Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Pneumonia biasanya disebabkan oleh virus atau bakteria. Sebagian besar episode yang
serius disebabkan oleh bakteria. Selain itu pneumonia juga bisa disebabkan oleh terhirup cairan,
bahan kimia atau isi lambung. Biasanya sulit untuk menentukan penyebab sepesifik melalui
gambaran klinis atau gambaran foto dada. Dalam program penanggulangan penyakit ISPA,
pneumonia diklasifikasikan sebagai pneumonia sangat berat, pneumonia berat, pneumonia, dan
bukan pneumonia.1,2
Berdasarkan data epidemiologis setiap tahun >2 juta anak dibawah 5 tahun meninggal
karena pneumonia, dan lebih dari 155 juta kasus pneumonia terjadi pada anak-anak setiap
tahunnya diseluruh dunia. Data CDC tahun 2006, di AS, 525 bayi dan anak-anak dibawah 15
tahun meninggal karena pneumonia dan infeksi saluran pernafasan bagian bawah.2
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pneumonia adalah anak dengan daya
tahan tubuh yang lemah, misalnya pada malnutrisi atau pada anak yang tidak mendapat ASI
eksklusif. Infeksi HIV dan campak juga dapat meningkatkan resiko terkena pneumonia serta
faktor-faktor lingkungan seperti polusi udara, tinggal di lingkungan padat perumahan dan orang
tua yang merokok. Penelitian yang dilakukan Setiyati.S di Puskesmas Kemranjen I Kabupaten
Banyumas tahun 2005 tentang faktor risiko pneumonia pada anak umur 1-3 tahun didapatkan
bahwa kejadian pneumonia didominasi oleh faktor ektrem yaitu tipe rumah, ventilasi rumah,
kepadatan hunian, pemakaian jenis bahan bakar, dan faktor interen yaitu lama pemberian ASI.3,4
Salah satu integrasi manajemen dalam penanganan pneumonia adalah dengan menjaga
kebersihan lingkungan. Pemantauan kasus pneumonia juga harus dilaksanakan secara rutin,
selain itu penyuluhan secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan orang tua balita tntang
ISPA dan pneumonia serta pencegahan kasus pneumonia dengan penekanan pada perbaikan
lingkungan perumbahan. 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Pneumonia adalah inlamasi pada paru yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Pneumonia
juga bisa disebabkan oleh terhirup cairan, bahan kimia atau isi lambung. Pada pneumonia,
kantung udara di paru akan terisi dengan cairan/pus, hal ini akan menggaggu kerja paru untuk
mentransfer oksigen ke dalam darah.5
2.2 Epidemiologi Pneumonia
Setiap tahun , >2 juta anak dibawah 5 tahun meninggal karena pneumonia, dan lebih dari
155 juta kasus pneumonia terjadi pada anak-anak setiap tahunnya diseluruh dunia. Data CDC
tahun 2006, di AS, 525 bayi dan anak-anak dibawah 15 tahun meninggal karena pneumonia dan
infeksi saluran pernafasan bagian bawah.2
2.2 Klasifikasi Pneumonia
Adapun klasifkasi Pneumonia : 2,5
Community-acquired pneumonia (CAP), tipe pneumoni yang paling sering terjadi,

disebabkan oleh bakteri, virus dan organisme lain .


Hospital-acquired pneumonia (HAP). Terjadi setidaknya 48 jam setelah seseorang

tersebut masuk rumah sakit.


Aspiration pneumonia, terjadi pada orang ketika cairan atau iritan lain terhirup ke dalam

paru.
Opportunistic pneumonia, terjadi pada orang dengan imunitas yang rendah .contohnya:
AIDS,kanker ,dll)

2.4 Etiologi
Penyebab pneumonia yang paling sering adalah infeksi yang disebabkan oleh:2,3
Bakteri : penyebab yang paling sering pada dewasa, contoh: Streptococcus pneumoniae
Virus : Pada anak-anak, contoh: Haemophilus influenzae
Mycoplasma
Organisme oportunistik : contoh: Pnemocystis carinii, pneumonia pada orang dengan
AIDS
2.5 Faktor resiko
2

