SATUAN OPERASI II
PROSES EVAPORASI PADA KOPI INSTAN
OLEH
KARTIKA GEMMA PRAVITRI
J1A 013 057
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER........................................................................
i
2
KATA PENGANTAR.......................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................
iii
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang......................................................................
1.2; Rumusan masalah................................................................
1.3; Tujuan..................................................................................
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kopi Instan...........................................................................
2.2 Evaporasi .............................................................................
BAB III :PROSEDUR KERJA
Diagram Alir..................................................................................
1.1;
1
2
2
3
3
5
BAB IV : PEMBAHASAN
4.1;
4.2;
4.3;
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan....................................................................................
11
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kopi adalah salah satu minuman yang berasal dari proses pengolahan dan
ekstraksi biji tanaman kopi. Kopi merupakan minuman psikostimulant yang akan
menyebabkan orang tetap terjaga, sehingga kopi menjadi minuman favorit
terutama bagi kaum pria. Kopi yang paling banyak digemari oleh masyarakat di
seluruh penjuru dunia adalah kopi bubuk atau kopi instan. Kopi bubuk berasal
dari biji kopi yang diseduh kemudian dilakukan pengeringan beku atau
pengeringan semprot. Keuntungan dari kopi bubuk adalah kopi ini mudah untuk
disajikan karena bisa langsung larut dalam air panas, berat dan volume yang lebih
rendah dibandingkan dengan biji kopi, dan lebih tahan lama. Indonesia sendiri
telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi pertahunnya.
Banyak orang yang senang mengkonsumsi kopi, namun tidak sedikit juga
orang yang menghindari kopi. Menurut beberapa penelitian, kopi memiliki efek
yang cukup baik bagi kesehatan karena kopi memiliki efek antimikroba seperti
menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Selain itu kopi juga memiliki
beberapa manfaat untuk kesehatan yaitu dapat mencegah penyakit kronik. Salah
satu zat dari kopi yang. bermanfaat bagi kesehatan yaitu kandungan antioksidan
yang cukup tinggi
Untuk membuat kopi instan pada skala industri, salah satu tahapan yang
harus dilalui adalah proses evaporasi. Evaporasi atau penguapan merupakan
pengambilan sebagian uap air yang bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi
padatan dari suatu bahan pangan cair. Salah satu tujuan lain dari evaporasi adalah
untuk mengurangi volume dari suatu produk sampai batas-batas tertentu tanpa
menyebabkan kehilangan zat-zat gizi yang terkandung di dalamnya. Pengurangan
volume produk, akan mengakibatkan turunnya biaya pengangkutan. Disamping
itu juga akan meningkatkan efisiensi penyimpanan dan dapat membantu
pengawetan karena berkurangnya jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh
mikroba untuk kehidupannya. Oleh karena itu, makalah ini disusun untuk
mengetahui proses evaporasi pada pembuatan kopi instan untuk skala industri.
1.2; Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana proses evaporasi dan apa alat yang digunakan dalam proses
evaporasi?
1.2.2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi ?
1.2.3; Bagaimana proses evaporasi pada kopi instan ?
1.2; Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
minuman
favorit
terutama bagi kaum pria. Kopi berasal dari proses pengolahan biji tanaman kopi.
Kopi digolongkan ke dalam famili Rubiaceae dengan genus Coffea. Secara umum
kopi hanya memiliki dua spesies yaitu Coffea arabica dan Coffea robusta
(Saputra, 2008).
Kopi instan yang juga disebut kopi bubuk merupakan minuman yang
berasal dari biji kopi yang diseduh. Kopi instan secara komersial disiapkan baik
dengan cara freeze-drying maupun spray drying, setelah itu dapat direhidrasi.
Kopi instan dalam bentuk cair terkonsentrasi juga tersedia. Keuntungan dari kopi
instan anatara lain kecepatan dan kemudahan dalam persiapan karena kopi instan
langsung larut dalam air panas, mudah dalam pengiriman dan pendistribusian
karena kopi instan mempunyai bobot dan volume yang lebih rendah dari biji kopi,
dan memiliki umur simpan lebih lama meskipun kopi instan juga dapat rusak jika
tidak dijaga agar tetap kering (Anonim, 2012).
Kopi instan dibuat dari ekstrak kopi dari proses penyangraian. Kopi
sangrai yang masih melalui tahapan ekstraksi, filtrasi, evaporasi, drying
(pengeringan) dan pengemasan. Kopi yang telah digiling, diekstrak dengan
menggunakan tekanan tertentu dan alat pengekstrak. Ekstraksi bertujuan untuk
memisahkan kopi dari ampasnya. Proses drying bertujuan untuk menambah daya
larut kopi terhadap air, sehingga kopi instan tidak meninggalkan endapan saat
diseduh dengan air. Kopi instan mempunyai kandungan kafein sebesar 69-98 mg
per sachet kopi dalam 150 ml air (Dollemore D. dan Mark Giuliucci, 2001).
2.2. Evaporasi
Evaporasi adalah proses menguapkan cairan yang ada pada larutan,
sehingga diperoleh suatu larutan yang lebih pekat (thick liquor). Alat untuk
melakukan evaporasi adalah evaporator. Evapaorator merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mengevaporasi sebagian atau seluruh pelarut dari suatu larutan.
Hasilnya biasanya berupa zat padat atau konsentrat dari larutan. Jika hasilnya zat
padat, panas yang dibutuhkan untuk penguapan larutan harus disuplai ke suspensi
zat padat pada larutan, jika tidak alat tersebut diklasifikasikan sebagai pengering.
Evaporasi dilakukan berdasarkan titik didih pelarut pada aquadest dengan
temperatur 100 oC dan etanol dengan temperatur 80 oC. Evaporasi bertujuan untuk
Pertama, biji kopi disortasi menurut bobot dan ukurannya. Pada proses ini,
biji kopi juga dibersihkan dari kotoran ataupun benda-benda asing sebelum
mengalami proses produksi. Selanjutnya, biji kopi disimpan sesuai keperluar
proses penggorengan berikutnya. Kemudian, biji kopi disangrai. Proses ini akan
sangat mempengaruhi rasa minuman karena akan mengubah biji kopi secara fisik
7
2. Penyimpanan
3. Penyangraian / Roasted
4. Pencampuran
5. Ekstraksi
BAB
IV
6.
Filtrasi
PEMBAHASAN
7. Sentrifugasi
4.1. Proses dan Alat Evaporasi
8. Evaporasi
Proses evaporasi adalah proses berubahnya sebuah zat yaitu zat cair
menjadi uap air. Perubahan fase zat ini melibatkan sejumlah energi kalor dalam
prosesnya. Energi ini dapat diperoleh dari panas matahari, atau dari bumi itu
sendiri (konduksi). Evaporasi juga dapat diartikan sebagai proses pengentalan
larutan dengan cara mendidihkan atau menguapkan pelarut. Selama proses
evaporasi dapat terjadi perubahan sifat ataupun komponen pada bahan, baik yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Perubahan yang terjadi antara lain
perubahan viskositas, kehilangan aroma, kerusakan komponen gizi, dan
sebagainya. Pemekatan larutan dapat dilakukan melalui proses penguapan, dan
pemekatan beku. Ada berbagai jenis peralatan yang digunakan untuk
memindahkan panas ke bahan. Penggunaan berbagai macam alat ini akan
berpengaruh pada kemudahan penguapan dan retensi zat gizi. Pada waktu air
8
menguap dan larutan menjadi pekat, terjadi beberapa perubahan penting. Pertama
zat terlarut reaktif menjadi lebih pekat dan laju kerusakan kimiawi dapat
meningkat. Kedua terjadi kenaikan titik didih. Ketiga viskositas larutan meningkat
dengan tajam, jika viskositas meningkat, maka cairan menjadi sulit dipanaskan.
Kesulitan ini menyebabkan penyebaran suhu yang tidak seragam sehingga dapat
terjadi bercak panas dan hangus. Hal ini sangat mempengaruhi retensi zat gizi.
Retensi zat gizi juga dipengaruhi oleh lama waktu pemanasan larutan di dalam
evaporator. Semakin lama lama pemanasan maka retensi zat gizi semakin
menurun. Besarnya suhu dan tekanan evaporator juga sangat berpengaruh
terhadap proses penguapan cairan. Semakin tinggi tekanan maka semakin cepat
proses evaporasi, tetapi dapat menyebabkan kerusakan-kerusakan yang dapat
menurunkan kualitas bahan.
Dalam proses evaporasi, alat yang digunakan untuk melakukan proses
evaporasi disebut evaporator yang berfungsi untuk memindahkan panas dan
memisahkan uap yang terbentuk dari campuran cairannya. Pada dasarnya sistem
evaporator terdiri dari alat pemindah panas yang berfungsi untuk memberikan
panas, baik panas sensibel (untuk menaikkan suhu) maupun panas laten pda
proses evaporasi. Sebagai medium pemanas, biasanya digunakan uap jenuh. Alat
pemindah uap berfungsi untuk memisahkan uap air dari cairan yang dikentalkan,
sedangkan
alat
pendingin
berfungsi
untuk
mengkondensasi
uap
dan
memisahkannya.
Vaccum Rotary Evaporator adalah salah satu jenis alat evaporasi yang
berfungsi untuk memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan
ekstrak dengan kandungan kimia tertentu sesuai dengan yang diinginkan. Cairan
yang ingin diuapkan biasanya ditempatkan dalam suatu labu yang kemudian
dipanaskan dengan bantuan penangas, dan diputar. Cairan uap yang dihasilkan
didinginkan oleh suatu pendingin atau kondensor dan ditampung pada suatu
wadah. Kecepatan alat ini dalam melakukan evaporasi sangat cepat terutama bila
dengan bantuan vakum. Terjadinya bumping dan pembentukan busa juga dapat
dihindari. Kelebihan lainnya dari alat ini adalah diperolehnya kembali pelarut
yang diuapkan. Prinsip kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan
adanya tekanan yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas serta
adanya kondensor yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke
tabung penerima. Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat
berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid).
4.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Evaporasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi terhadap kecepatan
penguapan dan perubahan komponen kimia bahan pangan, antara lain yaitu:
a. Suhu Dan Tekanan
Suhu evaporasi berpengaruh pada kecepatan penguapan. Semakin tinggi
suhu evaporasi maka penguapan yang terjadi semakin cepat. Namun, penggunaan
suhu yang tinggi dapat menyebabkan beberapa bahan yang sensitive terhadap
panas mengalami kerusakan. Untuk memperkecil resiko kerusakan tersebut maka
suhu evaporasi yang digunakan harus rendah. Suhu evaporasi dapat diturunkan
dengan menurunkan tekanan evaporator. Makin tinggi suhu evaporasi maka
penguapan yang terjadi semakin cepat.
b. Lama Evaporasi
Semakin lama evaporasi yang terjadi maka semakin banyak zat gizi yang
hilang dari bahan pangan. Suhu evaporasi seharusnya dilakukan serendah
mungkin dan waktu proses juga dilakukan sesingkat mungkin.
c. Luas Permukaan
Dengan lebih luasnya permukaan bahan maka semakin luas pula
permukaan bahan pangan yang berhubungan langsung dengan medium
pemanasan dan lebih banyak air yang dapat keluar dengan cepat dari bahan
makanan sehingga evaporasi semakin cepat. Semakin cepat evaporasi yang terjadi
maka semakin banyak air dan bahan pangan sensitive panas yang hilang dari
bahan pangan.
d. Jenis Bahan Dan Viskositas Cairan
Jenis bahan juga dapat mempengaruhi teknik evaporasi yang digunakan.
Sebagian jenis makanan ada yang mengandung komponen yang sangat korosif
terhadap permukaan alat penukar panas, sehingga sebaiknya menggunakan bahan
dari stainless steel dalam pembuatan alat evaporasi. Semakin tinggi viskositas
cairan maka tingkat sirkulasi akan menurun, sehingga akan menurunkan koefisien
transfer panas. Hal ini akan menghambat proses penguapan. Selama proses
10
diperoleh seluruhnya dengan cara mengekstrak biji kopi yang telah disangrai dan
digiling dengan menggunakan air. Biji kopi diolah menjadi kopi bubuk,
selanjutnya ditambahkan
ekstraksi
Hasil
11
yang volatil akan diambil oleh steam. Steam yang telah mengandung komponen
aroma volatil lalu dikondensasi dan dilakukan pemisahan komponen volatil dan
air dengan teknik destilasi. Selain dengan teknik stripping, pengambilan
komponen volatil juga bisa dilakukan dengan teknik kondensasi parsial. Pada
proses ini, pengambilan komponen aroma volatil dilakukan pada saat
berlangsungnya proses evaporasi. Karena tidak dilakukan stripping komponen
volatil sebelum proses evaporasi, maka air yang menguap selama proses
evaporasi juga mengandung komponen volatil. Komponen volatil ini lalu
dipisahkan dari uap air dengan proses kondensasi parsial.
Kopi yang sudah dilakukan proses ekstraksi kemudian dipekatkan oleh
mesin rotary evaporator dengan suhu penangas 50C-70C dan kecepatan putaran
labu 40 rpm. Kemudian kopi dipekatkan sampai 60% dan air yang teruapkan
sebanyak 40%. Parameter proses evaporasi ini selesai dilihat dari 40% air terdapat
pada labu penampungan air yang teruapkan.
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14
15