Anda di halaman 1dari 24

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang

Lantai

Pelat

PELAT
BETON BERTULANG

Dasar-dasar Struktur Pelat


Pelat struktur bidang datar, yang semula bidang tengah (Midplane)
-nya datar dan setelah mengalami beban tegak lurus padanya
akan mengalami lenturan
Asumsi dan syarat-syarat a.l.:
o

Beban tegak lurus pada bid.


Tengah atau berupa momen

deformasi ke arah sb. z kecil


(<< h)

material

bersifat

homogen,

isotropik,linier elastik
o

memenuhi asas Bernoulli dan


Navier

h << a dan b

Batas tepi pelat:


- garis lurus
- garis lengkung
- kombinasi garis lurus dan garis lengkung

21

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Tumpuan pelat (boundary condition)


- tanpa tumpuan (tepi bebas)
- tumpuan sederhana (sendi, rol)
- tumpuan jepit

Persamaan Deferensial untuk Pelat yang mengalami lentur :

q = beban merata pada pelat


w = perpindahan dalam arah sumbu Z (~ lendutan pelat)
K = konstanta kekakuan lentur pelat
E = modulus elastisitas bahan
= Poissons Ratio
Analisis Struktur Pelat:
1. Eksak/Analitis:
Penyelesaian Persamaan Deferensial dengan memperhatikan syaratsyarat batas
(Boundary Conditions).

o Hanya dapat dilakukan untuk keadaan yang sederhana (beban merata,


geometri sederhana, tumpuan seragam / tidak kompleks)
o

Kurang sesuai untuk kebutuhan praktis

2. Cara Pendekatan:
Metoda ini didasarkan pada prinsip-prinsip mekanik: Virtual Work dan Tenaga
Potensial Elastik Minimum
2.1

Pendekatan dengan diskretisasi


a. Metoda Beda Hingga (Finite Defference Method)
b. Metoda Elemen Hingga (Finite Element Method)

22

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Penyelesaian Metoda ini pada umumnya menggunakan cara numerik


2.2

Metoda pendekatan dg fungsi pendekatan global

2.3

Metoda pendekatan berdasarkan teori plastis (yield line theory)

Metode Analisis Struktur Pelat pada Peraturan Beton:


Untuk kebutuhan praktis, di dalam Peraturan Beton diberikan cara pendekatan untuk
analisis pelat dalam bentuk tabel, koefisien, atau metoda hitungan yang sederhana.
1. Tabel Koefisien Momen (PBI 1971)

2. Koefisien dan Metoda Pendekatan menurut SK SNI 03-2847-2002


2.1

Pelat Satu Arah


Dengan koefisien menurut Ps. 10.3.(3)
Syarat2 berlaku:
o

Minimum terdapat dua bentang

Perbandingan panjang bentang yang bersebelahan L1 / L2 < 1,2 (dengan


L1 > L2)

Beban berupa beban terbagi rata

Batang prismatis

Beban hidup (kN/m) 3 x beban mati (kN/m)

Jika syarat tidak terpenuhi dengan Analisis Struktur yang lazim

23

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

2.2

Pelat

Pelat Dua Arah


o

Metoda Perecanaan Langsung (Direct Design Method)

Metoda Portal Ekivalen (Equivalent Frame Method)

Jenis-jenis Struktur Pelat Beton Bertulang:


Berdasarkan konfigurasi tumpuan dan berdasarkan perbandingan ukuran sisi-sisinya,
pelat beton bertulang dibedakan menjadi:
1. Sistem pelat satu arah:
o

Plat yang ditumpu pada dua sisi yang berseberangan

Plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan panjang/lebar > 2

24

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Beberapa Contoh

25

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai
2.

Pelat

Sistem pelat Dua arah:


o

Plat yang ditumpu pada 4 sisinya, dengan perbandingan panjang/lebar 2

Beberapa Contoh :

26

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

27

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Perencanaan & Perancangan Struktur Pelat Satu Arah


1. Analisis Struktur untuk mendapatkan momen dan gaya geser
Dengan cara-cara pendekatan, Seperti telah disebutkan di muka !
Tebal pelat:
tergantung dari persyaratan:- lendutan
o

Lentur

Geser

Tebal minimum (h) Untuk


Pembatasan Lendutan
Dua Tum.
Sederhana

Pelat massif
L/20
satu arah
Balok
atau
Pelat Rusuk L/16
satu arah

Satu ujung
Menerus

Kedua Ujung
menerus

Kantilever

L/24

L/28

L/10

L/18,5

L/21

L/8

Lihat penjelasan SNI 03 2847 2002 Tabel 8

2. Dasar-dasar dan cara perancangan penampang:


Seperti pada struktur dg beban lentur (balok)
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dlm perancangan pelat:
o

Tebal pelat (karena batasan lendutan)

Persyaratan geser

Persyaratan lebar retak

Tulangan susut dan suhu

Batas prosentase tulangan min & maks

Tulangan Minimum:
SK SNI T-15-1991-03: As,min = (1,4/fy).bw.d

SK SNI 03-2847-2002
Nilai yang besar menentukan

Alternativ lain (Asmin tidak perlu di cek lagi): As,terpasang 4/3 . Asanalisis
Asmin tidak boleh kurang dari tulangan susut dan suhu.
Jarak antar tulangan (pusat kepusat)

3 x tebal pelat
50 cm

28

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Tulangan Maksimum:
Seperti halnya pada struktur dengan beban lentur lainnya, penulangan plat
direncanakan dg memenuhi persyaratan: As 0,75.Asb
Tulangan Susut dan Suhu:
Untuk sistem pelat satu arah (tulangan lentur terpasang hanya pada satu arah saja)
harus dipasang tulangan susut dan suhu pada arah tegak lurus tulangan lentur
tersebut:
o

dengan tulangan ulir/deform mutu 300: As,s+s 0,002 Ac

dengan tulangan ulir/deform atau jaring tulangan mutu 400: As,s+s 0,0018 Ac

dengan tulangan mutu > 400 (pada sy = 0,35%): As,s+s (0,0018.400/fy) Ac

Jarak antar tulangan susut & suhu (pkp)

5 x tebal pelat
50 cm

Contoh Hitungan :
Beton f`c = 15 Mpa
Baja tulangan fy = 240 Mpa
Balok 20/30
Beban:
- beban hidup = 2,0 kN/m2
- penutup lantai = 0,5 kN/m2

29

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Catatan: Penulangan pelat satu arah


Pada pelat satu arah dengan balok/dinding pendukung pada keempat sisinya,
harus dipasang tulangan momen negatif di atas tumpuan pada sisi pendek:
o

Pada tumpuan ujung: 50% dari tulangan momen negatif pd arah x (bentang
pendek)

Pada tumpuan tengah (menerus): 70% dari tulangan momen negatif pd arah x

30

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Struktur Pelat Dua Arah


Cara pendekatan untuk analisis pelat dua arah:
- Metoda Perencanaan Langsung (Direct Design Method)
- Metoda Rangka Ekivalen (Equivalent Frame Method)
Metoda lain:
berdasar pada teori plastis Teori Garis Luluh (Yield Line Theory)
Pelat empat persegi panjang, ditumpu
pada keempat sisinya oleh balok sangat
kaku atau dinding geser. Oleh beban
vertikal

pelat

cekungan.

melendut

Apabila

membentuk

sudut2nya

tidak

monolit dengan tumpuannya, daerah


sudut akan terangkat.
Distribusi momen pada pelat tergantung pada kekakuan relatif komponen struktur
tumpuan (balok) terhadap plat yang ditumpunya.
Ditinjau lajur AB dan DE pada masingmasing
tengah bentang panjang dan lebar.
Lendutan balok di atas tumpuan
sederhana
akibat beban merata:

Untuk lajur AB (panjang p) dan lajur DE


(panjang l) berlaku;

Lendutan satu titik harus sama, jadi:


AB=DE

31

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

METODA PERENCANAAN LANGSUNG


Metoda ini boleh digunakan sebagai cara pendekatan untuk analisis pelat lantai beton:

o dengan atau tanpa balok-balok pendukung


o beban vertikal (beban gravitasi, DL dan LL) terbagi merata
o

mempunyai denah yang teratur dan memenuhi syarat-syarat sbb.:


(1) Terdapat 3 atau lebih bentang dalam setiap arah
(2) Panel pelat berbentuk empat persegi panjang, dengan perbandingan sisi
panjang dan sisi pendek (diukur dari pkp tumpuan) 2
(3) Panjang bentang yang berdekatan (diukur dari pkp tumpuan) dalam setiap arah,
tidak boleh berbeda lebih dari 1/3 bentang terpanjang.
(4) Posisi kolom (pada sistim pelat tanpa balok) boleh meyimpang dari sumbusumbu kolom terdekat maksimum sejauh 10% dari panjang bentang dalam
arah peyimpangan.
(5) Jika terdapat balok-balok pendukung pada semua sisinya, kekakuan relatif
balok dalam dua arah yang saling tegak lurus harus memenuhi:

(6) Beban hidup tidak melebihi 2 x beban mati (kecuali jika LL yang sama besar
bekerja pada seluruh sistem plat pada waktu yang bersamaan).
(7) Redistribusi momen (SNI 03-2847-2002 ps. 10.4) tidak berlaku
Jika persyaratan tersebut di atas tidak terpenuhi hendaknya digunakan metoda
portal ekivalen (Equivalent frame method).

RANGKA PORTAL IDEALISASI


Dalam metoda ini digunakan rangka portal idealisasi yang diperoleh dengan
pemotongan fiktif vertikal pada seluruh bangunan di sepanjang garis tengah antara
kolom-kolom.

32

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat
Analisis

struktur

dilakukan pada rangka


portal

idealisasi,

yg

terdiri dari balok2 atau


plat
kolom2.

ekivalen

dan

Jadi

pelat

ditinjau sebagai bagian


dari balok-balok pada
rangka portal tersebut.

Panel yang ditinjau


dalam menghitung
Mo untuk arah
melintang bangunan
(sb.y)

33

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Karena simetris maka momen dan gaya geser di seluruh tepi segmen terpotong
bernilai sama.
Jika pada ujung2 A & B tidak terdapat tahanan, panel plat dapat dianggap sebagai
balok dengan tumpuan sederhana dalam arah bentang ln.
Dari FBD ini dapat dihitung Mo sbb.:

Selanjutnya Mo didistribusikan ke tumpuan


dan kelapangan

menurut

nilai

banding

kekakuannya:

PADA ARAH LONGITUDINAL (ARAH BENTANG YG DITINJAU)


(1)

Bentang dalam:

- Momen terfaktor negatif = 0,65 . Mo


- Momen terfaktor positif = 0,35 . Mo

34

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

(2) Bentang tepi (ujung): Mo didistribusikan menurut Tabel 13 SNI-03-2847-2002

MOMEN TERFAKTOR PADA LAJUR KOLOM:


Untuk plat interior lajur kolom harus direncanakan mampu memikul Momen negatif
sbb. (dinyatakan dalam % dari momen negatif terfaktor interior):
l2 / l1
1. l2 / l1=0
1. l2 / l11

0,5
75%
90%

1,0
75%
75%

2,0
75%
45%

Untuk plat eksterior lajur kolom harus direncanakan mampu memikul Momen
negatif sbb. (dinyatakan dalam % dari momen negatif terfaktor eksterior):
l2 / l1
1. l2 / l1=0
1. l2 / l11

0,5
100%

1,0
100%

2,0
100%

t 2,5
t = 0

75%
100%

75%
100%

75%
100%

t 2,5

90%

75%

45%

t = 0

Lajur kolom harus direncanakan mampu memikul momen positif sbb. (dinyatakan
dalam % dari momen positif terfaktor):
l2 / l1
1. l2 / l1=0
1. l2 / l11

0,5
60%
90%

1,0
60%
75%

2,0
60%
45%

MOMEN TERFAKTOR PADA BALOK:


Balok yang terdapat di antara tumpuan/kolom harus direncanakan mampu mendukung
momen sebesar:

35

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

85% momen terfaktor pada lajur kolom, apabila 1. l2 / l11

Interpolasi linier antara 0% - 85% momen terfaktor pada lajur kolom, apabila
0 < 1. l2 / l1 < 1,0.

MOMEN TERFAKTOR PADA LAJUR TENGAH:


-

Bagian dari momen terfaktor negatif dan positif yang tidak dipikul oleh lajur
kolom,harus dipikul oleh setengah lajur tengah di sebelah kiri-kanan lajur kolom
ybs.

Lajur tengah harus direncanakan mampu mendukung jumlah momen yang


disumbangkan oleh masing-masing setengah lajur tengah yang berdampingan.

MODIFIKASI MOMEN TERFAKTOR:

Momen terfaktor negatif dan positif boleh dimodifikasi sebesar 10%, asalkan
momen total terfaktor Mo untuk suatu panel dalam arah yang ditinjau tidak
kurang dari jumlah yang disyaratkan, yaitu:

w .l .l
M o u u n1
8

Ringkasan: Metoda Perencanaan Langsung

wq

Selanjutnya momen Mo yang telah didistribusikan ke arah longitudinal (searah bentang


yang ditinjau) tersebut, hasilnya didistribusikan ke arah tranversal (pada lajur kolom
dan lajur tengah) sbb.:

36

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Jika diantara kolom-kolom (tumpuan) terdapat balok monolit:

Jika diantara kolom-kolom (tumpuan) terdapat balok monolit:


maka balok ini harus direncanakan mampu menahan 85% momen pada lajur kolom
tsb. bila (1 l2/l1) 1,0; 15% sisanya didukung oleh pelat pada lajur kolom tersebut.
Untuk 0 < (1 l2/l1) < 1,0: bagian momen yang dipikul oleh balok dapat diinterpolasi
linier dari nol s/d 85%. Selain itu, balok harus juga memikul beban2 lain yang langsung
bekerja pada balok tsb., termasuk berat sendiri bagian balok yg menonjol di
bawah/atas pelat.
Distribusi momen arah tranversal pada lajur tengah.:
Sisa momen yg tdk dipikul oleh lajur kolom harus ditahan oleh setengah lajur tengah
kiri dan kanan (dibagi sec. proporsional). Sebuah lajur tengah harus direncanakan

37

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

mampu memikul jumlah momen yang disumbangkan oleh kedua setengah-jalurtengah yang bersebelahan.

Distribusi momen arah tranversal pada lajur tengah.:


Suatu lajur tengah yang berdekatan dan sejajar dengan suatu tepi yang ditumpu oleh
dinding harus direncanakan mampu memikul dua kali momen yang dibagikan pada
setengah lajur tengah yang berdekatan dengan baris pertama dari tumpuan dalam.

T
erdapat kesalahan dalam ketentuan distribusi momen arah tranversal pada sistim pelat
dua arah menurut SNI-03-2847-2002 Ps. 15.6.4).:

38

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Contoh Hitungan (1):


Sistim lantai tanpa balok, dengan kolom persegi, tinggi bersih tiap lantai 3,50m.
Hanya terdapat beban gravitasi: Beban mati 0,50 kN/m2, Beban hidup 2,4 kN/m2.
Mutu bahan fc = 30 Mpa, dan fy = 400 Mpa.

39

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

METODA PORTAL EKIVALEN (EQUIVALENT FRAME METHOD)


Jika hanya beban gravitasi yang bekerja pada pelat, maka analisis dapat
dilakukan menggunakan:
- Metoda Perencanaan Langsung (jika syarat2 lain juga dipenuhi), atau
- Metoda Portal Ekivalen
Jika terdapat beban lateral atau horisontal, analisis harus dilakukan dengan
Metoda Portal Ekivalen. Hasil analisis terhadap beban gravitasi (vertikal) dan beban
lateral dapat dikombinasikan untuk mendapatkan nilai akhir.
Perbedaan dengan Metoda Perencanaan Langsung hanya dalam perhitungan
untuk menentukan momen2 dlm arah longitudinal (arah portal yg ditinjau). Distribusi
momen2 ini ke arah tranversal dilakukan dengan cara dan koefisien2 yang sama
seperti yg digunakan pada Metoda Perencanaan Langsung.
Analisis dilakukan pada portal kaku ekivalen, yang diperoleh dg seolaholah
memotong bangunan pada arah vertikal tepat di tengah-tengah antara dua baris kolom
yang berdampingan, baik pada arah memanjang (arah x) maupun melintang (arah y)
bangunan.

Sebuah portal kaku


Ekivalen terdiri atas:

40

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat
1. Kolom-kolom

di

atas dan di bawah


pelat
2. Sistim

pelat

(dengan

atau

tanpabalok
Suatu pendekatan
permasalahan
3D !

Apabila Metoda Portal Ekivalen digunakan untuk analisis beban gravitasi dari
sitem pelat dua arah yg memenuhi batasan-batasan Metoda Perencanaan Langsung,
maka momen2 terfaktor yang diperoleh dapat dikurangi secara proporsional

41

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

sedemikian sehingga jumlah absolut momen positif dan negatif rata2 yang digunakan
di dalam perencanaan tidak melampaui nilai 1/8. wu. l2 .(ln)2
Kekakuan Torsi dan Balok Tranversal
Dalam metoda ini kolom-kolom dianggap dihubungkan dengan lajur plat-balok
oleh komponen puntir yang arahnya tranversal terhadap arah bentang yang sedang
ditentukan momennya. Kekakuan komponen puntir:

Menghitung momen pelat dengan tabel:


(misal: Tabel 13.3.1 dan 13.3.2 PBI-1971)
CONTOH:
Ukuran pelat: lx = bentang pendek

= 480 cm

ly = bentang panjang

= 720 cm

ly / lx = 1,5

Beban pelat: diperkirakan tebal pelat = 18 cm


beban mati

= 0,60 + 0,1824 = 4,92 kN/m2

beban hidup

= 5,00 kN/m2

beban total terfaktor

qu = 1,24,92 + 1,65 = 13,904 kN/m2

Pelat yang ditinjau merupakan panel tengah dan ditumpu balok-balok pada ke
empat sisinya tumpuan jepit pada keempat sisinya
digunakan Tabel 13.3.1, Pelat Tipe II

42

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

43

Bahan Ajar Struktur Beton Bertulang


Lantai

Pelat

Cara Penggambaran Penulangan Pelat

44

Anda mungkin juga menyukai