PENDAHULUAN
penerapan
media
pembelajaran
VCD
dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
ialah
membelajarkan
siswa
menggunakan
asas
sendiri atas jadwal belajar yang dibuatnya. Sementara itu siswa sebagai
pembelajar di sekolah memiliki kepribadian, pengalaman, dan tujuan. Siswa
tersebut mengalami perkembangan jiwa sesuai asas emansipasi dirinya menuju
keutuhan dan kemandirian.
Untuk memahami lebih mendalam apa itu pembelajaran, mari kita
telusuri konsep dan pengertiannya. Pembelajaran menurut Dimyati dan
Mudjiono (1999:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan
pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun 2003 menyatakan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses
belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir
yang
dapat
meningkatkan
kemampuan
berfikir
siswa,
serta
dapat
Menurut pandangan Bruner teori belajar itu bersifat deskriptif, sedangkan teori
pembelajaran itu preskriptif. (Dimyati dan Mudjiono, 1999:298)
Hal ini menggambarkan bahwa orang yang berpengetahuan adalah
orang yang terampil memecahkan masalah, mampu berinteraksi dengan
lingkungannya dalam menguji hipotesis dan menarik generalisasi dengan
benar. Jadi belajar dan pembelajaran diarahkan untuk membangun kemampuan
berfikir dan kemampuan menguasai materi pelajaran, dimana pengetahuan itu
sumbernya dari luar diri, tetapi dikonstruksi dalam diri individu siswa.
Pengetahuan tidak diperoleh dengan cara diberikan atau ditransfer dari orang
lain, tetapi "dibentuk dan dikonstruksi" oleh individu itu sendiri, sehingga
siswa itu mampu mengembangkan intelektualnya. Pembelajaran mempunyai
dua karakteristik yaitu Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses
mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar
mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses
berfikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses
tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan
berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang
mereka konstruksi sendiri. (Djamarah, 2002: 204)
Proses pembelajaran atau pengajaran kelas (Classroom Teaching)
menurut Dunkin dan Biddle (1974:38) berada pada empat variabel interaksi
yaitu (1) variabel pertanda (presage variables) berupa pendidik; (2) variabel
konteks (context variables) berupa peserta didik, sekolah, dan masyarakat; (3)
Knirk
dan
Gustafson
mengemukakan
teknologi
10
11
guru serta kemungkinan yang ada dalam rangka kurikulum yang berlaku di
sekolah. Resource based learning biasanya bukan satu-satunya metode yang
digunakan di suatu sekolah.
Di samping itu masih dapat digunakan metode pembelajaran lainnya;
metode belajar ini hanya merupakan salah satu diantara metode-metode
lainnya, jadi metode yang lain bukan tidak perlu ditiadakan sama sekali.
Perubahan yang besar yang diakibatkan oleh metode belajar ini antara lain
pentingnya peranan ahli perpustakaan dan mereka yang memproduksi bahan,
media atau sumber belajar. Sumber belajar tidak sama artinya dengan audio
visual aids. Dengan audio visual aids dimaksud adalah alat-alat yang
membantu guru dalam kegiatan pembelajaran, karena itu juga disebut
instructional aids, atau alat pengajaran. Terserah kepada guru untuk
menggunakannya atau tidak, kebanyakan guru tidak merasa perlu untuk
membuat atau menggunakannya. Akan tetapi "learning resources" atau sumber
belajar yang esensial harus digunakan oleh murid. Jadi sumber belajar
ditujukan kepada murid, bukan kepada guru. Belajar berdasarkan sumber atau
"resource based learning" bukan sesuatu yang berdiri sendiri, melainkan
bertalian
dengan
sejumlah
perubahan-perubahan
yang
mempengaruhi
pembinaan kurikulum.
Perubahan-perubahan itu mengenai: (1) perubahan dalam sifat dan
pola ilmu pengetahuan manusia; (2) perubahan dalam masyarakat dan tafsiran
kita tentang tuntunanya; (3) perubahan tentang pikiran kita mengenai
pengertian kita tentang anak dan caranya belajar; dan (4) perubahan dalam
12
13
14
akan tetapi ada yang sebaliknya memandang team teaching sebagai kulminasi
belajar berdasarkan sumber. Akan tetapi keduanya melenyapkan isolasi guru
dalam kelasnya masing-masing, seperti di sekolah konvensional. Dalam
kelompok atau team guru dapat saling bertukar pengalaman, saling membantu
dalam mengatasi kesulitan pendidikan. Dengan demikian guru cepat tumbuh
dalam profesinya dan tidak terjerat oleh kegiatan rutin yang tidak mendapat
kesempatan untuk ditinjau kembali dan diperbaiki berkat pengalaman orang
lain, tetapi merupakan suatu aktivitas pembelajaran yang dinamis.