Anak dengan daya tahan tubuh yang lemah,misalnya pada malnutrisi atau pada anak yang
tidak mendapat ASI eksklusif. Infeksi HIV dan campak juga dapat meningkatkan resiko terkena
pneumonia serta factor-faktor lingkungan seperti polusi udara, tinggal di lingkungan padat
perumahan dan orang tua yang merokok.3
2.6 Diagnosis
Diagnosis pneumonia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik dimana pada pasien
terdapat napas cepat yaitu pada anak umur 2 bulan 11 bulan > 50x/menit dan pada anak umur 1
tahun-5 tahun > 40x/menit. Selain itu dapat diagnosis pneumonia dapat diketahui dengan
pemeriksaan penunjang berupa hasil laboratorium yang menunjukkan peningkatan kadar leukosit
pada darah yang mengindikasikan telah terjadi infeksi. 1
2.7 Terapi
Pneumonia diterapi dengan antibiotik. Sebagian besar kasus diterapi dengan antibiotic
oral. Kotrimoksasol (4mg TMP/kg BB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari atau amoksisilin
(25mg/KgBB/kali) 2 kali sehari selama 3 hari. Bila anak disertai demam (>39 oC) yang
tampaknya menyebabkan distres berikan parasetamol. Bila terdapat secret kental ditenggorokan
yang tidak dapat dikeluarkan oleh anak hilangkan dengan alat penghisap secara perlahan.
Anjurkan pemberian ASI dan cairan oral. Jika anak tidak bisa minum, pasang pipa nasogastrik
dan berikan cairan rumatan dalam jumlah sedikit tetapi sering. 1,5

BAB III
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama

: An. MH

Umur

: 0 tahun 10 bulan

Berat badan

: 6 Kg

Jenis kelamin : Laki-laki


Tgl masuk

: 21/09/2013

Riwayat klinis : PBM via IGD pada pukul 08.45 WIB keluhan sesak nafas terus menerus sejak 1
hari SMRS. Demam (+), batuk (+), diare (-), makan (-), minum (-). Pasien memiliki riwayat
sesak nafas sejak umur 3 bulan dan pernah di rawat di RS dengan keluhan yang sama.
PEDIATRIC ASSESSMENT TRIANGLE
1.

Appearance (Penampilan)
Penampilan anak dapat dinilai dengan berbagai skala. Metode TICLS, yaitu meliputi:

Tonusitas

: Pasien bergerak aktif, tidak terdapat kelumpuhan otot

pada keempat
ekstremitas maupun tubuh.

Interactivenes : Pasien dalam keadaan sadar, rewel dan terus menangis

Consobillity

: Pasien terus menangis

Look

: Penglihatan pasien fokus, refleks pupil positif, isokor kiri dan

Speech

: Pasien menangis, suara tangisan normal, tidak terdapat suara

kanan

tangisan
yang melengking
Kesan : Penampilan tidak terganggu
2.

Breathing (Upaya napas)


Upaya napas merefleksikan usaha anak mengatasi gangguan oksigenasi dan ventilasi:
4

Suara nafas: merengek (+), menangis (+), gurgling, (-), snoring (-)

Posisi tubuh abnormal (-)

Napas cuping hidung (+)

Penggunaan otot pernafasan tambahan (+)

Retraksi interkostal (+)

Kesan: Upaya nafas terganggu


3.

Circulation (Sirkulasi)
Sirkulasi kulit mencerminkan kecukupan curah jantung dan perfusi ke organ vital:

Pucat (-), petechie (-)

Sianosis (-)

Mottling (-)

CRT < 3 detik

Kesan: Sirkulasi tidak terganggu


Kesimpulan PAT :

Dari PAT didapatkan pasien mengalami gawat nafas

PRIMARY SURVEY
5

Airway:
Evaluasi:
Look : tidak terlihat adanya sumbatan jalan napas
Listen : tidak terdengar suara napas abnormal seperti gargling dan snoring
Feel

: terasa aliran udara keluar dari saluran pernapasan

- Kesan: airway clear tidak ada gangguan jalan nafas


Breathing :
Evaluasi:
- Look

: Frekuensi napas 58x/menit, gerakan dada simetris, retraksi interkostal (+),


penggunaan otot bantu nafas (+), nafas cuping hidung (+), sianosis (-).

