LAPORAN KASUS
Laporan Kasus 1
Pasien berusia 31 tahun mengunjungi bagian penyakit mulut dan radiologi, dengan keluhan nyeri
dan clicking pada TMJ region kanan sejak 1 tahun lalu. Dalam anamnesa diketahui bahwa
pasien pernah mencabut gigi belakang kanan bawah 3 tahun yang lalu. Pemeriksaan klinis
diketahui bahwa terdapat nyeri pada sisi kanan dari otot masseter dan temporalis pada saat
dipalpasi. Skala analog visual nyeri(VAS) tercatat skor 8; pembukaan mulut normal. Suara klik
terdapat di sisi kana TMJ. Pemeriksaan dengan orthopantomogram (OPG) yang dilakukan
menunjukkan tidak ada patologi terkait dengan TMJ. Berdasarkan pemeriksaan klinis dan OPG,
diagnosis penyakit yang ditemukan adalah nyeri myofacial otot masseter dan otot temporalis
pada sisi kanan. Pasien melakukan evaluasi oklusal digital menggunakan T-scan III.
Evaluasi digital menunjukkan kekuatan dari distribusi, pada sebelah kanan gaya distribusi
sebesar 42% dan sebelah kiri 52%, kontak premature terlihat pada gigi 26, 12. Koreksi oklusal
(grinding selektif) dilakukan karena terdapat kontak premature pada gigi 26, 12 dan setelah
dilakukan selektif grinding gaya distribusi pada sisi kanan menjadi 49,6% dan pada sisi kiri
sebesar. Pasien diberikan instruksi pasca perawatan, yaitu untuk mengkonsumsi diet lunak
selama 1 minggu, menahan rahang ketika menguap dan makan, serta tidak membuka mulut
terlalu lebar. Pasien control setelah 5 hari, 1 bulan dan 3 bulan. Keberhasilan perawatan terlihat
setelah 3 bulan, rsaa sakit pada TMJ berkurang sebanyak 90% dengan skor VAS 1.
Laporan Kasus 2
Seorang pasien laki-laki berusia 29 tahun mengunjungi bagian penyakit mulut dan radiologi
dengan keluhan nyeri dan clicking di wilayah TMJ sejak 6 bulan terakhir. Dari hari anamnesa
diketahui bahwa pasien sering mengatupkan gigi nya secara keras (clenching) pada saat tegang
dang stress). Pemeriksaan TMJ menunjukkan rasa sakit dan bunyi klik pada saat membuka mulut
di TMJ kiri dan kesulitan dalam menutup mulut, dengan skor VAS 8. Berdasarkan pemeriksaan
klinis dan OPG ditemukan diagnosis perpindahan disc anterior tanpa reduksi. Pasien melakukan
Evaluasi oklusal digital menggunakan T-scan III.
Evaluasi digital mengunjukkan kekuatan distribusi, dengan distribusi kekuatan sebelah kiri 58%
dan kanan 32% dan kontak prematur terlihat di gigi 16, 17, 26. Koreksi oklusal (selektif
grinding) dilakukan sehubungan adanya kontak premature pada gigi16, 17, 26. Setelah koreksi
oklusal, Kekuatan sisi kanan menjadi 48,2% dan 51,8% di sisi kiri. Pasien diberikan instruksi
pasca perawatan, yaitu untuk mengkonsumsi diet lunak selama 1 minggu, menahan rahang ketika
menguap dan makan, serta tidak membuka mulut terlalu lebar. Pasien control setelah 5 hari, 1
bulan dan 3 bulan. Keberhasilan perawatan terlihat setelah 3 bulan,
berkurang sebanyak 75% dengan skor VAS 2.
Pembahasan
Secara umum dalam praktek kedokteran gigi, perawatan TMD adalah dengan perawatan sendiri,
membimbing pasien untuk menghilangkan kebiasaan oral seperti mengatupkan gigi dengan kuat,
mengunyah permen karet dan memberikan informasi mengenai perawatan rahang yang
berhubungan dengan aktivitas sehari hari.
Terapi fisik dapat dilakukan dengan menggunakan modalitas pasif seperti terapi panas dan
dingin, terapi laser, dan stimulasi saraf listrik. Latihan gerakan rahang dan terapi postur dengan
peregangan pasif dan latihan umum disarankan. Oleh karena tidak ada panduan spesifik dalam
pilihan dan waktu yang tepat untuk memulai perawatan, maka terjadi kesuliatan dalam
melakukan prosedur yang tepat.
Terapi alat intra-oral seperti splints dapat digunakan tetapi jangka panjang penggunakan splint
dapat beresiko pada perubahan oklusi yang permanen. Penggunaan alat ini memerlukan control
secara berkala dan harus disesuaikan dengan perubahan postur mandibula atau fungsi otot.
