Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN DI KOTA SEMARANG MELALUI


INDUSTRI ONLINE KREATIF LAMPION BENANG
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Diusulkan Oleh :
Sarinta Fitriani

3.41.13.3.23

2013

Dewi Yuli Setyowati

3.42.13.0.08

2013

Nurfitriana Kusumawardhani 4.41.14.0.14

2014

Ardi Firmansyah

4.31.13.1.03

2013

Dwi Sulistryono

3.21.13.6.08

2013

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG


SEMARANG
2014

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iii

RINGKASAN .................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................


1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ..........................................................

1.2 RUMUSAN MASALAH ..........................................................................

1.3 TUJUAN KHUSUS ..................................................................................

1.4 LUARAN YANG DIHARAPKAN ..........................................................

1.5 MANFAAT KEGIATAN .........................................................................

BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT TUJUAN .........................

BAB 3 METODE PELAKSANAAN .............................................................

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ................................................


4.1 ANGGARAN BIAYA ..............................................................................

4.2 JADWAL KEGIATAN .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................
LAMPIRAN 1 (BIODATA KETUA PELAKSANA, ANGGOTA, DAN
DOSEN PEMBIMBING) ................................................................................

LAMPIRAN 2 (JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN) ........................

14

LAMPIRAN 3 (STRUKTUR ORGANISASI TIM PELAKSANA, DAN


PEMBAGIAN TUGAS) ..................................................................................

16

LAMPIRAN 4 (SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA) ..............

17

LAMPIRAN 5 (SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MITRA) ..............

18

LAMPIRAN 6 (DENAH LOKASI MITRA) ...................................................

19

iii

LAMPIRAN 7 (DESKRIPSI BARANG KERAJINAN YANG AKAN


DIKEMBANGKAN) .......................................................................................

20

iv

RINGKASAN
Berdasar pada semangat dan tecline Kota Semarang sebagai Kota
Pesona Asia, serta guna mendukung program besar pemerintah dalam peningkatan
taraf hidup masyarakat melalui industri kreatif, maka tiap anggota masyarakat
harus mampu berperan aktif, dan berfikir cerdas terhadap perkembangan
teknologi informasi yang semakin membumi. Guna mewujudkan itu semua,
dibutuhkan suatu langkah nyata dan strategis untuk memunculkan pesona-pesona
Kota Semarang itu menjadi suatu wadah perekonomian kreatif sehingga bangsa
Indonesia bisa siap untuk menghadapi suatu fenomena ekonomi bernama ASEAN
Economic Community.
Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk mengembangkan mindset
anak jalanan sebagai suatu komunitas di masyarakat agar mereka mampu menjadi
agen penggerak perekonomian negara di masa depan melalui industri kreatif
berbasis teknologi informasi. Untuk menyukseskan program ini, kami
menggunakan tiga metode khusus, yaitu metode pendekatan, metode distract and
atrract, dan metode change mindset. Bila dipadukan, ketiga metode tersebut akan
membentuk suatu pemahaman yaitu metode menerapkan strategi untuk membuat
masyarakat atau komunitas tujuan menjadi tidak minat dengan apa yang mereka
minati sekarang, dan mengganti fokus mereka terhadap hal lain yang lebih positif
dan menjanjikan, namun semuanya dilakukan dengan pendekatan emosional yang
intensif.
Secara garis besar, program yang akan kami laksanakan adalah
sebagai berikut. Pertama, Tim pelaksana mensurvei dan melakukan studi kasus di
lokasi-lokasi yang banyak ditemui anak jalanan di Kota Semarang, misalnya di
kawasan Tugu Muda, Simpang Lima, Perempatan Jalan Fatmawati, dll.
Kedua, Studi banding di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) Kota Semarang untuk mengetahui rekam jejak kasus-kasus kriminalitas
yang pernah terjadi dan melibatkan anak jalanan di Kota Semarang.
Tim melaksanakan sosialisasi, dan pelatihan pembuatan lampion
benang secara bertahap dan berkesinambungan di lokasi tertentu yang telah
ditentukan, dan mudah dijangkau oleh peserta. Lampion benang dipilih karena
bahan pembuatannya mudah didapat, terjangkau, dan proses pembuatannya yang
tidak begitu sulit. Selain itu, minat masyarakat terhadap barang kerajinan yang
mulai meningkat juga harus disikapi dengan inisiatif ekonomi yang terarah.
Pendekatan emosional pada kegiatan ini lebih ditekankan serta dilakukan dengan
ramah, santai, dan supel mengingat karakteristik masyarakat target cenderung
labil.
Terakhir, tim melaksanakan pendampingan dalam usaha pemasaran
hasil kerajinan yang telah dibuat anak jalanan tersebut. Pemasaran lebih
diintensifkan melalui media online yaitu melalui web yang telah dirancang
sebelumnya maupun berbagai social network, karena selain bisa menghemat
biaya, tenaga, dan tempat, pemasaran secara online juga bisa menambah
jangkauan atau area pemasaran.

