Anda di halaman 1dari 20

BUKU RANCANGAN PENDIDIKAN

MODUL HIPOTENSI ORTOSTATIK PADA PASIEN GERIATRI

Ilmu Penyakit Dalam


RS Saiful Anwar
FK Universitas Brawijaya Malang

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hipertensi ortostatik ditemukan pada usia lanjut yang
mendapat pengobatan obat hipertensi, terutama apabila ia pasien
DM. Dikatakan hipotensi ortostatik apabila perbedaan TD pada
posisi berbaring dengan posisi berdiri >20 mmHg sistolik atau>10
mmHg diastolik.
Hipotensi ortostatik juga sering mengalami komplikasi seperti
jatuh, fraktur sehingga meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Penyebab hipotensi ortostatik cukup banyak, antara lain kurangnya
cairan tubuh, disfungsi barorefleks, insufi siensi saraf otonom, obat
antihipertensi tertentu seperti penghambat reseptor alfa atau
penghambat beta. Penggunaan diuretik dan obat golongan nitrat
memacu terjadinya hipotensi ortostatik.
Gejala hipotensi ortostatik seperti rasa tidak stabil, riwayat
terjatuh, rasa oleng atau pernah pingsan, harus dipastikan dengan
pengukuran tekanan darah pada posisi berbaring, duduk dan berdiri
atau tegak. Diperlukan penyesuaian obat dan dosis agar keluhan
dapat berkurang atau tidak terjadi.
Dalam rangka menempuh pendidikan spesialis penyakit dalam
di fakultas kedokteran universitas brawijaya diberikan modul
hipotensi ortostatik sebagai rangkaian ilmu yang terintegrasi
dengan ilmu lain sebagai dasar kompetensi yang dicapai oleh dokter
penyakit dalam.
Modul Hipotensi ortostatik yang dirancang sebagai pendukung
pelaksanaan pendidikan spesialis penyakit dalam ini akan diberikan
pada tahap dasar selama 6 bulan semester pertama dengan beban
setara 4sks.
Tujuan
Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul Hipotensi ortostatik diharapkan
pesertadidik:
1
Menguasai kompetensi penyakit hipotensi ortostatik pada pasien
geriatri yang dibutuhkan sebagai dokter penyakit dalam.
2
Mampu memberikan terapi komperehensif dan efektif pada
kasus hipotensi ortostatik yang dihadapi.

Tujuan khusus
1. Mampu Mengidentifikasi dan menginterpretasikan
kemungkinan timbulnya hipotensi ortostatik berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
yang dilakukan
2. Menguasai Kriteria Diagnosis , pencegahan, tatalaksana dan
prognosis hipotensi ortostatik serta mampu melakukan
monitoring dan edukasi pada pasien hipotensi ortostatik
3. Melakukan kajian ulang terhadap adanya predisposisi dan
precipitasi faktor terjadinya hipotensi ortostatik
4. Menguasai pengetahuan tentang indikasi dan kontraindikasi
terhadap terapi yang diaplikasikan pada pasien

KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang dapat mengikuti modul praktik ini adalah
mahasiswa program pendidikan dokter spesialis ilmu penyakit
dalam FKUB RSSA

Karakteristrik Peserta Didik


Peserta Didik yang dapat mengikuti Modul Hipotensi ortostatik
adalah PPDS I Ilmu Penyakit Dalam FKUB pada tahap dasar pada
semester pertama program pendidikan

