1. Cardiac output
Keseimbangan curah jantung dan tahanan perifer sangat berpengaruh terhadap
kenormalan tekanan darah. Tekanan darah salah satunya ditentukan oleh konsetrasi
sel otot halus yang terdapat pada arteriol kecil. Peningkatan konsetrasi sel otot halus
akan berpengaruh pada peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler.Peningkatan
konsentrasi otot halus ini semakin lama akan mengakibatkan penebalan pembuluh
darah arteriol yang mungkin dimediasi oleh angiotensin yang menjadi awal
meningkatnya tahanan perifer yang irreversibel.
2. Sistem renin angiotensin
Ginjal mengontrol tekanan darah melalui pengaturan volume cairan
ekstraseluler dan sekresi renin. Sistem renin angiotensin merupakan sistem endokrin
yang
penting
dalam
pengontrolan
tekanan
darah.
Renin
disekresi
oleh
dan
preeklamsia.
Terjadinya
implantasi
plasenta
yang
normal
normal adalah 500 mikron, sedangkan pada hipertensi pada kehamilan rata- rata 200
mikron. Pada hamil normal vasodilatasi lumen arteri spiralis meningkatkan 10 kali
aliran darah ke uteroplasenta.
4. Peroksida Lemak Sebagai Oksidan Pada Hipertensi Dalam Kehamilan
Pada hipertensi dalam kehamilan dan preeklamsia telah terbukti bahwa kadar
oksidan, khususnya peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misalnya
vitamin E menurun, sehingga terjadi dominasi kadar oksidan peroksida lemak yang
sangat tinggi.
Plasenta yang mengalami iskemia dna hipoksia akan menghasilkan oksidan.
Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerimaan elektron atau atom/ molekul
yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan. Salah satu oksidan penting yang
dihasilkan plasenta iskemia adalah radikal hidroksil yang sangat toksis, khususnya
terhadap membran sel endotel pembuluh darah. Radikal hidroksil akan merusak
membran sel, yang mengandung banyak asam lemak tidak jenuh menjadi peroksida
lemak. Peroksida lemak selain akan meruska membran sel, juga akan merusak
nukleus, dan protein sel endotel.
Peroksida lemak sebagai oksidan/ radikal bebas yang sangat toksis ini akan
beredar di seluruh tubuh dalam aliran darah dan akan merusak membran sel
endotel. Membran sel endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh peroksida
lemak,
karena
letaknya
langsung
berhubungan
dengan
aliran
darah
dan
mengandung banyak asam lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh sangat rentan
terhadap oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak.
5. Disfungsi Sel Endotel
Sel endotel adalah lapisan yang meliuti permukaan dalam pembuluh darah
yang berfungsi sebagai membran selektfi yang membatasi darah dengan jaringan
sekitar pembuluh darah. Sel endotel berperan penting dalam mempertahankan
fungsi homeostatis sistem kardiovaskuler. Sel endotel bertanggu jawab dalam
mempertahankan permeabilitas, menghasilkan zat vasoaktif dan proses angiotensin
juga berfungsi sebagai tromboresisten.
Akibat sel endotel terpapar terhadap peroksida lemak, maka terjadi
kerusakan sel endotel, yang kerusakannya dimulai dari membran sel endotel.
Kerusakan sel endotel mengakibatkan terganggunya fungsi sel endotel, bahkan
rusaknya seluruh struktur sel endotel. Keadaan ini disebut disfungsi endotel. Pada
waktu terjadi kerusakan sel endotel yang mengakibatkan disfungsi sel endotel, maka
akan terjadi:
a. Gangguan metabolisme prostaglandin karena salah satu fungsi sel endotel,
adalah memproduksi prostaglandin yaitu menurunnya produksi prostasiklin yang
merupakan suatu vasodilator kuat.
b. Agregasi sel- sel trombosit pada daerah yang mengalami kerusakan. Agregasi
sel trombosit ini adalah untuk menutup temapt- tempat di lapisan endotel yang