Anda di halaman 1dari 12

1

I.
1.1.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tugas dan fungsi utama aparatur pemerintah adalah memberikan

pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Definisi pelayanan yang terbaik itu
sendiri pada dasarnya merupakan aktivitas yang bertujuan untuk membantu dan
melayani masyarakat yang dilakukan dengan cara-cara terbaik sehingga dapat
memberikan hasil yang lebih dari pada yang diharapkan. Namun, kenyataannya
selama ini menunjukkan bahwa masyarakat memandang perbantuan dan
pelayanan yang diberikan dan disediakan oleh aparatur pemerintah, masih jauh
dari standar minimal dan justru sangat mengecewakan. Layanan birokrasi
pemerintah dipandang tidak akurat, rumit, lamban, dan seringkali mahal.
Akumulasi kekecewaan masyarakat terhadap pelayanan aparatur
pemerintah sebenarnya telah berlangsung lama dan kini sebagai akibatnya telah
berhasil menumbuhkan sikap pesimis masyarakat. Adanya persepsi yang menjadi
pemeo di tengah masyarakat Kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah
telah terlalu tertanam di jiwa masyarakat tersebut. Itu barulah salah satu contoh
dari sekian banyak reaksi negatif dan kekecewaan masyarakat terhadap rendahnya
kualitas pelayanan aparatur pemerintah tersebut.
Seiring dengan kuatnya arus perubahan dan perkembangan zaman,
kehidupan umat manusia pun kini telah berubah dan berkembang jauh ke arah
yang lebih dinamis dan semakin kompleks. Salah satu implikasi nyata dari
perubahan dan perkembangan zaman ini adalah kemajuan pengetahuan, teknologi
informasi dan komunikasi yang sedemikian pesat yang kemudian telah membuka
akses informasi hampir merata ke seluruh pelosok dunia. Sejalan dengan itu,
masyarakat yang makin melek informasi pun kini semakin kritis terhadap kinerja
para aparatur pemerintah. Di satu sisi, sebagai konsekuensinya tidak jarang
anggota masyarakat sekarang ini semakin lantang menyuarakan ketidakpuasan
mereka terhadap kinerja aparat pemerintah dan birokrat yang menyangkut
pelayanan kepentingan orang banyak tersebut.
Di sisi yang lain, pemerintahan di seluruh dunia pada saat ini tengah
menghadapi tekanan dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik dan meningkatkan partisipasi aktif dalam pemberian informasi
bagi masyarakat, serta dituntut untuk lebih efektif. Hal inilah yang menyebabkan
upaya peningkatan pelayanan terbaik pada sektor pemerintahan tersebut gencar
dilaksanakan (best practice public sector).
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya pada bagian latar


belakang, bahwa untuk meminimalisir terjadinya praktek-praktek maladministrasi
dalam

pelayanan

publik

demi

memberikan

praktek

terbaik

(best

practices) pelayanan publik bagi masyarakat, berkenaan dengan hal tersebut, maka
terdapat beberapa pokok permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu:
1. Bagaimana keadaan pelayanan publik di Indonesia saat ini?
2. Seperti apa standar pelayanan publik yang seharusnya diterima masyarakat dan
yang diberikan oleh pelayan masyarakat itu sendiri?
3. Bagaimana konsep dasar Praktik terbaik (bert

practice)

pelayanan

pemerintahan tersebut?
1.3.
Manfaat Penulisan
1. Sebagai salah satu nilai presentasi berkelompok dalam mata kuliah Tata Kelola
Organisasi.
2. Sebagai wujud pemahaman akan konsep dan implementasi pelayanan prima
sektor pemerintahan.