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak jalanan selalu menjadi suatu fenomena yang menarik untuk
diulas, tidak hanya karena aktivitas yang mereka lakukan, tetapi juga
penyebab mereka melakukan aktivitas-aktivitas itu. Kehadiran mereka di
tengah keramaian kota lebih disebabkan oleh kesenjangan sosial yang ada di
kota-kota besar, seperti halnya di Kota Semarang. Semarang sebagai ibukota
Provinsi Jawa Tengah memang mempunyai beberapa pesona wisata yang
menjanjikan, seperti Simpang Lima, Tugu Muda, Lawang Sewu, Kuil Sam
Poo Kong, dan lain sebagainya. Ibarat peribahasa mengatakan, ada gula ada
semut, di tengah keramaian Kota Semarang tidak sulit untuk kita menemukan
anak jalanan tersebut. Kenyataan ini membuat beberapa pihak merasa risih
terhadap kehadiran mereka, terlebih mereka sering kali melakukan aktivitas
yang mengganggu kenyamanan para pengguna jalan, wisatawan, dan
masyarakat sekitar yang sekadar berlalu-lalang di jalanan ibukota Jawa
Tengah tersebut.
Dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 34 telah dijelaskan bahwa
fakir miskin dan anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Namun, perlu
disadari bersama bahwa untuk mendapatkan suatu generasi emas, tidak cukup
jika negara hanya melakukan pemeliharaan sehingga menurut kami perlu
adanya upaya pemberdayaan agar semua potensi yang ada pada anak jalanan
dapat digali dan dimaksimalkan.
Berdasarkan survei yang telah kami lakukan di beberapa kawasan
keramaian di Kota Semarang, kami menemukan beberapa kelompok anak
jalanan yang masing-masing kelompok tersebut terdiri dari sepuluh hingga
lima belas orang.
Kami mewawancarai tiga orang untuk mendapatkan informasi
mengenai seluk-beluk anak jalanan di kawasan Simpang Lima. Pertama
adalah seorang pedagang makanan, yang kedua adalah seorang pengunjung,
dan yang ketiga adalah anak jalanan itu sendiri. Dari hasil wawancara kami
pada dua narasumber pertama, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
aktivitas yang anak jalanan lakukan cenderung mengganggu kenyamanan dan
ketertiban. Namun di sisi lain, dari hasil wawancara kami terhadap
narasumber terakhir didapatkan jawaban yang mengejutkan. Ia mengatakan
bahwa sebagaian besar dari mereka adalah anak putus sekolah. Mereka pernah
mengenyam manisnya bangku sekolah sebelum nasib membawa mereka
mengadu peruntungan di jalanan. Mereka juga tidak asing lagi dengan dunia
internet, teknologi informasi, maupun dunia seni rupa. Mengingat alat-alat
yang mereka gunakan untuk beraktivitas seperti mengamen, mereka dapat
membuatnya sendiri dengan mudah. Oleh karena itu, kami berkonsentrasi

