Beranda
Buku 2013
Prosiding
PPP MIPA
S3 MATEMATIKA
MAT DAN P.MAT1
MAT DAN P.MAT2
PEMMAT SEKOLAH
Video Pembelajaran
Matematika: Anak Cerdas Platinum
Knsp Logartm
Konsep Integral
SPL2V
Siklus Hidrologi
Kegagalan Fungsi Jantung
Pernapasan Manusia
Animasi Pembelajaran
Teorema Phyhagoras
PLDV
Persamaan Linear (Grafik)
Mlukis Grs Sngg Ling.
Mlukis Grs Sngg Luar Ling
Pjng Grs Sngg Prsktuan Luar
Pjng Grs Sngg Prsktuan Dlm
Pers Kuadrat
Penarikan Kesimpulan
A.
Pendahuluan
Tujuan Asesmen
5. Hasil dari asesmen dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir
semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan
komite harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan
C.
Fungsi Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan bagian penting dalam dari suatu proses
belajar mengajar. Fungsi penilaian diantara:
1.
Fungsi formatif, yaitu untuk memberikan umpan balik (feedback)
kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses pembelajaran dan
mengadakan program remedial bagi peserta didik.
2.
Fungsi sumatif, yaitu untuk menentukan nilai (angka) kemajuan/hasil
belajar peserta didik dalam mata pelajaran tertentu, sebagai bahan untuk
memberikan laporan kepada berbagai pihak, penentuan kenaikan kelas dan
penentuan lulus-tidaknya peserta didik.
3.
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus
ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekolompok siswa yang mempunyai
hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama belajarnya.
5.
dan belum kuasai. Jika siswa merasa ada hal-hal yang belum dia kuasai, ia
terdorong untuk mempelajarinya kembali.
2.
Fungsi Belajar Tuntas, dimana penilaian di kelas harus diarahkan untuk
memantau ketuntasan belajar siswa. Pertanyaan yang harus selalu diajukan
oleh guru adalah apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang
diarahkan, siapa dari siswa yang belum menguasai kemampuan tetentu, dan
tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa mampu menguasai
kemampuan tersebut. Ketuntasan belajar harus menjadi fokus dalam
perancangan materi yang harus dicakup setiap kali guru melakukan penilaian.
Jika suatu kemampuan belum dikuasai siswa, penilaian harus terus dilakukan
untuk mengetahi apakah semua atau sebagian besar siswa telah menguasai
kemampuan tersebut. Rencana penilaian harus harus disusun dengan target
kemampuan yang harus dikuasai siswa pada setiap semester dan kelas
sesuai dengan daftar kemapuan yang telah ditetapkan.
3.
Fungsi Sebagai Indikator Efektivitas Pengajaran, disamping untuk
memantau kemajuan belajar siswa, penilaian kelas juga dapat digunakan
untuk melihat seberapa jauh proses belajar mengajar telah berhasil. Apabila
sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau
semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan bahwa proses
belajar mengajar telah berhasil sesuai dengan rencana. Apabila guru
menemukan bahwa hanya seagian siswa saja yang menguasai keampuan
yang ditargetkan, guru perlu melakukan analisis dan refleksi mengapa hal ini
terjadi dan apa tindaka yang harus guru lakukan untuk meningkatkan
efektivitas pengajaran.
4.
Fungsi Umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai
bahan umpan balikbagi siswa dan guru itu sendiri. Umpan balik hasil penilaian
sangat bermafaat bagi siswa agar siswa mengetahui kelemahan yang
dialaminya dalam mecapai kemampuan yang diharapakan, dan siswa diminta
melakukan latihan dan atau pengayaan yang dianggap perlu baik sebagai
tugas individu ataupun kelompok. Analisis hasil peilaiam juga berguna bagi
guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan secara serius dalam
proses belajar mengajar. misalnya, analisis terhadap kesalahan yang umum
dilakukan siswa dalam memahami konsep tetentu mejadi umpan balik dari
guru dan melaukan perbaikan dalam proses belajar megajar berikutnya.
