Anda di halaman 1dari 48

Konsep Dasar Pengobatan

By. Ulfatul latifah, skm

Obat

Obat atau sering disebut medikasi


Yaitu : Zat yg digunakan dlm diagnosis, terapi,
penyembuhan, penurunan atau pencegahan penyakit

Obat bekerja mhslkan efek terapeutik yg bmanfaat :


1. melindungi sel dr pengaruh agent kimia lain
2. meningkatkan fs sel yaitu mempercepat/
memperlambat proses kerja sel
3. dpt mengganti zat tubuh yg hilang (hormon,
insulin, estrogen dsb)

Peran bidan / perawat dalam


pengobatan

Di RS
Mberi obat stlh mdpt pesan atau
pendelegasian dr dokter
1. memantau respon pasien thd pengobatan
2. penkes kepada ps & klg ttg program pengobatan
3. memberi informasi kpd dokter kapan obat efektif,
tdk efektif /tdk lagi dibutuhkan
Di Puskesmas srg terlibat lsg dlm mnentukan obat
pasien
Perlu pengetahuan ttg farmakologi obat: dosis, reaksi
obat, mekanisme tubuh, efek obat, efek samping, cara
pemberian, interaksi obat dsb.

Bentuk Obat

Kaplet : bentuk padat spt kapsul & bersalut utk pemberian oral
Kapsul : bentuk spt bubuk, cairan & dibungkus oleh selongsong gelatin
Tablet : bentuk bubuk yg dikompresi ke dlm cakram/silinder yg keras
Sirup : obat yg larut dlm larutan gula pekat, mengandung perasa yg
membuat terasa lbh enak
Suspensi : partikel obat yg dibelah sampai halus & larut dlm media cair
saat dibiarkan partikel berkumpul dibawah wadah
Cakram : bentuk oval, fleksibel berukuran kecil terdiri dr dua lapisan
luar yg lunak & sebuah lapisan tengah yg berisi obat

Salep : Semisolid, yg dioles pd kulit biasanya mengandung


satu atau lebih obat
Pasta : preparat semisolid, lbh kental & lbh kaku dari pd
salep, diabsorpsi lbh lambat dr pd salep
Larutan : preparat cairan yg dpt digunakan per oral,
parenteral, scr eksternal (mis ; irigasi kandung kemih)
Lation : obat dlm cairan, suspensi yg dioles pd kulit utk
melindunginya
Supositoria : bentuk padat yg dicampur dgn gelatin &
dibentuk dlm bentuk peluru utk dimasukkan dlm
rectum/vagina

3 fase proses yg dialami


obat

Biofarmasetik : ilmu yg menyelidiki pengaruh


pembuatan sediaan atau kegiatan terapetik obat

Farmakokinetik : ilmu yg mempelajari ttg absorpsi,


distribusi, metabolisme dan ekskresi

Farmakodinamik : ilmu yg mempelajari cara kerja


obat, efek obat thd fungsi berbagai organ dan
pengaruh obat thp reaksi biokimia dan struktur
organ

Bentuk tablet
Dgn zat aktif

Tablet pecah (liberasi)


Mjd granul, zat aktif
Terlepas & larut

ketersediaan farmasi
obat utk diabsorpsi

fase biofarmasetik
Zat aktif
Mengalami
Absoropsi,
Distribusi
Metabolisme
ekskresi

ketersediaan hayati
obat utk memberi efek

Farmakokinetik

Tdj interaksi
Obat dgn
Reseptor
Ditempat
kerja

Efek

farmakodinamik

Absorpsi : cara molekul masuk ke dlm darah


Distribusi : stl diabsorpsi obat di distribusikan ke
dlm tubuh ke jaringan & organ tubuh & akhirnya
ke tempat kerja tsb
Ekskresi : obat dieksresikan dlm struktur tdk
berubah atau sebagai metabolik mll ginjal dlm
urine

