Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pancasila merupakan identitas diri dan ideologi bangsa Indonesia. Melalui pengertian
tersebut diharapkan bagi semua rakyat Indonesia untuk benar-benar membawa pancasila ke
dalam kehidupan sehari-hari mereka. Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila sudah
demikian baik sehingga akan sangat sejahtera Negeri ini jika rakyatnya mengamalkan nilai-nilai
pancasila.
Namun realita yang terjadi pada saat ini adalah hampir semua rakyat Indonesia meninggalkan
pancasila. Meninggalkan dalam artian banyaknya aktivitas atau kegiatan yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai pancasila. Seperti halnya kasus terorisme yang marak terjadi belakangan ini.
Terorisme sangat bertolak belakang dengan pancasila, tepatnya sila pertama, kedua dan ketiga.
Terorisme berkembang sangat cepat di Indonesia. Perekrutan anggota teroris terus berjalan
semakin cepat setiap tahunnya. Dalam merekrut anggota ,para teroris kerap kali menggunakan
modus untuk melakukan jihad. Para teroris banyak mengambil anak bangsa yang seharusnya bisa
menjadi pemenuh harap bangsa Indonesia. Tapi apa sebenarnya terorisme dan jihad itu? Apakah
benar jihad dilakukan dengan merusak fasilitas umum dan mengorbankan nyawa orang-orang tak
bersalah sehingga agama Islam pun mulai dinilai sebagai agama teroris? Bagaimanakah teroris
dalam kaitannya dengan pancasila?
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan terorisme dan jihad?
2. Apakah terorisme termasuk dalam jihad?
3. Bagaimanakah teroris dalam kaitannya dengan pancasila?
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Terorisme
Istilah terorisme pertama kali tercantum di kosa kata formal dalam suplemen dictionnaire
yang diterbitkan oleh Academie Francaise pada tahun 1798. Kata teror berasal dari bahasa
Yunani, Terrere yang berarti menciptakan ketakutan.
Berikut ini ada beberapa definisi dari terorisme :
1. Walter Laquer mengemukakan dalam bukuya yang berjudul The Age Of Terrorism ( 1987 )
bahwa No definition of terrorism can possibly cover all the varieties of terrorism that have
appeared throughout history ( Tidak ada definisi terorisme yang mungkin dapat menjelaskan

ragam terorisme yang muncul sepanjang sejarah ). Tidak pernah ada teks yang disepakati
bersama di tingkat internasional mengenai definisi terorisme, bahkan di kalangan negara-negara
yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
2. DR. Henk Houwling (Pakar ilmu hubungan internasional dari Universiteid van Amsterdam),
terorisme mengandung empat unsur strategis yaitu pelaku kejahatan, korban, penonton,
sasaran. Teror adalah digunakannya kekerasan sebagai alat komunikasi antara pelaku kejahatan
dengan sasaran ( target ) di muka umum.
3. Federal Bureau Investigation ( FBI ) Biro Investigasi Federal Amerika , terorisme adalah
tindakan kekerasan melawan hukum atau kejahatan melawan orang orang atau perbuatan
dengan mengintimidasi atau memaksa suatu pemerintah, warga sipil dan unsur masyarakat
lainnya dengan tujuan mencapai ( target ) sosial dan politik politik tertentu .
4. Definisi komprehensif terhadap terorisme yang disepakati secara akademis di PBB adalah
definisi yang dikembangkan pakar terorisme, A.P.Schmid untuk United Nations Crime Branch
( Bagian Kriminal di PBB ) pada tahun 1992 dikemukakan ;
( Terorisme adalah sebuah metoda menarik perhatian dengan aksi kekerasan secara terus
terus, oleh perorangan - secara semi tertutup , kelompok atau negara untuk tujuan idologi,
kriminal , maupun politik , terdapat perbedaan dengan pembunuhan tokoh tokoh utama tindak
kekerasan yang dialami sasaran bukan menjadi tujuan utama ( ada tujuan lanjutan ). Korban
langsung aksi teror dipilih secara acak ( sasaran memungkinkan ), atau yang sudah ditetapkan
( mewakili atau sasaran simbolis ) pada populasi tertentu, dan korban bertindak sebagai
pembawa pesan kaum teroris. Ancaman dan aksi kekerasan merupakan suatu proses komunikasi
yaitu terorisme ( organisasi ) korban (penduduk) sasaran utama , yang digunakan untuk
memanipulasi sasaran utama ( penduduk / pemirsa ) sehingga menjadi sasaran teror, sasaran
pemerasan , dan sasaran untuk mencari perhatian, tergantung dari tujuan aksi teror , baik
intimidasi , kekerasan atau propaganda ).
5. Kamus Besar Bahasa Indonesia, terorisme : Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan
ketakutan dalam usaha mencapai tujuan ( terutama tujuan politik ) ; praktik tindakan teror
Sedangkan menurut saya, terorisme adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh
sekelompok orang , individu atau Negara yang memiliki kepercayaan akan sesuatu yang sangat
tinggi dan tak jarang merupakan orang dengan kecerdasan diatas rata-rata, kegiatan atau aktivitas
tersebut berupa serangan, baik fisik maupun emosional pada sekelompok masyarakat yang dapat
menimbulkan perasaan takut yang berlebihan.
2.2 Pengertian Jihad
Jihad ( ) adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah atau

menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan para Rasul
dan Al-Quran. Jihad yang dilaksanakan Rasul adalah berdakwah agar manusia meninggalkan
kemusyrikan dan kembali kepada aturan Allah, menyucikan qalbu, memberikan pengajaran
kepada ummat dan mendidik manusia agar sesuai dengan tujuan penciptaan mereka yaitu
menjadi khalifah Allah di bumi.
2.4 Terorisme dan Jihad
Terorisme sama sekali tidak bisa dikatakan sebagai jihad, karena terorisme sendiri
merupakan kegiatan yang menimbulkan kesengsaraan dan ketakutan banyak orang yang tidak
bersalah dan sangat berbeda dengan jihad. Jihad bukanlah serangan atau peperangan salah satu
pihak saja melainkan harus adanya kesepakatan untuk melakukan perang sesuai dengan sunnah
Rasulullah saw. Sebuah serangan atau peperangan juga tidak sepantasnya dilakukan tanpa aksi
dari lawan yang memungkinkan menimbulkan reaksi.
2.5 Terorisme dan Kaitannya dengan Pancasila
Terorisme yang terjadi di Indonesia sekarang ini sudah sangat meresahkan rakyat. Tidak bisa
dihindari lagi jika nantinya timbul perasaan saling curiga antar rakyat karena teroris hampir
selalu muncul secara mendadak dan tak terduga bahkan tetangga atau saudara yang sudah sangat
dekat pun bisa jadi mereka seorang teroris.
Perekrutan anggota teroris dilakukan secara sembunyi-sembunyi, perlahan namun tetap tepat
bidik. Inceran anggota teroris biasanya adalah orang-orang yang terlalu fanatik terhadap agama
yang mereka yakini sehingga mereka menganggap bahwa terorisme adalah bentuk dari jihad.
Oknum yang melakukan perekrutan anggota selalu terlihat sangat baik di depan mata. Mereka
biasanya mengiming-imingi calon teroris dengan kegiatan jihad dan surga apabila telah berjihad.
Para calon kemudian diberi asupan-asupan perkataan yang bisa mencuci otak mereka sehingga
mereka akan dengan mudah diarahkan untuk melakukan kegiatan terorisme.
Terorisme telah diatur hukuman dan pelanggarannya dalam undang undang. Adapun undangundang yang mengatur tentang teroris adalah Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang disahkan menjadi
Undang-undang Nomor 15 tahun 2003 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Kegiatan teroris dan kegiatan lain yang bersifat mengganggu ketentraman masyarakat
sinkron dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kelima sila Pancasila terutama sila pertama
sampai ketiga. Kehadiran terorisme di dalam Negara Indonesia saat ini memunculkan anggapan
bahwa tidak semua orang beragama memiliki perilaku yang terpuji. Hal ini mencemari sila
pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan yang Maha Esa, karena sejatinya Tuhan (Allah) tidak
pernah sama sekali menyuruh umatnya untuk mendzalimi (melukai) diri sendiri, orang lain dan
lingkungannya. Apalagi teroris selalu menganggap tindakannya sebagai jihad dan
mengatasnamakan agama.

Sila selanjutnya yang bertolak belakang dengan terorisme yaitu sila kedua yang berbunyi
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Terorisme sendiri mengandung kata teror yang berarti
aktivitas atau kegiatan yang sengaja dilakukan untuk membuat orang lain merasa takut. Ujung
dari aksi terror ini biasanya terjadi pembunuhan. Orang yang melakukan hal semacam ini
pastilah bukan orang yang beradab. Bahkan terorisme bisa lebih kejam, mereka membunuh diri
sendiri beserta orang banyak dan merusak fasilitas umum dengan meledakkan bom yang melekat
di tubuhnya. Terorisme tidak hanya merugikan Negara dan melenyapkan hidup banyak orang
yang tidak bersalah tetapi juga menimbulkan keresahan dan trauma mendalam bagi rakyat
Indonesia bahkan warga Negara asing yang sedang atau hendak datang ke Indonesia.
Terorisme akan mencoreng sila ketiga Pancasila yang berbunyi Persatuan Indonesia karena
tidak menutup kemungkinan terorisme akan membuat rakyat Indonesia menjadi tidak percaya
satu dengan yang lainnya. Apabila hal ini terus menerus terjadi maka mungkin saja akan
menimbulkan perpecahan.
Sistem perundang-undangan di Indonesia sudah baik dan lengkap mencangkup tindak pidana
terorisme bahkan penggunaan bahan kimia berbahaya sebagai bahan pokok pembuatan bom juga
sudah diatur dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1982(27/1982)
tentang Pengadaan Bahan Peledak. Namun yang perlu di benahi adalah realita semua undangundang dan peraturan tersebut dalam kehidupan nyata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terorisme adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok orang ,
individu atau Negara yang memiliki kepercayaan akan sesuatu yang sangat tinggi dan tak
jarang merupakan orang dengan kecerdasan diatas rata-rata, kegiatan atau aktivitas
tersebut berupa serangan, baik fisik maupun emosional pada sekelompok masyarakat
yang dapat menimbulkan perasaan takut yang berlebihan.
Jihad ( ) adalah berjuang dengan sungguh-sungguh menurut syariat Islam. Jihad
dilaksanakan untuk menjalankan misi utama manusia yaitu menegakkan agama Allah
atau menjaga agama tetap tegak, dengan cara-cara yang sesuai dengan garis perjuangan
para Rasul dan Al-Quran.
Terorisme sama sekali tidak bisa dikatakan sebagai jihad.
Terorisme tidak sesuai dan menentang sila pertama, kedua dan ketiga dari Pancasila.
3.2 Saran

Ditujukan kepada Pemerintah Indonesia untuk lebih berani dan tegas dalam
menanggulangi tindak pidana terorisme. Tidak menunda-nunda sidang dan menjalankan
proses hukum seadil-adilnya tanpa memandang pelaku secara subjektif.
Ditujukan kepada semua rakyat Indonesia tanpa terkecuali untuk lebih menjaga diri
sendiri dan keluarga serta orang-orang terdekat agar tidak masuk dalam komplotan teroris
dengan cara lebih mendekatkan diri terhadap Tuhan yang Maha Esa, tidak fanatik pada
agama yang diyakini secara berlebihan, tidak perlu merasa untuk mencurigai secara
berlebihan karena teroris pasti menunjukkan sikap yang berbeda seperti lebih pendiam,
menutup diri tentang kehidupan sehari-harinya, hidup cenderung nomaden, sering
menyendiri atau berada di dalam rumah atau kontrakan namun tak jarang mereka pergi
untuk waktu yang lama atau bahkan tak kembali lagi ke daerah sebelumnya ia tinggal,
dan beberapa teroris akan terlihat sangat baik apabila Anda merupakan target dari
perekrutan anggota mereka. Penuhi hati dan pikiran Anda dengan doa-doa dan ilmu
pengetahuan.
Ditujukan kepada lembaga pendidikan untuk menyediakan bahan ajar dan mengadakan
pelajaran tentang terorisme, bukan untuk mengajarkan anak bangsa menjadi teroris
namun agar mereka mengerti bahaya dan dampak yang ditimbulkan sehingga mereka
akan lebih waspada dan menentang terorisme.

DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com
http://zainurie.wordpress.com/2007/06/18/jihad-dan-terorisme/
http://armyandterorism.com/terorism/4-national-terorism/12-fenomena-terorisme-diindonesia-bagian-ii.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Terorisme
berita televisi dan informasi yang di dapat dari Bapak 22/09

Anda mungkin juga menyukai