PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan
salah
satu
organisme
yang
hidup
dan
berkembangbiak di alam ini selain hewan dan manusia. Tumbuhan ini ada yang
tergolong tumbuhan yang dapat membuat makanan sendiri dan ada pula yang
tidak dapat membuat makanan sendiri.
Sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang
kesehatan telah memulai pengembangan teknik-teknik dalam mengolah hasil
alam yaitu tumbuhan yang diyakini berkhasiat sebagai obat. Sehingga
mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia yang dapat berdampak negatif bagi
tubuh manusia. Hal ini juga dapat mensejahterakan masyarakat karena dapat
memperoleh obat yang harganya lebih terjangkau, bermutu, mudah didapat, dan
kurang atau tidak ada efek sampingnya . Adapun ilmu yang mempelajari
mengenai pemanfaatan obat dari bahan alam ini adalah Farmakognosi.
Farmakognosi adalah ilmu pengetahuan tentang obat-obatan alamiah.
Dalam buku Materia Medica diuraikan bahwa pharma (obat) dan cognitive
(pengenalan).
Jadi
farmakognosi
merupakan
cara
pengenalan
ciri-
Page 1
Taksonomi dari pada tanaman dan hewan dari mana bahan obat
tersebut diperoleh.
Penggunaan terapeutiknya.
Isi kimiawinya.
Dalam rangka menunjang pembelajaran farmakognosi maka pada tanggal 4
desember 2009 diadakan Praktik Kerja Lapangan bagi mahasiswa farmasi
Universitas Negeri Gorontalo yang memprogramkan mata kuliah ini. Adapun
PKL ini bertempat di desa Girisa Kecamatan Paguyaman Kabupaten Bualemo..
Pada PKL ini mahasiswa mengambil sampel di daerah gunung desa Girisa.
Pengambilan sampel dilakukan pada pukul 08.00-10.00 setelah itu seluruh
praktikan kembali di desa untuk mengolah sampel menjadi herbarium dan
simplisia guna dilakukan penelitian pada praktikum nantinya.
Untuk lebih jelasnya proses pengambilan sampel serta sampel yang
dijadikan herbarium dan juga sampel yang dijadikan simplisia serta cara
pembuatannya akan diuraikan pada bab-bab selanjutnya dalam laporan ini.
B. Tujuan
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam praktikum kerja lapangan ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai macam bahan alam ( tanaman yang
berkhasiat obat )
2. Mahasiswa dapat mengetahui berbagai manfaat bahan alam ( tanaman yang
berkhasiat obat )
3. Mahasiswa mengetahui teori serta cara membuat simplisia dan herbarium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Simplisia
Page 2
a. Pengertian
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami proses pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan (FI III : XXX).
b. Penggolongan
Materia Medika Indonesia halaman XXX, menjelaskan bahwa simplisia
terbagi atas tiga yaitu :
1. Simplisia nabati
Simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat
tanaman. Eksudat tanaman ialah isi sel yang secara spontan keluar dari
tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya,
atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari
tanamannya dan belum berupa zat kimia murni.
2. Simplisia hewani
Simplisa yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat berguna
yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.
3. Simplisia pelican (mineral)
Simplisia yang berupa bahan pelican (mineral) yang belum diolah dengan
cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
c. Tahap-Tahap Pembuatan Simplisia
1. Pengambilan Sampel
Ketentuan saat pemanenan atau pengambilan tumbuhan atau bagian
tumbuhan adalah sebagai berikut :
a. Biji
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah
atau sebelum semuanya pecah.
b. Buah
Pengambilan buah tergantung tujuan dan pemanfaatan kandungan
aktifnya. Panen buah bisa dilakukan saat menjelang masak, setelah
benar-benar masak (misalnya adas), atau dengan cara melihat
Page 3
g. Rimpang
Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.
h. Akar
Panen akar dilakukan pada saat proses pertumbuhan berhenti atau
tanaman sudah cukup umur (Ilmu Obat Alam : 25).
2. Penyortiran (segar)/sortasi basah
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 4
Page 5
meningkatkan
resiko
kerusakan
bahan,
sehingga
merangsang
3)
4)
5)
6. Pengeringan
Page 6
dapat
dilakukan
terhadap
simplisia
yang
sudah
Page 7
B. Herbarium
a. Pengertian
Herbarium adalah spesimen yang digunakan untuk studi taksonomi,
berupa tumbuhan segar yang masih hidup tapi biasanya berupa bahan
tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan dengan metode tertentu
(Taksonomi Umum ; 152-153).
b. Penggolongan
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
1.
Herbarium basah
Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah spesimen tumbuhan
yang telah diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari
berbagai macam zat dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat
pula ditempatkan zat-zat lain untuk tujuan-tujuan tertentu, untuk sejauh
mungkin mempertahankan warna asli bahan tumbuhan yang diawetkan.
Adapun bahan pengawet yang digunakan adalah formalin.
2.
Herbarium kering
Yaitu herbarium yang cara pengawetannya dengan cara dikeringkan.
Sebagian besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam
herbarium-herbarium di dunia ini diproses melalui pengeringan.
Pengeringan biasanya dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada
pertimbangan-pertimbangan lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim
penghujan, pengeringan tidak dapat berlangsung cepat sehingga bahan
yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh jamur (Bahan Ajar
Farmakognosi : 10 ).
c. Pembuatan
Herbarium dapat dibuat dengan tahap-tahap berikut :
1. Pembuatan herbarium kering
Mengambil salah satu tanaman atau bagian tanaman. Syarat-syarat
dalam pengambilan tanaman yaitu, tanaman harus lengkap.
Page 8
Page 9
Tutup rapat botol dan kemudian beri label yang berisi nama spesimen
tersebut dan familinya.
C. Uraian Sampel.
A. Jahe
1. Klasifikasi
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas
: Commelinidae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)
Genus
: Zingiber
Spesies
: Zingiber officinale Rosc.
2. Deskripsi
JAHE digolongkan ke dalam divisi Magnoliophyta (juga dikenal
dengan istilah Angiospermaae) yakni kelompok tumbuhan yang
berkembangbiak secara generatif berupa bunga. Divisi Magnolophyta dibagi
lagi ke dalam dua kategori yakni Magnoliopsida dan Liliopsida. Jahe sendiri
dimasukkan ke dalam karegori kedua yakni Liliopsida atau tanaman
monokotil atau berbiji tunggal. Tanaman monokotil ini terbagi lagi ke dalam
50.000 sampai 60.000 jenis.
Jahe sendiri dimasukkan lagi ke dalam bangsa Zingiberales atau
bangsa tumbuhan berbunga. Kemudian secara mendetil, jahe dimasukkan lagi
ke dalam suku Zingiberaceae atau temu-temuan. Suku ini terdiri dari 50 genus
yang tersebar lagi ke dalam kurang lebih 1000 jenis/spesies. Genus jahe
sendiri adalah Zingiber atau herba obat. Sementara itu urutan taksonami
terakhir jahe adalah Zingiber officinale.
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 10
B. Mengkudu
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Anak kelas : Sympatalae
Bangsa: Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga / genus : Morinda
Jenis / spesies : Morinda citrifolia L.
2. Morfologi tumbuhan
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8 cm. Batang berkayu, bulat,
kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal, bulat telur, ujung dan
pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga majemuk, bentuk bongkol,
bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol, permukaan tidak teratur, berdaging,
panjang 5-10 cm, hijau kekuningan.
3. Kandungan kimia
Buah mengkudu mengandung skopoletin, rutin, polisakarida, asam askorbat,
-karoten, 1-arginin, proxironin, dan proxeroninase, iridoid, asperolusid,
iridoid antrakinon, asam lemak, kalsium, vitamin B, asam amino, glikosida,
dan juga glukosa. Selain itu juga dikandung senyawa-senyawa seperti,
morindon, rubiadin, dan flavonoid.
C. Temulawak
1. Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Keluarga : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 11
2. Deskripsi
Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m
tetapi kurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang
terbentuk dengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap
batang mempunyai daun 2 9 helai dengan bentuk bundar memanjang
sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai
gelap, panjang daun 31 84cm dan lebar 10 18cm, panjang tangkai daun
termasuk helaian 43 80cm.
Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang
tangkai 9 23cm dan lebar 4 6cm, berdaun pelindung banyak yang
panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga
berwarna putih berbulu, panjang 8 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung
dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar
memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau
merah, panjang 1.25 2cm dan lebar 1cm.
D. Daun Miyana
1. Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class
: Dicotyledoneae
Ordo
: Solanales
Familia
: Labiate
Genus
: Coleus
Spesies
: Coleus Hybridus
Page 12
BAB III
METODE KERJA
A. Alat
1. Simplisia
a. Pisau
b. Gelas Kimia
c. Blender
d. Surat Kabar
2. Herbarium
a. Pisau
b. double tip
c. Surat Kabar
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 13
B. Bahan
1. Simplisia
a. Alkohol
b. Air Panas
C. Sampel ( Jahe, Temulawak, dan Mengkudu )
2. Herbarium
a. Aqudest
b. Sampel ( Rumput dan daun Miana )
Cara Kerja
Page 14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Simplisia
Simplisia merupakan tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman
yang berkhasiat sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
kecuali dinyatakan lain berupa bahan alam yang telah dikeringkan. Pada
pembuatan simplisia ini diawali dengan pengambilan sampel yang berfungsi
sebagai obat baik itu akar, batang, daun, bunga, buah, biji, umbi dan rimpang.
Pengambilan biji dapat dilakukan pada saat mulai mengeringnya buah atau
sebelum semuanya pecah. Pengambilan buah tergantung tujuan dan
pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen buah biasa dilakukan menjelang
masak, setelah benar-benar masak, atau dengan cara melihat perubahan
warna/bentuk dari buah yang bersangkutan. Pemanenan bunga bergantung
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 15
dari tujuan pemanfaatan kandungan aktifnya. Panen dapat dilakukan pada saat
menjelang penyerbukan, saat bunga masih kuncup, atau saat bunga sudah
mulai mekar. Panen daun atau herba dilakukan pada saat proses fotosintesis
berlangsung maksimal, yaitu ditandai dengan saat-saat tanaman mulai
berbunga atau buah mulai masak. Untuk pengambilan daun, dianjurkan
diambil pada saat proses fotosintesis berlangsung. Pemanenan kulit batang
hanya dilakukan pada tanaman yang sudah cukup umur. Saat panen yang
paling baik adalah awal musim kemarau. Panen umbi dilakukan pada saat
akhir pertumbuhan. Panen rimpang dilakukan pada saat awal musim kemarau.
Panen akar dilakukan pada saat pertumbuhan berhenti atau tanaman sudah
cukup umur. Panen dilakukan terhadap akar umumnya akan mematikan
tanaman yang bersangkutan karena akar berfungsi untuk menguatkan tanaman
serta sebagai jalan pengangkutan air dan mineral dari tanah ke seluruh bagian
tumbuhan.
Setelah sampel diambil lalu disortasi basah yang dimaksudkan untuk
memisahkan sampel dari kotoran-kotoran yang ikut serta pada saat
pengambilan sampel. Lalu dilakukan pencucian dengan menggunakan air
yang mengalir contohnya air PAM atau air sumur hingga sampel benar-benar
bersih, lalu sampel dilakukan pengubahan bentuk dengan tujuan untuk
memperkecil luas permukaan sehingga proses pengeringan berlangsung lebih
cepat. Proses selanjutnya sampel dikeringkan dibawah sinar matahari dengan
menggunakan kain hitam sebagai penutup. Sampel tidak boleh berkontak
langsung dengan sinar matahari karena akan merusak aktivitas enzim. Setelah
kering sempurna sampel disortasi kering, dipisahkan sampel yang gosong atau
rusak akibat proses sebelumnya. Kemudian sampel dibuat menjadi 2 bentuk
yaitu haksel dan serbuk.
Haksel merupakan hasil dari tanaman setelah perajangan dan
pengeringan dan disimpan dalam botol kaca berukuran 60 ml, sedangkan
serbuk merupakan haksel yang dihaluskan dengan cara diblender untuk
Laporan Farmakognosi kelompok III
Page 16
Page 17
Page 18
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Simplisia merupakan tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman
yang berkhasiat sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun
kecuali dinyatakan lain berupa bahan alam yang telah dikeringkan.Pada
pembuatan simplisia ini diawali dengan pengambilan sampel yang
berfungsi sebagai obat baik itu akar, batang, daun, bunga, buah, biji, umbi
dan rimpang.
2. Herbarium merupakan tanaman yang telah dikeringkan. Tujuan dari
pembuatan herbarium ini yaitu untuk mengawetkan tanaman agar nanti
jika tanaman itu punah dapat dilihat morfologi dari tanaman itu.
B.
Saran
Page 19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid 1. Jakarta : Depkes RI, Ditjen POM
ANS, Thomas. 1989. Tanaman Obat Tradisional 1. Yogyakarta : Kanisius
Dalimartha, Setiawan dr. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 3. Jakarta :
Puspa Swara
Rasdianah, Nur. 2009. Bahan Ajar Farmakognosi I. Gorontalo : UNG
Rasdianah,Nur.2009.Penuntun Praktikum Farmakognosi I. Gorontalo : UNG
www.google.com//tanaman obat berkhasiat//diakses tanggal 24 desember 2009
www.plantfrom.com//tanaman obat indonesia//diakses tanggal 24 desember 2009
Page 20
LAMPIRAN
A. SIMPLISIA
B. HERBARIUM
Page 21
Page 22