D.
Prinsip Asesmen
Dalam merancang suatu penilaian pembelajaran perlu diperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut.
1. Prinsip integral dan komprehensif yakni penilaian dilakukan secara utuh dan
menyeluruh terhadap semua aspek pembelajaran, baik pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap dan nilai.
2. Prinsip kesinambungan yakni penilaian dilakukan secara berencana,
terus-menerus dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang
c. Didaktis, alat yang akan digunakan untuk penilaian kelas berupa tes
maupun non-tes harus dirancang baik isi, format, maupun tata letak (layout)
dan tampilannya agar siswa menyenangi dan menikmati kegiatan penilaian.
Perancangan bahan penilaian yang kreatif dan menarik dapat mendorong
siswa untuk menyelesaikan tugas penilaian, baik yang bersifat individual
maupun kelompok dengan penuh antusias dan menyenangkan.
d. Menggali Informasi, penilaian kelas yang baik harus dapat memberikan
informasi yang cukup bagi guru untuk mengambil keputusan dan umpan balik.
Pemilihan metode, teknik, dan alat peniaian yang tepat sangat
menentukan jenis informasi yang ingin digali dari proses penilaian kelas
e. Melihat yang benar dan yang salah, Dalam melaksanakan penilaian,
guru hendaknya melakukan analisis teadap hasil penilaian dan kerja siswa
secara seksama untuk melihat adanya kesalahan yang secara umum terjadi
pada siswa dan sekaligus melihat hal-hal positif yang dilakukan siswa. Hal-hal
positif tersebut dapat berupa, misalnya, jawaban benar yang diberikan siswa
diluar perkiraan atau cakupan yang ada pada guru. Siswa yang memiliki
kelebihan kecerdasan, pengetahuan, dan pengalaman sangat mungkin
memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tidak tersedia pada
bahan yang diajarkan di kelas. Demikian juga, melihat pola kesalahan yang
umum dilakukan siswa dalam menjawab dan menyelesaikan masalah untuk
materi serta kompetesi tetentu sangat membantu guru dalam melakukan
perbaikan dan penyesuaian dan penyelesaian program belajar mengajar.
analisis terhadap kesalahan jawaban dan penyelesaian masalah yang
diberikan siswa sangat berguna untuk menghindari terjadinya miskonsepsi
dan ketidakjelasan dalam proses pembelajaran. Guru harus hendaknya
memberikan penekanan terhadap kesalahan-kesalahan yang bersifat umum
tersebut.
E.
DAFTAR RUJUKAN
http://pasca.undiksha.ac.id/e-learning/staff/dsnmateri/6/2-5.pdf
Agung Virnayani
TUGASFOTOLAIN-LAIN
Jumat, 03 Januari 2014
Asesmen Sebagai Media Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa
Ringkasan:
Asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa
asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan
berkelanjutan. Asesmen juga memiliki tujuan yang mana tujuan dari asesmen
secara umum adalah melakukan asesmen dalam proses pembelajaran adalah
untuk memperoleh informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian proses
pembelajaran. Asesmen memliki manfaat bagi berbagai pihak, antara lain bagi
peserta didik, pendidik, sekolah, dan bagi orang tua peserta didik. Asesmen
memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama adalah
mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan dan
belajar anak. Komponen kedua adalah menginterpretasi dan mengevaluasi
semua informasi yang diperoleh. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah
laku yang dapat diamati dan diukur yang mencangkup kognitif, afektif dan
pisikomotorik yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan
paparan diatas mengenai pengertiaan, tujuan fungsi dan manfaat asesmen,
komponen asesmen dan hasil belajar dapat ditarik suatu pendapat atau
pandangan bahwa memang benar asesmen itu bisa dijadikan media untuk
mengetahui hasil belajar siswa yang mana dalam hal ini untuk mengetahui hasi
belajar siswa tidak hanya berupa pengambilan nilai melalui ulangan akhir saja
melainkan dilakukan secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan,
sehingga dalam mengetahui hasil belajar siswa akan lebih konkrit dan pasti.
