I.
1.1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tugas dan fungsi utama aparatur pemerintah adalah memberikan
pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Definisi pelayanan yang terbaik itu
sendiri pada dasarnya merupakan aktivitas yang bertujuan untuk membantu dan
melayani masyarakat yang dilakukan dengan cara-cara terbaik sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih dari pada yang diharapkan. Namun, kenyataannya
selama ini menunjukkan bahwa masyarakat memandang perbantuan dan
pelayanan yang diberikan dan disediakan oleh aparatur pemerintah, masih jauh
dari standar minimal dan justru sangat mengecewakan. Layanan birokrasi
pemerintah dipandang tidak akurat, rumit, lamban, dan seringkali mahal.
Akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan aparatur
pemerintah sebenarnya telah berlangsung lama dan kini sebagai akibatnya telah
berhasil menumbuhkan sikap pesimis masyarakat. Adanya persepsi yang menjadi
pemeo di tengah masyarakat Kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah
telah terlalu tertanam di jiwa masyarakat tersebut. Itu barulah salah satu contoh
dari sekian banyak reaksi negatif dan kekecewaan masyarakat terhadap rendahnya
kualitas pelayanan aparatur pemerintah tersebut.
Seiring dengan kuatnya arus perubahan dan perkembangan zaman,
kehidupan umat manusia pun kini telah berubah dan berkembang jauh ke arah
yang lebih dinamis dan semakin kompleks. Salah satu implikasi nyata dari
perubahan dan perkembangan zaman ini adalah kemajuan pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat yang kemudian telah membuka
akses informasi hampir merata ke seluruh pelosok dunia. Sejalan dengan itu,
masyarakat yang makin melek informasi pun kini semakin kritis terhadap kinerja
para aparatur pemerintah. Di satu sisi, sebagai konsekuensinya tidak jarang
anggota masyarakat sekarang ini semakin lantang menyuarakan ketidakpuasan
mereka terhadap kinerja aparat pemerintah dan birokrat yang menyangkut
pelayanan kepentingan orang banyak tersebut.
Di sisi yang lain, pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini tengah
menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi
bagi masyarakat, serta dituntut untuk lebih efektif. Hal inilah yang menyebabkan
upaya peningkatan pelayanan terbaik pada sektor pemerintahan tersebut gencar
dilaksanakan (best practice public sector).
1.2.
Rumusan Masalah
pelayanan
publik
demi
memberikan
praktek
terbaik
(best
practices) pelayanan publik bagi masyarakat, berkenaan dengan hal tersebut, maka
terdapat beberapa pokok permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana keadaan pelayanan publik di Indonesia saat ini?
2. Seperti apa standar pelayanan publik yang seharusnya diterima masyarakat dan
yang diberikan oleh pelayan masyarakat itu sendiri?
3. Bagaimana konsep dasar Praktik terbaik (bert
practice)
pelayanan
pemerintahan tersebut?
1.3.
Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu nilai presentasi berkelompok dalam mata kuliah Tata Kelola
Organisasi.
2. Sebagai wujud pemahaman akan konsep dan implementasi pelayanan prima
sektor pemerintahan.
II. PEMBAHASAN
2.1.
Konsep dan Kajian dasar Best Practice Pelayanan Pemerintah.
2.1.1. Pengertian
Best practices (praktik terbaik) pelayanan publik/ pemerintahan adalah
sebuah manajemen ide yang meliputi teknik, metode, proses, aktifitas, insentif
atau penghargaan, yang keseluruhannya lebih efektif menghasilkan outcome yang
lebih baik dibanding teknik, metode, proses yang lain.
Komaruddin (2010), mengatakan best practices adalah praktik-praktik
keberhasilan. Best practices pemerintahan daerah adalah praktik-praktik
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu pemerintah
daerah (provinsi, kabupaten, dan kota).
Otonomi daerah yang telah bergulir telah memunculkan praktik-praktik
inovatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Praktik inovasi ini biasa disebut
sebagai best practice (Apeksi, 2010). Bahkan Taufiq Effendi (2009) menghimbau
agar seluruh jajaran aparatur negara baik pusat maupun daerah melakukan
percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pengembangan praktikpraktik terpuji (best practices).
2.1.2. Prinsip-prinsip dan Klasifikasi best practice pelayanan publik.
Prinsip best practice pelayanan public pada sector pemerintahan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
2.
3.
4.
Kolusi
dan
Nepotisme
yang
mengamanatkan
kepada
setiap
c.
berhasil guna.
Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakasa, dan peran serta masyarakat
dalam derap langkah pembangunan serta dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas.
Namun, ternyata rumusan ketentuan yang ada di dalam berbagai peraturan
keputusan, dan
Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas.
Konten
pokok
dari
suatu
dokumentasi
best
practice
pelayanan
1.1.