II. PEMBAHASAN
2.1.
Konsep dan Kajian dasar Best Practice Pelayanan Pemerintah.
2.1.1. Pengertian
Best practices (praktik terbaik) pelayanan publik/ pemerintahan adalah
sebuah manajemen ide yang meliputi teknik, metode, proses, aktifitas, insentif
atau penghargaan, yang keseluruhannya lebih efektif menghasilkan outcome yang
lebih baik dibanding teknik, metode, proses yang lain.
Komaruddin (2010), mengatakan best practices adalah praktik-praktik
keberhasilan. Best practices pemerintahan daerah adalah praktik-praktik
keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan suatu pemerintah
daerah (provinsi, kabupaten, dan kota).
Otonomi daerah yang telah bergulir telah memunculkan praktik-praktik
inovatif yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Praktik inovasi ini biasa disebut
sebagai best practice (Apeksi, 2010). Bahkan Taufiq Effendi (2009) menghimbau
agar seluruh jajaran aparatur negara baik pusat maupun daerah melakukan
percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik melalui pengembangan praktikpraktik terpuji (best practices).
2.1.2. Prinsip-prinsip dan Klasifikasi best practice pelayanan publik.
Prinsip best practice pelayanan public pada sector pemerintahan sebagai berikut:

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Mengembangkan modernisasi, kualitas, efisiensi, dan kepekaan.


Pendekatan yang pragmatis dan bukan dogmatis.
Berorientasi kepada kepuasaan pelanggan (masyarakat).
Bekerja atas dasar kemitraan dengan sektor swasta.
Mengembangkan jaringan kerja dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Kontrak Karya digunakan jika kualitas output dapat ditingkatkan dengan

7.

harga yang lebih murah (value for money).


Sumber daya, keterampilan, dan komitmen staf adalah aset yang terbaik di

8.

dalam memodernisasi pelayanan umum.


Pimpinan departemen/LPND tetap bertanggung jawab terhadap proses

contracting out kepada pihak swasta.


9. Perlunya antisipasi yang tepat terhadap perubahan yang terjadi.
10. Perlindungan terhadap pegawai tetap diutamakan dengan kompensasi yang
layak.
11. Komunikasi yang efektif dan terus menerus adalah kunci kesuksesan
penyempurnaan dan perubahan.
12. Adanya informasi dan komunikasi terbuka antara pelanggan (masyarakat) dan
stake holder.
13. Hubungan dengan sektor swasta adalah dua arah, dengan menerapkan prinsip
keterbukaan dan kejujuran.
14. Pejabat senior memberikan kepemimpinan yang merangsang motivasi dan
penyempurnaan yang berkelanjutan.
Klasifikasi best practice pelayanan pemerintah:
1.

Pelayanan Administratif yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk

2.

dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik.


Pelayanan Barang yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis

3.

barang yang digunakan oleh publik.


Pelayanan Jasa yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai jasa yang

4.

dibutuhkan oleh publik, dan


Pelayanan Regulatif yaitu pelayanan melalui penegakan hukum dan peraturan
perundang-undangan, maupun kebijakan publik yang mengatur sendi-sendi
kehidupan masyarakat.

2.1.3. Kondisi Pelayanan Publik saat ini di Indonesia


Kualitas pelayanan publik yang prima merupakan muara dari pelaksanaan
Reformasi Birokrasi. Tentu saja terdapat sinergi positif dan hubungan kualitas
yang sangat erat antara Reformasi Birokrasi dengan penyelenggaraan pelayanan
publik. Hal itu didasarkan pada satu prinsip utama bahwa setiap penyelenggara
negara merupakan pelayanan publik, dari level tinggi sampai dengan jajaran
paling bawah. Jika birokrasi sudah tertata dengan baik, dan secara konsisten

menerapkan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam UU


Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas
Korupsi,

Kolusi

dan

Nepotisme

yang

mengamanatkan

kepada

setiap

penyelenggara negara untuk mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara


aspiratif, akomodatif, dan selektif, maka pelayanan publik secara otomatis akan
berjalan dengan baik.
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik menegaskan, Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa
dan/atau pelayanan administratif yang dielenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan public. Sementara itu, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor. 63 Tahun 2003 mendefenisikan pelayanan publik sebagai Segala
bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di Daerah
dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Miliki
Daerah (BUMD) dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangka upaya
pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pada dasarnya sudah jelas
definisi dan pengertian dari apa yang sebenarnya dimaksud pelayanan publik
tersebut.
Sementara itu, hakikat Pelayanan Publik antara lain:
a. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi
b.

pemerintah di bidang pelayanan publik.


Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan,
sehingga pelayanan publik dapat diselenggarakan lebih berdaya guna dan

c.

berhasil guna.
Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakasa, dan peran serta masyarakat
dalam derap langkah pembangunan serta dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat luas.
Namun, ternyata rumusan ketentuan yang ada di dalam berbagai peraturan

perundang-undangan mengenai pelayanan publik tersebut tidak selalu sesuai


dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Malah seringkali justru keadaannya
berbanding terbalik dengan apa yang sesungguhnya diamanatkan oleh undangundang.
Media seringkali mengekspos permasalahan pelayanan publik, khusunya
dalam sektor pemerintahan dengan paradigma yang sangat buruk yakni diwarnai
praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) serta sarat dengan paradigma

korporatisme untuk mencari keuntungan pribadi. Buruknya pelayanan publik


diperparah pula oleh rendahnya partisipasi masyarakat dalam mengingatkan para
pejabat publik termasuk pegawai negeri sipil (PNS) agar bekerja lebih
profesional.
2.1.4. Langkah-langkah penyusunan standar pelayanan prima Endang Wirjatmi
(STIA-UI)
1. Identifikasi Masyarakat Pengguna Layanan.
2. Pahami kebutuhan Masyarakat.
3. Identifikasi jenis-jenis layanan.
4. Tetapkan persyaratan suatu layanan.
5. Tetapkan standar-standar pelayanan, meliputi sistim dan prosedur pelayanan,
infrastruktur pelayanan, waktu pelayanan, sikap dan perilaku pelayanan serta
6.
7.
8.

harga/ biaya pelayanan.


Tetapkan jumlah dan kualifikasi SDM.
Tetapkan jenis dan jumlah peralatan.
Siapkan unit atau petugas penerima keluhan masyarakat.

2.1.5. Karakteristik aparatur professional (Stilman H, 1992).


1. Melaksanakan tugas dengan terampil, kreatif dan inovatif.
2. Mempunyai komitmen yang kuat terhadap tugas dan program.
3. Komitmen terhadap pelayanan publik.
4. Bekerja berdasarkan sifat dan etika professional.
5. Memiliki daya tanggap (responsiveness) dan akuntabilitas (accountability).
6. Memiliki derajat otonomi yang penuh rasa tanggung jawab dalam membuat
7.

keputusan, dan
Memaksimalkan efisiensi dan kreativitas.

2.1.6. Pendokumentasian best practice pelayanan pemerintahan.


Pendokumentasian best praktis pelayanan ;pemerintahan ini merupakan
hasil akhir yang dijabarkan berupa dokumentasi visual, audio dan literatur (tabloid
dan buku). Hal ini bertujuan untuk perbendaharaan maupun publikasi kepada
khalayak tentang apa dan bagaimana serta sejauh mana upaya dan keberhasilan
dari praktik terbaik (best practice) pelayanan pada sektor pemerintahan tersebut.
Pendokumentasian best practice pelayanan pemerintahan ini biasanya
dilakukan oleh pihak intern dari suatu institusi, atau dapat juga oleh suatu
komunitas sejenis, misalnya dokumentasi best practice kota-kota yang diterbitkan
dalam sebentuk buku oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia
(APEKSI).

Konten

pokok

dari

suatu

dokumentasi

best

practice

pelayanan

pemerintahan tersebut pada prinsipnya sama, di antaranya memuat hal-hal sebagai


berikut:
1. Kondisi awal/ sebelum praktik.
2. Item-item permasalahan yang ada serta kondisinya.
3. Kondisi terbaru setelah praktik.
2.2. Studi Kasus Best Practice Pelayanan Pemerintahan

1.1.

Kabupaten Jembrana
Dalam konteks reformasi birokrasi dan good governance , terdapat sejumlah

program inovasi di Kabupaten Jembrana yang layak dan patut dicontoh oleh Daerah lainnya
diIndonesia. Sejumlah program tersebut dibagi empat kelompok bidang yakni bidang
pendidikan; perekonomian, tenaga kerja dan kependudukan; pertanian; serta perizinan dan
struktur pemerintahan.
1.

