Anda di halaman 1dari 33

S A L I M Blog

Beranda
Buku 2013
Prosiding
PPP MIPA
S3 MATEMATIKA
MAT DAN P.MAT1
MAT DAN P.MAT2
PEMMAT SEKOLAH
Video Pembelajaran
Matematika: Anak Cerdas Platinum
Knsp Logartm
Konsep Integral
SPL2V
Siklus Hidrologi
Kegagalan Fungsi Jantung
Pernapasan Manusia
Animasi Pembelajaran
Teorema Phyhagoras
PLDV
Persamaan Linear (Grafik)
Mlukis Grs Sngg Ling.
Mlukis Grs Sngg Luar Ling
Pjng Grs Sngg Prsktuan Luar
Pjng Grs Sngg Prsktuan Dlm
Pers Kuadrat
Penarikan Kesimpulan

Perkalian Dua Matriks


Trigonometri
Audio Pembelajaran
Radio Pend.Online
Radio Bass FM Online
Radio Kampus ITB
Radio Swaragama
Radio PTIK Unnes
Radio Pendidikan
Suara Edukasi
Pers.Linear 1 var
Pertdksman.Linear 1 var
Akar pangkat tiga bil.bulat
Perkalian aljabar suku 2
Pangkat tiga bil.bulat
Teorema Phytagoras
RPP SMA
Kelas 1
KD 1a
KD 2a
KD 3a
Kelas 2
KD 1b
KD 2b
KD 3b
Kelas 3
Sabtu, 05 Oktober 2013
TUJUAN, FUNGSI DAN PRINSIP ASESMEN

A.

Pendahuluan

Perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak


dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan
rencana penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran
yang utuh dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu
dengan yang lainnya. Rencana penilaian disusun agar menjadi referensi
guru dalam menyelenggarakan penilaian keseluruhan proses pembelajaran. Di
dalam merencanakan penilaian pembelajaran perlu dipahami guru bahwa
pembelajaran yang mendidik mengandung dua kata kunci yakni, pembelajaran
dan mendidik. Kata pembelajaran memiliki konotasi aktif karena peserta
didik secara aktif melakukan kegiatan belajar dalam situasi pembelajaran
yang dirancang oleh guru, sedangkan kata mendidik mengandung konotasi
proses menjadi (becoming) seorang peserta didik secara komprehensif, baik
secara pedagogi (akademik) maupun secara personal (kepribadian), profesional
(vokasional), dan secara sosial (kewarganegaraan).
Hasil penilaian pembelajaran adalah hasil analisis sejumlah fakta
tentang performance (unjuk kerja) peserta didik dalam proses penguasaan
kompetensi yang diharapkan. Fakta-fakta yang dikumpulkan, diolah,
dianalisis, diinterpretasi, dan disimpulkan merupakan jabaran kompetensi
yang diharapkan (kompetensi dasar minimal) ke dalam sejumlah subkompetensi beserta sejumlah indikator dan deskriptor tertentu. Pengumpulan
fakta atau bukti kinerja peserta didik menggunakan instrumen yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian kompetensi.
B.

Tujuan Asesmen

Chittenden (1994) mengemukakan tujuan penilaian (assessment purpose)


adalah keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up.
1. Keeping track, yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar
peserta didik sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Untuk itu, guru harus mengumpulkan data dan informasi dalam
kurun waktu tertentu melalui berbagai jenis dan teknik penilaian untuk
memperoleh gambaran tentang pencapaian kemajuan belajar peserta didik.
2. Checking-up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan
penilaian untuk mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai
peserta didik dan bagian mana dari materi yang belum dikuasai.
3. Finding-out, yaitu untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga
guru dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

4. Summing-up, yaitu untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik


terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penyimpulan ini dapat
digunakan guru untuk menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai
pihak yang berkepentingan.
Adapun tujuan penilaian hasil belajar adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang
telah diberikan.
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat, dan sikap
peserta didik terhadap program pembelajaran.
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar
peserta didik dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan.
4. Untuk mendiagnosis keunggulan dan kelemahan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Keunggulan peserta didik dapat dijadikan
dasar bagi guru untuk memberikan pembinaan dan pengembangan lebih
lanjut, sedangkan kelemahannya dapat dijadikan acuan untuk memberikan
bantuan atau bimbingan.
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang
sesuai dengan jenis pendidikan tertentu.
6. Untuk menentukan kenaikan kelas.
7. Untuk menempatkan peserta didik sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Secara rinci tujuan asesmen berbasis kelas dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pendidik dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat mencapai
tingkat pencapai kompetensi yang dipersyaratkan, baik selama mengikuti
pembelajaran dan setelah proses pembelajaran berlangsung.
2. Pendidik juga dapat secara langsung memberikan umpan balik kepada
peserta didik, sehingga tidak pelu lagi menunda atau menunggu ulangan
semester untuk bisa mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi.
3. Pendidik dapat melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai
setiap peserta didik, sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami peserta didik sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana
yang perlu pengayaan dan siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk
mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
4. Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan
terus menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.

5. Hasil dari asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir
semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan
komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan
C.

Fungsi Asesmen

Asesmen atau penilaian merupakan bagian penting dalam dari suatu proses
belajar mengajar. Fungsi penilaian diantara:
1.
Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback)
kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program remedial bagi peserta didik.
2.
Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk
memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan
penentuan lulus-tidaknya peserta didik.

3.

Penilaian berfungsi sebagai Diagnostik

Alat yang digunakan dalam penilaian maka hasilnya dapat mengetahui


kelemahan peserta didik. Jadi dengan mengadakan penilaian sebenarnya guru
melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan
mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada maka akan mudah mencari cara
untuk mengatasinya
4.

Penilaian berfungsi sebagai Penempatan

Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekolompok siswa yang mempunyai
hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama belajarnya.
5.

