Anda di halaman 1dari 3

Patofisiologi

1. Cardiac output
Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap
kenormalan tekanan darah. Tekanan darah salah satunya ditentukan oleh konsetrasi
sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsetrasi sel otot halus
akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler.Peningkatan
konsentrasi otot halus ini semakin lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh
darah arteriol yang mungkin dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal
meningkatnya tahanan perifer yang irreversibel.
2. Sistem renin angiotensin
Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem renin angiotensin merupakan sistem endokrin
yang

penting

dalam

pengontrolan

tekanan

darah.

Renin

disekresi

oleh

juxtaglomerulus aparatus ginjal sebagai respon glomerulus underperfusion atau


penurunan asupan garam, ataupun respon dari sistem saraf simpatik.
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II
dari angiotensin I oleh angotensin I- converting enzyme (ACE). ACE memegang
peranan fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensin yang diproduksi oleh hati, yang oleh hormon renin ( diproduksi oleh
ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I ( dekapeptida yang tidak aktif). Oleh ACE
yang terdapat di paru- paru, angiotensin I diubah menjadi angiotensin II ( oktapeptida
yang sangat aktif). Angiotensin II berpotensi besar meningkatkan tekanan darah
bersifat vasokontriktor. Substrat renin meningkat karena pengaruh estrogen terhadap
sintesisnya di hati, dan renin sendiri juga meningkat. Peningkatan substrat renin dan
renin sendiri akan menyebabkan aktivitas renin dan angiotensin.
3. Implantasi Plasenta
Perubahan awal cara plasenta terimplementasi di uterus merupakan faktor
predisposisi yang kuat dalam terjadinya penyakit sistemik seperti hupertensi pada
kehamilan

dan

preeklamsia.

Terjadinya

implantasi

plasenta

yang

normal

mengharuskan se trofoblas menginvasi desidua uterus. Modifikasi ini melibatkan


penghancuran dinding elastis pembukuh darah, yang menurunkan resistensi dan
menjamin suplai darah yang baik ke palsenta dan janin. Pada hipertensi pada
kehamilan dan preeklamsia, terjadi kelainan invasi oleh sel trofoblas, yaitu arteri
spiralis mempertahankan tonusnya dan berdilatasi hanya 40% dari yang biasa terjadi
pada kehamilan normal. Hasilnya adalah berkurangnya perfusi plasenta dan
terjadinya hipoksia janin kronis atau iskemia plasenta. Akibat plasenta yang buruk
terjadi disfungsi endotial secara menyeluruh, berakibat pada gangguan multi organ
dan meningkatkan tekanan darah. Diameter rata- rata arteri spiralis pada ibu hamil

normal adalah 500 mikron, sedangkan pada hipertensi pada kehamilan rata- rata 200
mikron. Pada hamil normal vasodilatasi lumen arteri spiralis meningkatkan 10 kali
aliran darah ke uteroplasenta.
4. Peroksida Lemak Sebagai Oksidan Pada Hipertensi Dalam Kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsia telah terbukti bahwa kadar
oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya
vitamin E menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang
sangat tinggi.
Plasenta yang mengalami iskemia dna hipoksia akan menghasilkan oksidan.
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimaan elektron atau atom/ molekul
yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang
dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida
lemak. Peroksida lemak selain akan meruska membran sel, juga akan merusak
nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan/ radikal bebas yang sangat toksis ini akan
beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel
endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida
lemak,

karena

letaknya

langsung

berhubungan

dengan

aliran

darah

dan

mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
5. Disfungsi Sel Endotel
Sel endotel adalah lapisan yang meliuti permukaan dalam pembuluh darah
yang berfungsi sebagai membran selektfi yang membatasi darah dengan jaringan
sekitar pembuluh darah. Sel endotel berperan penting dalam mempertahankan
fungsi homeostatis sistem kardiovaskuler. Sel endotel bertanggu jawab dalam
mempertahankan permeabilitas, menghasilkan zat vasoaktif dan proses angiotensin
juga berfungsi sebagai tromboresisten.
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel. Pada
waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka
akan terjadi:
a. Gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel endotel,
adalah memproduksi prostaglandin yaitu menurunnya produksi prostasiklin yang
merupakan suatu vasodilator kuat.
b. Agregasi sel- sel trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan. Agregasi
sel trombosit ini adalah untuk menutup temapt- tempat di lapisan endotel yang

mengalami kerusakan. Agregasi sel trombosit memproduksi tromboksan suatu


vasokontriktor kuat. Selama kehamilan normal terjadi kenaikan prostasiklin oleh
jaringan ibu, plasenta dan janin. Namun pada kehamilan dengan hipertensi
terjadi penurunan produksi prostasiklin. Dalam keadaan normal perbandingan
kadar prostasiklin lebih tinggi. Pada hipertensi pada kehamilan dan preeklamsia
terjadi penurunan produksi prostasiklin dan kadar tromboksan lebih tinggi dari
kadar prostasiklin sehingga terjadi vasokontriksi yang mengakibatkan terjadinya
kenaikan tekanan darah.
c. Peningkatan produksi bahan- bahan vasopresor, yaitu endotelin. Kadar Nitrit
Oksida (NO) sebagai vasodilator menurun dan kadar endotelin sebagai
vasokontriktor meningkat. Sehingga meningkatkan resistensi perifer dan
meingkatkan tekanan darah.
1. Riwayat Hipertensi
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan
volume sekuncup/ curah jantung yang bermasalah lama dan peningkatan tekanan
perifer yang berlangsung lama. Riwayat hipertensi menandakan bahwa telah terjadi
penigkatan perifer yang telah berlangsung lama sebelum hamil dan akan
memperparah kondisi tahanan perifer selama hamil.
2. Gravida
Setiap kehamilan yang disusul dengan persalinan akan menyebabkan kelainankelainan pada uterus, dalam hal ini kehamilan yang berulang ulang akan
menimbulkan kerusakan pada pembulih darah dinding uterus yang mempengaruhi
sirkulasi nutrisi ke janin dimana jumlah nutrisi akan semakin berkurang dibanding
kehamilan sebelumnya. Kehamilan yang berulang (paritas tinggi0 akan membuat
uterus menjadi renggang, sehingga dapat menyebabkan kelainan letak janin dan
plasenta yang akhirnya akan berpengaruh buruk pada proses persalinan. s

Anda mungkin juga menyukai