Dalam bidang pendidikan, terdapat lima program yaitu: pembebasan biaya sekolah SD
SMU Negeri dan program beasiswa untuk siswa SDSMU Swasta, pembangunan/
perbaikan gedung sekolah dengan pola block grant dan regrouping sekolah,
pemberian beasiswa kepada guru untuk melanjutkan pendidikan; peningkatan
kesejahteraan guru melalui penambahan insentif tambahan serta penyelenggaraan sekolah
kajian untuk mencetak anak didik yang memiliki disiplin tinggi, budi pekerti, keterampilan
ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta mempunyai wawasan global.
Dalam hal pembangunan/ perbaikan gedung sekolah negeri baik berupa ruang kelas
baru atau ruang penunjang lainnya, maka pola yang dipilih untuk dilaksanakan adalah
melalui pola block grant bukan proyek seperti yang selama ini biasa dilakukan di daerahdaerah lainnya. Pola ini dilakukan dengan mengedepankan partisipasi masyarakat melalui
komite sekolah yang ada, sehingga pembangunan sarana dan prasarana pendidikan tersebut
diharapkan sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat. Melalui pola ini, Pemerintah
Kabupaten hanya memfasilitasi dan memberikan bantuan berupa dana atau material untuk
bangunan yang akan direhab/ dibuat. Pemilihan pola block grant dilakukan selain untuk
memberikan ruang partisipasi kepada masyarakat juga bertujuan untuk melakukan efisiensi
dan pemanfaatan dana yang lebih optimal dengan sasaran akhir yanglebih maksimal
Dengan pola ini diharapkan dapat dilaksanakan rehab/ perbaikan gedung SD, SMP,
maupun SMU dengan menggunakan biaya dari APBD dan DAK yang minimal namun

2.

dengan hasil yang lebih optimal.


Dalam bidang perekonomian, tenaga kerja dan kependudukan, terdapat sembilan program
yaitu:
a. Dana bergulir
b. Pemberian alat kerja kepada kelompok masyarakat.
c. Pelatihan dan penempatan kerja di kapal pesiar

3.

d. Pelatihan dan pemagangan kerja di Jepang


e. Info bursa tenaga kerja di Dinas Kependudukan
f. Pembebasan biaya pembuatan KTP dan Akte Kelahiran.
g. Undian berhadiah KTP; serta asuransi kematian bagi pemegang KTP.
Dalam bidang pertanian, terdapat tiga program yaitu: program inovasi dalam pemberian
dana talangan kepada KUD untuk membeli gabah petani, pemberian dana talangan kepada
petani cengkeh, dan pembebasan Pajak Bumi dan Bangunan untuk areal pertanian.
Dalam bidang perizinan dan struktur pemerintahan terdapat enam program, yaitu:

4.

pelayanan izin satu atap, perubahan struktur organisasi Pemerintah Kabupaten sesuai
dengan PP 8/2003; absensi pegawai Pemerintah Kabupaten dengan menggunakan
handkey, pembentukan tim owner estimate (OE) dalam pengadaan barang dan jasa,
pemberian insentif tahunan bagi pegawai Pemerintah Kabupaten, dan pembatasan
penggunaan kendaraan dinas di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana.
Tim Owner Estimate (OE) adalah sebuah tim yang dibentuk oleh Bupati untuk
menilai nilai sebenarnya dari suatu proyek pengadaan barang dan jasa. Dengan adanya tim
OE ini dapat dilakukan efisiensi penggunaan dana dalam pelaksanaan proyek pengadaan
barang dan jasa tanpa mengurangi spesifikasi dan volume dari proyek pengadaan barang
dan jasa tersebut. Penggunaan tim OE ini juga didukung oleh kebijakan Bupati
untuk mensentralisasikan proyek pengadaan barang dan jasa melalui 1 (satu) pintu di
tingkat Kabupaten, dan adanya nilai standar yang sama dalam belanja barang yang
dilakukan oleh unit-unit di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jembrana. Standar harga
tersebut dibuat melalui sebuah survei harga pada sejumlah tempat/ toko dan senantiasa
diperbaharui setiap 3 (tiga) bulan sekali.
1.2.

