Anda di halaman 1dari 3

POLITIK MENURUT AGUSTINUS DAN THOMAS AQUINAS SERTA PENILAIAN

ATAS PANDANGAN KEDUA TOKOH

Filsafat Politik St. Agustinus


Gagasan politik St. Agustinus berpusat pada konsepnya tentang dua kota.Terdapat dua
kategori manusia yang saling bercampur. Kategori pertama, yaitu kota duniawi (kota manusia).
Manusia yang menghuni kota ini hidup mengikuti sifat lahiriah mereka, mencintai diri sendiri
dan merendahkan Tuhan. Kebanyakan manusia masuk dalam kategori ini. Kategori kedua, kota
surgawi (kota Tuhan). Manusia yang menempati kota ini adalah mereka yang merendahkan diri
dan mencintai Tuhan serta hidup dengan roh.1
Manusia pada kategori pertama tidak mencintai Tuhan, hidup menurut dirinya sendiri,
maka terkena kutukan: hidup dengan penuh masalah, penuh nafsu-nafsu, pertikaian, dan
kekerasan. Perlulah suatu kekuatan eksternal (dibutuhkan negara) untuk mengatur kekacauan
manusia itu.Dengan adanya kekuatan negara kekacauan dapat dikendalikan dan menikmati hidup
duniawi tanpa adanya kekacauan.Pada tatanan kota surgawi, manusia yang hidup dengan
mencintai Tuhan, penuh kedamaian, dan keadilan sejati hanya akan terwujud dengan suatu
kebangkitan (tidak tahu kapan akan terpenuhi). Kota Tuhan ini, terdiri dari manusia yang terpilih,
namun tidak banyak.Hanya sebagian yang dapat dilihat secara nyata, yaitu di dalam Gereja,
mungkin mereka ada di antara wakil-wakil Tuhan di dunia.2

Filsafat Politik St. Thomas Aquinas


Gagasan politik St. Thomas Aquinas tampak dalam bukunya The Governance of Rulers
(De regimine principum).Ia memperluas gagasan Aristoteles Zoom Politikonmanusia secara
alamiah adalah binatang politik dan sosial.Artinya manusia yang mengunakan akal dan
kemampuan bicaranya untuk bekerjasama membangun komunitas politik sebagaitanggapan atas

1 Joseph losco, Leonard Williams, Political Theory: Kajian Klasik dan Kontemporer, H. Munandar,
(terj.), Vol. 1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm. 336-337.
2 Ibid.

kebutuhan kelompok dan pribadi-pribadi yang menyusunnya.3 Dari sini, politik akan menjadi
persatuan orang-orang bebas di bawah arahan suatu penguasa yang betujuan mendorong
kebaikan bersama.
Bentuk pemerintahan terbaik menurut Aquinas adalah monarki.Pemerintahan monarki yang
digagas olehnya bersifat agama. Dia mengansumsikan hierarki para malaikat dibawah satu
Tuhan diproduksi di dunia dengan adanya beragam tingkatan dalam Geraja, dan dalam
masyarakat, serta masing-masing mengemban posisinya di bawah satu raja tunggal. 4Dapat
diandaikan, bahwa sistem pemerintahannya berdasar pada hukum Ilahi (Tuhan menjadi
pimpinan, penguasa tertinggi).Bahkan setelah sistem itu diterapkan dalam pemerintahan duniawi,
Tuhan tetap menjadi yang utama.

Penilaian atas Pandangan Keduanya


Kedua gagasan politik di atas sangat bernada kekristenan (agama). St. Agustinus
membandingkan suatu pemerintahan kota menjadi hal yang duniawi dan surgawi, yang baik dan
buruk di mana yang baik adalah kota surgawi dan yang buruk kota duniawi. Penduduk kota
surgawi adalah mereka yang hidup dengan roh dan taat pada Tuhan, sementara mereka yang
duniawi ialah penduduk atau orang-orang yang tidak taat pada Tuhan. Karena itu, penduduk kota
duniawi butuh lembaga yang mengatur kekacuan yang ada. St. Thomas mendasarkan
pemerintahan berdasarkan hirarki hukum Ilahi
Akan sulit untuk menilai mana yang lebih baik jika pendasarannya berkisar pada
agama.Bagi saya ini adalah sah-sah saja, tidak ada yang perlu diperdebatkan (selaku pribadi yang
beragama Katolik). Namun jika dilihat, dikritisi dari sudut pemikiran murni (lepas dari iman),
apa yang ditampilkan keduanya tidak berdasar pada realitas, sungguhkah ada pendasaran dari
teori mereka itu. Pendasaran yang diawang-awang, jauh dari kenyataan yang dapat dipikirkan
oleh banyak orang, yang mungkin berbeda iman dengan keduanya.
Namun, gagasan yang ditampilkan keduanya paling tidak memberi gambaran identifikasi akan
suatu bentuk pemerintahan, tingkatan kekuasaan dalam negara. Tidak hanya itu, juga memberi
3 Ibid., hlm. 438-400.
4Ibid.

gambaran akan mengapa ada kekacauan, kejahatan, dan lahirnya negara di dunia. Paling tidak,
itu berguna bagi orang yang berada di luar iman yang sama dan menjadi penguat bagi iman yang
sama dengan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai