Pendahuluan
Mikrobe terdapat di mana-mana di sekitar kita ada yang menghuni tanah, air, dan atmosfer planet
kita. Mikroorganisme di alam jarang terdapat sebagai biakan murni. Berbagai spesimen tanah atau air
dapat mengandung bermacam-macam spesies cendawan protozoa, alga, bakteri dan virus. Berbagai
macam mikrobe dalam suatu ekosistem berasosiasi dan berinteraksi. Dipandang dari segi ekosistem
mikrobe alamiah, biakan murni merupakan suatu keadaan artifisial (tidak asli). (Waluyo,Lud. 2005)
Mikrobe tanah dapat menguntungkan bila kehadiranya berperan dalam siklus mineral, fiksasi
nitrogen, perombakan residu petisida, proses humifikasi, proses menyuburkan tanah, perombnakan
limbah berbahaya, biodegradasi, bioremidasi, mineralisasi, dekomposisi, dan Biohidrometalurgi.
Mikroba, khusunya bakteri dan fungi berperan pula dlam siklus mineral atau daur mineral seperti
S,C,P dan Fe. Kehadiran mikroba tersebut di dalam tanah, khuusnya tanah pertanian dan
pertambangan mempunyai n ilai ekonomi naik dalam penyerbukan tanah, penyedian mineral yang
dibutuhkan oleh tanaman maupun dalam pengelolaan endapan mineral dan proses pencucian
pemurniaan mineral (waluyo,lud. 2010).
Proses deteriosasi (penguraian) dan korosi (pengkaratan) benda-benda logam, ternyata juga karena
aktivitas mikroba tanah. Berbagai jenis benda dari kertas,tekstil, karet, plastik,alspal, logam, dan
bahan-bahan lainya ternyata tidak dapat terbebas dari mikroba untuk diuraikan dan dihancurkan
(Waluyo,Lud.2010).
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi,
virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jasa. Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari
pada biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer,
biologi molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam proses produksi
barang dan jasa. Dalam kaitanya ini, bioteknologi memiliki peranan nyata dalam kegiatan
pengendalian dan perbaiakan mutu lingkunngan melalui berbagai cara (Smith JE. 2004).
Di indonesia, sampai saat ini pemanfaatan mikroorganisme untuk bidang pertamabangan logam
masih belum optimal atau bisa dikatakan belum dimulai, atau sekadar wacana. Smentara potensi atau
kemampuan mikrroganisme dalam memabantu menambang logam di alam sudah terbukti nyata.
Indonesia sebagai negara tropis yang kaya akan cadangan berbagai mineral tamabang dalam jumlah
banyak dan berlimpah dengan berbagai mikrroganisme, mempunyai peluang yang cerah untuk
melaksanakan Bioleaching. Dari sisi mikroorganismenya, kondisi iklim yang tropis mendukung
keberadaan kelompok bakteri Peleapsan logam yang hidup baik pada kondisi mesofilik, yang
menghendaki suhu yang hangat.
Logam Besi
Besi (Fe) adalah logam berwarna putih keperakan, liat dan dapat dibentuk. Kandungan Fe di bumi
sekitar 6.22 %, di tanah sekitar 0.5 4.3%, di sungai sekitar 0.7 mg/l, di air tanah sekitar 0.1 10
mg/l, air laut sekitar 1 3 ppb, pada air minum tidak lebih dari 200 ppb. Pada air permukaan
biasanya kandungan zat besi relatif rendah yakni jarang melebihi 1 mg/L sedangkan konsentrasi besi
pada air tanah bervariasi mulai dan 0,01 mg/l sampai dengan + 25 mg/l. di dalam air umumnya
dalam bentuk terlarut sebagai senyawa garam ferri (Fe3+) atau garam ferro (Fe2+); tersuspensi
sebagai butir koloidal (diameter < 1 mm) atau lebih besar seperti, Fe(OH)3; dan tergabung dengan zat
organik atau zat padat yang anorganik (seperti tanah liat dan partikel halus terdispersi). Senyawa
ferro dalam air yang sering dijumpai adalah FeO, FeSO4, FeSO4.7 H2O, FeCO3, Fe(OH)2,
FeCl2 sedangkan senyawa ferri yang sering dijumpai yaitu FePO4, Fe2O3, FeCl3, Fe(OH)3.