dengan program peningkatan kreativitas ini untuk memaksimalkan potensi


yang telah ada, guna mewujudkan suatu industri kreatif sehingga Kota
Semarang sebagai Kota Pesona Asia dapat dilihat secara nyata, serta secara
umum Indonesia lebih siap menghadapi ASEAN Economic Community tahun
2015 nanti.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka permasalahan yang
dapat dikaji adalah sebagai berikut :
1. Mengapa anak jalanan dipilih sebagai subjek peningkatan kreativitas
guna mewujudkan suatu industri kreatif?
2. Bagaimana cara agar anak jalanan tidak lagi melakukan aktivitas seperti
mengamen di kawasan keramaian Kota Semarang?
3. Apakah metode yang tepat untuk melakukan pendekatan dengan anak
jalanan yang dikenal labil dan anarki?
4. Industri kreatif seperti apa yang dapat diterapkan pada komunitas anak
jalanan di Kota Semarang?
5. Bagaimana proses pendampingan terhadap hasil industri kreatif yang
telah dikerjakan oleh anak jalanan?
1.3 Tujuan Khusus
1. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan di bangku kuliah.
2. Membantu terlaksananya penerapan UUD 1945 pasal 34.
3. Membantu pemerintah Kota Semarang untuk melakukan penertiban anak
jalanan yang mengganggu kenyamanan masyarakat.
4. Memberi pemahaman mendasar kepada anak jalanan di Kota Semarang
mengenai tecline kotanya sebagai Kota Pesona Asia.
5. Mengubah pola pikir anak jalanan ke arah yang lebih maju guna
melahirkan industri kreatif baru di Kota Semarang.
6. Mengarahkan anak jalanan agar dapat segera menatap masa depannya
sehingga tidak terlalu lama dan makin terbelenggu hidup di jalanan.
1.4 Luaran yang Diharapkan
1. Kenyamanan dan ketertiban Kota Semarang khususnya dengan
berkurangnya jumlah anak jalanan di kawasan keramaian Kota Semarang.
2. Anak jalanan dapat mengoptimalkan potensi-potensi yang ada menuju ke
arah yang lebih baik, serta mampu menata diri mempesiapkan masa depan
mereka yang lebih terprogram.
3. Lahirnya industri-industri kreatif baru di Kota Semarang.

1.5 Manfaat Kegiatan


1. Mengurangi dampak kesenjangan sosial yang ada di Kota Semarang.
2. Mewujudkan program besar pemerintah guna meningkatkan jumlah
industri kreatif yang ada.
3. Memberikan program pelatihan industri kreatif berbasis teknologi
informasi terhadap anak jalanan di Kota Semarang.
4. Membentuk suatu komunitas masyarakat yang kreatif dan inovatif.

BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Semarang terkenal dengan potensi wisatanya yang sangat menjanjikan.
Ibukota Provinsi Jawa Tengah ini mempunyai banyak hal menarik yang dapat
dieksplorasi. Baik di kawasan Kota Semarang atas maupun bawah, keduanya
menyuguhkan satu pengalaman eksplorasi yang tidak akan kita dapatkan di daerah
lain.
Namun, di sisi lain dari pesona Kota Semarang tersebut terdapat satu hal
yang menjadi ironi. Program pemerintah Kota Semarang yang mencanangkan
Kota Semarang sebagai Kota Pesona Asia mendapat satu hambatan yang datang
dari eksisnya komunitas anak jalanan. Mereka hadir bukan karena kemauan
mereka sendiri, tetapi karena keadaanlah yang menuntun mereka untuk hidup di
tengah keramaian kota. Sebagian besar dari mereka merupakan anak putus
sekolah yang terpaksa meninggalkan bangku SD dan SMP karena kendala biaya.
Menjadi wajar adanya saat mereka ditanya mengenai teknologi informasi yang
ada saat ini. Sebagian besar dari mereka tidak merasa asing dengan situs jejaring
sosial. Sehari-hari anak jalanan tersebut melakukan aktivitas seperti mengamen,
menjadi loper koran, bahkan ada yang menjual jasa semir sepatu. Pemberian dari
orang lain merupakan faktor utama yang mengakibatkan mereka terus hidup di
jalanan.

BAB 3
METODE PELAKSANAAN
Dalam setiap kegiatan ilmiah, supaya lebih terarah dan rasional diperlukan
adanya suatu metode yang tepat untuk mencapai tujuan. Metode disini diartikan
sebagai cara untuk mengarahkan suatu kegiatan supaya mendapatkan hasil yang
optimal.
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. Metode Pendekatan
Metode pendekatan ditekankan pada pendekatan emosional
dikarenakan kondisi psikologi masyarakat tujuan yang labil atau mudah
tergoncang. Metode ini kami rancang sedemikian rupa sehingga dapat
memunculkan rasa antusias para anak jalanan untuk mengikuti kegiatan
yang telah kami agendakan. Kegiatan sosialisasi awal kami selingi dengan
menonton film yang menarik dan bermain permainan yang tak
menjemukan. Di tengah-tengah kegiatan sosialisasi tersebut, kami
memperkenalkan diri sekaligus berbaur dengan para anak jalanan agar
menambah nuansa keakraban dan timbul suasana yang hangat dan
bersahabat.
2. Metode Distract and Atrract
Metode Distract and Atrract yaitu metode yang menerapkan
strategi untuk membuat masyarakat atau komunitas tujuan menjadi tidak
minat dengan apa yang mereka minati sekarang dan mengganti fokus
mereka terhadap hal lain yang lebih positif dan menjanjikan.
3. Metode Change Mindset
Metode Change Mindset adalah metode yang menerapkan proses
perubahahan pola pikir masyarakat tujuan dengan menggunakan doktrin
dan studi kasus tertentu agar timbul suatu inisiatif dan gambaran ke depan
sehingga mampu melahirkan satu peta pemikiran baru (mind map).

BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 4.1 Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-M
No
1.
2.
3.
4.

Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Lain-lain
Total Pengeluaran

Biaya (Rp)
2.670.500,00
4.430.000,00
2.775.000,00
1.140.000,00
11.015.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-M

Jenis
Kegiatan
Survei Lokasi
Pendataan
dan
Sosialisasi
Tahap Awal
Pembelian
Alat dan
Bahan
Sosialisasi
Tahap Lanjut
:
Pelatihan dan
Pendampinga
n Pembuatan
Kerajinan
Desain Web
Pedampingan
Pemasaran
Pemantauan
Hasil
Penyusunan
Laporan

Bulan 1
Bulan 2
Bulan 3
Bulan 4
Bulan 5
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

DAFTAR PUSTAKA
UUD 1945 dengan Penjelasannya, Sari Agung, Semarang, 2009
Bajari, atwar, Anak Jalanan Dinamika Komunikasi, dan Perilaku Sosial,
Humaniora, Bandung, 2012
Puji Endah Wahyu Ningsih, 2013. Penanganan Anak Jalanan di Rumah
Perlindungan Sosial Anak Pelangi oleh Dinas Sosial, Pemuda, dan Olahraga
Kota Semarang. Skripsi Universitas Negeri Semarang
m.detik.com/news/read/2012/31/113511/2130007/10

10

11

12

13

14

Lampiran 2
JUSTIFIKASI ANGGARAN KEGIATAN
1. Peralatan Penunjang
Material
Roll Kabel
Sewa LCD
Sewa Tempat
Speaker
Kabel Listrik
Gunting
Drei
Tang Potong
Socket Male
SUBTOTAL

Justifikasi Kuantitas
Pemakaian
3 buah
Akumulasi 1 buah
2 hari
10 kali
1 buah
pertemuan
1 buah
1,5 meter x 150 meter
100
3 buah
3 buah
3 buah
100 buah

Harga
Satuan (Rp)
40.000
125.000
150.000

Jumlah
Rp
Rp

120.000
250.000

Rp 1.500.000

80.000
2.500

Rp
Rp

80.000
375.000

3.500
20.000
25.000
2.000

Rp
10.500
Rp
60.000
Rp
75.000
Rp 200.000
Rp 2.670.500

2. Bahan Habis Pakai


Material
Kertas A4
Benang

Justifikasi
Pemakaian
-

Lem tembak
Bohlam 5 watt
Kain Flanel
Balon

Korek Api
Kayu
Fitting Tempel
APM
Lilin
Lem Kanji

SUBTOTAL

Kuantitas
1 rim
100
gulung
100 buah
100 buah
25 meter
1 bungkus
(100 buah)
20 buah
100 buah
100 buah
13 pack
100
bungkus

Harga Satuan
Jumlah
(Rp)
35.000
Rp
35.000
14.000
Rp 1.400.000
2.000
6.000
20.000
24.000

Rp
Rp
Rp
Rp

500
6.000
3.200

Rp
10.000
Rp 600.000
Rp 320.000

13.000
5.000

Rp
Rp

200.000
600.000
500.000
24.000

169.000
500.000

Rp 4.430.000

15

3. Perjalanan
Material
Perjalanan dari
Tembalang ke
Semarang Kota
Perjalanan
Tembalang ke
Jatisari (Toko
Elektronik)
Transportasi
pembelian alat
dan bahan
Penjemputan
Peserta Pelatihan
(Anak Jalanan)
SUBTOTAL

Justifikasi
Pemakaian
10 kali
perjalanan
x 2 (pulang
pergi)
5 kali
perjalanan
x 2 (pulang
pergi)
5 kali
perjalanan
x 2 (pulang
pergi)
7 kali

Kuantitas
5 orang

Harga
Satuan (Rp)
Rp 15.000

Jumlah
Rp 750.000

5 orang

Rp 20.000

Rp 1.000.000

5 orang

Rp 10.000

Rp 500.000

Rp 75.000

Rp 525.000

Rp 2.775.000

4. Lain-lain
Material

Snack peserta
Print Laporan
Kemajuan, Jilid,
Scan, dan
Fotokopi
Print Laporan
Pertanggungjawa
ban akhir
Print Pamflet

MMT
Dokumentasi
Biaya Tak
terduga
SUBTOTAL
TOTAL

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

2 x 50
orang

5 lembar x
7 kali
pertemuan

100

Harga
Satuan
(Rp)
5.000

Rp

20.000

Rp

20.000

Rp

100.000

35

5.000

Rp

175.000

Rp
Rp
Rp

80.000
60.000
125.000

1 buah
5 orang

80.000
25.000

Jumlah

500.000
100.000

Rp 1.140.000
Rp 11.015.000

16

Lampiran 3
SUSUNAN ORGANISASI TIM KEGIATAN DAN PEMBAGIAN TUGAS
A. Susunan Organisasi Tim
Pembimbing

Ketua Pelaksana

Anggota 1

Anggota 2

Anggota 3

Anggota 4

B. Pembagian Tugas
1. Pembimbing
Sebagai pembimbing dan mentor dalam pembuatan proposal dan
pelaksanaan Program Kreativitas Mahasiswa.
2. Ketua Pelaksana
Nama
: Sarinta Fitriani
Bidang Ilmu : Ekonomi Akuntansi
Rincian Tugas : Bagian koordinasi setiap kegiatan, hubungan masyarakat
Alokasi Waktu : 10 jam/minggu
3. Anggota 1
Nama
: Dewi Yuli Setyowati
Bidang Ilmu : Keuangan dan Perbankan
Rincian Tugas : Bagian kesekreatiatan
Alokasi Waktu : 10 jam/minggu
4. Anggota 2
Nama
: Nurfitriana Kusumawardhani
Bidang Ilmu : Komputerisasi Akuntansi
Rincian Tugas : Bagian perbendaharaan dan pengadaan barang
Alokasi Waktu : 10 jam/minggu
5. Anggota 3
Nama
: Ardi Firmansyah
Bidang Ilmu : Teknik Telekomunikasi
Rincian Tugas : Bagian sosialisasi, pelatihan, dan desain web
Alokasi Waktu : 10 jam/minggu
6. Anggota 4
Nama
: Dwi Sulistryono
Bidang Ilmu : Teknik Mesin
Rincian Tugas : Bagian sosialisasi, pelatihan, dan pembuatan kreasi
Alokasi Waktu : 10 jam/minggu

17

18

19

Lampiran 6
DENAH LOKASI MITRA KERJA

20

Lampiran 7
DESKIPSI BARANG KERAJINAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN
Lampion benang adalah salah satu barang hasil kerajinan yang ada di
masyarakat. Lampion benang termasuk dalam barang seni rupa. Sebagaimana
dengan fungsinya secara umum, lampion dapat dipergunakan sebagai penerangan
maupun penghias ruangan.
Lampion yang akan kami kembangkan terbuat dari benang, dan dikerjakan
secara manual. Sumber penerangan utama dalam lampion menggunakan bola
lampu yang mendapat aliran listrik dari sumber PLN 220 V.
Proses pembuatan lampion ini dimulai dengan penggelembuangan balon
sampe berbentuk bola. Selanjutnya balon dilapisi dengan lem kanji untuk
kemudian ditempeli benang secara melingkar hingga menutupi balon secara
keseluruhan, kecuali di bagian bawah balon.
Setelah selesai tahap penempelan, balon kemudian dijemur sampe lem
benar- benar mengering. Setalah mengering, balon dipecahkan untuk mendapat
bentuk bulatan bola benang.
Kini lampion benang siap dihias sesuai dengan imajinasi dan kreasi
masing-masing menggunakan kain flanel.
Pemasaran lampion benang tergolong mudah, karena selain selera
masyarakat yang mulai tinggi untuk hasil kesenian, lampion benang juga diminati
oleh berbagai jenis usaha restoran menengah ke atas, hotel, penginapan, maupun
klinik, dan rumah sakit di seluruh Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai