Anda di halaman 1dari 23

KALIMAT BAHASA

INDONESIA
DAN RAGAMNYA

DISUSUN OLEH

SUPRAPTI,
NIM 0202509006

DEFINISI KALIMAT MENURUT


PARA AHLI

1. Samsuri

Kalimat adalah untai berstruktur dari kata-kata.


Contoh:
Petani itu sedang menanam pohon pisang di pekarangan.
Untai berstuktur yang terdapat dalam rangkaian kalimat di
atas adalah
Petani itu/ sedang menanam/ pohon pisang/ di pekaranganI
Untai lain seperti Petani/ itu sedang/ menanam pohon/
pisang di/ pekarangan// tidak berterima. Karena itu, untai
tersebut disebut untai takberstruktur.

Sumber:
Samsuri. 1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta: Sastra
Hudaya.

LANJUTAN >>

2. M. Ramlan

Kalimat adalah satuan gramatik yang


dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
tanda akhir turun atau naik.
Berdasarkan definisi tersebut, kalimat dapat
saja terdiri hanya satu kata asal intonasinya
sudah menunjukkan tanda akhir.

Sumber:
Ramlan, M. 1986. Ilmu Bahasa Indonesia:
Sintaksis. Yogyakarta: CV Karyono.

LANJUTAN >>
3. Richard Viet

Kalimat adalah unit-unit terkecil yang


memiliki kesatuan dasar. Yang dimaksud
kesatuan dasar adalah kemampuan untuk
berdiri sendiri atau memiliki maksud atau dapat
menjadi jawaban atas suatu pertanyaan.

Sumber:
Viet, Richard. 1986. Discovering English
Gramar. USA: Boston Houghton Miftni Company.

LANJUTAN>>
4. Henry Guntur Tarigan

Kalimat adalah satuan bahasa yang relatif dapat berdiri


sendiri, yang mempunyai pola, intonasi akhir, dan terdiri atas
klausa.
Sebagaimana Richard Viet, ciri berdiri sendiri tanpak dari
kemampuan satuan bahasa tersebut dalam mengungkapkan
maksud. Adapun yang dimaksud dengan memiliki pola, satuan
tersebut tersusun atas fungsi-fungsi kalimat, yaitu S, P, (O),
(Pel), dan (K). Intonasi akhir sebuah kalimat dapat berupa nada
naik atau turun. Intonasi ini menandai bahwa satuan bahasa
tersebut telah bearakhir. Yang dimaksud dengan klausa adalah
gabungan dua kata atau lebih yang terdiri atas minimal S dan P.

Sumber:
Tarigan, Henry Guntur. 1984. Pengajaran Sintaksis. Bandung:
Angkasa.

LANJUTAN >>
5. J.W.M. Verhaar

Kalimat adalah satuan yang merupakan keseluruhan


yang memiliki intonasi sebagai pemarkah keseluruhan
itu. Dalam bahasa tulis intonasi itu dilambangkan
dengan tanda baca titik, tanda tanya, dan tanda seru.
Satuan yang dimaksud Verhaar berupa kata atau
kata-kata yang dapat berdiri sendiri.
Sumber:
Verhaar, J.W.M.. 2006. Asas-Asas Linguistik Umum.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

SIMPULAN

Berdasarkan pendapat kelima ahli tersebut di


muka, dapatlah diperoleh simpulan berikut.
Kalimat adalah satuan kata bahasa terkecil
yang berstruktur, dapat berdiri sendiri, dan
memiliki intonasi akhir. Dalam bahasa tulis,
intonasi akhir tersebut berwujud tanda tanya,
tanda seru, dan tanda titik.
Ciri kalimat:

a. Berupa satuan kata atau kata-kata yang mengandung satu


maksud.
b. Berstruktur, misalnya S-P, P-S, S-P-O, S-P-Pel, S-P-K, K-SP, S-P-Pel-K. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
struktur tersebut dapat saja hanya terdiri atas P karena
unsur S-nya dilesapkan.

LANJUTAN >>

Contoh:

Dia jatuh?
Jatuh(-lah) dia.
Dia sedang membicarakan berita itu.
Dia sedang berbicara tentang berita itu.
Dia sedang berbicara saat itu.
Saat itu dia sedang berbicara.
Dia sedang berbicara tentang berita itu di sana.
Tolong!
c. Dapat berdiri sendiri.
d. Memiliki intonasi akhir.

JENIS KALIMAT
1. Berdasarkan Jumlah Klausa
a. Kalimat Tunggal

Kalimat yang terdiri atas satu klausa, yaitu klausa


mandiri, disebut kalimat tunggal. Klausa pada kalimat
tunggal merupakan satuan yang terdiri atas satu fungsi
predikat.