SASARAN PEMBELAJARAN
Sasaran Pembelajaran
Peserta didik dalam hal ini adalah peserta pendidikan dokter
spesialis ilmu penyakit dalam, sesuai standar mampu mengelola
mulai dari identifikasi masalah Hipotensi ortostatik lewat anamnesis,
pemeriksaan klinis, melakukan pengkajian, melakukan dan
merencanakan
pemeriksaan
penunjang,
menetapkan
masalah/diagnosis/disgnosis banding, menyusun rencana tatlaksana
pasien dengan memperhatikan aspek etika, sosial, ekonomi, agama
dan budaya, hingga menyusun rekam medik dengan mengacu pada
catatan rekam medik berdasarkan masalah, serta mampu
menjelaskan dasar masalah Hipotensi ortostatik, dasar penentuan
penyebab penyakit, dasar rencana penatalaksanaan yang rasional
berdasarkan etiologi dan patogenesis dan dasar rencana tindakan
pencegahan.
Sasaran pembelajaran penunjang
Diharapkan peserta PDS I memiliki kemampuan pada :
1 Pengetahuan :
a Mampu menjelaskan definisi, patofisiologi, diagnosis,
diagnosis banding, pencegahan komplikasi dan prognosis
Hipotensi ortostatik
b Mampu menjelaskan tata laksana komprehensif pada kasus
Hipotensi ortostatik
2 Sikap
a Menghargai keanekaragaman sifat, sikap dan selera pribadi
pasien
b Bersedia mempertimbangkan pemikiran serta usulan pasien
dalam pemeriksaan pasien dan merundingkan perencanaan
terapi Hipotensi ortostatik
c Menyadari pentingnya empati dalam tatalaksana Hipotensi
ortostatik
d Menyadari pentingnya pendekatan indisiplin
e Meyadari pentingnya mealkukan rujukan untuk kasus-kasus
tertentu kepada ahli terkait
3 Ketrampilan
a Menunjukkan sikap santun dan cara komunikasi efektif
b Melakukan langkah-langkah pengumpulan data mulai dari
anamnesis termasuk penilaian kejiwaan, pemeriksaan fisik,
membuat catatan rekam medis sesuai buku dan petunjuk
yang baku
c Melakukan analisis data dan sintesis untuk menetapkan
masalah Hipotensi ortostatik serta menetapkan rencana
pemeriksaan san pengobatan dasar
d Mengembangkan pola belajar mandiri

LINGKUP BAHASAN
Modul Hipotensi ortostatik memilki lingkup bahasan meliputi segala
problem terkait Hipotensi ortostatik pada pasien yang dihadapi
dengan mempertimbangkan segala aspek yang terkait.
Tabel Daftar Lingkup Bahasan yang akan dicapai peserta didik pada
modul Hipotensi ortostatik
Lingkup Bahasan

1 Keterampilan
identifikasi Hipotensi
ortostatik
2 Tata
laksana
Hipotensi ortostatik
3. Monitoring
terapi
Hipotensi ortostatik

3. Edukasi
pada
Hipotensi ortostatik
4. Diagnosis Hipotensi
ortostatik
pada
kondisi khusus

Pokok Bahasan

1
2
3
4

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan
Penunjang
Lainnya
1. Farmakologi
2. Non farmakologi
a. Melakukan pemantauan
penyakit penyerta atau
hal lain yang menjadi
penyabab
hipotensi
ortostatik
b. Melakukan pemantauan
terhadap mental status
melalui tanda tanda vital
c. Melakukan pemeriksaan
kognitif dan fungsional
berkala
untuk
semua
pasien usia lanjut lewat
pemeriksaan
atau
instrument yang ada
d. Monitoring
terhadap
faktor faktor pencetus
atau yang berkonstribusi
terjadinya
hipotensi
ortostatik sebelum dan
sesudah terapi
Tehnik
dan
informasi
edukasi penyakit
1. Home care nursing
2. Palliative care setting
3. Ethnic

Tingkat
Kemampu
an
3A

3A
3A

3A
3A

Daftar Keterampilan Klinis


Ketrampilan adalah kegiatan mental dan atau fisik yang
terorganisasi serta memiliki bagian-bagian kegiatan yang saling
bergantung dariu awal hingga akhir. Dalam pelaksanaan praktik
dokter, lulusan dokter spesialis penyakit dalam perlu menguasai
ketrampilan klinis yang akan digunankan mendiagnosis maupun
menjelaskan suatu masalah kesehatan. Ketrampilan klinis ini perlu
dilatihkan sejak awal pendidikan secara berkesinambungan hingga
akhir pendidikan. Pada setiap ketrampilan klinik ditetapkan tingkat
kemampuan menggunakan Piramid Miller (knows, knows how,
shows, does) yang diharapkan dicapai oleh peserta didik di akhir
pendidikan. Beriku ini tingkat kemampuan menurut Piramid Miller:
1. Tingkat kemampuan 1 (Knows) Mengetahui dan Menjelaskan
Lulusan dokter spesialis penyakit dalam mempunyai pengetahuan
teoritis termasuk aspek biomedik dan psikososial ketrampilan
tersebut sehingga dapat menjelaskan kepada pasien dan
keluarganya, teman sejawat serta profesi lainnya tentang prinsip,
indikasi dan komplikasi yang mungkin timbul. Ketrampilan ini
dapat dicapai melalui kuliah, diskusi, penugasan dan belajar
mandiri, sedangkan penilainnya dapat melalui ujian tulis
2. Tigkat Kemampuan 2 (Knows How) Pernah Melihat atau Pernah
Mendemonstrasikan
Lulusan dokter speislias penyakit dalam menguasai pengetahuan
teoritis dari ketrampilan ini dengan penekanan pada clinical
reasioning dan problem solving serta berkesempatan untuk
melihat, mengamati ketrampilan tersebut dalam bentuk
demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien dan
masyarakat. Pengujian ketrampilan tingkat kemampuan 2 dengan
menggunakan ujian tulis pilihan ganda atau penyelesaian kasus
secara tertulis dan atau lisan (oral test)
3. Tingkat Kemampuan 3 (Shows) Pernah melakukan atau pernah
menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter spesialis penyakit dalam menguasai teori
ketrampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak
psikososial ketrampilan tersebut, berkesempatan untukmmelihat
dan mengamati ketrampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi
atau pelaksanaan langsung pada pasien, serta berlatih
ketrampilan tersebut pada alat peraga dan atau standarized
patient.
Pengujian
ketrampilan
kemampuan
3
dengan
menggunakan OSCE atau OSATS
4. Tingkat kemampuan 4 (Does) Mampu melakukan secara mandiri