Kabupaten Sragen
Seperti halnya di Kabupaten Jembrana, di Kabupaten Sragen terdapat sejumlah

program inovasi di Kabupaten Sragen yang layak dan patut dicontoh oleh Daerah lainnya di
Indonesia. Sejumlah program tersebut dibagi dalam tiga kelompok besar program yakni
program reformasi birokrasi sebagai wujud pembenahan aspek-aspek internal kelembagaan
pemerintahan daerah, program re-engineering pelayanan publik dengan penataan pelayanan
prima dalam fasilitasi dan pemberian dukungan terhadap upaya masyarakat membangun diri
sendiri, serta program pemberdayaan masyarakat dan PNS dengan paket-paket program
yang mendorong masyarakat dan PNS menjadi maju dengan kapasitas yang mereka miliki.
1. Dalam bidang reformasi birokrasi, program yang dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Sragen terbagi dalam berbagai aspek yakni aspek struktur pemerintahan,
aspek budaya SDM pemerintahan, aspek e-government serta aspek pengelolaan
anggaran daerah.

2. Pada aspek struktur pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Sragen melaksanakan


berbagai program seperti: restrukturisasi satuan kerja perangkat daerah yang miskin
struktur tapi kaya fungsi dan sesuai dengan kebutuhan daerah, pembentukan lembaga
adhoc seperti marketing unit dan engineering services yang tidak masuk
struktur tetapi mengemban fungsi yang justru menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi
pemerintahan lainnya secara lebih optimal, serta pengembangan fungsi satuan kerja
sebagai sebuah korporasi yang mengusung fungsi sosial. Dalam hal ini satuan kerja
diupayakan menjalankan berbagai fungsi sebagai pusat pendapatan (revenue center),
pusat produksi (production center) dan pusat pelatihan (training center).
pemerintah sebagai pusat pendapatan dimanifestasikan dengan mengupayakan segala
program yang dapat mendatangkan penghasilan tambahan yang sah bagi Pemerintah
Kabupaten Sragen sebagai suatu lembaga pemerintahan sekaligus bagi pegawai yang
beraktivitas di dalamnya. Dijalankannya fungsi pemda sebagai revenue center bukan
hanya menutupi kekurangan pemasukan atau PAD melainkan juga membalik citra
negatif pemda sebagai sumber pengeluaran (cost-center). Sementara itu, fungsi
sebagai pusat produksi dan pusat pelatihan dilaksanakan melalui sinergi denganagenda
pemberdayaan masyarakat yang banyak diemban satuan kerja lain, misalnyaBadan
Pendidikan dan Pelatihan (Badan Diklat) melalui pembentukan production &
training center seperti Sragen Javaniture. Pada aspek budaya SDM
pemerintahan, Pemerintah Kabupaten Sragen melaksanakan berbagai program seperti:
komunikasi intensif dalam rangka internalisasi nilai-nilaipelayanan publik dalam
pengelolaan roda pemerintahan sehingga memiliki citra positif dimasyarakat;
pemberlakuan sistim handkey dalam absensi pegawai, pendirian klinik terapi holistic
dalam

mewujudkan

kesejahteraan

lahiriah-batiniah

pegawai;pengembangan

assessment center guna menciptakan mekanisme penilaian pegawai yang lebih


akurat dan terukur, serta membuka peluang wirasusaha bagi PNS dalam rangka turut
meningkatkan kesejahteraan pegawai. Pada aspek e-government, Pemerintah
Kabupaten Sragen melaksanakan berbagai program seperti: pembangunan jaringan
pemerintahan secara online dengan perangkat wireless, pengoperasian teleconference
sampai ke tingkat desa/kelurahan dalam rangka memperlancar hubungan komunikasi di
lingkungan pemerintah kabupaten, pembangunan data kependudukan sipil secara
elektronik dengan menggunakan single identity number serta dengan
mengembangkan mekanisme pemilihan kepala desa secara elektronik.. Pada aspek
pengelolaan anggaran daerah, Pemerintah Kabupaten Sragen melaksanakan program
efisiensi anggaran. Hal ini diterapkan dengan penekanan belanja dinas-dinas yang