- Listen

: Ronki (+), wheezing (-)

- Feel

: Terasa aliran udara keluar melalui saluran pernapasan

Kesan

: Terdapat peningkatan frekuensi pernapasan pada pasien

Tindakan : Pemasangan O2 nasal kanul 2 L/menit


Nebulizer : ventolin / 1 jam
Reevaluasi :

RR: 40x/menit, retraksi interkostal (-), cuping hidung (-)

Circulation
Evaluasi:

- Frekuensi nadi 98 x/menit, nadi teraba kuat,reguler


- Akral tidak dingin
- Suhu : 37,8o C
- CRT < 2 detik
Kesan

: Sirkulasi tidak terganggu

Tindakan

: - IVFD glukosa 5% dan NaCl 0,9% mikro drip 20 gtt/menit

Disability
AVPU : Pain (GCS : 15)
Pupil isokor (3mm/3mm), Refleks cahaya (+/+)
Tanda-tanda lateralisasi (-)
Kesan: tidak terjadi penurunan kesadaran

Exposure

Petechie (-)
Hematom (-)
Ikterus (-)
Jejas (-)
Suhu : 37,8 0C
Tindakan

- Menyelimuti pasien untuk mencegah hipotermi


- Pemberian deksametason 3 x 1 mg (IV), PCT syr 3x1 cth 1, Ceftriaxon 2x500 mg
SECONDARY SURVEY
7

1.

Anamnesis (alloanamnesis)
- Keluhan utama : sesak nafas terus menerus sejak 1 hari SMRS. Demam (+), batuk (+),
diare (-) , makan (-), minum (-).
- Riwayat penyakit sekarang : satu hari SMRS pasien demam dan batuk, tidak mau
makan dan minum.
- Riwayat penyakit dahulu : pasien pernah mengalami gejala yang sama pada umur 3
bulan dan di rawat di rumah sakit.
- Riwayat penyakit keluarga : tidak ada keluarga yang memiliki riwayat sesak nafas atau
pun penyakit lainnya
- Riwayat kehamilan : hamil cukup bulan, lahir normal, BBL : 2800 gram panjang 48 cm,
saat hamil demam (-), DM (-), HT (-)
- Riwayat makan minum :
ASI
: 0-5 bulan
Susu formula : 5 bulan sekarang
- Riwayat imunisasi : Lengkap kecuali campak
- Riwayat pertumbuhan : berat badan sekarang 6 kg

2.

Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
: tampak sakit sedang
- Kesadaran
: composmetis
- Tanda vital:
HR : 98x/menit, isian cukup
RR : 58x/menit
Suhu : 37,8oC
- Kepala
: Rambut hitam lebat, tidak mudah dicabut, kaku kuduk (-)
- Wajah
: Tidak tampak pucat
- Mata
: Konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor dengan
diameter 3/3mm, refleks cahaya +/+
- Hidung
: Pernapasan cuping hidung (+)
- Mulut
: Bibir tidak kering, lidah tidak kotor dan tidak tremor, faring tidak
hiperemis
- Leher
: Pembesaran KGB (-) , Kaku kuduk (-)
- Thorax:
Inspeksi
: Bentuk dada kiri dan kanan simetris, gerakan pernafasan
simetris, retraksi supraklavikula (-), retraksi interkostal (+) dan penggunaan otot
bantu pernafasan (+)
Palpasi
: Vokal fremitus sulit dinilai
Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : ronki (+), wheezing (-)
- Abdomen:
Inspeksi
: perut tampak datar, venektasi (-)
8

Palpasi
Perkusi
Auskultasi

: supel, nyeri tekan epigastrium (-)


: timpani
: bising usus (+) normal

Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik


3. Pemeriksaan penunjang
-

Pemeriksaan laboratorium
Hb
: 9,5 gr/dl
Ht
: 30,4%
Leukosit
: 11,800/mm3
GDS
: 94 mg/dl
Ro Baby gram: terdapat infiltrat pada kedua peri hilar, pulmo bronkopeneumonia

Diagnosis kerja : Pneumonia berat + PJB asianosis


Diagnosis banding : Asma
1.

Observasi pasien dan pengobatan

Airway clear : Airway clear, tidak ada gangguan jalan nafas


Breathing

: RR: 40x/menit, retraksi interkostal (-), cuping hidung (-)

Circulation

: Frekuensi nadi : 98x/menit

Disability

: AVPU: Composmentis (GCS:15), pupil isokor (3mm/3mm), refleks cahaya (+/


+), tanda-tanda laterasi (-)

Exposure

: Petechie (-), Hematom (-), Ikterus (-), Jejas (-), suhu 37,8 0C
Menyelimuti pasien untuk mencegah hipotermi

2.

Rencana tindakan
Pasien An. MH termasuk pasien gawat dan darurat. Pasien harus dirawat dan dilakukan

pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan penyebab pneumonia dan dilanjutkan terapi akan
penyebab pneumonia.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari SMRS. Selain sesak pasien juga
mengeluhkan batuk dan ketika batuk kembali sesak, pasien juga mengeluhkan demam tidak
nafsu makan dan tidak mau minum. Pada primary survey, didapatkan RR: 58x/menit, frekuensi
nadi 98x/menit, suhu 37,8oC, pasien tidak mengalami penurunan kesadaran dengan skala AVPU
kategori composmentis. Tindakan awal pada pasien ini adalah pemasangan 0 2 nasal canul 2L,
pasien diberikan nebulizer ventolin/1 jam, deksametason 3x1 mg (IV), PCT syr 3x1 cth 1,
Ceftriaxon 2x500 mg. Setealah dilakukan nebulizer 2 kali sesak pasien berkurang dan RR
menjadi 40x/menit. Pada secondary survey ditemukan ronki, murmur pada auskultasi pari
ditemukan juga napas cuping hidung dan retraksi interkostal. Hasil RO baby gram menunjukkan
adanya infiltrat pada kedua peri hilar, pulmo bronkopeneumonia. Hasil laboratorium
10

menunjukkan nilai leukosit yang tinggi yaitu 11.800/mm3, hal ini menunjukkan terjadi infeksi
pada pasien ini.
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis pneumonia karena pada pasien ini didapatkan sesak
napas dan napasnya cepat yaitu 58x/menit dan pada dada pasien tampak retraksi interkostal dan
napas cuping hidung. Demam dapat terjadi akibat infeksi pada pasien ini. Hal ini didukung dari
pemeriksaan fisik paru yang menunjukkan adanya ronki dan murmur dan pemeriksaan
penunjang berupa adanya infiltrat pada kedua peri hilar, pulmo bronkopeneumonia pada rontgen
thoraks dan peningkatan leukosit pada pemeriksaan laboratorium. Meningitis disingkirkan
karena pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kaku kuduk.

DAFTAR PUSTAKA

1.

World Health Organization. WHO Hospital Care For Children, Guidelines for the
Management

2.
3.

of

Common

Illnesses

with

Limited

Resources.

http://www.who.int/child-adolescent-helath/
Medisource clinical team. Pneumonia.albuquerque journal health.2013.
Bradley,john S et.al. The Management of Community Acquired Pneumonia In
Infants and Children Older than 3 Months of Age : Clinical Practice Guidelines
by the Pediatric Infectious Disease Society and the Infectious Diseases Society of

4.

America. http://m.cidoxfordjournals.org/content/early/2011/08/30/cid.cir531.full
Setiyati.S. Faktor Risiko Pneumonia pada Anak Umur 1-3 Tahun di Wilayah
Puskesmas Kemrajen I Kabupaten Banyumas Tahun 2005. Skripsi. Universitas

5.

Diponegoro. 2005.
World
Health

Organization.

http://www.who.int/mediacenter/factsheetes/fs331/en/
11

Pneumonia.

12

Anda mungkin juga menyukai