Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Wilayah Perencanaan
(Studi Kasus)
June 2, 2012enviroairjujubandung
Daerah pelayanan
Periode perencanaan
Proyeksi jumlah penduduk, fasilitas umum dan fasilitas sosial selama periode
perencanaan
Daerah yang telah menerima pelayanan air bersih tetapi belum maksimal
Aspek ekonomi
Aritmatika
Geometrik
Linear
Eksponensial
Logaritmik
Metode Aritmatika
Metode ini biasanya disebut juga dengan rata-rata hilang. Metode ini digunakan
apabila data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif sama tiap tahun.
Hal ini terjadi pada kota dengan luas wilayah yang kecil, tingkat pertumbuhan
ekonomi kota rendah dan perkembangan kota tidak terlalu pesat. Rumus metode ini
adalah :
Dengan:
T0 = tahun awal
Dengan:
Pn
P0
= jangka waktu
Metode Eksponensial
Metode eksponensial dilakukan dengan menggunakan persamaan :
Metode Logaritmik
Metode logaritmik dilakukan dengan menggunakan persamaan :
r < 0, korelasi kuat, tetapi bernilai negatif dan hubungan diantara keduanya
berbanding terbalik.
r > 1, terdapat hubungan positif dan diperoleh korelasi yang kuat, diantara
kedua variabel memiliki hubungan yang berbanding lurus.
Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Metode proyeksi yang dipilih adalah metode dengan nilai standar deviasi terendah
dan koefisien korelasi paling besar. Pola perkembangan kota sesuai dengan fungsi
kota di masa mendatang juga dijadikan acuan dalam menentukan metode proyeksi.
Pada umumnya fungsi sebuah kota dapat menunjukkan kecenderungan
pertambahan penduduk di masa mendatang.
Pemilihan Proyeksi Jumlah Penduduk
Dengan menggunakan lima metode yang telah dijelaskan sebelumnya maka
diperoleh hasil proyeksi jumlah penduduk hingga tahun 2023 yang ditunjukkan
oleh Tabel 1.
Tabel 1. Analisa Statistik Jumlah Penduduk di Kecamatan X
Berdasarkan Tabel 1 dapat ditentukan salah satu metode yang digunakan sebagai
acuan untuk proyeksi penduduk adalah metode eksponensial karena menunjukkan
nilai korelasi yang kuat dan standar deviasi paling kecil. Hasil proyeksi penduduk
selama periode perencanaan ditunjukkan oleh Tabel 2 dan Gambar 1.
Rumah terbagi menjadi 3 kavling yaitu besar (180 m 2), sedang (120 m2) dan
kecil (60 m2).
Total rumah yang ada di lahan perkotaan adalah 243748 rumah. Dengan asumsi
jumlah jiwa per umpi adalah 4 orang maka total penduduk maksimal yang dapat
ditampung oleh wilayah perencanaan adalah 974992 jiwa.
Berdasarkan hasil analisa regresi, jumlah penduduk pada akhir periode
perencanaan adalah 384996 jiwa. Jumlah penduduk ini tidak melebihi jumlah
penduduk maksimal yang dapat ditampung oleh wilayah perkotaan daerah
perencanaan berdasarkan RTRW sehingga hasil proyeksi dengan menggunakan
analisa regresi eksponensial dapat digunakan. Pola pertumbuhan penduduk yang
mengikuti pola eksponensial yaitu peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat,
sangat sesuai dengan fungsi Kecamatan X sebagai kota penyangga kehidupan
metropolis kota X. Dengan daya tampung penduduk yang masih tinggi maka di masa
mendatang diperkirakan akan terjadi peningkatan jumlah penduduk dengan sangat
pesat.
Proyeksi Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial
Proyeksi fasilitas umum dan fasilitas sosial digunakan untuk menentukan kebutuhan
air non domestik. Proyeksi dilakukan dengan mengacu kepada karakteristik wilayah
perencanaan, RUTR yang telah ditetapkan dan standar penduduk pendukung untuk
setiap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang telah ditetapkan oleh Ditjen Cipta
Karya, Departemen Pekerjaan Umum.
