Anda di halaman 1dari 10

Vol. 1 No. 2 Hal.

133 - 142
Juli Desember 2013

ISSN (Print) : 2337-6198


ISSN (Online) : 2337-618X

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa


dalam Skripsi Mahasiswa
(Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
Liesna Andriany
Dosen Kopertis Wilayah I Dpk. FKIP UISU Medan Jl. Sisingamangaraja Medan
E-mail: Liesna.andriany63@gmail.com, liesna.andriany@fkip.uisu.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengembangan model pembelajaran bahasa Indonesia
yang berdasarkan analisis pemakaian bahasa skripsi mahasiswa FKIP UISU Medan. Teori yang
digunakan meliputi kaidah Tata Bahasa Indonesia Baku, kaidah EYD, teori analisis kesalahan
berbahasa, dan teori analisis wacana. Metode penelitiannya menggunakan metode deskripsi
dengan sampel sebanyak 56 skripsi dari berbagai jurusan yang ada di FKIP UISU. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu (1) analisis kesalahan berbahasa dan (2) analisis wacana. Dari hasil
analisis menunjukkan bahwa pada semua skripsi yang diteliti ditemukan kesalahan berbahasa yang
mencakup semua aspek yang diteliti, yaitu kesalahan pemakaian tanda baca, kesalahan
penyusunan kalimat, dan kesalahan penyusunan paragraf. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pemakaian bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa FKIP UISU belum semuanya baik dan
benar. Berdasarkan analisis bahasa skripsi inilah dirancang model pembelajaran untuk mata kuliah
Bahasa Indonesia dan sekaligus dapat mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan mahasiswa sehingga kompetensi sebagai seorang sarjana sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai.
Kata kunci: kaidah EYD, model, tata bahasa Indonesia baku

I.

Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Bahasa Indonesia yang digunakan dalam skripsi mahasiswa adalah ragam bahasa baku, ragam
bahasa ilmiah. Perwujudannya dalam kalimat, paragraf, dan satuan bahasa lain yang lebih besar
mengungkapkan penalaran atau pemikiran yang teratur, logis dan masuk akal. Oleh sebab itu
pemakaian ragam bahasa baku dalam skripsi sangat mutlak. Matakuliah bahasa Indonesia hanya
diberikan 2 SKS, yang berarti satu bulan empat kali tatap muka dengan waktu kumulatif
sebanyak 400 menit per bulan. Namun bukan banyaknya waktu materi yang disajikan tetapi
sejauhmana kompetensi dapat dikuasai mahasiswa dalam waktu yang disediakan. Jadi
pemanfaatan waktu yang disediakan dalam pembelajaran merupakan usaha yang cukup
menentukan.
Oleh karena itu, matakuliah bahasa Indonesia pada tingkat perguruan tinggi dirasakan sangat
perlu ditangani secara serius, sekurang-kurangnya selama pendidikan di sekolah menengah atas
belum mampu menamatkan siswa dengan kompetensi bahasa Indonesia yang membanggakan.
Berdasarkan hal tersebut dengan demikian pemakaian bahasa baku, lebih-lebih dalam
pemakaian bahasa baku dalam skripsi sebagai bentuk karya ilmiah, penelitian Analisis
Pemakaian Bahasa Indonesia Skripsi mahasiswa dalam Rangka Pengembangan Model
Pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai Kelompok Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian
(MPK) perlu dilakukan.