Agar pembelajaran tetap pada suasana yang dinamis, guru perlu
merumuskan dengan jelas tujuan apa yang ingin dicapainya dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan ini bukan hanya mengenai bahan materi
ajar yang harus dikuasai oleh guru, akan tetapi juga keterampilan emosional
dan sosial dalam menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran. Belajar
berdasarkan sumber berarti kerjasama antara seluruh staf dan penggunaan
secara maksimal fasilitas yang tersedia seperti buku-buku perpustakaan, alat
pengajaran, keahlian dan keterampilan guru serta anggota masyarakat yang
bersedia memberi sumbangannya. (Djamarah, 2002: 214)
B. MEDIA PEMBELAJARAN
Media adalah kata jamak dari medium, yang artinya perantara.
Dalam proses komunikasi, media merupakan satu dari empat komponen yang
harus ada. Komponen yang lain, yaitu: sumber informasi, informasi, dan
penerima informasi. Seandainya satu dari empat komponen tersebut tidak
15
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
digunakan
untuk
16
Bahan pelajaran dengan tingkat kesukaran yang tinggi tentu sukar diproses
oleh anak didik. Apalagi bagi anak didik yang kurang menyukai bahan
pelajaran yang disampaikan itu.
Anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan tentu tidak dapat
mereka hindari. disebabkan pcnjelasan guru yang sukar dicerna dan
dipahami. Guru yang bijaksana tentu sadar bahwa kebosanan dan kelelahan
anak didik adalah berpangkal dari penjelasan yang diberikan guru
bersimpang siur, tidak ada fokus masalahnya, Hal ini tentu saja harus
dicarikan jalan keluarnya. Jika guru tidak memiliki kemampuan untuk
menjelaskan suatu bahan dengan baik, apa salahnya jika menghadirkan
media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. (Nana Sudjana, 2005: 27)
Sebagai alat bantu, media mempunyai fungsi melicinkan jalan
menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan
bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media mempertinggi
kegiatan belajar anak didik dalam tenggang waktu yang cukup lama. Itu
berarti kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media akan menghasilkan
proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media.
Walaupun begitu, penggunaan media sebagai alat bantu tidak bisa
sembarangan menurut sekehendak hati guru. Tetapi harus memperhatikan
dan mempertimbangkan tujuan. Media yang dapat menunjang tercapainya
tujuan pengajaran tentu lebih diperhatikan. Sedangkan media yang tidak
menunjang tentu saja harus disingkirkan jauh-jauh untuk sementara.
17
18
teknologi
sudah
ada
di
mana-mana.
Pertumbuhan
dan
tetapi
harus
disesuaikan
dengan
perumusan
tujuan
instruksional, dan tentu saja dengan kompetensi guru itu sendiri, dan
sebagainya.(Nana Sudjana, 2005:38)
Anjuran agar menggunakan media dalam pengajaran terkadang
sukar dilaksanakan, disebabkan dana yang terbatas untuk mcmbelinya.
Menyadari akan hal itu, disarankan kembali agar tidak memaksakan diri
untuk membelinya, tetapi cukup membuat media pendidikan yang sederhana
selama menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Cukup banyak bahan
mentah untuk keperluan pembuatan media pendidikan dan dengan
pemakaian
keterampilan
yang
memadai.
19
Untuk
tercapainya
tujuan
pengajaran tidak mesti dilihat dari kemahalan suatu media, yang sederhana
juga bisa mencapainya, asalkan guru pandai menggunakannya. Maka guru
yang pandai menggunakan media adalah guru yang bisa memanipulasi media
sebagai sumber belajar dan sebagai penyalur informasi dari bahan yang
disampaikan kepada anak didik dalam proses belajar mengajar.
a). Macam-macam Media
Media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua
jenis, tetapi sudah lebih dari itu. Klasifikasinya bisa dilihat dari jenisnya,
daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan
dijelaskan pada pembahasan berikut.
1. Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam :
a. Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam.
Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran.
b. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau
lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film bisu, film kartun.
c. Media Audiovisual
20
21
media
ini
adalah
modul
berprogram
dan
murah,
cara
pembuatannya
mudah,
dan
22
23
24
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan
pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna yang
25
26
b) Bahan pengajaran yang dijelaskan guru kurang dipahami siswa. Dalam situasi
ini sangat bijaksana apabila guru menampilkan media untuk memperjelas
pemahaman siswa mengenai bahan pengajaran. Misalnya menyajikan bahan
dalam bentuk visual melalui gambar, grafik, bagan atau model-model yang
berkenaan dengan isi bahan pengajaran.
c) Terbatasnya sumber pengajaran. Tidak semua sekolah mempunyai buku
sumber, atau tidak semua bahan pengajaran ada dalam buku sumber. Situasi
ini menuntut guru untuk menyediakan sumber tersebut dalam bentuk media.
Misalnya peta atau globe dapat dijadikan sumber bahan belajar bagi siswa,
demikian juga model, drama, media grafis dan lain-lain.
d) Guru tidak bergairah untuk menjelaskan bahan pengajaran melalui penuturan
kata-kata (verbal) akibat terlalu lelah disebabkan telah mengajar cukup lama.
Dalam situasi ini guru dapat menampilkan media sebagai sumber belajar bagi
siswa. Misalnya guru menampilkan bagan atau grafik dan siswa diminta
memberi analisis atau menjelaskan apa yang tersirat dari gambar atau grafik
tersebut, baik secara individual maupun secara kelompok. (Suwarna,
2006:17)
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa peranan media
dalam proses pengajaran dapat ditempatkan sebagai:
a) Alat untuk memperjelas bahan pengajaran pada saat guru menyampaikan
pelajaran. Dalam hal ini media digunakan guru sebagai variasi penjelasan
verbal mengenai bahan pengajaran.
27
b) Alat untuk mengangkat atau menimbulkan persoalan untuk dikaji lebih lanjut
dan dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya. Paling tidak guru
dapat menempatkan media sebagai sumber pertanyaan atau stimulasi belajar
siswa.
c) Sumber belajar bagi siswa, artinya media tersebut berisikan bahan-bahan yang
harus dipelajari para siswa baik individual maupun kelompok. Dengan
demikian akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan mengajarnya.
(Suwarna, 2006: 18)
Sesungguhnya media sebagai alat dan sumber pengajaran tidak bisa
menggantikan guru sepenuhnya, artinya media tanpa guru suatu hal yang
mustahil dapat meningkatkan kualitas pengajaran. Peranan guru masih tetap
diperlukan sekalipun media telah merangkum semua bahan pengajaran yang
diperlukan oleh siswa.
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada siswa tentang apa
yang harus dipelajarinya, bagaimana siswa mempelajarinya serta hasil-hasil
apa yang diharapkan diperolehnya dari media yang digunakannya. Harus
diingat, bahwa media adalah alat dan sarana untuk mencapai tujuan
pengajaran, serta media bukanlah tujuan.
D. NILAI DAN MANFAAT MEDIA PENGAJARAN
Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar
yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat
28
29
Ia
juga
dapat
membuat
grafik
penduduk
dan
memberi
interpretasinya. Ini berarti kegiatan belajar siswa lebih banyak dan lebih
mendalami.
Sementara itu guru lebih mudah mengatur dan memberi petunjuk
kepada siswa apa yang harus dilakukannya dari media yang digunakannya,
sehingga tugasnya tidak semata-mata menuturkan bahan melalui kata-kata
(ceramah). Penggunaan gambar dan foto serta grafik dalam contoh di atas
adalah salah satu cara pengajaran dengan media pengajaran.
Alasan kedua mengapa
penggunaan media
pengajaran dapat
30
31
prinsip, konsep, proses maupun prosedur yang bersifat abstrak dan tidak
lengkap menjadi lebih jelas dan lengkap.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Jika dipilih dan dirancang dengan benar, maka media dapat
membantu guru dan siswa melakukan komunikasi dua arah secara aktif.