Penilaian berfungsi sebagai Pengukur Keberhasilan

Penilaian dilakukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana suatu


program berhasil diterapkan.
Sementara itu, pada asesmen berbasis kelas, fungsi penilaian diantara:
1.
Fungsi Motivasi, dalam arti, penilaian yang dilakukan guru di kelas harus
mendorong motivasi siswa untuk belajar. Latihan, tugas, dan ulangan yang
diberikan oleh guru harus memungkinkan siswa melakukan proses pembelajaan
baik secara individu maupun kelompok. Bentuk tugas, latihan dan ulangan
harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa terdorong untuk terus
belajar dan merasakan kegiatan itu menyenangkan dan menjadi kebutuhannya.
Dengan mengerjakan latihan, tugas, dan ulangan yang diberikan, siswa
sendiri memperoleh gambaran tentang hal-hal apa yang telah dia kuasai

dan belum kuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia
terdorong untuk mempelajarinya kembali.
2.
Fungsi Belajar Tuntas, dimana penilaian di kelas harus diarahkan untuk
memantau ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan
oleh guru adalah apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang
diarahkan, siapa dari siswa yang belum menguasai kemampuan tetentu, dan
tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa mampu menguasai
kemampuan tersebut. Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam
perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian.
Jika suatu kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan
untuk mengetahi apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai
kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus harus disusun dengan target
kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas
sesuai dengan daftar kemapuan yang telah ditetapkan.
3.
Fungsi Sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, disamping untuk
memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan
untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila
sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau
semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru
menemukan bahwa hanya seagian siswa saja yang menguasai keampuan
yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini
terjadi dan apa tindaka yang harus guru lakukan untuk meningkatkan
efektivitas pengajaran.
4.
Fungsi Umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai
bahan umpan balikbagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian
sangat bermafaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang
dialaminya dalam mecapai kemampuan yang diharapakan, dan siswa diminta
melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai
tugas individu ataupun kelompok. Analisis hasil peilaiam juga berguna bagi
guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam
proses belajar mengajar. misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum
dilakukan siswa dalam memahami konsep tetentu mejadi umpan balik dari
guru dan melaukan perbaikan dalam proses belajar megajar berikutnya.
D.

Prinsip Asesmen

Dalam merancang suatu penilaian pembelajaran perlu diperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut.
1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan
menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dan nilai.
2. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana,
terus-menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang

perkembangan tingkah laku peserta didik sebagai hasil dari kegiatan


belajar. Untuk memenuhi prinsip ini, kegiatan penilaian harus sudah
direncanakan bersamaan dengan kegiatan penyusunan program semester dan
dilaksanakan sesuai dengan program yang telah disusun.
3. Prinsip objektif yakni penilaian dilakukan dengan menggunakan alat
ukur yang handal dan dilaksanakan secara objektif, sehingga dapat
menggambarkan kemampuan yang diukur.
4. Kemampuan membaca, menulis dan berhitung merupakan kemampuan
yang harus dikuasai oleh peserta didik, sehingga penguasaan terhadap ke tiga
kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas.
5. Penilaian dilakukan dengan mengacu pada indikator-indikator dari
masing- masing kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran.
6. Penilaian pembelajaran tematik mencakup penilaian terhadap proses dan
hasil belajar peserta didik. Penilaian proses belajar adalah upaya
pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik, sedangkan penilaian hasil belajar adalah proses pemberian
nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan menggunakan kriteria
tertentu. Hasil belajar tersebut pada hakekatnya merupakan kompetensikompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilainilai. Kompetensi tersebut dapat dikenali melalui sejumlah indikatornya yang
dapat diukur dan diamati.
7. Hasil karya atau hasil kerja peserta didik dapat digunakan sebagai
bahan masukan guru dalam mengambil keputusan.
Pada asesmen berbasis kelas, suatu penilaian harus memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip diantaranya:
a. Mengacu pada pencapaian kompetensi (Competency Referenced),
penilaian kelas perlu disusun dan dirancang untuk mengukur apakah siswa
telah menguasai kemampuan sesuai dengan target yang ditetapkan dalam
kurikulum. Materi yang dicakup dalam penilaian kelas harus terkait secara
langsung dengan indikator pencapaian kemampuan tersebut. Ruang lingkup
materi penilaian disesuaikan dengan tahapan materi yang telah diajarkan
serta pengalaman belajar siswa yang diberikan. Materi penugasan atau
ulangan harus betul-betul merefleksiksan setiap kemampuan yang
ditargetkan untuk dikuasai siswa. Hanya materi yang secara esensial terkait
langsung dengan kemampuan yang perlu dicakup dalam penilaian di kelas.
b. Berkelanjutan (Continous), penilaian yang dilakukan di kelas oleh guru
harus merupakan proses yang berkelanjutan dalam rangkaian rencana
mengajar guru selama satu semester dan tahun ajaran. Rangkaian aktivitas
penilaian kelas yang dilakukan guru melalui pemberian tugas, pekerjaan
rumah (PR), ulangan harian, ulangan tengah dan akhir semester, serta akhir
tahun ajaran merupakan proses yang berkesinambuangan dan berkelanjutan
selama satu tahun ajaran.

c. Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes
maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout)
dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.
Perancangan bahan penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong
siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang bersifat individual
maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan.
d. Menggali Informasi, penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan
informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
Pemilihan metode, teknik, dan alat peniaian yang tepat sangat
menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas
e. Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan penilaian,
guru hendaknya melakukan analisis teadap hasil penilaian dan kerja siswa
secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi
pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang dilakukan siswa. Hal-hal
positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa
diluar perkiraan atau cakupan yang ada pada guru. Siswa yang memiliki
kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalaman sangat mungkin
memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tidak tersedia pada
bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga, melihat pola kesalahan yang
umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk
materi serta kompetesi tetentu sangat membantu guru dalam melakukan
perbaikan dan penyesuaian dan penyelesaian program belajar mengajar.
analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang
diberikan siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi
dan ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Guru harus hendaknya
memberikan penekanan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat umum
tersebut.

E.

DAFTAR RUJUKAN

Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal


Pendidikan Islam Kementerian Agama.

http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/6/2-5.pdf

Agung Virnayani

TUGASFOTOLAIN-LAIN
Jumat, 03 Januari 2014
Asesmen Sebagai Media Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa

Ringkasan:
Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa
asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan
berkelanjutan. Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen
secara umum adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah
untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses
pembelajaran. Asesmen memliki manfaat bagi berbagai pihak, antara lain bagi
peserta didik, pendidik, sekolah, dan bagi orang tua peserta didik. Asesmen
memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah
mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan
belajar anak. Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi
semua informasi yang diperoleh. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang dapat diamati dan diukur yang mencangkup kognitif, afektif dan
pisikomotorik yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat asesmen,

komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat atau
pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi
belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja
melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan,
sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti.

A.

Pendahuluan

Pembelajaran dapat diartikan sebagai sarana membelajarkan pebelajar yang


artinya pembelajaran atau proses belajar merupakan suatu proses yang nantinya
akan dapat merubah pola pikir siswa dari yang sebelumnya tidak tahu menjadi
tahu dan dari yang mulanya berfikir sederhana menjadi lebih kompleks. Ketika
seseorang belajar maka pikiran mereka juga ikut berkembang dan wawasan
yang dimiliki juga bertambah. Belajar sebenarnya bisa dilakukan dan didapatkan
dimana saja, contohnya dengan menonton berita, membaca buku,
mendengarkan seminar dapat menambah wawasan yang dimiliki.
Selain dapat belajar dimana saja, secara resmi pemerintah sudah membuatkan
temapat belajar yang dinamakan sekolah. Sekolah yang dibuat pemerintah ada
SD (Sekolah Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama), SMA (Sekolah Menengah
Atas, dan ada juga jenjang yang lebih tinggi yaitu Universitas/Institusi. Sekolah
atau tempat belajar yang disiapkan oleh pemerintah ini mempekerjakan tenaga
ahli dibidangnya yaitu guru/dosen. Tenaga ahli atau biasa disebut dengan
pengajar ini membantu dan membimbing para siswanya untuk mendapatkan
ilmu yang lebih kompleks, karena terkadang ketika siswa itu belajar sendiri siswa
mendapat kendala dan kurang memahami apa yang sedang mereka pelajari.
Maka dari itu tugas guru/dosen ini membantu siswa untuk memahami apa yang
kurang dimengerti dan tidak dimengerti oleh siswa.
Belajar di Sekolah tentunya ada target dan indikator yang ingin dicapai baik oleh
guru maupun siswa itu sendiri. Untuk mencapai target itu diperlukan sebuah
media. Media yang bisa membantu guru untuk menggetahui hasil belajar siswa
bisa dengan Asesmen. Asesmen adalah pengumpulan bukti yang sistematik,
berkelanjutan dan bertujuan selain itu Asesmen merupakan tahapan
pengumpulan data. Dengan menerapkan Asesmen maka guru bisa membuat
keputusan-keputusan mengenai kebutuhan-kebutuhan siswa, dan pedoman
perencanaan program pembelajaran. Asesmen harus menjadi bagian yang tidak
terpisah dari program pembelajaran. Selain itu guru juga perlu memperhatikan
bukti-bukti belajar dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan para siswa. Buktibukti ini akan menunjukkan apa yang sudah diketahui siswa, dan apa yang
masih perlu mereka ketahui. Bukti-bukti ini didapatkan dari proses Asesmen dan
bukti-bukti ini nantinya akan membantu dalam proses penilaian serta akan
membantu mengetahui seberapa besar mereka sudah menerima pembelajaran.
Karena pengetahuan yang diterima para siswa tidak bisa hanya diukur dengan

menggunakan tes akhir atau ulangan saja, melainkan untuk mengetahui hasil
belajar siswa harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Melihat dari paparan diatas, saya bermaksud merumuskan masalah mengenai
apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga dikatakan asesmen bisa
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa saja komponenkomponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Dimana rumusan masalah ini didasari oleh tujuan saya membuat makalah
adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga
dikatakan asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta
apa saja komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, saya membuat makalah ini sebagai bentuk
penuangan ide atau gagasan sehingga bisa bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.

B.

Isi

Pengertian Asesmen
Pengertian Asesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat diartikan
sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana
guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa
pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas
untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing,
bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pengertian asesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa
asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.

Tujuan, Fungsi dan Manfaat Asesmen


Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen secara umum
adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah untuk
memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses
pembelajaran (Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd, 2011:12). Berdasarkan tujuan
tersebut dapat dilakukan tindak lanjut yang merupakan fungsi asesmen, yang
dapat berupa: (1) penempatan yang tepat, (2) pemberian umpan balik, (3)
diagnosis kesuitan belajar, (4) penentuan kenaikan tingkat atau kelulusan
pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu.
Setelah mengetahui tujuan dan fungsi dari asesmen, asesmen ternyata juga
memiliki manfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
a. Bagi peserta didik, dapat mengetahui hasil dari kompetensi yang telah
dicapai maupun belum dicapai. Berdasarkan informasi itu dapat memberikan
motivasi bagi peserta didik yang belum mencapai kompetensi minimal serta bagi
peserta didik yang sudah dapat mencapai kompetensi minimal akan berupaya
mempertahankan prestasinya.
b. Bagi pendidik, hasil dari belajar peserta didik dapat memberikan gambaran
tentang keadaan peserta didik, materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan
sistem evaluasi yang digunakan.
c.
Bagi sekolah, tergantung pada proses pembelajaran yang telah terjadi.
Sekolah dapat melakukan instrospeksi diri, apakah kondisi pembelajaran telah
sesuai dengan standar pelayanan minimal sekolah atau belum.
d. Bagi orang tua peserta didik, laporan hasil belajar yang tercermin dalam buku
rapor akan memberikan informasi yang cukup bagi orang tua tentang tingkat
keberhasilan anaknya disekolah.

Komponen Asesmen
Asesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama
adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan
belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat
apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari pemangamatan,
komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan
anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi yang dilakukan
secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio,
proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara
yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui hasil belajar
siswa dengan asesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil belajar siswa
tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester saja
melainkan secara bertahap.

Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi semua informasi


yang diperoleh. Hal ini bermenfaat dalam mebuat semacam keputusan atau
penilaian tentang perkembangan anak. Misalnya apakah anak berada dalam
tahap perkembangan atau telah mencapai perkembangan tertentu. Sehingga
melalui komponen kedua ini kita sudah bisa mengambil keputusan tentang
bagaimana hasil belajar siswa yang sebelumnya sudah kita nila secara bertahap
dan berkelanjutan melalui penggalian informasi pada komponen pertama.
Kedua komponen diatas satu sama lain saling berkaitan, sebab melalui
komponen pertama kita bisa melakukan komponen kedua yang nantinya akan
membantu kita menarik kesimpulan apakah siswa sudah mengerti dan
memahami pelajaran yang diajarkan atau tidak.

Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan
hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus
pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas
pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti
proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan
mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Berikut beberapa difinisi
hasil belajar menurut beberapa ahli:
1. Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi
hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.
3. Hamalik (2003) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu.
Dari difinisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang
mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang diberikan dalam proses
belajar mengajar.

Berdasarkan paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat


asesmen, komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat
atau pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi
belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja
melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan,
sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa melalui asesmen sebagai medianya dapat
dilakukan dengan menerapkan komponen asesmen itu sendiri. Yang mana
komponen pertama mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang
perkembangan belajar anak dengan melakukan beberpa cara penggalian
informasi dan komponen kedua menginterpretasi dan mengevaluasi semua
informasi yang diperoleh sehingga dapat diketahui apakah siswa sudah
memahami atau belum mengenai pelajaran yang diajarkan.

Daftar Pustaka

Skip to navigation
Lewat menuju konten utama
Skip to primary sidebar

Skip to secondary sidebar


Skip to footer
Catatan Tirtayasathe short command save my keystrokes but don't save my
brain
PEMBELAJARAN
INFOTECH
PUISI
GORESAN
E-BOOK
GADO-GADO
TIRTAYASA
TwitterFacebookRSS Feed
ASESMEN PEMBELAJARAN [1a] ASESMEN PEMBELAJARAN [1c]
ASESMEN PEMBELAJARAN [1b]
SEP 26
Posted by Tirtayasa
1 0 Rate This

Fungsi, Tujuan, Dan Prinsip Asesmen

Pengantar

Implikasi dari pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang


Standar Nasional Pendidikan pada penilaian adalah perlunya penyesuaian
terhadap model dan teknik penilaian yang dilaksanakan di kelas. Penilaian kelas
terdiri atas penilaian eksternal dan internal. Penilaian ekternal merupakan
penilaian yang dilakukan oleh pihak lain yang tidak melaksanakan proses
pembelajaran, yaitu suatu lembaga independen, yang di antaranya mempunyai
tujuan sebagai pengendali mutu. Adapun penilaian internal adalah penilaian
yang direncanakan dan dilakukan oleh pengajar pada saat proses pembelajaran
berlangsung.

Pengembangan sistem penilaian berbasis kompetensi dasar mencakup beberapa


hal, yaitu: (1) standar kompetensi, adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
lulusan dalam setiap mata pelajaran yang memiliki implikasi yang sangat
signifikan dalam perencanaan, metodologi dan pengelolaan penilaian, (2)
kompetensi dasar, adalah kemampuan minimal dalam rangka mata pelajaran
yang harus dimiliki lulusan; (3) rencana penilaian, jadwal kegiatan penilaian
dalam satu semester dikembangkan bersamaan dengan pengembangan silabus;
(4) proses penilaian, pemilihan dan pengembangan teknik penilaian, sistem
pencatatan dan pengelolaan proses; dan (5) proses implementasimenggunakan
berbagai teknik penilaian.

Berdasarkan Pedoman Penilaian Kelas Untuk Sekolah Dasar dan Madrasah


Ibtidaiyah yang dikeluarkan oleh Balitbang Depdiknas (2006), dinyatakan bahwa
salah satu penilaian internal yang disyaratkan adalah penilaian kelas. Penilaian
kelas merupakan bagian dari penilaian untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap penguasaan kompetensi yang diajarkan oleh pendidik, dan bertujuan
untuk menilai tingkat pencapaian kompetensi peserta didik yang dilaksanakan
pada saat pembelajaran berlangsung dan akhir pembelajaran. Penilaian hasil
belajar ini dilakukan oleh guru untuk memantau proses, kemajuan,
perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki
dan kemampuan yang diharapkan secara berkesinambungan. Penilaian juga
dapat memberikan umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses pembelajaran. Pada bagian ini secara berturut-turut
akan dibahas tentang pengertian, fungsi, tujuan dan prinsip penilaian berbasis
kelas.

1. Penilaian Kelas

Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pendidik yang


terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau
hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses pembelajaran. Untuk
kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai informasi akurat untuk
pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan prosedur dan alat penilaian
yang sesuai dengan kompetensi dasar atau indikator yang akan dinilai yang
dalam subunit terdahulu kita sebut dengan asesmen. Dari proses asesmen ini,
pendidik akan memperoleh potret atau profil kemampuan peserta didik dalam
mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) masing-masing sekolah.

Ketika Anda berdiri sebagai seorang guru, maka dalam melaksanakan penilaian
kelas Anda harus paham bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,

pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan pencapaian


hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi tentang hasil
belajar peserta didik. Penilaian kelas dilaksanakan melalui berbagai teknik,
seperti penilaian unjuk kerja (performance), penilaian sikap, penilaian tertulis
(paper and pencil test), penilaian proyek, penilaian produk, penilaian melalui
kumpulan hasil kerja peserta didik (portfolio), dan penilaian diri (self
assessment).

Sebagai pendidik, Anda harus dapat mengupayakan agar proses penilaian hasil
belajar yang Anda lakukan baik secara formal maupun informal dapat
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini penting diperhatikan
sehingga memungkinkan peserta didik secara optimal dapat mengaktualisasikan
apa saja yang sudah dipahami dan apa yang telah mampu dikerjakannya. Dalam
pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil belajar
peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki peserta
didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya, hasil
belajar siswa ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Pembandingan
semacam ini disebut dengan penilaian acuan patokan atau penilaian acuan
kriteria.

Mungkin Anda bertanya, mengapa penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas
ini dianjurkan untuk digunakan. Alasannya adalah karena penilaian kelas
mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh model asesmen yang
lain (sumber Balitbang Depdiknas, 2006), seperti berikut:

Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi kemajuan


belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan dalam suasana
yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya kesempatan yang terbaik
bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan
hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau
kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensi yang
dipersyaratkan, sehingga dengan demikian siswa tidak terdiskriminasi dalam
klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh, bisa masuk ranking berapa,
dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada fungsi motivasi, dan bantuan agar
siswa dapat mencapai kompetensi yang dipersyaratkan.
Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan
sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.

Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang


tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi diri
untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah
yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimiliki.
Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya kemajuan
belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan bantuan secara
terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga dengan demikian siswa
diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan
dan bimbingan yang sesuai.
Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi
dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses). Hasil
kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi yang dapat dikumpulkan dalam
portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi (produk) terutama dihasilkan melalui
PBM. Karya tersebut dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan
ekstrakurikuler, kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah,
bahkan kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi
dikhotomi antara PBM dan kegiatan penilaian serta antara kegiatan intrakurikuler
dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Kriteria penilaian karya siswa dapat dibahas, dikompromikan antara guru dengan
para siswa sebelum karya itu mulai dikerjakan; dengan demikian siswa
mengetahui kriteria yang akan digunakan dalam penilaian, agar berusaha
mencapai harapan (expectations) (standar yang dituntut) guru, dan mendorong
siswa untuk mengarahkan karya-karya nya sesuai dengan kriteria yang telah
disepakati.
2. Tujuan Asesmen Berbasis kelas

Pertanyaan yang kemudian muncul untuk Anda adalah apakah Anda tahu secara
persis apakah sebenarnya tujuan dari penilaian kelas. Secara rinci tujuan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dengan melakukan asesmen berbasis kelas ini pendidik dapat mengetahui


seberapa jauh siswa dapat mencapai tingkat pencapai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Saat melaksanakan asesmen ini, Anda sebagai pendidik juga akan bisa langsung
memberikan umpan balik kepada peserta didik, sehingga tidak pelu lagi
menunda atau menunggu ulangan semester untuk bisa mengetahui kekuatan
dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.

Dalam asesmen berbasis kelas ini, Anda juga secara terus menerus dapat
melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik,
sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan
siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan.
Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus
menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi Anda untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat Anda jadikan sebagai landasan
untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk
digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah
barang tentu akan berbeda. Anda sebagai pendidik yang tahu persis
pertimbangan pemilihannya.
Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir
semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite
harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan.
3. Fungsi Asesmen Berbasis kelas

Kita semua telah tahu bahwa tugas pendidik adalah mendesain materi dan
situasi di kelas agar siswa dapat belajar untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Setelah Anda mempelajari apa keunggulan dan tujuan dari
asesmen khususnya asesmen berbasis kelas, maka perlu pula diketahui fungsi
dari penilaian kelas tersebut. Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat
dijelaskan sebagai berikut (Diknas, 2006):

Kalau tujuan pembelajaran adalah pencapaian standar kompetensi maupun


kompetensi dasar, maka penilaian kelas ini dapat menggambarkan sejauhmana
seorang peserta didik telah menguasai suatu kompetensi.
Asesmen berbasis kelas dapat berfungsi pula sebagai landasan pelaksanaan
evaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik
memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan,
dalam hal ini terkait erat dengan peran guru sebagai pendidik sekaligus
pembimbing.
Sejalan dengan tujuan asesmen yang telah dikemukakan di atas maka salah satu
fungsi asesmen berbasis kelas ini adalah menemukan kesulitan belajar dan
kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat

diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seorang siswa perlu


mengikuti remedial atau justru memerlukan program pengayaan.
Dengan demikian asesmen juga akan berfungsi sebagai upaya pendidik untuk
dapat menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang telah
dilakukan ataupun yang sedang berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai dasar penentuan langkah perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, guna peningkatan capaian hasil belajar siswa.
Kesemuanya dapat dipakai sebagai kontrol bagi guru sebagai pendidik dan
semua stakeholder pendidikan dalam lingkup sekolah tentang gambaran
kemajuan perkembangan proses dan hasil belajar peserta didik.
Prinsip-prinsip Asesmen Berbasis kelas

Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen berbasis
kelas adalah patokan yang harus dipedomani ketika Anda sebagai guru
melakukan asesmen hasil dan proses belajar. Terdapat ada enam prinsip dasar
asesmen hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:

a. Prinsip Validitas

Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam melakukan


penilaian harus menilai apa yang seharusnya dinilai dan alat penilaian yang
digunakan sesuai dengan apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat
yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

Sebagai contoh:

Keteramgan Tabel:

Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan adalah X,
penilaian ini valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X,
dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian ini tidak
valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam
kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini tidak valid.

b. Prinsip Reliabilitas

Pengertian Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan) hasil penilaian.


Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan perbandingan yang
reliable,menjamin konsistensi, dan keterpercayaan. Misal, dalam menilai unjuk
kerja, penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila
unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama. Untuk menjamin
reliabilitas petunjuk pelaksanaan unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.
Contoh yang lain adalah dalam menguji kompetensi siswa dalam melakukan
eksperimen di laboratorium. Sepuluh siswa melakukan eksperimen dan masingmasing menulis laporannya. Penilaian ini reliablejika guru dapat
membandingkan taraf penguasaan 10 siswa itu dengan kompetensi eksperimen
yang dituntut dalam kurikulum. Penilaian ini reliable jika 30 siswa yang sama
mengulangi eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan hasilnya
ternyata sama. Kondisi yang sama misalnya:

tidak ada siswa yang sakit


penerangan/pencahayaan dalam laboratorium sama
suhu udara dalam lab sama
alat yang digunakan sama
Penilaian tersebut tidak reliable jika ada kondisi yang berubah, misalnya ada 3
siswa yang sakit tetapi dipaksa melakukan eksperimen yang sama, dan ternyata
hasilnya berbeda.

c. Terfokus pada kompetensi

Telah Anda pahami bahwa konsekuensi perubahan kurikulum juga akan


menuntut perubahan dalam sistem penilaiannya. Dalam pelaksanaan kurikulum
berbasis kompetensi, penilaian harus terfokus pada pencapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan). Untuk
bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara berkesinambungan, dimana
penilaian dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun waktu
tertentu.

d. Prinsip Komprehensif

Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah menyusun


rencana pembelajaran yang secara jelas menggambarkan standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa serta indikator yang
menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi
dasar dengan menggunakan beragam cara dan alat untuk menilai beragam
kompetensi atau kemampuan siswa sehingga tergambar profil kemampuan
siswa.

e. Prinsip Objektivitas

Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif
dari penilai. Dalam implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara
obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,
menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).

f. Prinsip Mendidik

Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian dilakukan bukan untuk
mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi
untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan
atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran
kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. Jadi, penilaian yang
mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik,
dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi
kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya Proses dan hasil
penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta
didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Dalam asesmen berbasis kelas untuk pelaksanaan Kurikulum Berbasis


Kompetensi serta implementasi dari standar penilaian dari BSNP perlu
ditambahkan pedoman penilaian pada setiap kelompok mata pelajaran yang
secara rinci dirumuskan sebagai berikut (Depdiknas, 2006):

a. Penilaian hasil belajar kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:

Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai


perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik.
Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif siswa.
b. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang sesuai
dengan karakteristik materi yang dinilai.

c. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan melalui


pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.

d. Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan


kesehatan dilakukan melalui:

Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk menilai


perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik; dan
Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
Kembali ke: ASESMEN [1a]

slideshare
Upload
Login
Signup

Home Leadership Technology Education Marketing Design More Topics

1 of 13

Makalah Asesmen
22,306
views

Agoesdwybima Salim (3 SlideShares) , Guru at SDN 1 SAPE


Follow
1 13 4 0
Published on Apr 02, 2013

6 Comments
6 Likes
Statistics
Notes

Post
Sitti Rahma at PT.CINTA KELUARGA
terimah kasih
1 month ago

Mardiyah Hayati at SD N 006 Langgini Bangkinang


terima kasih
6 months ago
Kanti Setyobekti at Ngajar Matematika
Tx, buat referensi
9 months ago
Agoesdwybima Salim , Guru at SDN 1 SAPE
sama2 semoga bermanfaat
1 year ago
akhi tomo , guru at ukhuwah
terimakasih ya bang
1 year ago
Show More
Transcript
1. BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Penyempurnaan kurikulum adalah
salah satu upaya peningkatan mutu pendidikan. Upaya itu berhasil jika ada
perubahan pola kegiatan pembelajaran, dari yang berpusat pada guru kepada
yang berpusat pada siswa, serta orientasi penilaian dari yang berorientasi
diskriminasi siswa kepada yang berorientasi diferensiasi siswa. Keseluruhan
perubahan itu akan menentukan hasil pendidikan. Ketepatan penilaian
(asesmen) yang dilakukan sekolah, terutama yang berkaitan dengan penilaian
pencapaian hasil belajar siswa. Penilaian tersebut mempengaruhi pendekatan,
kegiatan, dan sumber belajar yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran.
Hasil belajar dari proses belajar tidak hanya dinilai oleh test, tetapi juga harus
dinilai oleh alat-alat nontest atau bukan test. Teknik ini berguna untuk mengukur
keberhasilan siswa dalam proses belajar-mengajar yang tidak dapat diukur
dengan alat tes. Penggunaan teknik ini dalam evaluasi pembelajaran terutama
karena banyak aspek kemampuan siswa yang sulit diukur secara kuantitatif dan
mencakup objektifitas. Sasaran teknik ini adalah perbuatan, ucapan, kegiatan,
pengalaman, tingkah laku, riwayat hidup, dan lain-lain. Di samping itu, penilaian
dilakukan tidak hanya untuk mengungkapkan hasil belajar ranah kognitif, tetapi
juga diharapkan mampu mengungkapkan hasil belajar siswa dalam lingkup
ranah afektif dan psikomotor. Berdasarkan permasalahan di atas, maka
diperlukan teknik-teknik penilaian pembelajaran baik test maupun nontest yang
diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada sehingga hasil belajar
siswa dapat dinilai sesuai dengan tuntutan kompetensi.Oleh karena itu, dalam
makalah ini akan dibahas mengenai teknik-teknik assesmen atau penilaian.B.
Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang yang telah disampaikan,

ditemukan beberapa permasalahan diantaranya: 1. Apakah yang dimaksud


dengan asesmen? 2. Apakah tujuan asesmen? 3. Apa saja teknik-teknik
asesmen?
2. C. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahui
pengertian asesmen. 2. Untuk mengetahui tujuan asesmen. 3. Untuk
mengetahui teknik-teknik asesmen.
3. BAB II PEMBAHASANA. Pengertian Asesmen Menurut Poerwanti, dkk. (2008: 3)
secara umum, assesmen dapat diartikan sebagai proses untuk mendapatkan
informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program
pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan
tentang siswa ini termasuk bagaimana guru mengelola pembelajaran di kelas,
bagaimana guru menempatkan siswa pada program-program pembelajaran yang
berbeda, tingkatan tugas-tugas untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan
dan kebutuhan masing-masing, bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk
studi lanjut. Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011)
suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk
mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat
digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk
menyusun suatu rancangan pembelajaran. Sedangkan Akhmad (2008)
menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang
sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan) peserta didik. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.B.
TujuanAsesmen 1. Menurut Robb a. Untuk menyaring dan mengidentifikasi anak
b. Untuk membuat keputusan tentang penempatan anak c. Untuk merancang
individualisasi pendidikan d. Untuk memonitor kemajuan anak secara individu e.
Untuk mengevaluasi kefektifan program.
4. 2. Menurut Sumardi & Sunaryo (2006) a. Memperoleh data yang relevan,
objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini b. Mengetahui
profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang
dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya
dukung lingkungan yang dibutuhkan anak c. Menentukan layanan yang
dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan- kebutuhan khususnya dan
memonitor kemampuannya.3. Menurut Salvia dan Yesseldyke seperti dikutif
Lerner (1988: 54) Asesmen dilakukan untuk lima keperluan yaitu : a. Penyaringan
(screening) b. Pengalihtanganan (referal) c. Klasifikasi (classification) d.
Perencanaan Pembelajaran (instructional planning) e. Pemantauan kemjuan
belajar anak (monitoring pupil progress) Berdasarkan hasil kajian dari teori-teori
diatas penulis dapat menyimpulkanbahwa : Asesmen dilakukan untuk
mengetahui keadaan anak pada saat tertentu (Waktudilakukan asesmen) baik
potensi-potensinya maupun kelemahan-kelemahan yang dimilikianak sebagai

bahan untuk menyusun suatu program pembelajaran sehingga dapatmelakukan


layanan / intervensi secara tepat. Popham (1995) dalam Mawardi (2011)
menyatakan bahwa asesmen bertujuanantara lain untuk: 1) mendiagnosa
kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar, 2)memonitor kemajuan siswa, 3)
menentukan jenjang kemampuan siswa, 4) menentukanefektivitas pembelajaran,
dan 5) mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitaspembelajaran.
Sementara menurut Diknas (2006) dalam Poerwanti, dkk.(2008) tujuan
dariasesmen adalah sebagai berikut:1. Untuk mengetahui tingkat pencapaian
kompetensi selama mengikuti pembelajaran dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.2. Untuk memberikan umpan balik kepada peserta didik, untuk bisa
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian
kompetensi.3. Untuk memantau kemajuan belajar dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didiksehingga secara dapat dilakukan pengayaan
danremedial.
5. 4. Untuk memberikan umpan balik bagi pendidik dalammemperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan. 5. Untuk
memberikanpilihan alternatifpenilaian kepada guru. 6. Untuk memberikan
informasi kepada orang tua dankomite sekolah tentang efektivitas pendidikanC.
Teknik-teknik Asesmen Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar siswa dapat dilakukan dengan teknik tes maupun nontes, baik untuk
mengakses proses belajar maupun hasil belajar. Teknik mengumpulkan informasi
tersebut pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta didik
terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen suatu
kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil
belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun psikomotor.Menurut
Sumarno (2011) ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian
unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek, penilaian produk,
penggunaan portofolio, dan penilaian diri. 1. Penilaian unjuk kerja Penilaian unjuk
kerja (Performance assessment atau performance- based assessment) atau
teknik tes perbuatan merupakan jenis penilaian yang memberikan kesempatan
kepada para siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan, dan keterampilan
yang mereka miliki dalam berbagai konteks. Seperti berbicara, berpidato,
membaca puisi, dan berdiskusi; kemampuan peserta didik dalam memecahkan
masalah dalam kelompok; partisipasi peserta didik dalam diskusi; ketrampilan
menari; ketrampilan memainkan alat musik; kemampuan berolah raga;
ketrampilan menggunakan peralatan laboratorium; praktek sholat, bermain
peran, bernyanyi, dan ketrampilan mengoperasikan suatu alat. Penilaian unjuk
kerja perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: a. Langkah-langkah
kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari
suatu kompetensi. b. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam
kinerja tersebut. c. Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas. d. Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu
banyak, sehingga semua dapat diamati.
6. e. Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan pengamatan.
Langkah Penilaian Kinerja: 1) Mengidentifikasi langkah penting yang
mempengaruhi output 2) Menuliskan prilaku kemampuan spesifik 3) Membuat

kriteria kemampuan yang akan diukur 4) Mendefinisikan kriteria kemampuan 5)


Mengurutkan kriteria kemampuan 6) Membandingkan dengan kriteria
sebelumnya. Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks
untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu.Untuk menilai
kemampuan lompat jauh peserta didik, misalnya dilakukanpengamatan atau
observasi yang beragam, seperti teknik mengambilawalan, teknik tumpuan,
sikap/posisi tubuh saat di udara, dan teknik mendarat.2. Penilaian sikap Penilaian
sikap merupakan penilaian terhadap sikap peserta didik. Secara umum objek
sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran berbagai mata pelajaran
sebagai berikut: a) Sikap terhadap materi pelajaran. Peserta didik perlu memiliki
sikap positif terhadap mata pelajaran. Dengan sikap positif dalam diri peserta
didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar, akan lebih mudah diberi
motivasi, dan akan lebih mudah menyerap materi pelajaran yang diajarkan. b)
Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik perlu memiliki sikap positif terhadap
guru. Peserta didik yangtidak memiliki sikap positif terhadap guru akan
cenderung mengabaikan hal-hal yang diajarkan. Dengan demikian, peserta didik
yang memiliki sikap negatif terhadap guru/pengajar akan sukar menyerap materi
pelajaran yang diajarkan oleh guru tersebut. c) Sikap terhadap proses
pembelajaran. Peserta didik juga perlu memiliki sikap positif terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses pembelajaran mencakup suasana
pembelajaran, strategi, metodologi, dan teknik pembelajaran yang digunakan.
Proses pembelajaran yang menarik, nyaman dan menyenangkan dapat
menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dapat mencapai hasil
belajar yang maksimal.
7. d) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan materi
pelajaran.Misalnya, masalah lingkupan hidup (materi Biologi atau Geografi).
Peserta didik perlu memiliki sikap yang tepat, yang dilandasi oleh nilai-nilai
positif terhadap kasus lingkungan tertentu (kegiatan pelestarian/kasus
perusakan lingkungan hidup). Misalnya, peserta didik memiliki sikap positif
terhadap program perlindungan satwa liar.3. Penilaian tertulis Penilaian tertulis
merupakan penilaian dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta
didik dalam bentuk tulisan. Ada dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Soal
dengan memilih jawaban, mencakup: pilihan ganda, dua pilihan (salah- benar),
dan menjodohkan. Soal dengan mensuplai jawaban, mencakup: isian atau
melengkapi, uraian terbatas, dan uraian. Penyusunan instrumen penilaian
tertulis perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: a) Materi, misalnya kesesuaian
soal dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada
kurikulum tingkat satuan pendidikan. b) Konstruksi, misalnya rumusan soal atau
pertanyaan harus jelas dan tegas. c) Bahasa, misalnya rumusan soal tidak
menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda. d) Kaidah
penulisan, harus berpedoman pada kaidah penulisan soal yang baku dari
berbagai bentuk soal pilihan.4. Penilaian proyek Penilaian proyek merupakan
kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data. Penilaian
proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan

mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuanmenginformasikan


peserta didik pada mata pelajaran tertentu secarajelas. Ada 3 hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penilaian proyek,yaitu: Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. Relevansi
8. Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap
proyek peserta didik.5. Penilaian produk Penilaian produk adalah penilaian
terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi
penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni,
seperti: makanan, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang
terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam. Pengembangan produk meliputi 3
tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian, yaitu: a) Tahap persiapan Pada
tahap persiapan siswa membuat rencana, mengumpulkan gagasan, dan
kemudian membuat desain (rancangan) produk apa yang akan dibuat. Guru
memberi saran-saran untuk melengkapi gagasan atau meyempurnakan desain.
Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian tentang kemampuan siswa
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, serta mendesain
produk. b) Tahap pembuatan produk (proses) Pada tahap ini siswa memilih dan
menggunakan bahan, alat, dan teknik yang sesuai dengan desain yang telah
disusun.Dalam proses pembuatan dimungkinkan siswa membutuhkan bantuan
berupa saran-saran dari guru. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian
tentang kemampuan siswa menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik. c) Tahap penilaian produk (appraisal) Pada tahap ini siswa menyajikan
produk atau memamerkannya kepada komunitas sekolah disertai uraian tertulis
mengenai seluk- beluk produk tersebut, seperti maksud, ciri-ciri, proses
perancangan dan pembuatan, dll. Pada akhir tahap ini guru melakukan penilaian
tentang kemampuan siswa membuat produk sesuai kegunaan dan memenuhi
kriteria yang telah disepakati.6. Penilaian portofolio Menurut Popham (1994)
dalam Sumarno (2011) penilaian portofolio merupakan penilaian secara
berkesinambungan dengan metode pengumpulan
9. informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan peserta didik dalam
kurun waktu tertentu. Dalam sistem penilaian portofolio guru membuat file untuk
masing- masing peserta didik yang berisi kumpulan sistematis atas hasil prestasi
belajar mereka selam mengikuti proses pendidikan. Dalam file portofolio guru
mengumpulkan bukti fisik dan catatan prestasi siswa, seperti hasil ulangan, hasil
tugas mandiri, serta hasil praktikum. Selain prestasi akademik isi file juga dapat
dielaborasi dengan lembar catatan prestasi non-akademik, yakni rekaman profile
peserta didik meliputi aspek kerajinan, kerapihan, ketertiban, kejujuran,
kemampuan bekerjasama, sikap, solidaritas, toleransi, kedisiplinan, prestasi olah
raga, kesenian, kepramukaan dan lain-lain. Data yang terkumpul dari waktu ke
waktu ini kemudian digunakan oleh guru untuk menilai dan melihat
perkembangan kemampuan prestasi akademik siswa dalam periode tersebut.
File portofolio. sekaligus akan memberikan umpan balik (feed back) baik kepada

gurumaupun kepada peserta didik. Bagi guru, file yang berisi prestasi siswaini
akan memberikan masukan (input) untuk penilaian proses, terutamadalam
memperbaiki strategi, metode, dan manajemen pembelajaran dikelas. Melalui
analisa file portofolio, guru dapat mengetahui potensi,karakter, kelebihan, dan
kekurangan siswa. Bagi siswa, file ini dapatmenjadi dasar pijakan untuk
mengoreksi dan memperbaiki kelemahan,serta kekurangannya dalam proses
pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau
materi pelajaran tertentu.7. Penilaian diri Penilaian diri (self assessment) adalah
suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian
diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas,
berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta
untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil
belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik
dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya
terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk
melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan
10. kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atauketerampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar
berdasarkan kriteria atauacuan yang telah disiapkan.
11. BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Asesmen merupakan kegiatan guru selama
rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik. Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan
bahwa asesmen bertujuan antara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan
kelemahan siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan
jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran, dan 5)
mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran. Dalam
melaksanakan asesmen ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek,
penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.B. Saran Dalam
melaksanakan asesmen atau penilaian dalam pembelajaran sebaiknya
menggunakan teknik yang disesuaikan dengan tujuan diadakannya asesmen
pembelajaran. Maksudnya teknik yang digunakan harus sesuai dengan sasaran
pembelajaran dan harus benar-benar memenuhi kebutuhan peserta didik dan
juga guru.http://www.slideshare.net/Rizzty/teknik-assesmenManfaat
AsesmenProses penilaian hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan benar
akan bermanfaat bagisemuapemangku (stake holder) pembelajaran sekolah.
Manfaat itu adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa1) Dengan mengetahui hasil
belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar.2) Siswa berlatih bertanggung jawab
terhadap apa yang dikerjakannya.3) Hasil belajar siswa dapat menjadi salah satu
input pembentuk kesadaran diri (self conseft)siswa dalam perkembangan

menuju kedewasaannya. Rasa percaya diri untuk berprestasi,keberanian untuk


bekerja keras agar berhasil dalam berusaha, dapat didorong oleh nilai(grade)
hasil belajar.b. Bagi Guru
12. 1) Sebagai salah satu input untuk menyempurnakan program pembelajaran
sertaimplementasinya. Dengan mempelajari hasil hasil belajar siswanya, guru
dapat mengetahuikomponen silabus dan RPP yang perlu disempurnakan.2)
Sebagai dasar guru mengelompokkan siswa dalam berbagai macam komposisi
siswasesuai dengan kepentingan pembelajaran.3) Sebagai dasar melaksanakan
program pengayaan dan remidial.4) Untuk dasar memberikan layanan
pembelajaran secara individual kepada siswa siswanya.5) Untuk mengikuti
perkembangan belajar siswanya serta pengambilan keputusan suatukebijakan,
misalnya kenaikan kelas dan kelulusan.c. Bagi Orang Tua Siswa1) Sebagai
informasi kemajuan belajar putra putrinya.2) Sebagai masukan bagi orang tua
untuk digunakan dasar membimbing putra putrinyadalam belajar di rumah.3)
Sebagai dasar orang tua memberi masukan bagi perbaikan program
pembelajaran disekolah.Penilaian dan Pengukuran.Pengukuran berasal dari kata
measurement. Pengukuran adalahproses kegiatan untukmengetahui keadaan
secara kuantitatif. Dengan kata lain, pengukuranmerupakan suatu
prosespemberian skor atau angka angka terhadap suatu keadaan ataugejala
berdasarkan aturan aturantertentu.Berdasarkan uraian di atas, dapat digaris
bawahibahwa terdapat keterkaitan yang sangat eratantara pengukuran dan
penilaian. Pengukuranmerupakan proses mendeskripsikan suatu keadaansecara
kuantitatif, sedangkan penilaianadalah proses memberikan nilai (value) terhadap
keadaanyang ada.Pendekatan, Metode,Teknik, Strategi, Prosedur Pembelajaran
BahasaPendekatan (approach)Manfaat yang dirasakan dalam mengevaluasi
siswa melalui asesmen dapat dilihat melaluidata perkembangan kemajuan
belajar. Pelaporan merupakan salah satu buktidiselenggarakannya evaluasi yang
selanjutnya dipakai sebagai umpan balik yang sangatberguna. Bagi
guru,dijadikan dasar pembuatan keputusan yang berhubungan denganperbaikan
pengajarannya. Bagi siswa, dapat membangkitkan motivasi belajar. Bagi orang
tuasiswa, merupakan bukti dari pertanggung jawaban dari sekolah terhadap
dukungan orang tuauntuk keberhasilan anaknya. Menurut Adang dalam Sudrajat
(2008) proses ini paling tidak mengandung 6 manfaat yaitu: 1. Menelaah secara
seksama kemampuan siswa.
13. 2. Untuk meningkatkan aktifitas balajar dan memotivasi siswa. 3.
Memberikan informasi tentang keberhasilan seluruh program. 4. Aspek-aspek
apa saja yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai siswa, dan guru sebagai
evaluator perlu memberikan penghargaan atas apa yang telah siswa capai. 5.
Memberikan bukti kepada orang tua siswa, kepala sekolah dan pihak lain. 6.
Dijadikan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan untuk menilai
keberhasilan proses belajar mengajar.Fungsi Asesmen 1. Sebagai alat/bahan
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu 2.
Sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan dalam
pembelajaran siswa. 3. Asesmen digunakan untuk menemukan dan menetapkan
di mana letak masalah yang dihadapi serta apa yang menjadi kebutuhan belajar

seorang anak. 4. Guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang


bersifat realistis dan obyektif Sesuai dengan kesulitan yang dihadapi

Anda mungkin juga menyukai