Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh
Teolina Restiani
14304241006
14304241013
Neny Andriyani
14304241022
Andi Prasetyo
14304241033
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan paku (Pteridophyta) merupakan salah satu golongan tumbuhan yang
hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. Tumbuhan paku dikelompokkan
dalam satu divisi yang jenis-jenisnya telah jelas mempunyai kormus dan dapat dibedakan
dalam tiga bagian pokok yaitu akar, batang, dan daun. Bagi manusia, tumbuhan paku
telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan
obatobatan. Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku memberikan
manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah,
pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan.
Loveless (1989) dalam Asbar (2004) menjelaskan bahwa tumbuhan paku dapat tumbuh
pada habitat yang berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan
tersebar luas mulai daerah tropis hingga dekat kutub utara dan selatan. Mulai dari hutan
primer, hutan sekunder, alam terbuka, dataran rendah hingga dataran tinggi, lingkungan
yang lembab, basah, rindang, kebun tanaman, pinggir jalan paku dapat dijumpai.
Tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu organ vegetatif
yang terdiri dari akar, batang, rimpang, dan daun. Sedangkan organ generatif terdiri atas
spora, sporangium, anteridium, dan arkegonium. Sporangium tumbuhan paku umumnya
berada di bagian bawah daun serta membentuk gugusan berwarna hitam atau coklat.
Gugusan sporangium ini dikenal sebagai sorus. Letak sorus terhadap tulang daun
merupakan sifat yang sangat penting dalam klasifikasi tumbuhan paku. pada praktikum
kali ini kelompok kami akan membahas tentang letak sorus pada tumbuhan paku.
B. Tujuan
Mengenal keanekaragaman letak sorus pada tumbuhan paku kawat dan paku epifit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Raven et al., (1992) tumbuhan paku dalam dunia tumbuhtumbuhan termasuk golongan besar atau divisi Pteridophyta (pteris = bulu
burung; phyta = tumbuhan). Apabila diterjemahkan berarti tumbuhan yang
berdaun seperti bulu burung. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan
peralihan antara tumbuhan bertalus dengan tumbuhan berkormus, sebab
paku mempunyai campuran sifat dan bentuk antara lumut dengan tumbuhan
tingkat tinggi.
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi tumbuhan kormus, artinya
tumbuhnya dengan nyata dapat dibedakan atas akar, batang dan daun.
Akan
tetapi,
tumbuhan
perkembangbiakan
paku
tumbuhan
belum
paku
yang
menghasilkan
utama
biji.
adalah
Alat
spora
tempat hidup bukan sebagai sumber makanan. Epifit tidak membutuhkan makanan organik dari
tumbuhan lain. Epifit memainkan peranan yang penting dalam ekosistem hutan hujan sebagai
habitat bagi beberapa hewan (Richard, 1952). Menurut LIPI (1980), menyatakan bahwa paku
epifit ikut membantu dalam mempertahankan kelembaban lapisan vegetasi dasar karena mampu
beradaptasi terhadap kekeringan.
Sedangkan menurut Tjitrosoepomo (1991) tumbuhan paku dapat diklasifikasikan
berdasarkan jenis dan ukuran spora yang dihasilkan, sifat anulus, letak sporangium, dan sorusnya
pada daun. Divisi Pteridophyta dibagi menjadi 4 kelas, yaitu Psilophytinae (Paku purba),
Equisetinae (Paku ekor kuda), Lycopodinae (Paku rambut atau Paku kawat) dan Filicinae (Paku
sejati). Pada praktikum kali ini, kelompok kami menemukan beberapa tanaman paku
(Pteridophyta) dengan ciri dan letak sorus yang akan dibahas sebagai berikut:
Reproduksi Tumbuhan Paku Homospora (Pteridophyta)
Tumbuhan paku dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada
lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara
generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Kebalikan dari
pergilran generasi pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan
generasi yang dominan dalam daur hidupnya. Pada generasi gametofit
dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh
pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium (kotak spora).
Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di
daun atau di batang. Spora haploid (n) yaitu protalium, sedangkan
sporofitnya adalah generasi diploid yaitu tumbuhan paku. Proses pergiliran
keturunan tumbuhan paku adalah sebagai berikut :
: Plantae
Devisi
: Pteridophyta
Kelas
: Psilophytinae
Ordo
: Psilophytales
Family
: Psilophytiaceae
Genus
: Psilotum
Spesies
: Plantae
Devisi
: Pteridophyta
Kelas
: Equisetinae
Ordo
: Equisetales
Family
: Equisetaceae
Genus
: Equisetum
Spesies
a. Ordo Selaginellales
Spesies dari ordo ini mempunyai batang berbaring, ada sebagian berdiri tegak, bercabang
menggarpu. Tumbuh membentuk rumput, ada juga yang memanjat dan tunasnya dapat mencapai
sampai beberapa meter. Pada batang terdapat daun-daun kecil yang berhadapan dan tesusun
dalam empat baris. Contoh:
Regnum
: Plantae
Devisi
: Pteridophyta
Kelas
: Lycopodinae
Ordo
: Selaginellales
Family
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
b. Ordo Lycopodiales
Ordo ini terdiri kurang lebih di 200 jenis tumbuhan yang hampir semua tergolong dalam
family Lycopodiaceae dari genus Lycopodium. Lycopodium sebagian besar berupa terna kecil,
batangnya mempunyai berkas pengangkut yang masih sederhana, tumbuh tegak atau berbaring
dengan cabang-cabang yang menjulang ke atas. Daun-daun berambut, berbentuk garis atau
jarum. Contoh:
Regnum
: Plantae
Devisi
: Pteridophyta
Kelas
: Lycopodinae
Ordo
: Lycopodiales
Family
: Lycopodiaceae
Genus
: Lycopodium
Spesies
Tumbuhan yang tergolong dalam sub kelas ini kebanyakan berupa terna. Protalium di
bawah tanah dan tidak berwarna, di atas atanah dan berwarna hijau. Protalium mempunyai
cendawan endofitik. Sub kelas ini dibedakanatas dua ordo yaitu Ophioglossales dan Marattiales.
Sporangium pada sisi bawah daun. Kebanyakan paku ini berupa paku tanah yang isopor.
(Sumber : www.plantthis.com.au).
b. Sub kelas Hydropterides
Semua anggota sub kelas ini hidup di air (hidrofit). Tumbuhan ini termasuk heterospor.
Terbagi atas dua famili, yaitu:
1) Family Salviniaceae
Famili ini merupakan tumbuhan paku air yang mengapung dengan bebas pada permukaan air,
hanya sedikit bercabang-cabang. Daunnya berkarang, dan pada tiap-tiap buku terdapat daun.
Dari ketiga daun itu dua terdapat di atas, berhadapan dan merupakan alat pengapung, yang ketiga
terdapat di dalam air terbagi-bagi merupakan badan-badan yang bentuk maupun fungsinya
menyerupai akar (menggantikan fungsi akar) (Sumber : www.aquaticquotient.com).
2) Family Marciliaceae
Famili ini hidup di paya-paya atau di air yang dangkal, berakar dalam tanah, jarang
berupa tumbuhan darat sejati. Apabila hidup di darat berbentuk seperti umbi, batangnya
menyerupai rimpang yang merayap ke atas membentuk daun-daun, ke bawah membentuk akarakar. Daun pada jenis-jenis tertentu bersifat polimorf. Daun mempunyai helaian yang berbelah
empat atau dua, jarang utuh. Daun muda mengulung (Sumber : www.plantthis.com.au).
c. Sub kelas Leptosporangiatae
Sub kelas ini terdiri atas beranekaragam paku-pakuan. Tumbuhan inipaling banyak terdapat di
daerah tropika, meliputi jenis-jenis paku dari yang terkecil (hanya beberapa mm saja) sampai
yang besar (berupa pohon).
1) Family Schyzaeceae
2) Family Hymenophyllaceae
3) Family Cyatheacae
4) Family Gleicheinaceae
5) Family Davalliaceae
6) Family Aspleniaceae
7) Family Pteridaceae
8) Family Polypodiaceae
9) Family Acrostichaceae (Sumber : www.tropicalplantbook.com)
BAB III
MATERI DAN METODE
BAB IV
TABULASI DAN PEMBAHASAN
A Tabulasi Data
N
O
Keanekaraga
Nama Spesies
Jenis Paku
man yang
Deskripsi
diamati
Terletak pada
1. Paku
Burung
1.
Sarang
(Asplenium
nidus)
yang membentuk
Paku
terestrial
Letak sorus
suatu kumpulan
spora.
Dilindungi
oleh indusium.
Spora terletak
dalam sorus yang
menggerombol
2.
Drymoglossum
Pteropsida/
piloselloides
paku sejati
Letak sorus
dalam satu
kesatuan yang
terdapat di bagian
sisi bawah daun
sporofil
Spora terletak pada
sorus yang
3.
Platycerium
bifurcatum
B Pembahasan
Paku epifit
Letak sorus
menggerombol di
bagian sisi bawah
daun sporofil
Gambar/ Foto
: Pteridophyta
Kelas
: Filicinae
Sub Kelas
: Leptosporangiatae
Ordo
: Leptosporangiales
Family
: Aspleniaceae
Genus
: Asplenium
Spesies
Ciri-ciri dari paku jenis ini diantaranya adalah mempunyai ental (helaian daun) tunggal,
panjang ental bervariasi sesuai dengan umur dan perkembangan tanaman. Rata-rata panjang
sekitar 15 cm1,2 m, serta lebar 5 15 cm. Mempunyai tepi rata dengan permukaan berombak.
Warna ental bagian atas hijau dan bagian bawah hijau pucat, yang disebabkan oleh kandungan
klorofil yang terdapat pada permukaan atas daun lebih banyak. Tangkai ental sangat pendek,
hampir tidak terlihat, berbulu jarang berwarna coklat. Berikut merupakan gambar paku sarang
burung hasil pengamatan:
Berdasarkan letak sorusnya, sorus paku sarang burung terletak di pertulangan ental
bagian bawah, berwarna coklat tua, dan tersusun secara menyirip.
: Pteridophyta
Classis
: Filicinae
Ordo
: Marginales
Family
: Polypodiaceae
Genus
: Drymoglossum
Spesies
Berdasar pengamatan yang kami lakukan, paku sisik naga hidup secara epifit (menempel
pada pohon inang). Rimpang pada paku tidak menembus pembuluh angkut tanaman inang
sehingga tidak bersifat parasit (merugikan). Rimpang berupa juluran panjang dan ditutupi oleh
sisik yang bulat dan kecil. Pada rimpang terdapat dua bentuk daun (ental) pada tanaman paku
jenis ini (dimorf) yaitu daun fertile dan daun steril yang posisinya saling terpisah. Kedua bentuk
daun mempunyai tangkai pendek, permukaan rata dan berdaging. Warna daun bagian atas lebih
hijau dari pada daun bagian bawah yang berwarna pucat. Hal ini dikarenakan kandungan klorofil
yang terdapat pada permukaan atas daun lebih banyak daripada permukaaan bawah daun. Daun
steril mempunyai bentuk bulat kecil dengan diameter sekitar 2-4 cm yang disebut dengan ental
mandul. Sedangkan ental fertil mempunyai bentuk lebih panjang yaitu sekitar 5-10 cm,
berbentuk seperti pita dengan ujung membulat.
: Plantae (Tumbuhan)
: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas
: Pteridopsida
Sub Kelas
: Polypoditae
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Polypodiaceae
Genus
: Platycerium
Spesies
: Platycerium sp.
Paku tanduk rusa merupakan tumbuhan paku yang termasuk ke dalam kelas pteropsida
atau paku sejati. Habitus dari tumbuhan ini adalah epifit sejati, dengan akar lunak yang
bergerombol melekat pada batang tanaman lain atau bebatuan. Daun tanaman ini terdiri dari dua
jenis yaitu daun fertil dan daun sporofil. Sebagai tumbuhan epifit, paku tanduk rusa mengambil
air dari air yang melalui akarnya saat hujan atau melalui embun yang ada. Tumbuhan paku ekor
kuda ini menempel pada tumbuhan lain adalah untuk dapat memperoleh cahaya sinar matahari
lebih. Karena, dengan menempel pada batang tanaman yang tinggi maka ia akan mudah
memerima sinar cahaya matahari.
4. Paku suplir
a Klasifikasi umum
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
Divisi
: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas
: Filicopsida
Sub Kelas
: Polypoditae
Ordo
: Polypodiales
Famili
: Pteridaceae
Genus
: Adiantum
Spesies
(Tjitrosoepomo., 2000)
semu pada Adiantum merupakan pelebaran tepi daun yang melekuk ke bawah dan bukan
berupa selaput pelindung sejati seperti halnya pada marga Lindsaea (Jones, 1998).
Adiantum berukuran antara 30-120 cm dan sebagian besar diantaranya sensitif
terhadap perubahan kondisi lingkungan namun terdapat juga jenis yang tahan (Hoshizaki
and Moran, 2002). Adiantum banyak dijumpai tumbuh di tempat yang lembab seperti
halnya tumbuhan paku lainnya. Adiantum tidak menyukai sinar matahari langsung
ataupun tempat yang berangin karena daunnya yang tipis mudah kering dan terbakar
(Hoshizaki, 1970).
Letak spora
Tanaman paku suplir ini merupakan Tanaman paku terestial. Dimana tempat hidupnya
berada di atas tanah sebagai semak merumpun terdiri dari kumpulan tangkai daun yang
muncul dari permukaan tanah tempat menopang helai-helai daun tipis, sehingga
memberikan kesan rimbun dan menjuntai.
Pada paku ini, memiliki letak spora yang terletak pada bagian bawah daun yang
membentuk suatu kumpulan spora(sorus). sporangium yang terletak pada bagian bawah
daun ini dilindungi oleh indusium yang merupakan indisium semu. Indusium semu pada
Adiantum merupakan pelebaran tepi daun yang melekuk ke bawah dan bukan berupa
selaput pelindung sejati seperti halnya pada marga Lindsaea (Jones, 1998). Fungsi dari
indisium ini adalah untuk melindungi spora yang belum matang agar tidak hanyut
terbawa air yang melewati daun saat hujan. Dan juga melindungi spora yang belum
matang agar tidak jatuh sebelum waktu matangnya. Indisium pada paku Adiantum ini
akan membuka saat semua spora di dalamnya sudah matang sehingga nantinya spora dari
Adiantum ini dapat menyebar keluar sehingga skema ini disebut sebagai mekanisme
pengeluaran spora.
B. Paku Kawat (Lycopsida)
Berdasar literatur, paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari
genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan
subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat
memiliki akar, batang, serta daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil tersusun
rapat. Pada pengamatan kali ini, kami menemukan salah satu spesies dari genus Selaginella,
yaitu Selaginella sp. Berikut klasifikasi paku Selaginella sp:
Klasifikasi
Regnum
: Plantae
Devisi
: Pteridophyta
Kelas
: Lycopodinae
Ordo
: Selaginellales
Family
: Selaginellaceae
Genus
: Selaginella
Spesies
berdiri tegak, bercabang menggarpu. Tumbuh membentuk rumput. Pada batang terdapat daundaun kecil yang berhadapan dan tesusun dalam empat baris.
pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella)
sporangium
terdiri
atas
dua
jenis,
yaitu
mikrosporangium
dan
megasporangium.
megasporangium
terdapat
pada
megasporofil
(daun
yang
mengandung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa letak sorus pada paku epifit
bermacam-macam yaitu, sorus paku sarang burung terletak di pertulangan ental bagian bawah,
berwarna coklat tua, dan tersusun secara menyirip, letak sorus pada Drymoglossum piloselloides
(paku sisik naga) berada dibagian bawah daun, yaitu bagian ditepi ental yang tersusun
memanjang sehingga nampak seperti mengelilingi daun (ental), dan sorus yang menggerombol di
seluruh bagian sisi bawah daun sporofil pada paku tanduk rusa. Perbedaan letak sorus ini
dikarenakan perbedaan taksonomis pada masing-masing paku. Sedangkan pada paku kawat,
berdasar teori sporangium terletak pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung
batang.
DAFTAR PUSTAKA
Afriastini, J. J. 2003. Adiantum L. In: de Winter, W. P. and Amoroso, V. B.,
editors.
Plant
Resources
of
South-East
Asia
No.
15
(2)
Cryptogams