Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang Penelitian


Diabetes mellitus merupakan sekumpulan gejala yang timbul pada seseorang,
ditandai dengan kadar glukosa yang melebihi nilai normal (hiperglikemia) akibat tubuh
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Penyakit ini bersifat menahun alias
kronis, dan penderitanya dari semua lapisan umur serta tidak membedakan orang kaya
atau miskin. Secara klinis diabetes mellitus dibedakan menjadi Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (IDDM) atau diabetes mellitus tergantung insulin (DMTI) dan NonInsulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau diabetes mellitus tidak tergantung
insulin (DMTTI) (Suryohudoyo,1996).

Diabetes mellitus sangat erat kaitannya dengan mekanisme pengaturan gula


normal. Peningkatan kadar gula darah ini akan memicu produksi hormon insulin oleh
kelenjar pankreas. Diabetes mellitus merupakan penyakit yang paling banyak
menyebabkan terjadinya penyakit lain (komplikasi). Komplikasi yang lebih sering
terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Hal ini berkaitan dengan
kadar gula darah meninggi secara terus-menerus, sehingga berakibat rusaknya
pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya. Zat kompleks yang terdiri dari
gula didalam dinding pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menebal. Akibat
penebalan ini, maka aliran darah akan berkurang, terutama yang menuju ke kulit dan
saraf (Badawi, 2009).
Pada penanggulangan diabetes, obat merupakan pelengkap dari diet. Obat diberikan
bila pengaturan diet secara maksimal tidak berkhasiat mengendalikan kadar gula darah.
Obat antidiabetes oral akan berguna untuk penderita yang alergi terhadap insulin atau
yang tidak menggunakan suntikan insulin. Penggunaannya harus dipahami, agar ada
kesesuaian dosis dengan indikasinnya, supaya menimbulkan hipoglikemia. Karena obat
antidiabetes oral kebanyakan memberikan efek samping yang tidak diinginkan, seperti
timbulnya hipoglikemia, mual, rasa tidak enak di perut, dan anoreksia, maka para ahli
mengembangkan sistem pengobatan tradisional untuk diabetes mellitus yang relatif aman
(Agoes,1991).

I.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, muncul perumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Apakah decocta buah pare (Momordica charantia L.) dengan konsentrasi
0,45g/KgBB memiliki efek antihiperglikemik pada tikus Wistar yanng
diinduksi aloksan?
2. Apakah decocta buah pare (Momordica charantia L.) dengan konsentrasi
0,9g/KgBB memiliki efek antihiperglikemik pada tikus Wistar yanng
diinduksi aloksan?
3. Apakah decocta buah pare (Momordica charantia L.) dengan konsentrasi
1,8g/KgBB memiliki efek antihiperglikemik pada tikus Wistar yanng
diinduksi aloksan ?

I.3

Tujuan Penelitian
I.3.1

Tujuan Umum
Untuk menguji efek antihiperglikemik decocta buah pare (Momordica
charantia L) pada tikus Wistar yang telah diinduksi aloksan.

I.3.2

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui efek antihiperglikemik decocta buah pare
(Momordica charantia L)

I.4

Manfaat Penelitian
I.4.1

Manfaat Untuk peneliti


Peneliti melakukan penelitian ini sebagai syarat untuk kelulusan.

I.4.2

Manfaat untuk Instiusi


Sebagai salah satu referensi untuk bahan pembelajaran mahasiswa fakultas
kedokteran

I.4.3

Manfaat untuk masyarakat


Sebagai Informasi bagi masyarakat, bahwa buah pare dapat dijadikan sebagai
antihiperglikemik.

EFEKTIVITAS DECOCTIL BUAH PARE SEBAGAI


ANTIHIPERGLIKEMIK TERHADAP TIKUS WISTAR
YANG DIINDUKSI ALOKSAN

WINDA RIZKI ERIANI


0910 211 138

Anda mungkin juga menyukai