A.
Pendahuluan
menggunakan tes akhir atau ulangan saja, melainkan untuk mengetahui hasil
belajar siswa harus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Melihat dari paparan diatas, saya bermaksud merumuskan masalah mengenai
apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga dikatakan asesmen bisa
digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta apa saja komponenkomponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Dimana rumusan masalah ini didasari oleh tujuan saya membuat makalah
adalah untuk mendeskripsikan apa yang dimaksud dengan asesmen sehingga
dikatakan asesmen bisa digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa serta
apa saja komponen-komponen asesmen yang bisa digunakan untuk mengetahui
hasil belajar siswa. Oleh sebab itu, saya membuat makalah ini sebagai bentuk
penuangan ide atau gagasan sehingga bisa bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
B.
Isi
Pengertian Asesmen
Pengertian Asesmen Menurut Poerwanti secara umum, assesmen dapat diartikan
sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat
digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang
menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun
kebijakan-kebijakan sekolah. Keputusan tentang siswa ini termasuk bagaimana
guru mengelola pembelajaran di kelas, bagaimana guru menempatkan siswa
pada program-program pembelajaran yang berbeda, tingkatan tugas-tugas
untuk siswa yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing,
bimbingan dan penyuluhan, dan saran untuk studi lanjut.
Sementara menurut Robert M. Smith (2002) dalam Mawardi (2011) suatu
penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.
Sedangkan Akhmad (2008) menyebutkan bahwa assesmen atau penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau
ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.
Berdasarkan pengertian asesmen dari 3 ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
asesmen merupakan kegiatan guru selama rentang pembelajaran untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk
dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik.
Dari paparan pengertian asesmen itu dapat pula ditarik prinsip asesmen bahwa
asesmen hendaknya dilakukan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.
Komponen Asesmen
Asesmen memiliki 2 kompenen yang saling berkaitan. Komponen pertama
adalah mengumpulkan dan mencatat/merekam informasi tenang perkembangan
belajar anak. Sebagai contoh misalnya dengan mengumpulkan dan mencatat
apa yang dilakukan anak. Informasi ini dapat diperoleh dari pemangamatan,
komunikasi, wawancara, portofolio, proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan
anak, foto, maupun rekaman suara. Melalui penggalian informasi yang dilakukan
secara bertahap dengan pemangamatan, komunikasi, wawancara, portofolio,
proyek, tes, checklis, hasil gambar/tulisan anak, foto, maupun rekaman suara
yang tidak hanya menggunakan nilai akhir saja maka mengetahui hasil belajar
siswa dengan asesmen sudah dilakukan. Sebab penilaian dari hasil belajar siswa
tidak hanya dilakukakn dengan cara evaluasi atau ulangan semester saja
melainkan secara bertahap.
Hasil Belajar
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan
hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus
pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka
membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas
pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Dalam setiap mengikuti
proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan
mendapatkan hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Berikut beberapa difinisi
hasil belajar menurut beberapa ahli:
1. Purwanto (2011) hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat
belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas
sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi
hasil belajar dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik.
2. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik yang
dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar.
3. Hamalik (2003) hasil belajar adalah sebagai terjadinya perubahan tingkah
laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat di artikan sebagai terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik sebelumnya yang tidak tahu
menjadi tahu.
Dari difinisi yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan hasil
belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diamati dan diukur yang
mencangkup kognitif, afektif dan pisikomotorik yang diberikan dalam proses
belajar mengajar.
Daftar Pustaka
Skip to navigation
Lewat menuju konten utama
Skip to primary sidebar
Pengantar
1. Penilaian Kelas
Ketika Anda berdiri sebagai seorang guru, maka dalam melaksanakan penilaian
kelas Anda harus paham bahwa penilaian kelas merupakan suatu proses yang
dilakukan melalui langkah-langkah perencanaan, penyusunan alat penilaian,
Sebagai pendidik, Anda harus dapat mengupayakan agar proses penilaian hasil
belajar yang Anda lakukan baik secara formal maupun informal dapat
dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini penting diperhatikan
sehingga memungkinkan peserta didik secara optimal dapat mengaktualisasikan
apa saja yang sudah dipahami dan apa yang telah mampu dikerjakannya. Dalam
pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil belajar
peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki peserta
didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya, hasil
belajar siswa ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya. Pembandingan
semacam ini disebut dengan penilaian acuan patokan atau penilaian acuan
kriteria.
Mungkin Anda bertanya, mengapa penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas
ini dianjurkan untuk digunakan. Alasannya adalah karena penilaian kelas
mempunyai beberapa keunggulan yang tidak dimiliki oleh model asesmen yang
lain (sumber Balitbang Depdiknas, 2006), seperti berikut:
Pertanyaan yang kemudian muncul untuk Anda adalah apakah Anda tahu secara
persis apakah sebenarnya tujuan dari penilaian kelas. Secara rinci tujuan
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Dalam asesmen berbasis kelas ini, Anda juga secara terus menerus dapat
melakukan pemantauan kemajuan belajar yang dicapai setiap peserta didik,
sekaligus Anda dapat mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga secara tepat dapat menentukan siswa mana yang perlu pengayaan dan
siswa yang perlu pembelajaran remedial untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan.
Hasil pemantauan kemajuan proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan terus
menerus tersebut juga akan dapat dipakai sebagai umpan balik bagi Anda untuk
memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang
digunakan, sesuai dengan kebutuhan materi dan juga kebutuhan siswa.
Hasil-hasil pemantauan tersebut, kemudian dapat Anda jadikan sebagai landasan
untuk memilih alternatif jenis dan model penilaian mana yang tepat untuk
digunakan pada materi tertentu dan pada mata pelajaran tertentu, yang sudah
barang tentu akan berbeda. Anda sebagai pendidik yang tahu persis
pertimbangan pemilihannya.
Hasil dari asesmen ini dapat pula memberikan informasi kepada orang tua dan
komite sekolah tentang efektivitas pendidikan, tidak perlu menunggu akhir
semester atau akhir tahun. Komunikasi antara pendidik, orang tua dan komite
harus dijalin dan dilakukan terus menerus sesuai kebutuhan.
3. Fungsi Asesmen Berbasis kelas
Kita semua telah tahu bahwa tugas pendidik adalah mendesain materi dan
situasi di kelas agar siswa dapat belajar untuk mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan. Setelah Anda mempelajari apa keunggulan dan tujuan dari
asesmen khususnya asesmen berbasis kelas, maka perlu pula diketahui fungsi
dari penilaian kelas tersebut. Secara rinci fungsi dari penilaian kelas dapat
dijelaskan sebagai berikut (Diknas, 2006):
Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen berbasis
kelas adalah patokan yang harus dipedomani ketika Anda sebagai guru
melakukan asesmen hasil dan proses belajar. Terdapat ada enam prinsip dasar
asesmen hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas, 2004 dan 2006) yaitu:
a. Prinsip Validitas
Sebagai contoh:
Keteramgan Tabel:
Jika guru menilai kompetensi A dan alat penilaian yang digunakan adalah X,
penilaian ini valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X,
dalam kenyataan yang dinilai bukan kompetensi A tetapi B, penilaian ini tidak
valid. Jika yang hendak dinilai kompetensi A dengan alat penilaian X, dalam
kenyataan yang dipakai justru alat penilaian Y, penilaian ini tidak valid.
b. Prinsip Reliabilitas
d. Prinsip Komprehensif
e. Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses penilaian yang
dilakukan harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau pertimbangan subyektif
dari penilai. Dalam implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara
obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian harus adil, terencana, berkesinambungan,
menggunakan bahasa yang dapat dipahami siswa, dan menerapkan kriteria yang
jelas dalam pembuatan keputusan atau pemberian angka (skor).
f. Prinsip Mendidik
Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian dilakukan bukan untuk
mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak lulus) atau menghukum siswa, tetapi
untuk mendiferensiasi siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan
atau posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian suatu
kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan gambaran
kemampuan siswa, bukan gambaran ketidakmampuannya. Jadi, penilaian yang
mendidik artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik,
dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi
kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. Pada akhirnya Proses dan hasil
penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses
pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina peserta
didik agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
a. Penilaian hasil belajar kelompok matapelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui:
slideshare
Upload
Login
Signup
1 of 13
Makalah Asesmen
22,306
views
6 Comments
6 Likes
Statistics
Notes
Post
Sitti Rahma at PT.CINTA KELUARGA
terimah kasih
1 month ago
gurumaupun kepada peserta didik. Bagi guru, file yang berisi prestasi siswaini
akan memberikan masukan (input) untuk penilaian proses, terutamadalam
memperbaiki strategi, metode, dan manajemen pembelajaran dikelas. Melalui
analisa file portofolio, guru dapat mengetahui potensi,karakter, kelebihan, dan
kekurangan siswa. Bagi siswa, file ini dapatmenjadi dasar pijakan untuk
mengoreksi dan memperbaiki kelemahan,serta kekurangannya dalam proses
pembelajaran maupun penguasaannya tentang suatu pokok bahasan atau
materi pelajaran tertentu.7. Penilaian diri Penilaian diri (self assessment) adalah
suatu teknik penilaian, di mana subjek yang ingin dinilai diminta untuk menilai
dirinya sendiri berkaitan dengan, status, proses dan tingkat pencapaian
kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik penilaian
diri dapat digunakan dalam berbagai aspek penilaian, yang berkaitan dengan
kompetensi kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam proses pembelajaran di kelas,
berkaitan dengan kompetensi kognitif, misalnya: peserta didik dapat diminta
untuk menilai penguasaan pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil
belajar dalam mata pelajaran tertentu, berdasarkan kriteria atau acuan yang
telah disiapkan. Berkaitan dengan kompetensi afektif, misalnya, peserta didik
dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya
terhadap suatu objek sikap tertentu. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk
melakukan penilaian berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan.
Berkaitan dengan
10. kompetensi psikomotorik, peserta didik dapat diminta untuk menilai
kecakapan atauketerampilan yang telah dikuasainya sebagai hasil belajar
berdasarkan kriteria atauacuan yang telah disiapkan.
11. BAB III PENUTUPA. Kesimpulan Asesmen merupakan kegiatan guru selama
rentang pembelajaran untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang
dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik. Popham (1995) dalam Mawardi (2011) menyatakan
bahwa asesmen bertujuan antara lain untuk: 1) mendiagnosa kelebihan dan
kelemahan siswa dalam belajar, 2) memonitor kemajuan siswa, 3) menentukan
jenjang kemampuan siswa, 4) menentukan efektivitas pembelajaran, dan 5)
mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran. Dalam
melaksanakan asesmen ada tujuh ragam teknik yang dapat digunakan, yaitu
penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek,
penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.B. Saran Dalam
melaksanakan asesmen atau penilaian dalam pembelajaran sebaiknya
menggunakan teknik yang disesuaikan dengan tujuan diadakannya asesmen
pembelajaran. Maksudnya teknik yang digunakan harus sesuai dengan sasaran
pembelajaran dan harus benar-benar memenuhi kebutuhan peserta didik dan
juga guru.http://www.slideshare.net/Rizzty/teknik-assesmenManfaat
AsesmenProses penilaian hasil belajar siswa yang dilaksanakan dengan benar
akan bermanfaat bagisemuapemangku (stake holder) pembelajaran sekolah.
Manfaat itu adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa1) Dengan mengetahui hasil
belajarnya, siswa termotivasi untuk belajar.2) Siswa berlatih bertanggung jawab
terhadap apa yang dikerjakannya.3) Hasil belajar siswa dapat menjadi salah satu
input pembentuk kesadaran diri (self conseft)siswa dalam perkembangan