( Anonym.2010)
Availilabilitas dan Asimimilasi Besi
Besi dalam bentuk ferri umumnya tidak larut oleh asam dan bahan organik yang kompleks, hal
ini adalah suatuh contoh dalam tanah yang dinamakan podzolisasi. Ion ferri bergabung dengan asamasam organik di tanah hutan menjadikan lebih dapat larut, dan perkolasi melalui profil tanah. Ion
ferri tidak dapat dibandingkan dengan ion ferro disebabkan lebih sedikit larut. Kelarutan besi sangat
sedikit dalam tanah alkali. Slah satu akibatnya, pada tanaman yang ditanah pada tanah alkali denagn
konsentrasi CaCO3 tinggi akan menyebabkan kekurngan besi yang dinamakan Klorosis (Waluyo,lud.
2009).
Dalam sistem biologis Fe terdiri dari sitokrom, enzim ferridoksin, dan protein FeS. Konsentarsi Fe
dalam air 0,1 ppm sampai 0,7 ppm. Besi sering berada dalam lingkungan dari senyawa-senyawa
organik Chelat. Fe chelator nonspesifik meliputi asam sitrat, asam oksalat, asam dikarboksilat, sam
humic, dan tannin. Fe chelator spesifik terdiri heme, tranferin, ferritin (senyawa besi tersimapn), dan
siderofor (Waluyo,lud. 2009).
Bioleaching pada logam
Bioleaching merupakan suatu proses untuk melepaskan (remove) atau mengekstraksi logam dari
mineral atau sedimen dengan bantuan organisme hidup atau untuk mengubah mineral sulfida sukar
larut menjadi bentuk yang larut dalam air dengan memanfaatkan mikroorganisme (Brandl, 2001).
Sementara Bosecker (1987) mengungkapkan bahwa bioleaching merupakan suatu proses ekstraksi
logam yang dilakukan dengan bantuan bakteri yang mampu mengubah senyawa logam yang tidak
dapat larut menjadi senyawa logam sulfat yang dapat larut dalarn air melalui reaksi biokirnia.
Bioleaching logam berat dapat rnelalui oksidasi dan reduksi logam oleh mikroba, pengendapan ionion logam pada permukaan sel rnikroba dengan menggunakan enzim, serta menggunakan biomassa
mikroba untuk menyerap ion logam (Chen dan Wilson, 1997). Bakteri yang digunakan dalam proses
tersebut antara lain adalah bakteri Pseudomonas fluorescens, Escherichia coil, Thiobacillus
ferrooxidans dan Bacillus sp sebagai bakteri leaching yang mampu melarutkan senyawa timbal
sulfida sukar larut menjadi senyawa timbal sulfat yang dapat larut melalui proses biokimia.
Siklus logam oleh mikroba salah satu indikasi paling jelas menunjukan
bahwa tanah tidak bersifat inert. Tanpa adanya siklus logam, maka transformasi logam tidak mungkin
terjadi. Mikroba pentrasnformsi logam penting dalam pembentukan tanah dan produksi biji logam.
Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam mengekstark logam-logam menjadi bijih logam
grade rendah, mengasamkan limbah, dan mencemari penyediaan air. Logam Fe merupakan dari
logam dlam tanah. Tramformasi Fe adalah dengan oksidasi untuk memperoleh sumber energi an
reuksi yang menggunkan logam tersebut sebagai elektron aseptor. Besi juga mengubah bahan-bahan
organik (asimilasi/imobilisasi) dan bentuk organik kembali ke bentuk anorganik (mineralisasi) .
(Waluyo,lud. 2009).
Mikrobiologi Geologi dan Pertambangan
Deposit-deposit mineral yang lain kaya sudah banyak yang berkutrnag. Bijih bermutu lebih
rendah kini banyak diolah dan mengembangkan taknik-teknik yang dapt mengekstraksi logam
dengan lebih sempurna lagi.