Apa yg perlu diperhatikan sebelum


menggunakan obat

Bila etiket berwarna biru adl obat luar artinya


obat tdk digunakan mll mulut terus masuk
perut. (mis. Tetes mata, hidung, telinga,
salep kulit, injeksi, tablet vagina dsb)
Bila berwarna putih adl obat dlm artinya obat
digunakan mll mulut, ditelan terus masuk
perut. (mis. Teblet, sirup, larutan dsb)
Baca dlm etiket : nama pasien, no resep,
tanggal dsb)
Perhatikan aturan pakai
Perhatikan cara penggunaan

Perhatikan apakah obat sudah rusak


atau masih baik
Perhatikan tanggal kadaluarsa
Perhatikan mengenai tetesan,
gunakan pipet yg disertakan dari
pabrik atau apotik

Persiapan

Persiapan dan pemberian obat hrs dilakukan dgn


akurat oleh perawat/bidan yaitu dgn
memperhatikan:

5 Benar + 1 :
1. Benar obat
2. Benar dosis
3. Benar nama pasien
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu pemberian
6. Benar dokumentasi

Kesalahan pengobatan

Yaitu : Suatu kejadian yg dpt membuat klien


menerima obat yg salah atau tdk mendapat terapi
obat yg tepat.
Kesalahan terjadi
1. Segera melaporkan ke dokter/menejer
keperawatan
2. Memberikan sebuah antidot
3. Menunda pemberian obat bila obat
sebelumnya diberikan terlalu dini
4. Memantau efek obat

Cara mencegah kesalahan


pengobatan

Baca label obat dgn teliti


Pertanyakan pemberian banyak tablet
atau vial utk dosis tunggal
Waspadai obat-obatan bernama sama
Cermati angka dibelakang koma
Pertanyakan peningkatan dosis yg tibatiba & berlebihan
Obat baru /tdk lazim diprogramkan,
konsultasikan ke pd sumbernya

Jgn beri obat yg diprogramkan dgn nama


pendek /singkatan tdk resmi
Jgn berupaya menguraikan & mengartikan
tulisan yg tdk dpt dibaca
Kenali klien yg memiliki nama akhir sama, jg
minta klien menyebutkan nama lengkap
Cermati ekuivalen

Faktor yg mempengaruhi kerja


obat

Perbedaan genetik
Variabel fisiologis
Kondisi lingkungan
Faktor psikologis
Diet

Sistem perhitungan obat

Sistem Metrik :
1. Merupakan sistem desimal
2. Satuan dasar : meter (panjang), liter
(volume), gram (berat)
3. Huruf besar & kecil digunakan utk
menandai satuan utama,
contoh : gram = g atau Gm, liter = I
atau L, miligram = mg, mililiter = ml

Sistem Apothecary
1. Sudah di kenal oleh orang di Amerika & kanada
2. Standart pengukuran umumnya digunakan
dirumah, contoh : susu dlm botol diukur dlm
(pint= 0,586 liter)
3. Satuan dasar :
a. grain = gr (satuan berat), turunan grain adl
dram = ,ons = oz, pound
b. minim = m (volume ukuran cair), turunan minimum
adl dram-cairan = fluidram (f3), ons cairan, pint, quart
4. cohen (1993) melaporkan sistem ini tdk akurat:
timbul kekeliruan obat krn dibingungkan
penggunaannya dgn ukuran dlm matrik.

Ukuran Rumah tangga


1. Satuan dasar :
a. Volume : tetesan, sendok teh,
sendok makan dan cangkir (cups)
b. Berat : ounce, pound
2. Keuntungan : aspek kenyamanan &
mudah dikenal
3. Kerugian : ketidak akuranan krn perkakas
rumah tangga ukurannya sering bervariasi

Ekivalen Ukuran
Metrik

Apothecary

Rumah Tangga

1 ml 15-16 minim (m) 15 tetes (tts)


4-5 ml
Fluidram (f3)
1 sendok teh (sdt)
16 ml 4 fluidram (f3)
1 sendok makan (sdm)
30 ml 1 fluid ounce (f3) 2 sendok makan (sdm)
240 ml
8 fluid ounce (f3) 1 cangkir
480 ml
1 pint (pt) 1 pint (pt)
960 ml
1 quart (qt) 1 quart (qt)