133

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

2. Pembatasan Masalah
Permasalahan skripsi begitu luas dan kompleks. Penelitian ini hanya akan membatasi pada
persoalan kebahasaan. Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah kesalahan bahasa dilihat
dari tataran linguistik yang meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
paragraf.
Dalam melihat kesalahan bahasa dalam skripsi tersebut dipakailah acuan kaidah bahasa dan
ejaan. Jadi bersifat normatif. Hasilnya diharapkan dapat dipakai sebagai landas tumpu dalam
pengembangan model pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia dalam skripsi dilihat
dari tataran linguistik, yang meliputi:
a. Kesalahan penulisan ejaan dalam skripsi mahasiswa.
b. Kesalahan penyusunan kalimat dalam skripsi mahasiswa.
c. Kesalahan penyusunan paragraf dalam skripsi mahasiswa.
d. Pengembangan model pembelajaran Bahasa Indonesia
4. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada dosen pengasuh mata kuliah
Bahasa Indonesia berupa materi pengajaran untuk bahan ajar, dan model pembelajaran yang
tepat.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang objektif kepada mahasiswa
terutama tentang bentuk kesalahan yang sering muncul, sehingga kesalahan tersebut dapat
diantisipasi, dihindari dan dibetulkan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa
menulis skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
d. Penelitian ini bermanfaat untuk pembinaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
khususnya bahasa ilmiah.
II . Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Skripsi
Setiap mahasiswa pada jenjang strata satu yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
diwajibkan menulis karangan ilmiah dengan nama skripsi yang materinya cukup luas dan
mendalam pengulasannya. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib di tulis oleh mahasiswa S1
untuk melengkapi persyaratan pendidikan akademinya (Wibowo, 2003:65).
The Liang Gie (2002:119) menyatakan skripsi adalah suatu macam karya ilmiah yang
memaparkan sebuah pokok soal yang cukup penting dalam suatu cabang ilmu sebagai hasil
penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seseorang mahasiswa berdasarkan
penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat kelulusannya
sebagai sarjana.
Skripsi ditulis oleh mahasiswa bertolak dari fenomena kehidupan yang memunculkan
permasalahan untuk dipejari dan dicari jalan penyelesaiannya dengan cara diteliti oleh
mahasiswa. Hasil penelitian ini diolah, dibahas, dan diberi komentar, simpulan dan saran, sesuai

134

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

dengan tujuan penulis. Akhirnya laporan penelitian mahasiswa yang disebut skripsi ini harus
dipertanggungjawabkan dan dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian.
Penulisan skripsi dapat menjadi salah satu jawaban yang tepat dalam persoalan peningkatan
latihan menuangkan hasil pikiran ke dalam tulisan serta latihan berpikir dan bekerja ilmiah di
kalangan mahasiswa. Melalui penulisan skripsi, mahasiswa dilatih mengenal konsep, membuat
rencana penelitian, menjaring data serta menganalisis data untuk ditarik kesimpulannya. Setelah
diperikan kesimpulan hasil penelitiannya kemudian ditulis dalam bentuk laporan karya ilmiah
berupa skripsi.
Dalam membuat skripsi, mahasiswa harus memperhatikan beberapa syarat seperti, bentuk,
susunan, metodologi keilmuan, pembuktian, dan bahasa. Berbicara tentang bahasa dalam
skripsi, pemakaian ragam bahasa baku adalah mutlak. Hal ini senada dengan pernyataan
Kridalaksana (1975:15) bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam resmi yang digunakan
dalam keperluan resmi: wacana ilmiah, kotbah, ceramah, kuliah, dan berbicara dengan orang
yang dihormati. Termasuk penulisan skripsi yang bersifat imiah. Bahasa karya ilmiah (baca
skripsi) merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa ini sering juga disebut
dengan ragam bahasa baku, ragam ilmiah, ragam bahasa standar, atau ragam bahasa ilmu
2. Kaidah Bahasa Indonesia dan Ejaan
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini kajian pustaka ini akan mengarahkan kajiannya
terhadap ikhwal kaidah penyusunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kaidah ejaan, dan
penyusunan paragraf.
Menurut Parera (1990: 46-61) secara morfologis kata dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan
atas: kata dasar dan kata jadian (kata turunan). Sedangkan kata yang mengalami proses afiksasi
dapat dibedakan menjadi: kata berawalan, kata bersisipan, kata berakhiran, dan kata berkonfliks.
Kata yang mengalami reduplikasi meliputi: kata ulang suku kata awal disebut dwipurwa, kata
ulang utuh atau murni disebut dwilingga, kata ulang berubah bunyi disebut dwilingga salin
suara (vokal atau konsonan), dan kata ulang berimbuhan baik pada lingga pertama maupun
lingga kedua.
Pada pembentukan kalimat perlu diperhatikan faktor kalimat efektif, ciri-ciri kalimat efektif
menurut Akhadiah, dkk. (1993: 116) ialah memperhatikan (a) kesatuan, (b) kesejajaran bentuk,
dan (c) kehematan. Pembentukan kalimat hendaknya memperhatikan ciri-ciri tersebut.
Pemakaian ejaan yang benar merupakan salah satu faktor yang menentukan kesempurnaan
bahasa skripsi. Yang dimaksud ejaan adalah seperangkat kaidah yang mengatur cara
melambangkan bunyi ujaran, cara memisahkan atau menggabungkan lambang-lambang itu
dalam suatu bahasa (Finosa, 1991:79). Sejalan dengan pengertian di atas, Keraf (1975:30)
menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan daripada peraturan bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Ejaan untuk bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kaidah bahasa skripsi adalah EYD. Pembakuan bahasa skripsi berarti
juga standarisasi penulisannya. Standarisasi penulisan menyangkut berbagai hal. Standar artinya
baku, tetap, dan tidak berubah setiap saat. Ada kaidah-kaidah bahasa yang mantap. Kaidahkaidah bahasa inilah yang menjadi tolok ukur agar bahasa skripsi standar. Keseluruhan kaidah
EYD tersebut dapat ditemukan dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.

135

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

3. Analisis Kesalahan Berbahasa


Menurut Crystal (dalam Ruru dan Ruru, 1985:2) analisis kesalahan berbahasa (selanjutnya akan
disingkat menjadi anakes) adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan, mengklasifikasikan,
dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pembelajar
bahasa asing atau bahasa kedua dengan menggunakan teori-teori atau prosedur linguistik.
Corder (Richards, 1974:25) membedakan pengertian kekeliruan (mistake) dengan kesalahan
(error). Kekeliruan mengacu pada performansi dan bersifat okasional, karena faktor kelelahan,
tergesa-gesa, sedang marah dan sejenisnya. Sedangkan kesalahan (error) adalah sesuatu yang
diucapkan atau ditulis oleh seseorang yang tidak sadar (unconscious), membuat kesalahan dan
ia tidak dapat membetulkan kesalahan itu sendiri secara langsung. Setiap kata tertentu yang
digunakan baik secara lisan maupun tulis, kesalahan tersebut akan terulang kembali. Kesalahan
tersebut mengacu pada kompetensi, bersifat sistematis, ajek, dan mencerminkan
kekurangsempurnaan aplikasi terhadap kaidah-kaidah bahasa tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa Indonesia terletak
pada pemakaian aspek kebahasaan, karena tidak menerapkan kaidah bahasa Indonesia yang
baku atau standar.
4. Analisis Wacana
Analisis wacana menurut Kartomihardjo (1992) adalah cabang ilmu bahasa yang dikembangkan
untuk menganalisis suatu unit bahasa yang lebih besar daripada kalimat. Konsekuensinya
analisis wacana juga memperhatikan bahasa pada waktu digunakan dalam konteks sosial, dan
khususnya interaksi atau dialog antar penutur. Sejalan dengan pendapat Stubbs (dalam Oetomo
(1993:5) yang menyatakan bahwa analisis wacana merujuk pada upaya mengkaji pengaturan
bahasa di atas kalimat atau di atas klausa, dan karena itu mengkaji satuan-satuan kebahasaan
yang lebih luas, seperti pertukaran percakapan atau teks tertulis.
Wacana dapat dibedakan berdasarkan fungsi bahasa dan cara produksinya (Brown dan Yule,
1996:27). Berdasarkan fungsinya terdiri atas wacana transaksional dan wacana interaksional.
Wacana transaksional menekankan pada pengekspresian isi atau informasi yang ditujukan
kepada pembaca atau pendengar. Wacana interaksional menekankan pada fungsi bahasa untuk
menciptakan hubungan sosial dan personal pada pendengar atau pembaca, misalnya percakapan,
debat polemik, dsb. Dalam wacana transaksional bahasa berfungsi sebagai alat transmisi
informasi. Berdasarkan cara produksinya, wacana dibedakan teks tulis (written text) dan wacana
lisan (spoken discourse). Analisis wacana pada penelitian ini hanya berupa wacana tulis.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa sumber data yang berupa surat dinas
termasuk wacana tulis transaksional.
Suatu wacana dapat dianalisis dengan beberapa prinsip interpretasi yang dapat digunakan untuk
memahami maksud penulis atau penutur. Wahab (1991) mengemukakan dua prinsip untuk
menginterpretasikan wacana, yaitu prinsip lokalitas dan prinsip analogi.
Prinsip lokalitas dan prinsip analogi dalam analisis wacana ini sama dengan konsep koherensi
dalam paragraf. Sedangkan suatu wacana pada umumnya dipahami sebagai unit yang lebih
besar daripada kalimat, dapat berupa paragraf. Koherensi adalah suatu keadaan yang
menunjukkan bahwa kalimat yang disusun dalam suatu wacana dianggap mempunyai hubungan
timbal balik, walaupun tidak ada tanda linguistik atau piranti kohesi yang tampak, karena ada
wacana yang kohesif tetapi tidak koheren. Sebaliknya, ada wacana yang koheren tetapi tidak
kohesif. Dengan demikian dalam suatu wacana yang dipentingkan adalah tercapainya koherensi
bukan kohesi (Samsuri, 1987).