Kabupaten Jembrana
Dalam konteks reformasi birokrasi dan good governance , terdapat sejumlah
program inovasi di Kabupaten Jembrana yang layak dan patut dicontoh oleh Daerah lainnya
diIndonesia. Sejumlah program tersebut dibagi empat kelompok bidang yakni bidang
pendidikan; perekonomian, tenaga kerja dan kependudukan; pertanian; serta perizinan dan
struktur pemerintahan.
1.
Dalam bidang pendidikan, terdapat lima program yaitu: pembebasan biaya sekolah SD
SMU Negeri dan program beasiswa untuk siswa SDSMU Swasta, pembangunan/
perbaikan gedung sekolah dengan pola block grant dan regrouping sekolah,
pemberian beasiswa kepada guru untuk melanjutkan pendidikan; peningkatan
kesejahteraan guru melalui penambahan insentif tambahan serta penyelenggaraan sekolah
kajian untuk mencetak anak didik yang memiliki disiplin tinggi, budi pekerti, keterampilan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta mempunyai wawasan global.
Dalam hal pembangunan/ perbaikan gedung sekolah negeri baik berupa ruang kelas
baru atau ruang penunjang lainnya, maka pola yang dipilih untuk dilaksanakan adalah
melalui pola block grant bukan proyek seperti yang selama ini biasa dilakukan di daerahdaerah lainnya. Pola ini dilakukan dengan mengedepankan partisipasi masyarakat melalui
komite sekolah yang ada, sehingga pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tersebut
diharapkan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Melalui pola ini, Pemerintah
Kabupaten hanya memfasilitasi dan memberikan bantuan berupa dana atau material untuk
bangunan yang akan direhab/ dibuat. Pemilihan pola block grant dilakukan selain untuk
memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat juga bertujuan untuk melakukan efisiensi
dan pemanfaatan dana yang lebih optimal dengan sasaran akhir yanglebih maksimal
Dengan pola ini diharapkan dapat dilaksanakan rehab/ perbaikan gedung SD, SMP,
maupun SMU dengan menggunakan biaya dari APBD dan DAK yang minimal namun
2.
3.
4.
pelayanan izin satu atap, perubahan struktur organisasi Pemerintah Kabupaten sesuai
dengan PP 8/2003; absensi pegawai Pemerintah Kabupaten dengan menggunakan
handkey, pembentukan tim owner estimate (OE) dalam pengadaan barang dan jasa,
pemberian insentif tahunan bagi pegawai Pemerintah Kabupaten, dan pembatasan
penggunaan kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana.
Tim Owner Estimate (OE) adalah sebuah tim yang dibentuk oleh Bupati untuk
menilai nilai sebenarnya dari suatu proyek pengadaan barang dan jasa. Dengan adanya tim
OE ini dapat dilakukan efisiensi penggunaan dana dalam pelaksanaan proyek pengadaan
barang dan jasa tanpa mengurangi spesifikasi dan volume dari proyek pengadaan barang
dan jasa tersebut. Penggunaan tim OE ini juga didukung oleh kebijakan Bupati
untuk mensentralisasikan proyek pengadaan barang dan jasa melalui 1 (satu) pintu di
tingkat Kabupaten, dan adanya nilai standar yang sama dalam belanja barang yang
dilakukan oleh unit-unit di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Standar harga
tersebut dibuat melalui sebuah survei harga pada sejumlah tempat/ toko dan senantiasa
diperbaharui setiap 3 (tiga) bulan sekali.
1.2.
Kabupaten Sragen
Seperti halnya di Kabupaten Jembrana, di Kabupaten Sragen terdapat sejumlah
program inovasi di Kabupaten Sragen yang layak dan patut dicontoh oleh Daerah lainnya di
Indonesia. Sejumlah program tersebut dibagi dalam tiga kelompok besar program yakni
program reformasi birokrasi sebagai wujud pembenahan aspek-aspek internal kelembagaan
pemerintahan daerah, program re-engineering pelayanan publik dengan penataan pelayanan
prima dalam fasilitasi dan pemberian dukungan terhadap upaya masyarakat membangun diri
sendiri, serta program pemberdayaan masyarakat dan PNS dengan paket-paket program
yang mendorong masyarakat dan PNS menjadi maju dengan kapasitas yang mereka miliki.
1. Dalam bidang reformasi birokrasi, program yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Sragen terbagi dalam berbagai aspek yakni aspek struktur pemerintahan,
aspek budaya SDM pemerintahan, aspek e-government serta aspek pengelolaan
anggaran daerah.
mewujudkan
kesejahteraan
lahiriah-batiniah
pegawai;pengembangan
diarahkan pada sasaran yang jelas dan bisa dioptimalkan. Sejumlah kegiatan dan belanja
lainnya yang sebelumnya membutuhkan anggaran dalam jumlah tertentu bias
diturunkan tanpa mengurangi kualitas pencapaian tujuan kegiatan tersebut. Dalam
bidang pelayanan prima, Pemerintah Kabupaten Sragen melaksanakan berbagai
program seperti: pelayanan dengan konsep small management dengan
melimpahkan sebagian kewenangan dan fungsi pemerintahan kabupaten ke kecamatan
dan desa/kelurahan, mengembangkan wisata pelayanan public, serta membebaskan
biaya pembuatan akte kelahiran dan pengurusan Surat Ijin Usaha bagi pengusaha
pemula.
3. Dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan PNS, program yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sragen terdiri dari program penyehatan lingkungan seperti
pengeloaan sampah terpadu serta sejumlah program dalam bidang pertanian. Program
dalam bidang pertanian ini diantaranya meliputi program revitalisasi pertanian organik;
peningkatan teknologi pertanian, pengembangan homebase pengelolaan padi,
pengembangan simbiosis antara petani dengan PNS penyuluh pertanian, diversifikasi
usaha pekerjaan petani, peternakan kandang komunal, pengembangan kluster
peternakan ikan, persiapan alih profesi petani penggarap, serta pengembangan area
wisata terpadu dikawasan waduk Kedung Ombo.
2.3. Analisa kasus Best Practice Pelayanan Pemerintahan.
Setelah menelaan dan mengkaji dengan sedemikian rupa, maka dapat
dipaparkan d sini bahwa segala upaya dari institusi pemerintahan tak lepas dari
upaya
memenuhi
tuntutan
masyarakat
sebagai
objek
yang
dilayani
dan
kependudukan,
pendidikan,
kesehatan,
perekonomian,
10
Masyarakat sebagai pihak yang dilayani pada dasarnya tak akan pernah
sampai ke titik puas yang maksimal, oleh karena itu aspek-aspek best practice
tersebut akan selalu mengalami perkembangan sesuia tuntutan zaman.
III. PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Best Practice Pelayanan Pemerintahan merupakan upaya dalam rangka
Saran
1. Dari institusi pemerintahan sebagai subjek pelaksana pelayanan harus ada
pemahaman yang baik tentang kapasitas mereka sebagai pelayan
masyarakat, pengkajian mendalam terkait apa dan bagaimana sebenarnya
yang dibutuhkan oleh masyarakat dan selanjutnya tertuang dalam
program-program praktis dan tepat guna untuk mewujudkannya.
2. Dari sisi masyarakat sebagai objek pelayanan, memang harus menjaga
sikap kritis pada institusi pemerintahan, meski begitu, semua persepsi
yang tak bias dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang aspek negatif
pelayanan publik harus diminimalisir. Selanjutnya ketika ada kelemahan di
11
Daftar Referensi
Fatihah. Citra Nur Yuda, Praktek Terbaik (Best Practices) Pelayanan Publik
December 8, 2012,
https://wordsinventor.wordpress.com/2012/12/08/praktek-terbaikbest-practices-pelayanan-publik/, diakses tanggal 05 Mei 2015.
Prasojo. Eko & Teguh Kurniawan, Reformasi Birokrasi dan Good Governance:
Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia.
https://www.academia.edu/2463830/Reformasi_Birokrasi_dan_Good_governance
-Kasus_Best_Practices_dari_Sejumlah_Daerah_di_Indonesia, diakses tanggal 05
Mei 2015.
A.
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=250552&val=6702&title=STRATEGI%20PENATAAN
%20APARATUR%20DAERAH%20MELALUI%20%20PENDEKATAN
%20%C3%A2%E2%82%AC%C5%93BEST%20PRACTICES
%C3%A2%E2%82%AC, diakses tanggal 05 Mei 2015.
Lestari. Endang Wirjatmi Tri, Modul Presentasi Konsep-konsep Dasar Kualitas
Pelayanan Publik,
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
sQFjAA&url=https%3A%2F%2Fusepmulyana.files.wordpress.com
%2F2008%2F07%2Fprinsip-prinsip-pelayananpublik2.ppt&ei=Is9JVZjyGNGdugShiYFI&usg=AFQjCNEd0Cjqokuo1i_vKFeRmzAG7SPeQ&bvm=bv.92291466,d.c2E, diakses tanggal 05
Mei 2015.
12
Mulyadi. Deddy, Disain dan Instrumen Penilaian Best Practices Pelayanan Publik
Pemerintah
Daerah
di
Era
Otonomi
Daerah,
http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=79:disain-dan-instrumenpenilaian-best-practices-pelayanan-publik-pemerintah-daerah-di-eraotonomi-daerah&catid=42:volume-vi-no3-tahun-2009&Itemid=63,
diakses tanggal 05 Mei 2015.
Apeksi,
http://komwil3-apeksi.org/dokumentasi-best-practice-kota-kota-jilid-3/,
diakses tanggal 05 Mei 2015