Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pengelompokan Larutan
Di bawah ini ada beberapa perbedaan yang dapat di amati antara larutan sejati,
sistem koloid dan suspensi kasar. Perhatikanlah tabel berikut!
No
1
Larutan Sejati
Homogen, tak dapat
dibedakan walaupun
menggunakan
mikroskop ultra
Koloid
Secara makroskopis bersifat
homogen tetapi heterogen jika
diamati dengan mikroskop ultra
(campuran antara homogen dan
heterogen)
Suspensi Kasar
Heterogen
(campuran), dapat
dibedakan secara
kasat mata
Stabil
Tidak stabil
Satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
Diameter partikel
Jernih
Bersifat transparan
dan meneruskan
cahaya
Diameter partikel
lebih besar dari 100
nm
Dapat disaring dan
didiamkan
Agak keruh
Tidak jernih
Dapat
menghamburkan
cahaya
Jenis-jenis koloid
a.
Sol Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dalam medium
pendispersi zat cair.Contohnya sol sabun, sol deterjen, sol kanji.
b.
Aerosol Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi padat atau cair dalam medium
pendispersi gas.Contoh produk yang dibuat dalam bentuk aerosol, hairspray, semprot
obat nyamuk, farfum, cat semprot. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu
bahan pendorong(propelan aerosol). Bahan pendorong yang banyak digunakan adalah
CFC dan karbon dioksida.
c.
Emulsi Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi cair dalam medium pendispersi
cair. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair tersebut tidak saling
melarutkan.Emulsi digolongkan ke dalam dua bagian yaitu :
-
e.
Buih Merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi gas dalam medium pendispersi cair.
Seperti halnya emulsi untuk menstabilkan buih diperlukan zat pembuih, misalnya
sabun, deterjen, protein. Buih digunakan pada proses pengolahan biji logam, pada
alat pemadam kebakaran.Adakalanya buih tidak dikehendaki, untuk
memecah/mencegah buih dapat digunakan zat eter, isoamil alkohol.
Gel Merupakan koloid yang setengah kaku ( antara padat dan cair).Contohnya agar-agar,
lem kanji, selai, gelatin, gel silika. Gel dapat terbentuk dari sol yang zat terdispersinya
mengadsorpsi medium pendispersinya.
f. Sol padat merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat padat dan
medium pendispersi berupa zat padat. Contoh sol padat yaitu kaca
berwarna dan logam campuran (aloi) seperti stainless steel (campuran
antara besi, nikel, dan kromium).
g. Emulsi padat merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat cair dan
medium pendispersi berupa zat padat. Contoh emulsi padat yaitu
keju, mentega, dan mutiara.
h. buih padat merupakan sistem koloid dengan fase terdispersi berupa zat gas dan
medium pendispersi berupa zat padat. Contoh busa padat yaitu karet
busa dan batu apung.
Sifat-sifat koloid
a.Efek tyndall
Hamburan cahaya oleh partikel partikel koloid, sehingga jalannya sinar yang
melewati koloid dapat terlihat. Sifat khas pada sistem koloid yang
membedakannya dengan sistem dispersi yang lain diantaranya adalah efek
Tyndall dan gerak Brown. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya
oleh partikel koloid. Efek ini dikemukakan oleh John Tyndall, ahli fisika
berkebangsaan Inggris. Partikel dalam sistem koloid dapat berupa molekul atau
ion yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya ke segala arah.
Larutan sejati/larutan tidak menunjukkan efek Tyndall, karena ukuran
partikelnya terlalu kecil untuk menghamburkan cahaya.
Di lingkungan kita sering terjadi efek Tyndall, diantaranya :
1. Terjadinya warna biru di langit pada siang hari dan warna merah atau
jingga di langit pada saat matahari terbenam di ufuk barat.
2. Sorot lampu proyektor di gedung bioskop akan tampak jelas ketika ada
asap rokok.
3. Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut.
4. Berkas sinar matahari yang melalui celah daun pepohonan pada pagi hari
yang berkabut.
b.Gerak Brown
Adsorbsi keringat oleh alumium stearat yang terdapat dalam rol on deodorant.
Partikel koloid mampu mengadsorpsi ion positif dan ion negatif sehingga koloid
menjadi bermuatan listrik. Koloid yang bermuatan positif contohnya Fe(OH) 3 dan
yang bermuatan negatif contohnya As2S3.
e.Koagulasi
Fisis
Contoh : penggunakan alat cottrel. Alat Cottrel biasanya dipakai pada cerobong
asap di industri-industri besar, untuk menggumpalkan asap dan debu. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang berbahaya. Caranya
dengan melewatkan asap atau debu pada Cottrel sebelum keluar dari cerobong
pabrik. Alat ini terdiri dari dua pelat elektrode listrik bertegangan tinggi. Bila
sudah jenuh elektrode tersebut dibersihkan.
3)
Kimia
Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan
sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar, kemudian diaduk dengan
medium pendispersi.
Cara yang pertama disebut cara kondensasi, sedangkan yang kedua disebut cara
dispersi.
A. Cara Kondensasi
Cara ini dapat dilakukan dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks,
hidrolisis, dan dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Contoh 1:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan
gas
H2S ke dalam
larutan SO2.
H2S(g) + SO2(aq) 2 H2O(l) + 3 S (koloid)
Contoh 2:
Pembuatan sol emas dari reaksi antara larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3
dan HCHO (formaldehida).
2 HAuCl4(aq)+6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) 2 Au(koloid) + 5 CO2(g) + 8
KCl(aq) + KHCO3(aq) + 2 H2O(l)
2. Hidrolisis
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol
Fe(OH)3.
FeCl3(aq)+ 3 H2O(l) Fe(OH)3 (koloid) + 3 HCl(aq)
3. Dekomposisi Rangkap
Contoh 1:
Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) As2S3(koloid) + 6 H2O(l)
Contoh 2:
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan
larutan HCl encer.
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) + HNO3(aq)
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi dengan
penggantian pelarut.
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol, maka akan
terbentuk suatu koloid berupa gel.
B. Cara Dispersi
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling
koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk
dengan medium dispersi.
Contoh:
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara
kondensasi.
Contoh aplikasi
Industri makanan
Industri cat
Cat
Sabun, deterjen
Industri pertanian
Industri farmasi
Pemutihan Gula
Gula tebu yang masih berwarna dapat diputihkan. Dengan melarutkan gula ke dalam air,
kemudian larutan dialirkan melalui sistem koloid tanah diatomae atau karbon. Partikel
koloid akan mengadsorpsi zat warna tersebut. Partikel-partikel koloid tersebut
mengadsorpsi zat warna dari gula tebu sehingga gula dapat berwarna putih.
2.
Penggumpalan Darah
Darah mengandung sejumlah koloid protein yang bermuatan negatif. Jika terjadi luka,
maka luka tersebut dapat diobati dengan pensil stiptik atau tawas yang mengandung ionion Al3+ dan Fe3+. Ion-ion tersebut membantu agar partikel koloid di protein bersifat
netral sehingga proses penggumpalan darah dapat lebih mudah dilakukan.
3.
Penjernihan Air
Air keran (PDAM) yang ada saat ini mengandung partikel-partikel koloid tanah
liat,lumpur, dan berbagai partikel lainnya yang bermuatan negatif. Oleh karena itu, untuk
menjadikannya layak untuk diminum, harus dilakukan beberapa langkah agar partikel
koloid tersebut dapat dipisahkan. Hal itu dilakukan dengan cara menambahkan tawas
(Al2SO4)3.Ion Al3+ yang terdapat pada tawas tersebut akan terhidroslisis membentuk
partikel koloid Al(OH)3 yang bermuatan positif melalui reaksi:
Al3+ + 3H2O
Al(OH)3 +
3H+
Setelah itu, Al(OH)3 menghilangkan muatan-muatan negatif dari partikel koloid tanah
liat/lumpur dan terjadi koagulasi pada lumpur. Lumpur tersebut kemudian mengendap
bersama tawas yang juga mengendap karena pengaruh gravitasi.
Daftar Pustaka
Referensi melalui buku:
Priscilla Retnowati. (2007) .seribupena kimia 2 . jakarta: Erlangga
Referensi melalui internet(tgl 27 april 2014 pukul 10.00 wib):
1. http://alfikimia.wordpress.com/kelas-xi/sistem-koloid/pembuatankoloid/
2. http://gapurapangarti.blogspot.com/2008/06/pengelompokan-sistemkoloid.html
3. http://semuacoretankuliah.blogspot.com/2012/12/laporan-kimia-dasar-iipembuatan-dan.html
4. http://partinifakhri.wordpress.com/koloid/
5. http://diaryvazha.blogspot.com/2011/11aplikasi-koloid-dalam-kehidupansehari.html