Fasilitas Pendidikan
Secara umum fasilitas pendidikan telah mencukupi kebutuhan dan penyebarannya
cukup merata karena semua desa telah memiliki SD. Penambahan SD tidak
diprioritaskan karena pemenuhan kebutuhan akan SD diperkirakan masih dapat
ditampung dengan meningkatkan jumlah ruang di SD yang sudah ada. Jumlah
fasilitas TK, SLTP dan SMU harus ditingkatkan. Dengan peningkatan jumlah
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas peribadatan sudah cukup menyebar dan memenuhi kebutuhan.
Penambahan fasilitas perlu dilakukan akibat tuntutan pertambahan jumlah
penduduk. Fasilitas yang perlu dikembangkan adalah mesjid yang menjadi pusat
orientasi penduduk kota. Jumlah penganut agama Kristen yang cukup banyak
menuntut diperlukan adanya pembangunan gereja pada lima tahun pertama.
Fasilitas pura dan vihara tidak menjadi sasaran pembangunan karena jumlah
penganut agama Hindu dan Budha tidak terlalu banyak. Hasil proyeksi fasilitas
peribadatan ditunjukkan oleh Tabel 4.
Tabel 4 Proyeksi Fasilitas Peribadatan di Kecamatan X
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Olahraga
Kondisi eksisting belum mencukupi kebutuhan karena sarana yang ada tidak dapat
menampung aktivitas penduduk. Direncanakan akan dibangun sebuah GOR. Hasil
proyeksi fasilitas olahraga ditunjukkan oleh Tabel 8.
Kegiatan Industri
Pola pengembangan kegiatan industri didasarkan kepada fungsi Kecamatan X
sebagai kota satelit dan pusat kegiatan industri terutama industri tekstil. Hal ini
menyebabkan akan terjadi peningkatan kegiatan industri baik besar, sedang maupun
kecil/rumah tangga. Peningkatan ini diiringi pula dengan peningkatan jumlah tenaga
kerja. Hasil proyeksi kegiatan industri ditunjukkan oleh Tabel 9.
Tabel 9. Proyeksi Kegiatan Industri di Kecamatan X
Jumlah penduduk
Sambungan Rumah
Hidran Umum
Kebutuhan Air untuk Sambungan Rumah
Sambungan rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang menyediakan air
langsung ke rumah-rumah dengan menggunakan sambungan pipa-pipa distribusi air
melalui water meter dan instalasi pipa yang dipasang di dalam rumah. Pelayanan air
minum dengan menggunakan sambungan rumah ditujukan bagi warga yang telah
menempati rumah permanen. Golongan masyarakat ini akan sanggup membayar air
untuk mendapatkan air bersih demi kesehatan. Biasanya yang termasuk golongan ini
adalah golongan ekonomi kelas menengah hingga atas.
Selama periode perencanaan, diperkirakan jumlah rumah permanen akan meningkat
sesuai dengan fungsi kota yaitu sebagai pusat industri dan permukiman. Fungsi kota
ini berpengaruh kepada perekonomian masyarakat yang diperkirakan akan
Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Peribadatan
Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Olahraga
Kegiatan industri
Jumlah kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan ditunjukkan
oleh Tabel 14.
Tabel 14. Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik di Kecamatan X
Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah hidran yang digunakan untuk mengambil air jika terjadi
kebakaran. Menurut Al-Layla, kebutuhan air untuk hidran kebakaran dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dengan:
Q
Pada perencanaan ini ditentukan bahwa kebutuhan air untuk hidran kebakaran
adalah 10 % dari total kebutuhan air.
Tata Kota
Kebutuhan air untuk tata kota meliputi kebutuhan air bagi pemeliharaan tamantaman di wilayah perencanaan. Jumlah air yang disediakan adalah 5% dari total
kebutuhan air.
Rekapitulasi Kebutuhan Air di Wilayah Perencanaan
Berdasarkan perhitungan kebutuhan air untuk berbagai keperluan maka total
kebutuhan air di wilayah perencanaan dapat diketahui dan ditunjukkan oleh Tabel
15.
