133 - 142
Juli Desember 2013
I.
Pendahuluan
133
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
2. Pembatasan Masalah
Permasalahan skripsi begitu luas dan kompleks. Penelitian ini hanya akan membatasi pada
persoalan kebahasaan. Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini ialah kesalahan bahasa dilihat
dari tataran linguistik yang meliputi tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan
paragraf.
Dalam melihat kesalahan bahasa dalam skripsi tersebut dipakailah acuan kaidah bahasa dan
ejaan. Jadi bersifat normatif. Hasilnya diharapkan dapat dipakai sebagai landas tumpu dalam
pengembangan model pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan berbahasa Indonesia dalam skripsi dilihat
dari tataran linguistik, yang meliputi:
a. Kesalahan penulisan ejaan dalam skripsi mahasiswa.
b. Kesalahan penyusunan kalimat dalam skripsi mahasiswa.
c. Kesalahan penyusunan paragraf dalam skripsi mahasiswa.
d. Pengembangan model pembelajaran Bahasa Indonesia
4. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini, sebagai berikut:
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada dosen pengasuh mata kuliah
Bahasa Indonesia berupa materi pengajaran untuk bahan ajar, dan model pembelajaran yang
tepat.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang objektif kepada mahasiswa
terutama tentang bentuk kesalahan yang sering muncul, sehingga kesalahan tersebut dapat
diantisipasi, dihindari dan dibetulkan.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang kemampuan mahasiswa
menulis skripsi dengan menggunakan bahasa Indonesia baku.
d. Penelitian ini bermanfaat untuk pembinaan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
khususnya bahasa ilmiah.
II . Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Skripsi
Setiap mahasiswa pada jenjang strata satu yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi
diwajibkan menulis karangan ilmiah dengan nama skripsi yang materinya cukup luas dan
mendalam pengulasannya. Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib di tulis oleh mahasiswa S1
untuk melengkapi persyaratan pendidikan akademinya (Wibowo, 2003:65).
The Liang Gie (2002:119) menyatakan skripsi adalah suatu macam karya ilmiah yang
memaparkan sebuah pokok soal yang cukup penting dalam suatu cabang ilmu sebagai hasil
penelitian pustaka dan/atau lapangan yang dilakukan oleh seseorang mahasiswa berdasarkan
penugasan akademik dari perguruan tingginya untuk menjadi salah satu syarat kelulusannya
sebagai sarjana.
Skripsi ditulis oleh mahasiswa bertolak dari fenomena kehidupan yang memunculkan
permasalahan untuk dipejari dan dicari jalan penyelesaiannya dengan cara diteliti oleh
mahasiswa. Hasil penelitian ini diolah, dibahas, dan diberi komentar, simpulan dan saran, sesuai
134
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
dengan tujuan penulis. Akhirnya laporan penelitian mahasiswa yang disebut skripsi ini harus
dipertanggungjawabkan dan dipertahankan oleh penulisnya dalam suatu sidang ujian.
Penulisan skripsi dapat menjadi salah satu jawaban yang tepat dalam persoalan peningkatan
latihan menuangkan hasil pikiran ke dalam tulisan serta latihan berpikir dan bekerja ilmiah di
kalangan mahasiswa. Melalui penulisan skripsi, mahasiswa dilatih mengenal konsep, membuat
rencana penelitian, menjaring data serta menganalisis data untuk ditarik kesimpulannya. Setelah
diperikan kesimpulan hasil penelitiannya kemudian ditulis dalam bentuk laporan karya ilmiah
berupa skripsi.
Dalam membuat skripsi, mahasiswa harus memperhatikan beberapa syarat seperti, bentuk,
susunan, metodologi keilmuan, pembuktian, dan bahasa. Berbicara tentang bahasa dalam
skripsi, pemakaian ragam bahasa baku adalah mutlak. Hal ini senada dengan pernyataan
Kridalaksana (1975:15) bahwa bahasa Indonesia baku merupakan ragam resmi yang digunakan
dalam keperluan resmi: wacana ilmiah, kotbah, ceramah, kuliah, dan berbicara dengan orang
yang dihormati. Termasuk penulisan skripsi yang bersifat imiah. Bahasa karya ilmiah (baca
skripsi) merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia. Ragam bahasa ini sering juga disebut
dengan ragam bahasa baku, ragam ilmiah, ragam bahasa standar, atau ragam bahasa ilmu
2. Kaidah Bahasa Indonesia dan Ejaan
Sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini kajian pustaka ini akan mengarahkan kajiannya
terhadap ikhwal kaidah penyusunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kaidah ejaan, dan
penyusunan paragraf.
Menurut Parera (1990: 46-61) secara morfologis kata dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan
atas: kata dasar dan kata jadian (kata turunan). Sedangkan kata yang mengalami proses afiksasi
dapat dibedakan menjadi: kata berawalan, kata bersisipan, kata berakhiran, dan kata berkonfliks.
Kata yang mengalami reduplikasi meliputi: kata ulang suku kata awal disebut dwipurwa, kata
ulang utuh atau murni disebut dwilingga, kata ulang berubah bunyi disebut dwilingga salin
suara (vokal atau konsonan), dan kata ulang berimbuhan baik pada lingga pertama maupun
lingga kedua.
Pada pembentukan kalimat perlu diperhatikan faktor kalimat efektif, ciri-ciri kalimat efektif
menurut Akhadiah, dkk. (1993: 116) ialah memperhatikan (a) kesatuan, (b) kesejajaran bentuk,
dan (c) kehematan. Pembentukan kalimat hendaknya memperhatikan ciri-ciri tersebut.
Pemakaian ejaan yang benar merupakan salah satu faktor yang menentukan kesempurnaan
bahasa skripsi. Yang dimaksud ejaan adalah seperangkat kaidah yang mengatur cara
melambangkan bunyi ujaran, cara memisahkan atau menggabungkan lambang-lambang itu
dalam suatu bahasa (Finosa, 1991:79). Sejalan dengan pengertian di atas, Keraf (1975:30)
menyatakan bahwa ejaan adalah keseluruhan daripada peraturan bagaimana menggambarkan
lambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interaksi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa.
Ejaan untuk bahasa Indonesia adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa kaidah bahasa skripsi adalah EYD. Pembakuan bahasa skripsi berarti
juga standarisasi penulisannya. Standarisasi penulisan menyangkut berbagai hal. Standar artinya
baku, tetap, dan tidak berubah setiap saat. Ada kaidah-kaidah bahasa yang mantap. Kaidahkaidah bahasa inilah yang menjadi tolok ukur agar bahasa skripsi standar. Keseluruhan kaidah
EYD tersebut dapat ditemukan dalam buku Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan.
135
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
136
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
Metode Penelitian
Penelitian ini menerapkan metode deskriptif. Karena tujuan utama yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk melukiskan keadaan yang sebenarnya dan mengumpulkan informasi
tentang keadaan nyata sekarang.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di FKIP-UISU. Dipilihnya FKIP-UISU tempat penelitian karena
pertimbangan bahwa FKIP-UISU memiliki banyak program studi yang terdiri dari Prodi
Pendidikan Kimia, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Pendidikan Fisika, Prodi Pendidikan
Matematika, Prodi Pendidikan Sejarah, dan Prodi Pendidikan PPKN.
b. Sampel
Penentuan sampel pada penelitian ini mengacu pendapat Arikunto (1996:107), bahwa apabila
subjek kurang 100 maka diambil semua sehingga disebut penelitian populasi, selanjutnya bila
populasinya besar dapat diambil antara 10 15% dan 20 25% atau lebih.
Berdasarkan jumlah populasi di atas relatif besar, maka tidak semua populasi diteliti. Hanya
sebanyak 56 skripsi (25%) yang dijadikan sample penelitian, yang ditetapkan secara
acak/random. Kelas yang menjadi pengembangan model adalah semester 2 program studi
Pendidikan Biologi.
137
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
a. Mengidentifikasi seluruh jenis kesalahan yang ada dalam skripsi. Pengidentifikasian data
didasarkan pada jenis kesalahan berbahasa dilihat dari tataran linguistik.
b. Mengklasifikasi kesalahan tersebut ke dalam kelompok tataran linguistic tertentu: ejaan,
pembentukan kata, pembentukan kalimat, pemilihan kata, dan penyusunan paragraf.
c. Menganalisis/menjelaskan kesalahan.
d. Menghitung frekuensi setiap tipe kesalahan.
e. Mengevaluasi kesalahan.
f. Merancang model pembelajaran Bahasa Indonesia
IV. Hasil Penelitian
1. Deskripsi analisis pemakaian ejaan dan pemakaian tanda baca.
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis data temuan kesalahan berbahasa Indonesia dalam
skripsi mahasiswa.
Hasil analisis pemakaian ejaan dan tanda baca pada penelitian ini terdiri atas (1) analisis
pemakaian tanda baca, meliputi tanda titik (.), tititk dua (:), titik koma (;), koma (,), hubung (-),
kurung (), garis miring (/), dan garis bawah, (2) analisis ejaan meliputi penulisan kata dasar,
kata turunan, kata depan, kata serapan, kata bilangan, dan penulisan hufur besar.