Tanpa media, guru mungkin akan cenderung berbicara "satu arah"
kepada siswa.
d. Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
Sering kali terjadi, para guru banyak menghabiskan waktu untuk
menjelaskan materi ajar. Padahal waktu yang dihabiskan tidak perlu
sebanyak itu, jika mereka memanfaatkan media pembelajaran dengan
baik.
e. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
Penggunaan media tidak hanya membuat proses pembelajaran
lebih efisien, tetapi juga membantu siswa menyerap materi ajar secara
lebih mendalam dan utuh.
f. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja mereka mau, tanpa
tergantung pada keberadaan guru.
g. Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
32
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
OBJEK TINDAKAN
Objek tindakkan dalam penelitian ini adalah :
1. Pelaksanaan media pembelajaran VCD pada penguasaan kosa kata mata
pelajaran bahasa Inggris.
2. Aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran melalui media
pembelajaran VCD .
B.
34
35
BAB IV
PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
A.
pelaksanaannya pada siklus 1 tanggal 3 Pebruari 2009 pukul 07.0009.00 WIB, siklus 2 pada tanggal 5 Pebruari 2009 pada pukul 07.0009.00 WIB sedangkan pada siklus 3 pada tanggal 7 Pebruari 2009
pukul 07.30-09.00 WIB.
2.
3.
4.
36
Perencanaan : identifikasi
alternative pemecahan
mengajar
masalah
37
Tindakan
Pengamatan
refleksi
38
jenis tindakan
melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi tentang
skenario, Lembar kegiatan mengajar,
dan lain-lain.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan
sesuai hasil evaluasi untuk digunakan
pada siklus selanjutnya.
Siklus II
Perencanaan : identifikasi
Evaluasi tindakan I
Merencanakan pembelajaran yang
alternative pemecahan
mengajar
masalah
39
Tindakan
Pengamatan
40
refleksi
Siklus III
Perencanaan : identifikasi
Evaluasi tindakan II
Merencanakan pembelajaran yang
alternative pemecahan
mengajar
masalah
41
Tindakan
Pengamatan
42
refleksi
Siklus 1
43
Selanjutnya anak didik diberi tugas untuk menulis dengan huruf dan ejaan
yang tepat dalam bahasa Inggris dan menerjemahkan. Tahap selanjutnya guru
mengambil hasil tugas yang telah diberikan pada siswa.
Hasil yang diperoleh selama penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 2
Hasil penilaian siklus 1
No.
Nilai
Keterangan
T
TT
Urut
1
70
2
85
3
60
4
55
5
45
6
40
7
60
8
45
9
50
10
80
11
75
12
55
13
70
14
65
15
60
16
55
17
45
18
40
19
40
Jumlah
1095
6
13
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
Jumlah Skor Tercapai 2255
Rata-Rata Skor Tercapai 59,34
X
X
N
44
No.
Nilai
Urut
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah
85
70
70
65
60
55
60
60
75
70
45
45
40
25
35
60
75
70
95
1160
Keterangan
T
TT
10
2255
38
X 59,34
Keterangan:
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 15
: 23
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Hasil Siklus I
59,34
15
39
15 x100%
38
P 39%
45
secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh
nilai 65 hanya sebesar 39% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang
dikehendaki yaitu sebesar 70%. Hal ini disebabkan karena siswa kurang
konsentrasi pada saat mendengarkan percakapan dari media VCD.Di
samping itu siswa pada umumnya tidak menulis secara keseluruhan
percakapan yang di lihat dan didengar.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refleksi untuk dilakukan pada
siklus berikutnya.
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan
memberikan arahan terlebih dahulu isi dialog dalam pemutaran
VCD.
2) Guru perlu mengenalkan beberapa kosa kata terlebih dahulu
dalam percakapan yang akan dilihat dan di dengar.
2.
Siklus 2
Dalam proses pembelajaran siklus kedua Guru menyajikan bahan
46
Keterangan
T
TT
Urut
1
70
2
90
3
70
4
55
5
60
6
60
7
70
8
60
9
70
10
70
11
70
12
70
13
70
14
60
15
60
16
50
17
60
18
60
19
40
Jumlah
1215
9
10
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
No.
Nilai
Urut
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
Jumlah
80
70
75
70
70
60
70
70
70
70
85
70
70
40
70
70
70
60
100
1340
Keterangan
T
TT
16
X
N
2555
38
X 67,23
Keterangan:
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 25
: 13
47
Klasikal
: Belum tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Hasil Siklus I
67,23
25
13
25 x100%
38
P 65%
48
Siklus 3
Dalam proses pembelajaran siklus ketiga yang dilakukan oleh guru
Tabel 6
Hasil penilaian siklus 3
No.