diarahkan pada sasaran yang jelas dan bisa dioptimalkan. Sejumlah kegiatan dan belanja
lainnya yang sebelumnya membutuhkan anggaran dalam jumlah tertentu bias
diturunkan tanpa mengurangi kualitas pencapaian tujuan kegiatan tersebut. Dalam
bidang pelayanan prima, Pemerintah Kabupaten Sragen melaksanakan berbagai
program seperti: pelayanan dengan konsep small management dengan
melimpahkan sebagian kewenangan dan fungsi pemerintahan kabupaten ke kecamatan
dan desa/kelurahan, mengembangkan wisata pelayanan public, serta membebaskan
biaya pembuatan akte kelahiran dan pengurusan Surat Ijin Usaha bagi pengusaha
pemula.
3. Dalam bidang pemberdayaan masyarakat dan PNS, program yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Kabupaten Sragen terdiri dari program penyehatan lingkungan seperti
pengeloaan sampah terpadu serta sejumlah program dalam bidang pertanian. Program
dalam bidang pertanian ini diantaranya meliputi program revitalisasi pertanian organik;
peningkatan teknologi pertanian, pengembangan homebase pengelolaan padi,
pengembangan simbiosis antara petani dengan PNS penyuluh pertanian, diversifikasi
usaha pekerjaan petani, peternakan kandang komunal, pengembangan kluster
peternakan ikan, persiapan alih profesi petani penggarap, serta pengembangan area
wisata terpadu dikawasan waduk Kedung Ombo.
2.3. Analisa kasus Best Practice Pelayanan Pemerintahan.
Setelah menelaan dan mengkaji dengan sedemikian rupa, maka dapat
dipaparkan d sini bahwa segala upaya dari institusi pemerintahan tak lepas dari
upaya

memenuhi

tuntutan

masyarakat

sebagai

objek

yang

dilayani

penyelenggaraan seluruh hajat untuk kesejahteraannya. Dalam hal ini institusi


pemerintahan sebagai subjek penyedia layanan tak dapat lepas dari harapan dan
tuntutan tersebut.
Upaya yang dilakukan baik oleh pemerintah Kabupaten Jembrana maupun
oleh Pemerintah Kabupaten Sragen tak begitu jauh berbeda, di mana mereka
melakukan pelayanan terbaik dalam berbagai aspek meliputi bidang pelayanan
administrasi

dan

kependudukan,

pendidikan,

kesehatan,

perekonomian,

pembangunan struktur maupun infrastruktur, dan lainnya.


Pelaksanaan best practice pelayanan ini pada prinsipnya demi menunjang
maksimalnya upaya dan pencapaian Good Coorporate Governance pada institusi
pemerintahan.

10

Masyarakat sebagai pihak yang dilayani pada dasarnya tak akan pernah
sampai ke titik puas yang maksimal, oleh karena itu aspek-aspek best practice
tersebut akan selalu mengalami perkembangan sesuia tuntutan zaman.
III. PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Best Practice Pelayanan Pemerintahan merupakan upaya dalam rangka

memberikan pelayanan maksimal terhadap masyarakat sebagai subjek pelayanan.


Sementara institusi pemerintahan adalah subjek yang memberikan pelayanan
maksimal dan terbaik tersebut.
Pelayanan terbaik tersebut pada prinsipnya adalah memberikan segala
sesuatu kepuasan maksimal pada masyarakat baik itu berupa pelayanan langsung
seperti pelayanan administrasi yang simple, harga terjangkau dan tepat waktu,
serta pelayanan dalam rangka menciptakan dan mewujudkan berbagai program
yang berpihak pada masyarakat.
Pelaksanaan Best Practice Pelayanan Pemerintahan tersebut bukan perkara
gampang karena membutuhkan kajian dan teknis atau mekanisme agar dapat
terealisasi dengan efektif dan efisien. Di samping itu tentunya ada kendala dalam
pelaksanaannya, namun begtitu ketika ada keinginan dan tekad untuk
merealisasikannya, niscaya semua akan terwujud dengan baik.
Pelaksanaan Best Practice Pelayanan Pemerintahan ini akan berlangsung
dengan lancar jika didukung oleh semua pihak baik berupa SDM pelayanan (PNS)
maupun alat-alat tepat guna yang mempermudah pelaksanaannya.
3.2.