Dari hasil olahan data ditemukan bahwa jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dalam data
penelitian ini sebanyak 654. Sedangkan jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam
korpus data adalah 2414. Berdasarkan jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda titik
27,09%. Hasil analisis tanda baca tentang pemakaian tanda titik, dapat diketahui bahwa para
mahasiswa khususnya mahasiswa FKIP UISU masih kurang memahami kaidah penggunaan
tanda titik.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik dua dalam data penelitian sebanyak 348, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda titik dua 14,41%. Para mahasiswa masih melakukan kesalahan dalam
penggunaan tanda titik dua. Persentase ini menunjukkan bahwa para mahasiswa masih kurang
memahami pemakaian tanda baca titik dua.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda koma dalam data penelitian ini sebanyak 462, sedangkan
jumlah seluruh kesalahan pemakaian tanda baca dalam korpus data adalah 2414. Dilihat dari
jumlah ini, persentase kesalahan pemakaian tanda koma sebesar 19,13%. Berdasarkan analisis
ini dapat dikemukakan, bahwa kesalahan pemakaian tanda koma merupakan kesalahan tanda
baca yang masih dilakukan para mahasiswa. Hal ini membuktikan bahwa para mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam menerapkan kaidah pemakaian tanda baca koma.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda titik koma dalam data penelitian ini sebanyak 247,
sedangkan data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase
kesalahan pemakaian tanda titik koma 10,23%. Berdasarkan analisis ini dapat dikatakan bahwa
kesalahan pemakaian tanda titik koma masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih
mengalami permasalahan dalam penggunaan tanda baca titik koma.
Jumlah kesalahan pemakaian tanda hubung dalam data penelitian ini sebanyak 308, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda hubung12,75%. Berdasarkan analisis ini dapat disimpulkan bahwa kesalahan
pemakaian tanda hubung masih ada. Ini berarti bahwa para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam pemakaian tanda hubung.
138
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
Jumlah kesalahan pemakaian tanda kurung dalam data penelitian ini sebanyak 146, sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian tanda kurung 4,63%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian tanda kurung masih ditemukan yang berarti para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam pemakaian tanda kurung.
Jumlah kesalahan pemakaian garis bawah dalam data penelitian ini sebanyak 168. Sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian garis bawah 6,95%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian garis bawah masih ada. Yang berarti para mahasiswa masih mengalami
permasalahan dalam pemakaian garis bawah.
Jumlah kesalahan pemakaian garis miring dalam data penelitian ini sebanyak 115. Sedangkan
data seluruh kesalahan tanda baca 2414. Berdasarkan jumlah tersebut, persentase kesalahan
pemakaian garis miring 4,76%. Berdasarkan analisis ini dapat dikemukakan bahwa kesalahan
pemakaian garis miring masih ada yang berarti para mahasiswa masih mengalami permasalahan
dalam pemakaian garis miring.
2. Deskripsi analisis penyusunan kalimat
Analisis kesalahan penyusunan kalimat ini terdiri atas (1) kesatuan, (2) kesejajaran, (3)
kehematan, dan (4) kesesuaian. Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan dibahas masing-masing
aspek.
Dari hasil analisis kesatuan kalimat, ditemukan 172 (24,25%) kalimat yang tidak ada kesatuan
isinya. Besarnya persentase tersebut menunjukkan bahwa para mahasiswa belum bisa menyusun
kalimat dengan baik dan benar.
Hasil analisis kesejajaran kalimat ditemukan 144 (20,10%) yang kehilangan kesejajaran.
Besarnya persentase tersebut memperlihatkan bahwa para mahasiswa masih belum mampu
menyusun kalimat dengan baik dan benar.
Dari seluruh kalimat yang dianalisis, ditemukan 208 (29,63%) kalimat yang tidak hemat. Dari
besarnya persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa belum dapat menyusun
kalimat efektif.
Dari 345 kalimat yang dianalisis diketahui 185 (26,09%) kalimat yang tidak sesuai dengan
ragam bahasa baku. Berdasarkan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baku.
3. Deskripsi analisis kesatuan paragraf
Analisis kesalahan penyusunan paragraf ini terdiri atas: (1) kesatuan, (2) kepaduan (koherensi),
dan (3) pengembangan. Berikut ini akan dikemukakan masing-masing aspek tersebut.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 114 (34,13%) yang tidak memenuhi syarat
kesatuan. Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih
mengalami kesulitan dalam menyusun paragraf yang memiliki syarat adanya kesatuan.
aragraph.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 98 (29,34%) yang tidak koheren.. Berdasarkan
persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami kesulitan
dalam menyusun paragraph yang memiliki syarat adanya kesatuan.
