Dalam kerangka umum dari tiga fase observasi kelas atau pendekatan pembelajaran
partnership, tidak ada satupun metode paling baik yang bisa digunakan. Ketika guru saling
mengobservasi sesamanya, kesemuanya mereka sering membutuhkan cara yang mudah untuk
memperoleh informasi pada topik dasar, seperti teknik bertanya, sedang atau tidak sedang
mengerjakan tugas, dan manajemen kelas. Biasanya guru lebih baik menyusun jadwal
observasinya sendiri, untuk mengantarkan mereka pada tujuan tertentu yang ingin mereka capai.
Dalam melakukan ini, biasanya guru memiliki cara sendiri dalam mengembangkan subjek
observasi dan kecocokan yang lebih antara focus observasi dan metode pengumpulan data.
Sebelum menyusun checklist pengamatan, sebaiknya ajukan pertanyaan terorganisir
untuk memperjelas tujuan observasi. Seperti ilustrasi pertanyaan pertanyaan ini:
OBSERVASI TERBUKA
Pada pendekatan ini, secara harfiah pengamat menggunakan kertas kosong untuk mencatat
pelajaran. Pengamat hanya menuliskan kata kunci tentang pelajaran atau menggunakan istilah
pribadi dengan tulisan cepat untuk membuat kata demi kata untuk menggambarkan keadaan
kelas. Sebagai contoh:
Guru: Turn 2 p. 46. Mary gave us y. ans. to q. 1.
Mary: WW II was partly t. result of unresolved conflicts of WW I.
Guru: Thats 1 pt. of the ans. John give us y. ans.
Tujuannya adalah untuk memudahkan rekonstruksi berikutnya dari pelajaran. Variasi dari
pendekatan ini adalah untuk mencatat peristiwa peristiwa hanya yang sesuai dengan kategori
tertentu atau judul tertentu, seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.1.
Pengamat harus mencatat informasi factual dan deskriptif.
Kemampuan mengajar
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
Presentasi
Pengajaran tak langsung
Pengajaran langsung
Suara
Strategi bertanya
Umpan balik
Bahan ajar
Ekspektasi
Gambar 7.1
1990).
Masalah pada pendekatan ini adalah bahwa hal itu sering tidak fokus dan dapat menyebabkan
penilaian dini. Cara terbaik untuk menangani pendekatan ini adalah untuk membuat catatan
terbuka sefaktual mungkin dan meninggalkan interpretasi sampai diskusi setelah pelajaran.
Karena sifatnya yang umum, penting untuk tetap konsisten pada setiap komponen dari siklus tiga
fase; jika tidak maka apa yang dimulai sebagai pendekatan untuk pengamatan bisa menghasilkan
monolog satu arah!
Maureen baru baru ini mulai meragukan efektivitas teknik interogasinya. Dia meminta
saya untuk mengamati ulasan pelajaran pada bagian Tanaman dan Benih yang baru saja
dia selesaikan.
Saya memutuskan untuk berkonsentrasi mengobservasi efektivitas teknik interogasinya
ketimbang mengobservasi konten pelajarannya. Saya juga memutuskan bahwa saya akan
berada dikelas hanya sebagai pengamat. Saya tidak akan berpartisipasi dalam pelajaran
dengan cara apapun. Saya merasa bahwa, seperti kebanyakan siswa di dalam kelas yang
pernah saya ajar sebelumnya dan karena saya bekerja dengannya dikelas selama periode
dua minggu, siswa akan terbiasa dengan dan nyaman saja dengan kehadiran saya di kelas.
Kami juga memutuskan untuk tidak menggunakan tape-recorder atau videotape sehingga
anak anak tidak terhambat atau terganggu. Maureen dan saya membahas cara yang
paling efektif untuk memonitor dan memutuskannya pada daftar checklist.
Saya diposisikan di kelas sehingga saya bisa langsung mengamati siswa tetapi sedikit
terpisah dari mereka. Saya melakukan sesuai kepentingan saya dan sesuai dengan tujuan
pengamatan, saya tidak akan menyebabkan siswa beralih fokus untuk melihat apa yang
saya lakukan. Dengan memisahkan diri sedikit dari kelompok, saya menyiratkan bahwa
saya tidak berpartisipasi dalam pelajaran. Maureen menegaskannya dengan mengatakan
kepada anak anak bahwa saya hanya akan mengamati kelas bukan mengamati tentang
Tanaman dan Benih. Seperti yang telah diprekdisikan, anak anak cenderung
mengabaikan kehadiran saya.
Ketika pertama kali kami masuk kelas, Maureen membiarkan kelas sekitar satu menit
berlalu sebelum ia mulai berbicara. Dia cepat cepat menjelaskan kehadiran saya
kemudian langsung melangkah ke dalam pelajaran. Dia mulai dengan memberikan
pertanyaan pertanyaan fakta yang langsung dapat dijawab oleh siwa berdasarkan
gambar yang diperlihatkan. Respon siswa awalnya lambat. Beberapa anak anak
menawarkan diri untuk menjawab beberapa pertanyaan awal. Lalu Maureen melanjutkan
pertanyaan pertanyaan fakta, anak anak menjadi lebih semangat dan bersemangat
untuk menjawab.
OBSERVASI TERPUSAT
Ketika pasangan guru telah memutuskan fokus observasi (misalnya teknik interogasi), mereka
biasanya kebingungan menentukan apa yang harus diamati dan untuk apa pengamatannya.
Mereka mungkin tidak mengetahui, misalnya, tingkatan pertanyaan apakah pertanyaan tersebut
tinggi atau rendah. Di lain hal, mereka mungkin telah memutuskan untuk menggunakan pujian di
kelas mereka, akan tetapi mereka kebingungan menentukan semua kemungkinan yang kiranya
muncul. Bahkan dengan kalimat seperti pengajaran yang efektif, mereka bingun apa
sebenarnya yang mereka ingin amati? Dalam situasi ini, mungkin akan membantu untuk
menggambarkan beberapa sumber eksternal untuk membantu memfokuskan observasi. Mungkin
apabila guru fokus kepada kegiatan bertanya akan menemukan bentuk pertanyaan seperti
ilustrasi pada Gambar 7.2.; atau guru yang tertarik pada pujian dapat menemukan daftar pujian
yang efektif dan tidak efektif (lihat Gambar 7.1.) Demikian pula, guru yang sedang
mendiskusikan pengajaran yang efektif dapat menemukan jadwal observasi, dari empat jenis
subjek, alat penelitian yang bermanfaat (lihat Gambar 7.2.)
Semua bentuk bentuk, aide-mmoires dan ringkasan penelitian bisa membantu selama
itu berkaitan dengan penilaian guru. Masalah akan muncul ketika checklist control fokus
pengamatan atau mendorong pengamat menjadi penilai. Ini adalah situasi lain ketika Lawrence
Stenhouse (1975: 142) memperingatkan bahwa spesifikasi tersebut dianggap bagus, tetapi belum
tentu benar dan tepat. Mereka ada untuk membantu fokus dan memperbaiki penilaian guru, tidak
menggantikannya. Hal ini juga bekerja seperti petunjuk yang harus disepakati dan dinegosiasikan
terlebih dahulu. Jika menggunakab kriteria tersirat dalam pengamatan maka hal tersebut juga
harus dinegosiasikan, dibagi, dan dipahami oleh semua pihak yang terlibat.