes mellitus dan gangguan kardiovaskuler. Terapi ini juga
mempunyai efek samping yaitu menyebabkan peningkatan obesitas sentral.
Kesimpulan
Beberapa bulan terakhir telah muncul bukti keterkaitan antara fungsi testis dan sindrom
metabolic. SM dan obesitas mempengaruhi fungsi testis dengan mengurangi kadar testosterone
dan SHBG seperti pengaruhnya pada produksi sperma. Pada pendapat lainnya, hipogonadisme
jangka lama mengakibatkan resistensi insulin yang menjadi patofisiologi utama sindrom
metabolic. Walaupun patogenesisnya belum jelas, leptin, resistin dan ghrelin mempunyai
tanggungjawab yang penting sehingga terjadinya kedua keadaan penting ini. Karena sindrom
metabolic merupakan gangguan yang terjadi pada seluruh system endokrin, maka keadaan ini
disebut sebagai sindrom neuroendokrin metabolic.

Anda mungkin juga menyukai