Dari 178 paragraf yang dianalisis, ditemukan 122 (36,52%) yang tidak ada pengembangan.
Berdasarkan persentase tersebut, dapat disimpulkan bahwa para mahasiswa masih mengalami
kesulitan dalam menyusun paragraph secara lengkap. Salah satu penyebab kesalahan tersebut
adalah tidak adanya pengembangan kalimat utama.
139
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
Berdasarkan hasil analisis data penelitian yang telah diuraikan di atas ternyata pemakaian
bahasa Indonesia dalam skripsi mahasiswa masih kurang baik, dan belum benar. Kesimpulan ini
didasarkan kenyataan bahwa hampir semua sampel skripsi ditemukan kesalahan berbahasa yang
mencakup semua aspek yang diteliti.
4. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Unsur-unsur pembentuk model pembelajaran bahasa Indonesia dirancang memiliki kerangka
konseptual yang mengorganisasikan pengalaman belajar dengan prosedur yang sistematis,
bermakna prospektif dan berorientasi masa depan dan didasari oleh gambaran pemakaian
bahasa skripsi mahasiswa, teori belajar dan teori instruksional, dan prestasi belajar yang
diinginkan. Selain itu perlu diperhitungkan keinginan pemberdaya lulusan, karakteristik materi,
dan pengalaman dosen untuk mencetak lulusan yang mampu bersaing secara kompetitif di dunia
kerja, merupakan indicator untuk membentuk model pembelajaran bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi.
Berangkat dari kesalahan pemakaian bahasa skripsi mahasiswa dikembangkan model
pembelajaran bahasa Indonesia, maka model pembelajaran yang akan dikembangkan perlu
dilandasi oleh teori belajar tertentu.
Model-model mengajar bahasa Indonesia yang dapat dikembangkan berbasis kompetensi, yakni
proses dan prosedur melaksanakan kegiatan belajar-mengajar yang dapat mengoptimalkan
kegiatan mahasiswa. Untuk setiap model yang dibahas dikemukakan prosedur penggunaannya
serta prasyarat pembelajaran dan petunjuk penyusunan satuan pelajaran. Nama model
pembelajaran yang diberikan tidak sepenuhnya dari literatur asing.
Model mengajar langsung, model mengajar konstruktivistik, dan model mengajar integratif
sangat tepat digunakan. Sudah barang tentu penggunaan model-model mengajar tersebut
menuntut aktivitas dosen yang lebih tinggi, baik dalam pelaksanaannya maupun dalam
persiapannya. Ini berarti untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mahasiswa dengan KBK
diperlukan dan dituntut optimalnya tugas dan tanggung jawab dosen. Tanpa usaha dan aktivitas
dosen dalam memberikan bantuan dan stimulasi belajar, mustahil diperoleh aktivitas belajar
mahasiswa yang optimal.
Model pengajaran langsung pada hakikatnya hampir sama dengan model mengajar informasiekspositori. Mengingat model mengajar informasi-ekspositori dalam praktik di perkuliahan
masih dominan, diharapkan kelemahan dan kekurangan model ini dapat diatasi dengan model
pembelajaran langsung. Pada model pembelajaran langsung, informasi dosen yang disampaikan
baik melalui penjelasan maupun demonstrasi dapat diperkaya dengan pelatihan yang dilakukan
mahasiswa.
Model pengajaran konstruktivistik memusatkan aktivitas kepada mahasiswa. Aktivitas belajar
mahasiswa dalam model ini menggabungkan aktivitas individual dan aktivitas kelompok. Pada
model ini mahasiswa aktif menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya dengan
membuat pengertian yang berbeda lewat refleksi, pemecahan konflik dan dialog.
Model pengajaran integratif merupakan model mengajar yang meletakkan dasar-dasar berpikir
ilmiah, yakni berpikir teratur, logis, dan sistematis. Berpikir ilmiah dimulai dari pengajuan
masalah, pengkajian teori untuk merumuskan hipotesis, pengumpulan data untuk menguji
hipotesis, pengambilan kesimpulan, yakni penerimaan atau penolakan hipotesis. Pembelajaran
bahasa Indonesia diintegrasikan dengan disiplin ilmu lain. Materi tidak dipisah-pisahkan bahkan
perlu dikemas menjadi satu kesatuan. Langkah ini dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dan
arahan dosen.
140
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
141
Liesna Andriany: Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemakaian Bahasa dalam Skripsi
Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa FKIP UISU Medan)
142