Pengguanaan alat ini secara teknis sulit dilakukan.
perawatan dengan menggunakan farmakoterapi, yaitu analgesic ringan, analgesik non-steroid
anti-inflamasi, anti ansietas, antidepresan, dan relaksan otot adalah obat-obat yang digunakan
dalam terapi untuk mengurangi dan mengendalikan rasa sakit. Adanya efek yang merugikan dari
semua obat di atas pada maka sebaiknya digunakan dalam jangka waktu pendek atau
penggunaan intermiten. COX-2 inhibitor seperti rofecoxib dapat digunakan sebagai alternatif
untuk obat analgesic non-steroid anti inflamasi, tetapi terdapat pengaruh pada kardiovaskular.
Benzodiazepin dengan efek jangka panjang, amitriptyline, clonazepam dan trisiklik
antidepresan,digunakan dalam mengelola nyeri orofacial kronis. Kedua obat tersebut memiliki
efek samping seperti mulut kering, sedasi, dan disphoria. Oleh sebab itu dokter gigi harus
memfasilitasi evalasi perawatan dan produk yang dapat digunakan untuk terapi TMD.
Terdapat hubungan yang kuat antara gangguan oklusal dan TMD, sehingga tugas klinisi untuk
mendeteksi jenis parameter oklusal sangat berhubungan dengan TMD. Metode evaluasi oklusal
konvensional dapat menggunakan kertas artikulasi atau jejak pada lilin. Kerugian dari metode
konvensional yaitu hasil yang didapatkan secara dua dimensi dan tidak dapat mengukur kekuatan
oklusal. Oleh karena itu, analisis digital memberikan tambahan informasi tentang pola oklusal, ,
termasuk kuantitas kekuatan, urutan kontak oklusi, dan waktu oklusal-dioklusal.
Oklusi dianggap memainkan peranan penting pada TMD. Beban berlebihan pada sistem
pengunyahan
karena
ketidakstabilan
oklusal
akhirnya
menimbulkan
kerusakan
temporomandibular. Pemahaman yang benar mengenai oklusi dinamis sangat penting untuk
pebandingan dan parameter oklusal yang patologis. Digital oklusi oleh T-scan menyediakan
informasi untuk mengevaluasi kekuatan oklusi dan kuantitatif kontak oklusal. Diantara gangguan
oklusal yang evaluasi, gangguan pada sisi balancing sangat signifikan hubungannya dengan
TMD. Gangguan pada sisi balancing akan sangat merusak sendi dan struktur gigi karena jumlah
kekuatan dan arah gaya yang bervariasi.
Dokter sebaiknya fokus pada identifikasi dan mengoreksi gaya fungsional dan parafungsional
yang merusak. Komponen oklusal yang berhubungan dengan TMD harus dievaluasi dan
dikoreksi dengan hati-hati mengevaluasi sehingga membantu dalam pencegahan, diagnosis dan
pengobatan TMD.
Pasien dengan sindrom disfungsi nyeri myofacial dimana terdapat perubahan oklusal dengan
enameloplasty menunjukkan perubahan gaya yang sedikit pada tekanan ligamen periodontal.
Pengurangan durasi tekanan tidak akan membuat aktivitas otot masseter dan temporalis,
sehingga efisiensi relaksasi otot lebih fungsional relaksasi otot.
Pada pasien dengan perpindahan anterior disk tanpa reduksi memiliki insiden kontak premature
yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan perpindahan kondilus, yang mana akan menyebabkan
gesekan dan tekanan intra-artikular pada TMJ dan mengakibatkan perubahan struktur TMJ. Oleh
karena itu, perhatian khusus harus ditunjukkan untuk mendeteksi dan mengoreksi kerusakan
yang disebabkan untuk komponen sistem pengunyahan dengan kekuatan fungsional atau
parafungsional
berlebihan.gangguan
balancing
dengan
halangan
pada
kontak
gigi
Kesimpulan
Subyek dari nyeri dan disfungsi TMJ sangat kompleks. Tanda dan gejala dapat secara spessifik
atau non-spesifik. Penyebab myogenic selaras dengan gangguan artikular pada pasien TMD.
Evaluasi oklusi dinamis dengan T-scan menunjukkan bahwa waktu oklusi dan waktu disoklusi
pada pasien TMD lebih ama dibandingkan dengan TMJ normal. Metode digital menunjukkan
hasil lebih tepat dibandingkan dengan metode konvensional untuk evaluasi oklusi. Oleh karena
itu, dianjurkan untuk semua dokter gigimelakukan pemeriksaan dengan T-scan, serta diikuti oleh
farmakoterapi dan oklusal splints. Tindak lanjut yang dijadwalkan secara berkesinambungan
pada pasien TMD diperlukan untuk memantau dan memperkenalkan koreksi yang diperlukan
untuk periode selanjutnya.