Chapter II
Chapter II
KARYA ILMIAH
LAHUDDIN RANGKUTI
042401061
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2007
PERSETUJUAN
Judul
Kategori
: KARYA ILMIAH
Nama
: LAHUDDIN RANGKUTI
: KIMIA
Fakultas
Disetujui
Medan, Mei 2007
Komoisi Pembimbing
Pembimbing,
PERNYATAAN
ANALISA KADAR ASAM LEMAK BEBAS (ALB), KADAR AIR, DAN KADAR
KOTORAN PADA MINYAK KELAPA SAWIT HASIL OLAHAN PT MOPOLI
RAYA ACEH TAMIANG
KARYA ILMIAH
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang masing masing disebutkan sumbernya.
Lahuddin Rangkuti
042401061
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) di Pabrik bertujuan untuk
memperoleh minyak sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup
panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan tandan
buah segar (TBS) ke pabrik sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil sampingnya.
Berdasarkan peranan dan kegunaan minyak sawit baik pada industri pangan
maupun non-pangan, maka mutu hasil olahan harus selalu diawasi, sebab sangat
menentukan harga dan komoditasnya.
Industri pangan dan non-pangan selalu menghendaki minyak sawit dalam
mutu yang terbaik, yaitu minyak sawit yang dalam keadaan segar, asli, murni, dan
tidak bercampur bahan tambahan lain seperti kotoran, air, logam-logam (dari alat
selama dalam proses pengolahan).
Adapun mutu minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
Kadar Asam lemak Bebas (ALB), Kadar Air, dan Kadar Kotoran.
Berdasarkan hal tersebut di atas penulis berkeinginan dan tertarik membuat karya
ilmiah dengan judul : Analisa Kadar Asam Lemak Bebas (ALB), Kadar Air, dan
Kadar Kotoran Hasil Olahan PT. Mopoli Raya Aceh Tamiang.
1.2 Permasalahan
Kriteria mutu minyak kelapa sawit ditentukan oleh kadar Asam Lemak Bebas
(ALB), Kadar Air, dan Kadar Kotoran dengan standard
2,5 3 %, Air = 0,15 % dan Kotoran = 0,020 %. Untuk mendapatkan kadar ALB,
air dan kotoran yang diharapkan sesuai dengan standard, perlu dilakukan
pengendalian baik dari bahan baku, maupun proses pengolahan di pabrik.
Disini penulis mengambil permasalahan apakah kadar asam lemak bebas, air
dan kotoran pada Crude Palm Oil (CPO) hasil olahan PT. Mopoli Raya sesuai
dengan standard mutu Crude Palm Oil (CPO) yang ditetapkan oleh perusahaan. Dan
apabila kadar asam lemak bebas, kadar air, dan kadar kotoran tidak sesuai dengan
standard Nasional Indonesia apa yang akan dilakukan oleh pabrik untuk mengatasi
hal tersebut.
1.3 Tujuan
-
Untuk mengetahui mutu Crude Palm Oil (CPO) hasil olahan PT. Mopoli
Raya Aceh Tamiang.
Untuk melihat secara langsung penerapan ilmu kimia pada proses pengolahan
kelapa sawit di PT. Mopoli Raya Aceh Tamiang.
1.4 Manfaat
Meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi penulis tentang proses
pengolahan tandan buah segar menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan hal-hal yang
dapat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit sehingga dapat diketahui bagaimana
cara mengatasinya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
pengolahan dan penyeragaman kualitas tandan maka ketepatan kriteria matang panen
yang didasarkan pada kandungan dalam tandan semaksimal mungkin.
Tujuan dari budidaya kelapa sawit ialah untuk memproduksi minyak dan inti
sawit. Oleh sebab itu ukuran yang dipakai bukan berat tandan per Ha, akan tetapi
jumlah minyak dan inti sawit per Ha. Kandungan minyak sebagai ukuran
kematangan dianjurkan agar buah yang dipanen adalah buah brondol, akan tetapi hal
ini tidak memungkinkan karena mengalami kesulitan pengutipan brondolan dan
kemungkinan besar persentase asam lemak bebas akan semakin tinggi.
2.2.1
Asam lemak merupakan karboksilat alifatik. Asam lemak terutama terdapat sebagai
ester di dalam lemak dan minyak alami, tetapi juga sebenarnya ditemukan dalam
bentuk tidak teresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yaitu bentuk transfor yang ada
di dalam plasma darah. Asam lemak yang terdapat dalam bentuk alami biasanya
merupakan derivat rantai lurus dan mengandung atom karbon dalam jumlah yang
genap karena senyawa tersebut disintesis dari dua karbon. Rantai tersebut bisa
berupa rantai jenuh (tidak mempunyai ikatan rangkap) atau rantai tidak jenuh
(mengandung satu atau lebih ikatan rangkap).
kimianya antara lain asam lemak bebas (ALB), kadar air, dan kotoran serta logamlogam yang diukur berdasarkan spesifik standar mutu internsional.
Tabel 1. Standar Mutu CPO dan PKO
Prameter
CPO
ALB %
Air %
Kotoran %
DOBI
Standar
lama
<5,0
<0,2
<0,02
-
Standar baru
Special Quality
Regular
<3,0
<0,2
<0,02
>2,5
<,5,0
<0,2
<0,02
>2,1
PKO
ALB %
<5,0
<2,0
<4,0
Air %
<0,2
<0,2
<0,2
Kotoran %
<0,02
<0,02
<0,02
Sumber : Lubis, Adlin, Prospek Pengembangan Industri Pengolah Kelapa
Sawt.
Minyak yang bermutu tinggi mempunyai kadar asam lemak bebas (ALB)
kurang dari 3%. Apabila kadar asam lemak bebas (ALB) melebihi 5% maka minyak
sawit dikatakan bermutu rendah. Buah sawit yang telah matang yang melekat pada
tandan mempunyai kadar ALB 0,2 0,7% tetapi bila buah jatuh ke tanah kadar ALB
nya naik 1% dalam waktu 24 jam dan terus naik pada kadar 0,9% setiap hari. Maka
untuk mengatasi jatuhnya mutu minyak maka tandan buah sawit hendaklah dipanen
dalam masa yang tepat kematangannya.
2.3.1
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi mutu minyak kelapa sawit,
diantaranya :
C6
C8
C 10
C 12
C 14
C 16
C 18
= Asam stearat
C 24
= Asam lignoserat
C 18:1
C 18:2
C 20:4
Tabel 2. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit mentah dan minyak ini kelapa
sawit.
Minyak Kelapa Sawit
(%)
(%)
Asam Kaprilat
34
Asam Kaproat
37
Asam Laurat
46 52
Asam Mirisat
1,1 2,5
14 27
Asam Palmitat
40 46
6,5 9
Asam Stearat
3,6 4,7
1 2,5
Asam Oleat
39 45
13 19
Asam Linoleat
7 11
0,5 2
Asam Lemak
b. Kadar Air
Meskipun kadar asam lemak bebas rendah, tetapi ini belum menjamin
kemantapan mutu minyak kelapa sawit. Kemantapan minyak sawit harus dijaga
dengan cara membuang zat yang mudah menguap, air dalam hal ini merupakan salah
satu zat yang mudah menguap bila berada pada suhu di atas 1000C. Untuk
melakukan penguapan ini dapat dilakukan dengan peralatan yang modern.
10
c. Kadar Kotoran
Walaupun bahan baku minyak kelapa sawit selalu dibersihkan sebelum
digunakan pada industri yang bersangkutan, namun banyak yang beranggapan dan
menuntut bahwa kebersihan serta kemurnian minyak kelapa sawit merupakan
tanggung jawab sepenuhnya oleh pihak produsen.
Untuk mendapatkan minyak yang lebih baik dapat dilakukan dengan cara
membuang kotoran, hal ini dapat dilakukan dengan cara sentrifugasi, sedangkan
untuk minyak kasar yang jernih diolah lagi pada sludge sentrifugasi. Sehingga
apabila suatu perusahaan pengolahan minyak kelapa sawit dapat menekan kadar
kotoran dengan tingkat yang sekecil-kecilnya, maka minyak tersebut sudah memiliki
syarat menjadi minyak yang mantap.
2.3.2
11
BAB 3
METODOLOGI, DATA, DAN PEMBAHASAN
3.1 Metodologi
3.1.1
n-Heksan
Metylalkohol
Penolptalein
KOH 0,1 N
3.1.2
Buret
Erlenmeyer
Oven
Neraca Analitis
Gelas Ukur
Beaker glass
Desikator
Petridis
Penjepit tabung
Corong penyaring
12
3.1.3
Prosedur Analisa
13
Disiram sisa minyak dengan n-Hexan hingga tidak ada lagi sisa dalam beaker
glass.
Dibilas kertas saring dengan n-Hexan sampai kertas saring berwarna putih
bersih dari minyak. Sehingga hanya kotoran yang tinggal pada kertas saring
tersebut.
Dikeringkan kertas saring dalam oven pada suhu 1050C selama 1,5 jam
14
Normalitas
Volume
Sampel (gr)
KOH
Titrasi (ml)
As. Palmitat
As. Laurrat
As. Oleat
As. Stearat
30
3.0150
0.1 N
4.,5
3,82
2,98
4,20
4,23
Januaru
II
3.0405
0.1 N
4,7
3,95
3,09
4,35
4,39
2007
III
3.0154
0.1 N
4,1
3,48
2,71
3,83
3,86
4,4
3,75
2,92
4,12
4,16
Tanggal
Rata Rata
Kadar ALB =
Keterangan :
BM asam palmitat
= 256
BM asam laurat
= 200
BM asam oleat
= 282
BM asam stearat
= 284
NB. Analisa ini dilakukan pada minyak hasil olahan pada tangki penyimpanan tanggal
30 Januari 2007.
15
Brt smpl
Tanggal
(gr)
(gr)
oven (gr)
37,4236
10,3630
49,7866
10 Januari
0,092
2007
Kadar Air =
NB. Analisa ini dilakukan pada minyak hasil olahan pada tangki penyimpanan
tanggal 10 Januari 2007.
Brt kertas
saring awal
saring akhir
(gr)
(gr)
0,3187
0,3149
Kadar kotoran
Brt
Tanggal
(%)
sampel (gr)
10 Januari 2007
Kadar Air =
10,2485
0,037
Berat ker tas saring awal Berat ker tas saring akhir
X 100%
Berat sampel
NB. Analisa ini dilakukan pada minyak hasil olahan pada tangki penyimpanan
tanggal 10 Januari 2007.
16
3.3 Pembahasan
Dari analisa yang dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kadar asam lemak
bebas, kadar air, dan kadar kotoran adalah sebagai berikut : Untuk analisa kadar
asam lemak bebas pada CPO I sebesar 3,82%, CPO II sebesar 3,95%, dan pada CPO
III sebesar 3,48%. Untuk analisa kadar air sebesar 0,092%. Analisa ini dilakukan
pada tanggal 10 Januari 2007. dan analisa kadar kotoran diperoleh sebesar 0,033%.
Dari analisa dan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Mopoli
Raya Aceh Tamiang layak bersaing dipasaran, karena sudah memenuhi standar yang
ditetapkan perusahaan yang juga telah sesuai dengan standar mutu ekspor Indonesia,
yaitu untuk asam lemak bebas maksimum sebesar 5%, untuk kadar kotoran sebesar
0,5%, dan untuk kadar kotoran sebesar 0,05%.
17
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesmpulan
Pabrik kelapa sawit PT. Mopoli Raya Aceh Tamiang telah memenuhi standar mutu
minyak kelapa sawit, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan dan
standar mutu ekspor Indonesia, yaitu maksimum 5% untuk asam lemak bebas, 0,2%
untuk kadar air, dan 0,02% untuk kadar kotoran.
4.2. Saran
Untuk lebih meningkatkan hasil dan mutu dari minyak kelapa sawit, maka perlu
diperhatikan dan ditingkatkan pengendalian mutu dan pengawasan terhadap produksi
dan parameter parameter seperti Asam Lemak Bebas (ALB), kandungan Air, dan
kadar kotoran sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih memuaskan lagi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Proses
3. Lubis A.U. dan P.M. Naibaho. 1995. Prosfek Pengembangan Industri Hilir
Pengolah Kelapa Sawit. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.
5. Satyawibawa dan Yustina, E.W. 1992. Kelapa Sawit. Penerbit Penebar Swadaya,
Jakarta.
6. Tim Penulis, PS. 1992, Kelapa Sawit, Usaha Budaya, Pemanfaatan Hasil dan
Aspek Pemasaran, Cetakan I, Penerbit Swadaya, Jakarta.