2.
Metode pengolahn biji logam secara tradisional, yakni dengan peleburran, merupakn
penyebab utama polusi udara dewasa ini
Mikroba tertentu mampu untuk memperbaikai keadan diatas, misalnya dengan menggunakan
beberapa bakteri aerobik ototrofik yaitu Thiobacillus ferrooxidans.
Penggunaan bakteri untuk mengatasi limbah logam berat
Limbah pabrik yang banyak mengandung logam berat dapat dibersihkan oleh mikroorganisme
yang dapat menggunkan logam berat sebagai nutrien atau hanya menjerab (imobilisasi) logam berat.
Mikrooganisme yang dapat digunakan dianatranya adalahThiobacillus ferroxidans dan Bacillus
subtilis. Thiobacillus ferrooxidans mendapatkan energi dari senyawa anorganik seperti besi sulfida
dan menggunkan energi untuk membentuk bahan bahan yang berguba seperti asam fumarat dan besi
sulfat (Budiyanto,MAK.2003).
ferrooxidans dalam memisahkan logam dari bijinya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik
khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijinya .
Sejarah dan Definisi Thiobacillus ferrooxidans
Peranan bakteri dalam melepaskan logam dari cebakan batuan bumi baru
diketahui belum lama berselang. Laoran pertama menyatakan bahwa baru pada tahu 1920-an
diketahui ada bakteri tertentu yang berperan dalam pelepasan Zn dan FeS dari batuan, meskipun saat
itu belum teridenfikasi (Weiss, 1973; Miller & Risatti, 1988). Peranan seseunghunya bakteri didalam
melepaskan logam baru diketahui pada tahun 1947, yaitu ketika Arthur Colmer 7 M.E. hinkie
dariWest Virginia University di Morgantown dapat mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri
tersebut kini disebut Thiobacillus ferrooxidans, yang berperan utama melepaskan logam dari sulfide
cebakan (Lundgren & silver, 1980)
Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai sebuah bakteri
ekonomi yang signifikan di bidang pencucian bijih sulfida sejak penemuannya pada 1950 oleh Colmer
et al. Penemuan T. ferrooxidans menyebabkan pengembangan cabang baru dari ilmu metalurgi
disebut biohydrometallurgy yang berurusan dengan semua aspek dari mikroba dimediasi ekstraksi
logam dari mineral atau limbah padat dan drainase tambang asam dll (Pasir, W. & Bock, E. 1987).
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan dan perekayasaan
mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan mineral (mineral dressing),
ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy), proses produksi logam (mechanical
metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical metallurgy). Salah satu cabangnya adalah
Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih logam menjadi logam murni dengan cara penambahan
mkhluk hidup seperti bakteri. Misalnya : Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari
bijihnya atau kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi.
Taksonomi Bakteri Thiobacillus ferrooxidans
Thiobacillus ferrooxidans juga biasa disebut dengan Acidithiobacillus ferrooxidans
Kingdom
Filum
Kelas
Ordo
Famili
Genus
Spesies
Klasifikasi ilmiah
: Eubacteria
: Proteobacteria
: Gammaproteobacteria
: Acidithiobacillales
: Acidithiobacillaceae
: Acidithiobacillus
: Acidithiobacillus ferroxidans
menggunakn
energi
dari
Artinya : Dan Dia telah menunjukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya,
(sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tandatanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir
Sesungguhnya apa yang ada di langit dan di bumi ini merupakan rahmat Allah SWT yang
diperuntukan bagi khalifah di bumi untuk berfikir mencari pengetahuan dan manfaat yang telah
diciptakan Allah sebagai perkembangan serta kemajuan IPTEK. Seperti halnya penggunaan bakteri
Thiobacillus ferrooxidans sebagai pemisah logam besi di lingkungan, dimana dengan penggunaan
bakteri tesebut tidak berdampak buruk pada lingkungan sekitar, tidak seperti penggunaan teknologi
sebelumnya.
Logam besi juga telah diterangkan dalam Al Quran , bahwa menciptkan dan menurunkan besi agar
dapat dumanfaatkan sebaik mungkin, yaitu ;
Al Hadid 25
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas dalam Al Quran. Dalam Surat Al Hadiid,
yang berarti besi, kita diberitahu sebagai berikut:
Kata anzalnaa yang berarti kami turunkan khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini, dapat
diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi
manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni secara bendawi
diturunkan dari langit, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat
penting.
Ini dikarenakan penemuan astronomi modern telah mengungkap bahwa logam besi yang ditemukan
di bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Semua ini menunjukkan bahwa
unsur besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui ledakan bintangbintang di luar angkasa, dan kemudian dikirim ke bumi, persis sebagaimana dinyatakan dalam ayat
tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Quran
diturunkan.
Referensi
Anonym.2010. http://smk3ae.wordpress.com/2010/08/28/penghilangan-besi-fe-dan-mangan-mndalam-air-2/
Budiyanto,MAK.2003. Mikrobiologi Terapan. Malang : UMM press.
Chang YC,Myerson AS. 1982. Growth models of continus bacterial leaching of ron pyrite by
Thibacillus ferrooxidans. Biotechnol. Bioeng. 24;889.
Corbet Cm, ingledew Wj. 1987. Is Fe 2+/3+ ycling an intermediate in sulphur oxidation by Fe2+
grown thibacillus ferroxidans. Biochem. Biophys. Acta. 128;522-534
Kelly, DP, dan Wood, AP (2000). Reklasifikasi dari beberapa
spesies Thiobacillus keAcidithiobacillus genera baru ditunjuk gen. November,. Halothiobacillus gen.
November dan Thermithiobacillus gen. November . Int. J. Syst. Evol. . Microbiol 50: 489500. PMID10758851
Kuenen, J. Gijs, et al. The Genera Thiobacillus, Thiomicrospira, and Thiosphaera. The
Prokaryotes. Ed. Albert Balows, et al. New York: Springer-Verlog, 1992. 2638-9, 2650
Lundgren DG, silver. 1980. Ore leaching by bacteria. Ann. Rev. microbiol. 34;263-283
Maha A, Cork Dj.1990. Introduction to sulfur microorganism and their applications in the
enviroment and industry. Development in industial Microbiology 31 (5); 99-102.
Miller Kw, Risatti JB. 1988. Microbils oxidation of Pyrrhotites in coal chars. Fuel 67 ; 1150-1154.
Novi hidayatullah, dkk.2011. Makalah Mikrobiologi Industri Bioleaching. Jurusan biologi FMIPA
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Ohmura n, kitamura K, Siki H. 1983. Mechanishm Of Microbila Flotation using Thiobacillus
ferrooxidans fir pyrite suspension . biotec . bIoeng. 41;671-676.
Pasir, W. & Bock, E. (1987). Biotest System Untuk Evaluasi Cepat Dari Perlawanan Beton Untuk
Belerang-pengoksidasi Bakteri Bahan Kinerja 26 (3):. 14-17
Rachel Klapper.2008. Thiobacillus
ferrooxidanshttp://web.mst.edu/~microbio/BIO221_2008/T_ferrooxidans.html
Rawlings, Douglas, and Tomonobu Kusano. Molecular Genetics of Thiobacillus
ferroxidans. Microbial Review 58.1 (1994): 39-55. 30 Mar.
2008. <http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=372952>
Smith JE. 2004. Biotechnology; Studies in Biology. Ed ke-4. Cambridge: Inggris.
Waluyo,Lud. 2010. Teknik dan Metode Dasar Dalam Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Waluyo,Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang : UMM Press
Waluyo,Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang : UMM Press
Wujaya,jati.2008. Biologi Interaktif. Jakarta ; Penerbit Ganeca
JudulTempo, Volume 14 PenerbitBadan Usaha Jaya Press Jajasan Jaya Raya, 1985Asli dari
Universitas Michigan Didigitalkan 2 Nov 2010