Lulusan dokter spesialis penyakit dalam dapat mmperlihatkan


ketrampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip,
inidkasi, langkah-langkah cara melakukan, komplokasi dan
pengendalian komplikasi,. Selain pernah melakukannya di bawah
supervisi, pengujian ketrampilan tingkat kemampuan 4 dengan
menggunakan workbooked assessment alinnya misalnya miniCEX, portfolio, logbook dsb.

METODE PENGAJARAN
Metode Pengajara modul Hipotensi ortostatik meliputi:
1 Keterampilan Identifikasi Hipotensi ortostatik
Tujuan
Pembelajaran

Memberikan kemampuan kepada peserta didik


untuk dapat mengidentifikasi masalah terkait
Hipotensi ortostatik berdasarkan pada kemampuan
anamnesis dan pemeriksaan fisik

Keterampilan
Interpersonal

Anamnesis :
Keluhan
utama:
kelelahan,
pingsan
dan
pandangan kabur ketika ada penurunan ringan
aliran darah otak
Riwayat penggunaan obat-obatan, alkohol, dan
kelainan
sistem
otonom,
neurologis,
kardiovaskuler serta endokrin
Gejala penurunan keringat, gejala yang berkaitan
dengan
gastroparesis,
inkontinensia,
dan
impotensi.

1)
2)
3)
4)

Pemeriksaan fisik:
Teknik standar untuk mengukur tekanan darah
ortostatik dan denyut nadi adalah sebagai berikut :
Mengukur tekanan darah dan denyut nadi setelah 5
menit berbaring.
Pasien berdiri selama 3 menit.
Mengukur kembali tekanan darah dan denyut nadi.
Bandingkan hasil pemeriksaan saat berbaring dan
berdiri.
Penurunan tekanan darah sistolik 20 mmHg
atau penurunan tekanan darah diastolik 10
mmHg dengan atau tanpa peningkatan denyut nadi
dianggap sebagai respon abnormal. Respon denyut
jantung terhadap perubahan postural dapat
memberikan informasi penting tentang penyebab
hipotensi ortostatik. Adanya perubahan minimal
pada denyut jantung (<10x/menit) dari posisi
berbaring ke posisi berdiri pada hipotensi
ortostatik,
menunjukan
penurunan
refleks
baroreseptor, sedangkan takikardia (peningkatan
denyut jantung >20x/menit) mengindikasikan

deplesi/penurunan volume intravaskular.


Adanya kecurigaan gangguan fungsi
memerlukan pemeriksaan neurologis

autonom

Pemeriksaan penunjang lainnya :


1) Lab: darah lengkap, kimia darah,
elektrolit
2) EKG, Echocardiografi
3) Heads up tilt table test
Keterampilan
Kontekstual

Pengetahuan
Klinis

Metode
Pembelajaran

Waktu yang
diperlukan

Tenaga Pengajar
yang terlibat
Metode Evaluasi
Referensi

serum

Pengetahuan komunikasi efektif


Epidemiologi dari gangguan Hipotensi ortostatik
Pemberdayaan keluarga/ orang-orang terdekat
dalam penanganan pasien secara holistik

Mengetahui diagnosis banding dari timbulnya


hipotensi ortostatik pada usia lanjut
Pengetahuan tentang predisposisi dan precipitasi
faktor dari hipotensi ortostatik
Mengetahui penyebab-penyebab obat yang sering
menginduksi terjadinya hipotensi ortostatik
Pengetahuan tentang risk faktor untuk timbulnya
hipotensi ortostatik
Mengetahui tentang kriteria diagnosis untuk
hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka
Evaluasi pasien ruangan penderita hipotensi
ortostatik
Evaluasi Pasien Jaga penderita hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka : 1-2 jam
Diskusi tutorial
: 1-2 jam
Diskusi kasus
: 1-2 jam
Stase ruangan
: 3-5 jam
Tugas Jaga
: 3-5 jam
Konsultan geriatri
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Peserta Program Pendidikan Spesialis-2
Ujian Tertulis
Mini Cx
1. PAPDI edisi VI 2014. Geriatri chapter
2. Hazzards geriatric medicine and gerontology
sixth edition McGrawHill Medical. 2009
3. Harrison principle of medicine 18th edition.
Mcgraw-hill profesiional. 2011

2 Keterampilan Tatalaksana Hipotensi ortostatik


Tujuan
Pembelajaran
Keterampilan
Interpersonal
Keterampilan
Kontekstual
Pengetahuan
Klinis

Memberikan kemampuan kepada peserta didik


untuk dapat melakukan tatalaksana Hipotensi
ortostatik
Keterampilan
melakukan
penatalaksanaan
Hipotensi ortostatik
Pengetahuan komunikasi
Pemberdayaan keluarga/ orang-orang terdekat
Nonfarmakologi

Metode
Pembelajaran

Pemberian
obat-obatan
yang
dapat
menyebabkan hipotensi ortostatik hendaknya
dikurangi atau dihentikan sama sekali.
Menghindari mengangkat beban yang berat dan
aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur
seperti berjalan cukup mampu mengurangi
timbulnya gejala.
Tidur dengan posisi kepala terangkat 30 cm
dan alas tidur.
Saat bangun dari tempat tidur jangan mendadak
tapi lakukan secara perlahan-lahan.
Pada penderita yang tidak memiliki penyakit
jantung, penambahan garam dalam menu
sangat berguna
Pada penderita hipotensi ortostatik setelah
makan, dianjurkan mempersering frekuensi
makan makanan ringan
Pembatasan aktivitas fisik segera setelah makan.

Farmakologis
1) Fludrokortison 0,1 mg per oral, dosis maksimal
tidak lebih dari 0,4 mg per hari
2) Midodrine 2,5 mg saat makan pagi dan siang,
kemudian ditingkatkan 2,5 mg perhari jika
terdapat respon terapi yang bagus
3) Eritropoietin
4) Vasokonstriktor
Kuliah tatap muka
Evaluasi pasien ruangan penderita hipotensi

Waktu yang
diperlukan

Tenaga Pengajar
yang terlibat
Metode Evaluasi
Referensi

ortostatik
Evaluasi Pasien Jaga penderita hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka : 1-2 jam
Diskusi tutorial
: 1-2 jam
Diskusi kasus
: 1-2 jam
Stase ruangan
: 3-5 jam
Tugas Jaga
: 3-5 jam
Konsultan Geriatri
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Peserta Program Pendidikan Spesialis-2
Ujian Tertulis
Mini Cx
1. PAPDI edisi VI 2014. Geriatri chapter
2. Hazzards geriatric medicine and gerontology
sixth edition McGrawHill Medical. 2009
3. Harrison principle of medicine 18th edition.
Mcgraw-hill profesiional. 2011

3 Keterampilan Monitoring Terapi Hipotensi ortostatik


Tujuan
Pembelajaran
Keterampilan
Interpersonal

Keterampilan
Kontekstual

Memberikan kemampuan kepada peserta didik


untuk dapat melakukan monitoring terapi Hipotensi
ortostatik
Melakukan pemantauan penyakit penyerta
atau hal lain yang menjadi penyabab
hipotensi ortostatik
Melakukan pemantauan terhadap tekanan
darah
Melakukan
pemeriksaan
kognitif
dan
fungsional berkala untuk semua pasien usia
lanjut lewat pemeriksaan atau instrument
yang ada
Monitoring terhadap faktor faktor pencetus
atau yang berkonstribusi terjadinya hipotensi
ortostatik sebelum dan sesudah terapi
Pengetahuan komunikasi
Pemberdayaan keluarga/ orang-orang terdekat

Pengetahuan
Klinis

Pengetahuan patofisiologi tentang pemberian terapi


hipotensi ortostatik dan efeknya

Metode
Pembelajaran

Kuliah tatap muka


Evaluasi pasien ruangan penderita hipotensi
ortostatik
Evaluasi Pasien Jaga penderita hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka : 1-2 jam
Diskusi tutorial
: 1-2 jam
Diskusi kasus
: 1-2 jam
Stase ruangan
: 3-5 jam
Tugas Jaga
: 3-5 jam
Konsultan Geriatri
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Peserta Program Pendidikan Spesialis-2
Ujian Tertulis
Mini Cx

Waktu yang
diperlukan

Tenaga Pengajar
yang terlibat
Metode Evaluasi
Referensi

1. PAPDI edisi VI 2014. Geriatri chapter


2. Hazzards geriatric medicine and gerontology sixth
edition McGrawHill Medical. 2009
3. Harrison principle of medicine 18th edition. Mcgrawhill profesiional. 2011

4 Keterampilan Edukasi pada Kasus Gangguan Nutrisi


Tujuan
Pembelajaran
Keterampilan
Interpersonal

Memberikan kemampuan kepada peserta didik


untuk dapat melakukan edukasi pada kasus
Hipotensi ortostatik
Mampu menjelaskan edukasi dengan menggunakan
model, foto-foto dan media lainnya kepada pasien
dan keluarga tentang penyakit, faktor pencetus dan
tindakan yang diderita

Keterampilan
Kontekstual

Pengetahuan
Klinis

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan


edukasi Hipotensi ortostatik
- Tingkat pengetahuan dan pendidikan pasien
- Sumber daya yang ada pada pasien

Komunikasi
metode evaluasi

Metode
Pembelajaran

Kuliah tatap muka


Evaluasi pasien ruangan penderita hipotensi
ortostatik
Evaluasi Pasien Jaga penderita hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka : 1-2 jam
Diskusi tutorial
: 1-2 jam
Diskusi kasus
: 1-2 jam
Stase ruangan
: 3-5 jam
Tugas Jaga
: 3-5 jam
Konsultan Geriatri
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Peserta Program Pendidikan Spesialis-1
Ujian Tertulis
Mini Cx

Waktu yang
diperlukan

Tenaga Pengajar
yang terlibat
Metode Evaluasi

1. PAPDI edisi VI 2014. Geriatri chapter


2. Hazzards geriatric medicine and gerontology
sixth edition McGrawHill Medical. 2009
3. Harrison principle of medicine 18th edition.
Mcgraw-hill profesiional. 2011

Referensi

5 Keterampilan Melakukan Diagnosis Hipotensi ortostatik


pada Kondisi Khusus (nursing home care)
Tujuan
Pembelajaran
Keterampilan
Interpersonal

Keterampilan
Kontekstual
Pengetahuan
Klinis

Metode

Memberikan kemampuan kepada peserta didik


untuk dapat melakukan diagnosis Hipotensi
ortostatik pada kondisi khusus
Mampu melakukan identifikasi pasien Hipotensi
ortostatik dalam setting tantangan nursing home
setting (perawatan di rumah), paliative setting
(terminal stage, end of life) dan terkait ethic
Pengetahuan komunikasi
Mampu membedakan kebutuhan pada penderita
home care nursing baik pada short term dan long
term care
Mengenali resiko apa saja yang muncul saat
pasein berada pasa terminal end life
Mengenali kekhususan tertentu pada kebiasaan
tertentu yang menyebabkan terjadinya hipotensi
ortostatik di suatu kelompok pasien
Kuliah tatap muka

Pembelajaran

Waktu yang
diperlukan

Tenaga Pengajar
yang terlibat
Metode Evaluasi
Referensi

Evaluasi pasien ruangan penderita hipotensi


ortostatik
Evaluasi Pasien Jaga penderita hipotensi ortostatik
Kuliah tatap muka : 1-2 jam
Diskusi tutorial
: 1-2 jam
Diskusi kasus
: 1-2 jam
Stase ruangan
: 3-5 jam
Tugas Jaga
: 3-5 jam
Konsultan Geriatri
Dokter Spesialis Penyakit Dalam
Peserta Program Pendidikan Spesialis-1
Ujian Tertulis
Mini Cx
1. PAPDI edisi VI 2014. Geriatri chapter
2. Hazzards geriatric medicine and gerontology
sixth edition McGrawHill Medical. 2009
3. Harrison principle of medicine 18th edition.
Mcgraw-hill profesiional. 2011

Sumber Daya
Matriks Kegiatan
Tabel I
Kegiatan Kuliah Hipotensi ortostatik PPDS I IPD UB
Waktu
Tempat
Pokok Bahasan
Minggu I

Minggu
II

Ruang
Pertemuan
I

Ruang
Pertemuan I

Narasumb
er

Keterampilan identifikasi masalah nutrisi


1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
4. Pemeriksaan Penunjang Lainnya

Dr Gadis

Terapi
1. Farmakologi
2. Non farmakologi

Dr Sri

Nurlaili,
Sp.PD
FINASIM

Sunarti,
Sp.PD
KGEH

Minggu
III

Ruang
Pertemuan I

Minggu
IV

Ruang
Pertemuan I

Minggu
V

Ruang
Pertemuan I

a. Melakukan
pemantauan
penyakit
penyerta atau hal lain yang menjadi
penyabab hipotensi ortostatik
b. Melakukan pemantauan
terhadap
mental status melalui tanda tanda
vital
c. Melakukan pemeriksaan kognitif dan
fungsional berkala untuk semua
pasien usia lanjut lewat pemeriksaan
atau instrument yang ada
d. Monitoring terhadap faktor faktor
pencetus atau yang berkonstribusi
terjadinya
hipotensi
ortostatik
sebelum dan sesudah terapi
Edukasi Tehnik dan informasi edukasi nutrisi

1. Home care nursing


2. palliative care setting
3. Ethnic

Dr Gadis
Nurlaili,
Sp.PD
FINASIM

Dr Sri
Sunarti
SpPD
Dr Gadis
Nurlaili,
Sp.PD
FINASIM

Minggu I-V
Kuliah + Diskusi
Minggu I-XXIV
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Jaga Ruangan

1 SKS =10 jam


kuliah +5 jam
diskusi = 15/16
3 SKS = 30 mnt x
5hari kerja x 24
mingu + 45 menit
x
2jagax24minggu

Sumber Daya Manusia


Departemen
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Ketua Modul

Nama Narasumber
Dr Sri Sunarti, Sp.PD KGEH

Anggota

Dr Gadis Nurlaili, Sp.PD FINASIM

Sarana dan prasarana


a. Waktu pembelajaran
Waktu yang dibutuhkan seluruh penyelenggaraan/ kegiatan
modul geriatri adalah 24 minggu. Dengan jam kuliah dan
b. Gedung/ ruangan/ kapasitas dan peralatan belajar

Ruang rawat Inap

2 ruang diskusi dengan kapasitas 10 orang dengan akses


wifi

c. Perpustakaan

1 ruang perpustakaan dengan kapasitas 10 orang

Anggaran
Anggaran

A. Honor koordinator

Nama
kegiatan

Honor
pembuat
dan
penangg
ung
jawab
modul

Ming
gu
ke

per
jam

Pelaks
anaan
(jam)

Jumlah
pertemu
an (kali
dalam
semingg
u)

SD
M
(ora
ng)

1-8.

Biaya (Rupia

Rp. 1.0
B. Honor Narasumber
Nama
kegiatan

Kuliah

Diskusi

Ming
gu
ke

per
jam

150,000

Pelaksa
naan
(jam)

Jumlah
pertem
uan
(kali
dalam
seming
gu)

SD
M
(ora
ng)

150,000

150,000

150,000

150,000

75.000

75.000

75.000

75.000

75.000

75.000

Biaya (RP)

Total
C. Bahan habis pakai
Nama
kegiatan

Ming
gu
ke

per
jam

Pelaks
anaan
(jam)

Jumlah
pertemu
an (kali
dalam
semingg
u)

SD
M
(ora
ng)

Bahan
habis
pakai

1-24

Biaya (RP)

2.

Rp
Total biaya pelaksanaan seluruh modul Geriatri

Rp. 2.7

Evaluasi Hasil Pendidikan


Bentuk

Sifat

Ujian
Anamnesis
,
Pemeriksa
an Fisik
dan
Kemampua
n Edukasi
Penilaian
afektif

Formatif

Ujian
pasien

Sumatif

Ujian Tulis
Logbook

Sumatif
Formatif

Sumatif

Instrume
n
Mini Cx

Frekuensi

Bobot

20%

Nilai Batas
Lulus
7 (skala 1-9)

360
degree
evaluation
Case
Based
Discussion
MCQ
Logbook

20%

4 (skala 1-5)

40%

7 (skala 1-9)

2
1

20%
-

80

Anda mungkin juga menyukai