Contoh:

Makan.
Kucing makan ikan.
Kucing makan ikan di pinggir kolam.

LANJUTKAN >>
b. Kalimat Majemuk

Kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih disebut


kalimat majemuk. Karena penanda klausa adalah predikat,
dalam kalimat majemuk minimal terdapat dua predikat.

Contoh:

Kakaknya

pemain sepak bola sedangkan adiknya artis

sinetron.
Ia membuka tas lalu mengeluarkan buku-buku dari
dalam tas itu.
Aku mencuci baju itu dan ibu yang menyeterikanya.
Mereka sedang belajar ketika aku tiba.
Bahwa adiknya meninggal belum ia ketahui.
Herlino memberitahukan bahwa tanaman jagungnya
siap dipanen.

LANJUTAN >>
Berdasarkan hubungan antarkalusa pembentuknya,
kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk
yang hubungan klausa-kalusa pembentuknya
bersifat setara atau koordinatif. Kalimat (1)-(3)
merupakan contoh kalimat majemuk jenis ini.
Kalimat majemuk bertingkat atau kalimat
majemuk subordinatif adalah kalimat majemuk
yang hubungan antarkalimat pembentuknya
bersifat tidak setara atau subordinatif. Kalimat (4)(6) merupakan contoh kalimat majemuk jenis ini.

LANJUTAN >>
Berdasarkan sifat hubungan antarklausanya, kalimat
majemuk koordinatif dapat dibedakan menjadi
beberapa jenis, yaitu:
a.Kalimat Majemuk Koodinatif Hubungan penambahan.

Contoh:

Aku mencuci dan Ibu yang menyeterikanya.


Guru mendiktekan kalimat lalu menyuruh kamu mengerjakan
tugas.

b.Kalimat Majemuk Koodinatif Hubungan Pemilihan.


Contoh:

Kamu boleh membuang atau menjual barang itu.

c. Kalimat Majemuk Koodinatif Hubungan Penegasan.


Contoh:

Ia tidak hanya menangis, ia bahkan meraung-raung.

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


2. Berdasarkan Isinya

a. Kalimat Berita atau Kalimat Deklaratif


Kalimat yang berisi berita atau pemberitahuan atas
sesuatu disebut kalimat berita. Pada bahasa lisan
bahasa Indonesia, kalimat ini ditandai oleh adanya
intonasi turun di bagian akhir, sedangkan pada
bahasa tulis ditandai oleh adanya tanda titik (.).
Contoh:
Besok ayah akan pergi ke Jakarta.
Jenazahnya sudah dikebumikan.

LANJUTAN >>

b. Kalimat Tanya atau Kalimat Interogatif

Kalimat yang berisi pertanyaan disebut kalimat tanya atau interogtatif.


Untuk menyatakan pertanyaan, ada kalimat tanya yang menggunakan
kata tanya, ada pula yang tidak. Pada bahasa lisan bahasa Indonesia,
kalimat ini ditandai oleh adanya intonasi akhir naik, sedangkan pada
bahasa tulis ditandai oleh adanya tanda tanya di akhir kalimat.
Contoh:
Di mana kamu tinggal?
Berapa harganya?
Sudah makan?
Besok?
Bukankah semua orang ingin bahagia?

Berdasarkan perlu dan tidaknya jawaban, kalimat tanya dibedakan


menjadi dua jenis, yaitu kalimat tanya biasa dan retoris. Kalimat tanya
biasa adalah kalimat tanya yang membutuhkan jawaban. Kalimat (1),
(2), (3), dan (4) merupakan contohnya.
Kalimat retoris adalah kalimat yang tidak membutuhkan jawaban.
Kalimat (5) merupakan contoh jenis ini.

LANJUTAN >>
c. Kalimat Perintah atau Kalimat Imperatif

Kalimat yang berisi perintah, baik perintah lembut atau


sopan, biasa, keras atau kasar, ajakan, harapan, dan
larangan disebut kalimat perintah atau imperatif. Pada
bahasa lisan bahasa Indonesia, kalimat ini ditandai intonasi
naik yang disertai tekanan yang lebih kuat di bagian akhir.
Kuat-tidaknya tekanan menunjukkan lembut atau kasarnya
perintah. Dalam bahasa tulis, kalimat ini ditandai adanya
tanda seru, kecuali pada kalimat perintah lembut atau sopan.
Contoh:

Saya harap Saudara bisa datang tepat waktu.