136

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

III. Metode dan Lokasi Penelitian


1.

Metode Penelitian

Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Karena tujuan utama yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk melukiskan keadaan yang sebenarnya dan mengumpulkan informasi
tentang keadaan nyata sekarang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di FKIP-UISU. Dipilihnya FKIP-UISU tempat penelitian karena
pertimbangan bahwa FKIP-UISU memiliki banyak program studi yang terdiri dari Prodi
Pendidikan Kimia, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan
Matematika, Prodi Pendidikan Sejarah, dan Prodi Pendidikan PPKN.

3. Populasi dan Sampel


a. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah skripsi mahasiswa FKIP UISU. Skripsi yang menjadi
sumber data penelitian ini adalah skripsi yang berada di perpustakaan FKIP UISU dengan tahun
skripsi 3 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010 2013 yang berjumlah 224 skripsi.

b. Sampel
Penentuan sampel pada penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (1996:107), bahwa apabila
subjek kurang 100 maka diambil semua sehingga disebut penelitian populasi, selanjutnya bila
populasinya besar dapat diambil antara 10 15% dan 20 25% atau lebih.
Berdasarkan jumlah populasi di atas relatif besar, maka tidak semua populasi diteliti. Hanya
sebanyak 56 skripsi (25%) yang dijadikan sample penelitian, yang ditetapkan secara
acak/random. Kelas yang menjadi pengembangan model adalah semester 2 program studi
Pendidikan Biologi.

4. Teknik Pengumpulan dan Analisis data


Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik studi dokumentasi.
Yang menjadi sumber data adalah Bab I (Pendahuluan) dengan dasar pertimbangan bahwa Bab
I sudah dapat mewakili gambaran penulisan skripsi tersebut dan setiap program studi
pembagian Bab I sama, yang dimulai dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Langkah
pengumpulan data sebagai berikut.
a. Peneliti mendaftar skripsi yang menjadi sampel dengan teknik acak.
b. Peneliti melakukan kodifikasi terhadap sumber data.
Teknik analisis data dengan menggunakan dua jenis analisis, yaitu (1) analisis kesalahan
berbahasa, dan (2) analisis wacana. Data tersebut kemudian ditelaah secara deskriptif dengan
langkah-langkah sebagai berikut.

137

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

a. Mengidentifikasi seluruh jenis kesalahan yang ada dalam skripsi. Pengidentifikasian data
didasarkan pada jenis kesalahan berbahasa dilihat dari tataran linguistik.
b. Mengklasifikasi kesalahan tersebut ke dalam kelompok tataran linguistic tertentu: ejaan,
pembentukan kata, pembentukan kalimat, pemilihan kata, dan penyusunan paragraf.
c. Menganalisis/menjelaskan kesalahan.
d. Menghitung frekuensi setiap tipe kesalahan.
e. Mengevaluasi kesalahan.
f. Merancang model pembelajaran Bahasa Indonesia
IV. Hasil Penelitian
1. Deskripsi analisis pemakaian ejaan dan pemakaian tanda baca.
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis data temuan kesalahan berbahasa Indonesia dalam
skripsi mahasiswa.
Hasil analisis pemakaian ejaan dan tanda baca pada penelitian ini terdiri atas (1) analisis
pemakaian tanda baca, meliputi tanda titik (.), tititk dua (:), titik koma (;), koma (,), hubung (-),
kurung (), garis miring (/), dan garis bawah, (2) analisis ejaan meliputi penulisan kata dasar,
kata turunan, kata depan, kata serapan, kata bilangan, dan penulisan hufur besar.
Dari hasil olahan data ditemukan bahwa jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dalam data
penelitian ini sebanyak 654. Sedangkan jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam
korpus data adalah 2414. Berdasarkan jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda titik
27,09%. Hasil analisis tanda baca tentang pemakaian tanda titik, dapat diketahui bahwa para
mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP UISU masih kurang memahami kaidah penggunaan
tanda titik.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dua dalam data penelitian sebanyak 348, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda titik dua 14,41%. Para mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam
penggunaan tanda titik dua. Persentase ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih kurang
memahami pemakaian tanda baca titik dua.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda koma dalam data penelitian ini sebanyak 462, sedangkan
jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam korpus data adalah 2414. Dilihat dari
jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda koma sebesar 19,13%. Berdasarkan analisis
ini dapat dikemukakan, bahwa kesalahan pemakaian tanda koma merupakan kesalahan tanda
baca yang masih dilakukan para mahasiswa. Hal ini membuktikan bahwa para mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam menerapkan kaidah pemakaian tanda baca koma.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik koma dalam data penelitian ini sebanyak 247,
sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase
kesalahan pemakaian tanda titik koma 10,23%. Berdasarkan analisis ini dapat dikatakan bahwa
kesalahan pemakaian tanda titik koma masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih
mengalami permasalahan dalam penggunaan tanda baca titik koma.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda hubung dalam data penelitian ini sebanyak 308, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda hubung12,75%. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan
pemakaian tanda hubung masih ada. Ini berarti bahwa para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam pemakaian tanda hubung.

138

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

Jumlah kesalahan pemakaian tanda kurung dalam data penelitian ini sebanyak 146, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda kurung 4,63%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian tanda kurung masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam pemakaian tanda kurung.
Jumlah kesalahan pemakaian garis bawah dalam data penelitian ini sebanyak 168. Sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian garis bawah 6,95%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian garis bawah masih ada. Yang berarti para mahasiswa masih mengalami
permasalahan dalam pemakaian garis bawah.
Jumlah kesalahan pemakaian garis miring dalam data penelitian ini sebanyak 115. Sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian garis miring 4,76%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian garis miring masih ada yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan
dalam pemakaian garis miring.
2. Deskripsi analisis penyusunan kalimat
Analisis kesalahan penyusunan kalimat ini terdiri atas (1) kesatuan, (2) kesejajaran, (3)
kehematan, dan (4) kesesuaian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas masing-masing
aspek.
Dari hasil analisis kesatuan kalimat, ditemukan 172 (24,25%) kalimat yang tidak ada kesatuan
isinya. Besarnya persentase tersebut menunjukkan bahwa para mahasiswa belum bisa menyusun
kalimat dengan baik dan benar.
Hasil analisis kesejajaran kalimat ditemukan 144 (20,10%) yang kehilangan kesejajaran.
Besarnya persentase tersebut memperlihatkan bahwa para mahasiswa masih belum mampu
menyusun kalimat dengan baik dan benar.
Dari seluruh kalimat yang dianalisis, ditemukan 208 (29,63%) kalimat yang tidak hemat. Dari
besarnya persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa belum dapat menyusun
kalimat efektif.
Dari 345 kalimat yang dianalisis diketahui 185 (26,09%) kalimat yang tidak sesuai dengan
ragam bahasa baku. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baku.
3. Deskripsi analisis kesatuan paragraf
Analisis kesalahan penyusunan paragraf ini terdiri atas: (1) kesatuan, (2) kepaduan (koherensi),
dan (3) pengembangan. Berikut ini akan dikemukakan masing-masing aspek tersebut.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 114 (34,13%) yang tidak memenuhi syarat
kesatuan. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf yang memiliki syarat adanya kesatuan.
aragraph.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 98 (29,34%) yang tidak koheren.. Berdasarkan
persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan
dalam menyusun paragraph yang memiliki syarat adanya kesatuan.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 122 (36,52%) yang tidak ada pengembangan.
Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam menyusun paragraph secara lengkap. Salah satu penyebab kesalahan tersebut
adalah tidak adanya pengembangan kalimat utama.

139

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan di atas ternyata pemakaian
bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa masih kurang baik, dan belum benar. Kesimpulan ini
didasarkan kenyataan bahwa hampir semua sampel skripsi ditemukan kesalahan berbahasa yang
mencakup semua aspek yang diteliti.
4. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Unsur-unsur pembentuk model pembelajaran bahasa Indonesia dirancang memiliki kerangka
konseptual yang mengorganisasikan pengalaman belajar dengan prosedur yang sistematis,
bermakna prospektif dan berorientasi masa depan dan didasari oleh gambaran pemakaian
bahasa skripsi mahasiswa, teori belajar dan teori instruksional, dan prestasi belajar yang
diinginkan. Selain itu perlu diperhitungkan keinginan pemberdaya lulusan, karakteristik materi,
dan pengalaman dosen untuk mencetak lulusan yang mampu bersaing secara kompetitif di dunia
kerja, merupakan indicator untuk membentuk model pembelajaran bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi.
Berangkat dari kesalahan pemakaian bahasa skripsi mahasiswa dikembangkan model
pembelajaran bahasa Indonesia, maka model pembelajaran yang akan dikembangkan perlu
dilandasi oleh teori belajar tertentu.
Model-model mengajar bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan berbasis kompetensi, yakni
proses dan prosedur melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang dapat mengoptimalkan
kegiatan mahasiswa. Untuk setiap model yang dibahas dikemukakan prosedur penggunaannya
serta prasyarat pembelajaran dan petunjuk penyusunan satuan pelajaran. Nama model
pembelajaran yang diberikan tidak sepenuhnya dari literatur asing.
Model mengajar langsung, model mengajar konstruktivistik, dan model mengajar integratif
sangat tepat digunakan. Sudah barang tentu penggunaan model-model mengajar tersebut
menuntut aktivitas dosen yang lebih tinggi, baik dalam pelaksanaannya maupun dalam
persiapannya. Ini berarti untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mahasiswa dengan KBK
diperlukan dan dituntut optimalnya tugas dan tanggung jawab dosen. Tanpa usaha dan aktivitas
dosen dalam memberikan bantuan dan stimulasi belajar, mustahil diperoleh aktivitas belajar
mahasiswa yang optimal.
Model pengajaran langsung pada hakikatnya hampir sama dengan model mengajar informasiekspositori. Mengingat model mengajar informasi-ekspositori dalam praktik di perkuliahan
masih dominan, diharapkan kelemahan dan kekurangan model ini dapat diatasi dengan model
pembelajaran langsung. Pada model pembelajaran langsung, informasi dosen yang disampaikan
baik melalui penjelasan maupun demonstrasi dapat diperkaya dengan pelatihan yang dilakukan
mahasiswa.
Model pengajaran konstruktivistik memusatkan aktivitas kepada mahasiswa. Aktivitas belajar
mahasiswa dalam model ini menggabungkan aktivitas individual dan aktivitas kelompok. Pada
model ini mahasiswa aktif menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya dengan
membuat pengertian yang berbeda lewat refleksi, pemecahan konflik dan dialog.
Model pengajaran integratif merupakan model mengajar yang meletakkan dasar-dasar berpikir
ilmiah, yakni berpikir teratur, logis, dan sistematis. Berpikir ilmiah dimulai dari pengajuan
masalah, pengkajian teori untuk merumuskan hipotesis, pengumpulan data untuk menguji
hipotesis, pengambilan kesimpulan, yakni penerimaan atau penolakan hipotesis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain. Materi tidak dipisah-pisahkan bahkan
perlu dikemas menjadi satu kesatuan. Langkah ini dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dan
arahan dosen.

140

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

V. Simpulan dan Saran


1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa pemakaian bahasa Indonesia dalam
skripsi mahasiswa masih kurang baik dan belum semuanya benar. Hal ini juga membenarkan
gambaran bahwa para mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP UISU masih mengalami
kesulitan dalam menerapkan bahasa baku. Kesimpulan ini berdasarkan kenyataan bahwa hampir
semua skripsi yang diteliti ditemukan kesalahan berbahasa yang mencakup semua aspek yang
dianalisis. Kesalahan berbahasa tersebut meliputi (1) penggunaan ejaan dan tanda baca, (2)
penyusunan kalimat, dan (3) penyusunan paragraf.
Berlandaskan gambaran pemakaian bahasa skripsi inilah disusun model-model pembelajaran
Bahasa Indonesia. Model yang dapat dikembangkan adalah model pembelajaran langsung,
model konstruktivistik, dan model integrative. Model pembelajaran langsung, model
pembelajaran konstruktivistik, dan model pembelajaran integratif dapat berlaku umum. Artinya,
dapat digunakan di berbagai tingkat dan pada setiap materi bahasa Indonesia, baik materi
kebahasaan, maupun materi keterampilan berbahasa.
2. Saran
Berdasarkan simpulan di atas diharapkan dosen bahasa Indonesia banyak memberi latihanlatihan menulis ilmiah dengan maksud kesalahan-kesalahan berbahasa tersebut dapat
diantisipasi, dihindari, dan dibetulkan sehingga kompetensi sebagai seorang sarjana sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional dapat tercapai.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dosen bahasa Indonesia dapat mengetahui materi yang perlu
ditekankan pada pembelajaran dan sekaligus dapat mengembangkan model pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Daftar Pustaka
Akhadiah, Sabarti dkk. 1993. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga.
Alwi, Hasan dkk. 1998. tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1988. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia.
Barnet, S. dan Stubbs M. 1997. Practical Guide to Writing. Boston: Toronto: Little, Brown and
Company.
Bloom, Benyamin S., Hastings, J.T. dan Madaus, G.F. (1971) Handbook on Formative and
Summative Evaluation of Student Learning. New York: Mc Grow-Hill.
Brown, Gillian and Yule, George. 1983. Discourse Analysis. Sidney: Cambridge University
Press.
Corder, Pit. 1981. Error Analysis and interlanguage. New York: Oxford University Press.
Gie, The Liang. 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Andi Offset.
Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Ende Flores: Nusa Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Jakarta: Balai Pustaka.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1987. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan. Jakarta: Depdikbud.

141

Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)

Sheal, Peter, 1989 dalam Direktorat Dikmenum, (2003).Bahan Penataran KBK.Jakarta:


Dikmenum.
Soedjito. 1990. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wildman and Burton dalam Schwier 7 Misanchuer (1994). Education Research. 4th Ed. New
York: Longman, Inc

142

Anda mungkin juga menyukai