Tabel 15. Rekapitulasi Kebutuhan Air di Kecamatan X
Tingkat Pelayanan
Periode perencanaan selama 20 tahun terbagi menjadi dua tahap dan setiap tahap
berlangsung selama 10 tahun. Tingkat pelayanan air minum di setiap tahap berbedabeda dan di setiap tahap terjadi peningkatan pelayanan. Kondisi topografi dan
tingkat kepadatan penduduk yang berada di wilayah perencanaan menyebabkan
keterbatasan dalam pelayanan penyediaan air minum. Berdasarkan faktor-faktor
yang menentukan daerah pelayanan maka tingkat pelayanan tiap tahap
perencanaan adalah sebagai berikut :
Tahap I
(2004-2013)
Tahap II (2014-2023)
: 40 %
: 50 %
Semakin besar tingkat kehilangan air maka semakin buruk pula performance dari
instalasi pengolahan. Penyediaan air minum dengan jaringan besar biasanya
memiliki tingkat kehilangan air yang besar dan sebaliknya.
Penyebab kehilangan air terbagi menjadi dua macam yaitu :
Fisik. Kehilangan air disebabkan oleh jaringan pipa yang sudah rusak, tua dan
bocor, kerusakan meter air dan pengaliran air tidak tercatat oleh meter air.
Tahap I
: 30 %
Tahap II
: 25 %
Untuk menghitung kebutuhan air bersih, diperlukan pula angka faktor pengali
tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak (fp) sehingga akan
diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air puncak.
Iklim. Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air. Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia, Kota X juga dipengaruhi oleh dua musim dan
perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar. Namun demikian tetap terdapat
perbedaan pola penggunaan air diantara kedua musim tersebut dimana pada musim
kemarau terjadi kecenderungan pemakaian air yang lebih besar daripada musim
hujan.
menentukan karakteristik kota. Namun secara garis besar, untuk kota besar nilai fp
akan sebesar 1,3, kota sedang sekitar 1,5, dan untuk kota kecil adalah 2.
Tabel 16. Nilai Faktor Maksimum dan Faktor Puncak untuk Beberapa Kategori
Kota
Berdasarkan Tabel 16 maka nilai fm dan fp pada perencanaan ini adalah 1.1 dan 1.5.
Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani
Dalam usaha penyediaan air minum, kebutuhan air minum di wilayah perencanaan
tidak dapat dilayani secara keseluruhan. Berdasarkan tingkat pelayanan, kebocoran
dan nilai fluktuasi yang direncanakan maka dapat diketahui jumlah kebutuhan air
terlayani. Nilai ini ditunjukkan oleh Tabel 17.
Tabel 17. Rekapitulasi Kebutuhan Air Terlayani di Kecamatan X
Perhitungan
Standar Kebutuhan Air Minum
Kebutuhan air minum dihitung dengan mengacu kepada standar kebutuhan air
minum yang telah berlaku dan pola penggunaan air di wilayah perencanaan.
Berbagai standar kebutuhan air diberikan pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Standar Pemakaian Air menurut PPSAB, Jawa Barat
TK : 10 L/murid/hari
SD : 10 L/murid/hari
SLTP: 10 L/murid/hari
SMU: 10 L/murid/hari
Fasilitas Peribadatan
Kebutuhan air untuk fasilitas peribadatan ditentukan dengan menggunakan standar
kebutuhan setiap tempat peribadatan yaitu :
Fasilitas Kesehatan
Kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan ditentukan dengan menggunakan standar
kebutuhan setiap fasilitas kesehatan yaitu :
Warung/Toko: 8 L/unit/hari
Fasilitas Olahraga
Kebutuhan air untuk fasilitas olahraga ditentukan dengan menggunakan standar
kebutuhan setiap fasilitas olahraga yaitu :
Kegiatan Industri
Kebutuhan air untuk kegiatan industri ditentukan dengan menggunakan standar
kebutuhan setiap kegiatan indutri yaitu :
Jumlah dari kebutuhan air non domestik selama periode perencanaan dapat
diketahui pada Tabel 13.
Tabel 13. Rekapitulasi Kebutuhan Air Non Domestik