Nilai
Urut
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
75
90
80
70
70
70
75
75
75
80
75
75
85
Keterangan
T
TT
No.
Nilai
Urut
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
49
95
70
85
80
90
75
80
80
80
90
80
85
85
Keterangan
T
TT
14
80
15
75
16
75
17
70
18
70
19
75
Jumlah
1440
19
Jumlah Skor Maksimal Ideal 3800
33
34
35
36
37
38
Jumlah
65
65
80
80
70
100
1535
19
X
N
2975
38
X 78,28
Keterangan:
: Tuntas
TT
: Tidak Tuntas
: 38
:0
Klasikal
: tuntas
Uraian
Nilai rata-rata tes formatif
Hasil Siklus I
78,28
38
50
38 x100%
38
P 100%
Siklus
59,34 %
67,23 %
78,28 %
Diagram 1
Diagram ketuntasan belajar
90
siklus
80
siklus
70
60
siklus
50
40
30
20
10
0
siklus
silkus 1
siklus 2
siklus 3
59,34
67,23
78,28
51 siklus
D.
Pembahasan
Hasil pada siklus pertama dan kedua diperoleh rata-rata ketuntasan
belajar mencapai adalah 39% dan 65 %. Artinya adalah siswa masih
mengalami ketidak tuntasan dalam pembelajaran. setelah diadakan kajian
ulang terhadap permasalahan ini adalah siswa kurang peka terhadap gaya
bahasa inggris asli lewat VCD. Sehingga siswa merasa kesulitan untuk
menyalin dan menerjemahkan dalam bahasa Indonesia. Yang dilakukan oleh
guru sekaligus peneliti adalah memberikan latihan secara perlahan kepada
siswa sampai siswa mengerti minimal 70 % dari jumlah siswa.
Akhirnya
penggunaan
media
pengajaran
diharapkan
dapat
52
9.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari analisis data diperoleh hasil yang cukup signifikan yaitu
ketuntasan belajar dapat dicapai pada siklus 3 yang tingkat ketuntasan belajar
mencapai 100 %. Artinya adalah Penerapan media pembelajaran VCD dapat
meningkatkan keterampilan penguasaan kosa kata mata pelajaran bahasa
inggris siswa kelas VII-B SMP Negeri 3 Gresik tahun pelajaran 2008/2009.
B. Saran
Penelitian yang dilakukan terhadap penggunaan media pengajaran
dalam proses belajar mengajar sampai kepada kesimpulan, bahwa proses dan
hasil belajar para siswa menunjukkan perbedaan yang berarti antara
pengajaran tanpa media dengan pengajaran menggunakan media. Oleh sebab
itu penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan
untuk mempertinggi kualitas pengajaran
54
DAFTAR PUSTAKA
Yayasan Penerbitan
55
Lampiran 1
Soal tes Siklus 1
Please Writes ones again the dialoge from VCD.
Below are the speaking from VCD.
Mirna : Hi, Toni, nice to meet you again after long holiday.
Toni : Hello. Mirna, nice to meet you too.
Mirna : Anyway, where did you go on the last holiday?
Toni : Well. I went to Bali. It's a wonderful place with beautiful beaches and
sceneries.
Mirna : Wow. It sounds great. What did you do there?
Toni : My family and I spent four nights there in a bungalow in Kuta beach. I had
a great vacation there. I swam and surfed on the beach. I also played football and
sand with my brother.
Mirna : What else did you do there?
Toni : The next morning I visited another small island around Bali on a boat. It
was a great experience to see many beautiful places and have a talk with tourists
there.
Mirna : What did you do before you left Bali?
Toni : On the last day, I went to the merchandise shops and bought some stuffs
there. I bought shirts, shorts, and also traditional clothes. Unfortunately I couldn't
afford to buy a surng board because it was too expensive.
Mirna : Well, it's nice to hear your story. I hope that I can also visit Bali someday.
56
Denias : Hi, I'm Denias, I'm from Papua. Nice to meet you.
Asep
Asep
: I like cooking very much. I can spend my whole day for cooking
Denias : Wow, great. My hobby is cooking too. Will you tell me how to cook
special foods from your province? I'd like to know them.
Asep
57
Cipto : Great, then. You must be tired. I'll take you to the Hotel rst.
Andi : OK. Thanks, Cipto.
58