Kalkulasi Dosis

Rumus :
Dosis yg diprogramkan
x jml yg tersedia
Dosis yg tersedia

Contoh : Dokter menginstruksikan klien diberi versed


2,5 mg IM, obat tersedia 5 mg dlm sediaan 1 ml
2,5 mg
x 1 ml = 0,5 ml utk diberikan
5 mg

Pemberian Obat

Pemberian oral
yaitu : memberikan obat mll mulut.
mrp obat yg paling aman dan paling mudah diberikan,
kecuali jika klien menderita g3 fungsi cerna/tdk mampu
menelan
Tujuan :
a. menyediakan obat yg memiliki efek lokal/sistemik
mll GI
b. menghindari pemberian obat yg dpt myb kan
kerusakan kulit & jaringan
c. menghindari pemberian obat yg dpt myb kan nyeri

Tehnik pemberian obat


By . Team KDPK

Pemberian sublingual
yaitu : obat yg diletakkan di bawah lidah sampai hbs
diabsorbsi ke dlm pembulu darah.
obat tdk boleh ditelan & klien tdk boleh minum sampai
seluruh obat larut
Contoh : Nitrogliserin
Tujuan :
a. utk memperoleh efek lokal dan sistemik
b. utk memperoleh aksi kerja obat yg lebih cepat
dibandingkan scr oral
c. utk menghindari kerusakan obat oleh hepar

Pemberian bukal
yaitu : menempatkan obat padat di membran
mukosa pipi sampai obat larut
menempatkan dosis obat scr bergantian di
pipi kanan & kiri supaya mukosa tdk iritasi.
Klien diperingatkan utk tdk mengunyah /
menelan obat / minum air bersama obat
obat bereaksi scr lokal pd mukosa atau scr
sistematik ketika obat ditelan dlm saliva

Keuntungan rute oral, sublingual &


bukal

Cocok dan nyaman bagi klien


Ekonomis
Dpt menimbulkan efek lokal atau sistemik
Jarang membuat klien cemas

Kerugian/kontra indikasi
rute oral, sublingual & bukal

Hindari pd klien yg mengalami perubahan fungsi saluran


cerna (mis. Mual, muntah), motilitas menurun (stl anestesi
umum/inflamasi)
Tdk dpt diberikan pd klien yg tdk mampu menelan
Tdk dpt diberikan pd klien yg terpasang penghisap
lambung dan akan menjalani pembedahan
Klien tdk sadar atau bingung
Dpt mengiritasi saluran cerna, mengubah warna gigi atau
mengecap rasa yg tdk enak

Pemberian parentral

Adl memberikan obat dgn menginjeksinya ke dlm


jaringan tubuh
Tujuan :
1. mempercepat reaksi dr cairan obat
2. mendptkan reaksi setempat. Mis mantoux, tes
obat2 t3
3. membantu menegakkan diagnosa
4. mendapatkan kekebalan. Mis DPT, BCG dsb
5. memberikan kebutuhan obat scr cepat tepat
6. utk pasien yg tdk dpt diberikan scr per oral
7. utk obat t3 yg bentuknya hanya obat sunti (cair)
8. yg memerlukan pemeriksaan diagnosis dgn obat
suntik. Mis Radiologi

Tipe injeksi
1. Subkutan (SC). Injeksi ke dlm jaringan tepat
dibawah lapisan dermis kulit.
2. Intradermal (ID). injeksi ke dlm dermis tepat
dibawah epidermis
3. Intramuskular (IM). Injeksi ke dlm otot tubuh
4. Intravena (IV). injeksi ke dlm vena

Pemberian obat yg canggih


1. Epidural : obat diberikan di dlm ruang epidural via kateter
yg dipasang oleh perawat anestesi atau ahli anestesi
2. Intratekal : obat diberikan melalui sebuah kateter yg
dipasang ke dlm ruang subaraknoid atau ke dlm satu
ventrikel otak
3. Intraoseosa : memasukkan obat langsung ke dlm sumsum
tulang. Sering diberikan pd bayi & todler yg akses pembulu
darah nya buruk

4. Intraperitoneal : obat diberikan ke dlm rongga


peritoneum. Disini obat diabsorpsi ke dlm sirkulasi.
Mis kemoterapi dan metode dialisis utk
memindahkan cairan, elektrolit & produk limbah
5. Intrapleura : obat diberikan mll dinding dada &
lgsg ke dlm ruang pleura. Mis kemoterapi
6. Intraarteri : obat dimasukkan lgsg ke dlm arteri.
Infus intraarteri umum dilakukan pd klien yg di dlm
arterinya terdapat bekuan

Subkutan (SC)

Dilakukan dgn menempatkan obat ke dlm jaringan ikat longgar


dibawah dermis, krn jar SC tdk dialiri darah sebanyak darah yg
mengaliri di otot, shg absorpsi lebih lambat
Sudut : 45 - 90
Dosis obat : 0,5 1 ml
Tempat penyuntikan
a. bagian luar lengan atas
b. abdomen dr batas bawah kosta sampai krista iliaka
c. bagian anterior paha
d. daerah skapula di punggung atas dan daerah ventral atas
atau gluteus dorsal
Tempat injeksi hrs bebas dr infeksi, lesi kulit, jar parut, tonjolan
tulang atau saraf besar dibawahnya

Intradermal (ID)

Utk uji kulit (mis. skrining tuberkulin & tes alergi),


disini suplai darah lebih sedikit & absorpsi obat
berlangsung lambat
Sudut insersi : 5 - 15
Dilakukan utk uji kulit pd klien yg mengalami riwayat
alergi
Tempat injeksi : lengan bawah bagian dalam dan
punggung bagian atas
Daerah injeksi hrs bebas dr luka & relatif tdk berbulu

Intramuskular (IM)

Memungkinkan absorpsi lebih cepat dr SC krn


pembulu darah lebih banyak di otot
Sudut insersi : 90
Tempatinjeksi
a.ototvastuslateralis,dibagianlateralanteriorpaha
b.ototvatrogluteal,
c.ototdorsogluteus,terletakdibagianluarkuadrantatas
luarbokongkira258cmdibawahkristailiaka
d.ototdeltoid,terletakdibagiantengahsegitiga2,55cm
dibawahprosesusakromion

Intravena (IV)

Tempat penyuntikan
a. pada lengan : v. mediana cubiti
& v.
cephalika
b. pada tungkai : v. saphenous
c. pada leher : v. jugularis
d. pada kepala : v. frontalis

Pemberian topikal

Adl obat yg diberikan mll kulit dan membran


mukosa, pd prinsipnya menimbulkan efek lokal
Metode :
1. Pemberian cairan scr langsung (mis. Klien
berkumur-kumur)
2. Insersi obat ke dlm rongga tubuh (mis.
Supositoria mll rectum & vagina
3. Instilasi (pemasukan lambat) cairan ke dlm
rongga tubuh (mis. Tetes telinga, hidung)
4. Irigasi rongga tubuh (mis. Membilas mata, vagina,
kandung kemih
5. Penyemprotan (mis. Memasukkan obat ke dlm
hidung & tenggorokan

Keuntungan
Rute SC, IM, IV, Intradermal

Digunakan jika rute oral di


kontraindikasikan
Absorpsi lebih cepat dari pd rute
otopikal atau oral
Infus IV memungkinkan pengantaran
obat saat klien dlm kondisi kritis atau
terapi jangka panjang

Kerugian / kontra indikasi


Rute SC, IM, IV, Intradermal

Risiko infeksi & obat mahal


Resiko kerusakan jaringan
Injeksi IM & IV berbahaya krn absorpsi
nya cepat
Menimbulkan rasa cemas yg cukup besar
pd banyak klien khususnya anak-anak

Inhalasi
1.

2.

3.

Inhalasi nasal : obat di inhalasi mll


hidung. Mis. Fenilefrin, anestesi lokal,
O2
Inhalasi oral : utk menghantar obat
ke sel target /organisme di parenkim
paru
Mll endotrakea / trakea : mll selang
yg ditempatkan ke dlm trakea

Mll Vagina

Yaitu : Memberikan sejumlah obat ke


dlm vagina
Tujuan :
a. mengobati infeksi pd vagina
b. menghilangkan nyeri, rasa terbakar
& ketidak nyamanan pd vagina
c. mengurangi peradangan

Mll rectal

Yaitu : memberikan sejumlah obat ke


dlm rectum dlm bentuk supositoria
Tujuan :
a. utk memperoleh efek pengobatan scr
local maupun sistemik
b. utk melunakkan feses shg mudah utk
dikeluarkan

Manajemen Nyeri

Merupakan suatu kondisi yg lbh dr sekedar


sensasi tunggal yg disebabkan oleh stimulus t3
McCaffery (1980), nyeri adl segala sesuatu yg
dikatakan seseorang ttg nyeri tsb & tjd kpn
saja seseorang mengatakan bahwa ia merasa
nyeri
Stimulus nyeri dpt berupa stimulus yg bersifat
fisik/mental sdgkan kerusakan dpt terjadi pd
jar aktual/fungsi ego seorang individu

Indikator perilaku efek nyeri

Vokalisasi
a. mengaduh
b. menangis
c. sesak nafas
d. mendengkur

Ekspresi wajah
a. meringis
b. menggeletuk gigi
c. mengernyitkan dahi
d. menutup mata/ mulut dgn rapat/ membuka mata/
mulut dgn lebar
d. menggigit bibir

Gerakan tubuh
a. gelisah
b. imobilisasi
c. ketegangan otot
d. peningkatan gerak jari & tangan
e. Aktivitas melangkah yg tunggal ketika berlari /
berjalan
d. gerakan ritmi / gerakan menggosok
e. gerakan melindungi bagian tubuh

Interaksi sosial
a. menghindari percakapan
b. fokus hanya pd aktivitas utk menghilangkan nyeri
c. menghindari kontak sosial
d. penurunan rentang perhatian

Faktor2 yg mempengaruhi nyeri


Klg & dukungan
sosial
Usia
Gaya koping
Pengalaman
terdahulu

Pengalaman
nyeri

Jenis kelamin

kebudayaan
Ansietas
perhatian

Makna nyeri

Tindakan pereda nyeri

Non Farmakologis
1. Bimbingan antisipasi: pengetahuan ttg nyeri
membantu klien mengontrol rasa cemas & scr
kognitif memperoleh penanganan nyeri Mis.
penyuluhan pra operasi
2. Distraksi : mengalihkan perhatian klien ke hal yg
lain. Mis musik
3. Biofeedback : mrp terapi perilaku yg dilakukan dgn
memberikan informasi ttg respon fisiologis. Mis TD/
ketegangan otot

Terapi nyeri farmakologis


4. Hipnosis-diri: mengubah persepsi nyeri mll pengaruh
sugesti positif, kesan ttg perasaan yg rileks & damai.
Mis melamun (konsentrasi yg intensif mengurangi
ketakutan & stres krn individu berkonsentrasi hanya
satu pikiran)
5. Mengurangi persepsi nyeri: membuang / mencegah
stimulus nyeri. Mis klien dgn artritis akan merasakan
nyeri berat jika fleksi eksterm, mk sebelum klien
kekamar mandi perawat terlebih dahulu menyiapkan
tempat toilet duduk yg tinggi
6. Stimulus kutaneus : stimulus kulit yg dilakukan utk
menghilangkan nyeri. Mis masase, mandi air hangat,
kompres dsb

Terapi nyeri farmakologis

Analgesik non-narkotika
a. asetaminofen (tylenol) : nyeri pasca operasi ringan
b. Asam asetilsalisilat (aspirin) : demam

NSAID (antiinflamasi nonsteroid)


a. Ibuprofen (morfin, nuprin) : disminore
b. Naproksen (naprosyn) : nyeri kepala vaskuler
c. Indometasin (indocin) : artritis reumatoid
d. Tolmetin (tolectin) : cedera atletik jaringan lunak
e. Piroksikan (feldene) : Gout
f. Ketorolak (Toraldol)

Analgesik narkotik
a. Meperidin (demerol) : nyeri kanker
b. Metilmorfin (kodein) : infark miokard

Adjuvan
a. Amitriptilin
(elavin) : cemas
b. Hidroksin (vistaril) : depresi
c. Klorpromazin (thorazine) : mual
d. Diazepam (valium) : muntah

Anda mungkin juga menyukai