Gambaran konvulsi oleh striknin ini berbeda dengan konvulsi oleh obat yang
merangsang langsung neuron pusat. Sifat khas lainnya darikejang striknin
ialah kontraksi ekstensor yang simetris yang diperkuat oleh rangsangan
sensorik yaitu pendengaran,penglihatan dan perabaan. Konvulsi seperti ini
juga terjadi pada hewan yang hanya mempunyai medula spinalis. Striknin
ternyata juga merangsang medula spinalis secara langsung. Atas dasar ini efek
striknin dianggap berdasarkan kerjnya pada medula spinalis dan konvulsinya
disebut konvulsi spinal.
Gejala keracunan striknin yang mula-mula timbul ialah kaku ototmuka
dan leher. Setiap rangsangan sensorik dapat menimbulkan gerakan motorik
hebat. Pada stadium awal terjadi gerakan ekstensi yang masih terkoordinasi,
akhirnya terjadi konvulsi tetanik. Episode kejang ini terjadi berulang,
frekuensi dan hebatnya kejang bertambah dengan adanya perangsangan
sensorik. Kontraksi otot ini menimbulkan nyeri hebat,dan penderita takut mati
dalam serangan berikutnya. Obat yang paling bermanfaat untuk mengatasi hal
ini adalah diazepam, sebab diazepam dapat melawan kejang tanpa
menimbulkan potensiasi terhadap depresi post ictal, seperti yang umum terjadi
pada penggunaan barbiturat atau depresan non selektif lainnya.