Saran
1. Dari institusi pemerintahan sebagai subjek pelaksana pelayanan harus ada
pemahaman yang baik tentang kapasitas mereka sebagai pelayan
masyarakat, pengkajian mendalam terkait apa dan bagaimana sebenarnya
yang dibutuhkan oleh masyarakat dan selanjutnya tertuang dalam
program-program praktis dan tepat guna untuk mewujudkannya.
2. Dari sisi masyarakat sebagai objek pelayanan, memang harus menjaga
sikap kritis pada institusi pemerintahan, meski begitu, semua persepsi
yang tak bias dipertanggungjawabkan kebenarannya tentang aspek negatif
pelayanan publik harus diminimalisir. Selanjutnya ketika ada kelemahan di

11

sana-sini, seharusnya masyarakat hadir dengan apresiasi dan evaluasi serta


sumbangsih saran agar pelayanan tersebut dapat maksimal nantinya.
*****

Daftar Referensi
Fatihah. Citra Nur Yuda, Praktek Terbaik (Best Practices) Pelayanan Publik
December 8, 2012,
https://wordsinventor.wordpress.com/2012/12/08/praktek-terbaikbest-practices-pelayanan-publik/, diakses tanggal 05 Mei 2015.
Prasojo. Eko & Teguh Kurniawan, Reformasi Birokrasi dan Good Governance:
Kasus Best Practices dari Sejumlah Daerah di Indonesia.
https://www.academia.edu/2463830/Reformasi_Birokrasi_dan_Good_governance
-Kasus_Best_Practices_dari_Sejumlah_Daerah_di_Indonesia, diakses tanggal 05
Mei 2015.
A.

Rustan, Strategi Penataan Aparatur Daerah Melalui Pendekatan best


Practice,

http://download.portalgaruda.org/article.php?

article=250552&val=6702&title=STRATEGI%20PENATAAN
%20APARATUR%20DAERAH%20MELALUI%20%20PENDEKATAN
%20%C3%A2%E2%82%AC%C5%93BEST%20PRACTICES
%C3%A2%E2%82%AC, diakses tanggal 05 Mei 2015.
Lestari. Endang Wirjatmi Tri, Modul Presentasi Konsep-konsep Dasar Kualitas
Pelayanan Publik,
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CB
sQFjAA&url=https%3A%2F%2Fusepmulyana.files.wordpress.com
%2F2008%2F07%2Fprinsip-prinsip-pelayananpublik2.ppt&ei=Is9JVZjyGNGdugShiYFI&usg=AFQjCNEd0Cjqokuo1i_vKFeRmzAG7SPeQ&bvm=bv.92291466,d.c2E, diakses tanggal 05
Mei 2015.

12

Mulyadi. Deddy, Disain dan Instrumen Penilaian Best Practices Pelayanan Publik
Pemerintah

Daerah

di

Era

Otonomi

Daerah,

http://www.stialanbandung.ac.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=79:disain-dan-instrumenpenilaian-best-practices-pelayanan-publik-pemerintah-daerah-di-eraotonomi-daerah&catid=42:volume-vi-no3-tahun-2009&Itemid=63,
diakses tanggal 05 Mei 2015.
Apeksi,

http://komwil3-apeksi.org/dokumentasi-best-practice-kota-kota-jilid-3/,
diakses tanggal 05 Mei 2015

Wikipedia, http://id.wikipedia.org/wiki/Praktik_terbaik, diakses tanggal 05 Mei


2015.

Anda mungkin juga menyukai