Saya mohon Bapak berkenan datang.
Datanglah kemari!
Pergi!
Jangan merokok di sini!
Ijinkan kiranya saya mengundang Anda!

LANJUTAN >>
d. Kalimat Eksklamatif
Kalimat yang berisi seruan atau ungkapan
perasaan disebut kalimat eksklamatif. Secara
formal, kalimat ini ditandai adanya kata penunjuk
ungkapan rasa, misalnya alangkah, amboi, betapa,
bukan main, dan luar biasa. Dalam bahasa tulis,
kalimat jenis ini diakhiri dengan tanda seru.
Contoh:

Alangkah

cantiknya gadis itu!


Bukan main cantiknya gadis itu!
Luar biasa cantiknya!
Kalimat eksklamatif disebut juga dengan istilah
kalimat seru atau kalimat interjeksi.

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


Berdasarkan

Kelengkapan Unsurnya

a. Kalimat Lengkap

Kalimat yang minimal memiliki unsur subjek dan


predikat disebut kalimat lengkap.
Contoh:
Naim pergi.
Harganya mahal.
Ada pencuri.

b. Kalimat Taklengkap

Kalimat

yang salah satu atau kedua unsur intinya


dilesapkan disebut kalimat taklengkap.
Contoh:
Di kamar (sebagai jawaban Di mana ibumu?)
Belajar (sebagai jawaban Sedang apa kamu?

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


4. Berdasarkan Urutan Subjek-Predikatnya
a. Kalimat Susun Biasa

Kalimat yang unsur subjek mendahului predikat disebut


kalimat susun biasa.
Contoh:
Kami gembira.
Yang mengendarai motor itu kakakku.

b. Kalimat Inversi atau Susun Balik

Kalimat yang predikatnya mendahului subjek disebut


kalimat inversi.
Contoh:
Tangkap dia!
Bagus sekali lagunya.

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


5. Berdasarkan Jenis Kata Predikatnya

a. Kalimat Nominal

Kalimat yang predikatnya berupa nomina atau frase nominal


disebut kalimat nominal.
Contoh:

Kakaknya tentara.
Yang mengantarku ayah.
Pak Rustono dosenku.

b. Kalimat Verbal

Kalimat yang predikatnya tidak berupa nomina atau frase nominal


disebut kalimat verbal.
Contoh:
Kakek

bermain sepak bola (P berupa verba)


Acaranya sangat menarik (P berupa frase adjektival)
Datangnya kemarin (P berupa adverbia)
Anaknya tiga (P berupa numeralia)

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


6. Berdasarkan Ada-Tidaknya Unsur Objek
a. Kalimat Taktransitif

Kalimat yang tidak membutuhkan adanya objek maupun pelengkap disebut


kalimat taktransitif.
Contoh:
Adikku

lahir.
Matanya sakit.

b. Kalimat Ekatransitif

Kalimat yang membutuhkan adanya objek disebut kalimat ekatransitif.


Contoh:

Aku menangkap lalat.


Dinda dipanggil gurunya.

c. Kalimat dwitransitif

Kalimat yang membutuhkan adanya objek dan pengekap disebut kalimat


dwitransitif.
Contoh:

Paman membelikan adik sepatu baru.


Dia menganggapku kawan akrabnya.
Ayah mengirimi kakak uang.

LANJUTAN JENIS KALIMAT >>


7. Berdasarkan Ada atau Tidaknya Niat pada Subjek
a.Kalimat Aktif

Kalimat verbal yang subjeknya memiliki niat untuk melakukan suatu


pekerjaan sebagaimana yang disebut dalam predikat disebut kalimat aktif.

Contoh:

Pemuda itu melamar pacarnya.


Orang itu bunuh diri.
Gadis itu sedang berganti baju.

b. Kalimat Pasif

Kalimat verbal yang subjeknya tidak memiliki niat untuk melakukan


sesuatu sebagaimana yang disebut dalam predikat disebut kalimat pasif.
Contoh:
Gadis itu dilamar pacarnya.
Orang itu meninggal.
Aku terkejut.

Jika dicermati, kalimat yang digolongkan sebagai


kalimat aktif atau pasif adalah kalimat yang
predikatnya berupa verba atau frase verba.
Subjek pada kalimat seperti Orang tuanya kaya;
Pemandangannya indah; Bajumu sangat bagus,
atau Anaknya sedikit tidak dapat digolongkan ke
dalam kalimat aktif maupun pasif. Penyebabnya,
predikat pada kalimat-kalimat tersebut tidak
berupa pekerjaan sehingga tidak dapat dikaitkan
dengan ada atau tidaknya niat pada diri subjek.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai