Anda di halaman 1dari 47

Pengetahuan Bahan

Konstruksi (FTK 129)

Korosi Pitting/Sumuran
Korosi lokal
Menyerang pada logam yang :
- selaput pelindungnya robek secara mekanik.
- Memiliki tegangan konsentrasi lokal.
- Memiliki konsentrasi kimia heterogen (inklusi,
segregasi , presipitasi)
Sulit dibedakan dengan korosi celah.
- korosi celah dipicu oleh beda konsentrasi O2
- korosi sumuran dipicu oleh faktor metalurgi

Korosi ini disebut juga dengan korosi


setempat, korosi ini terbentuk dari rusaknya
lapisan pasif, dan terbentuk secara 2 tahap
yaitu : inisiasi dan propagasi
Reaksi Korosi :

Oksidasi : M Mn+ + neReduksi : Cl- + M + H2O HCl + M(OH)n


H2 e + H
-

Cl-

Korosi ini tegolong paling berbahaya, karena ;


Sering terjadi
Susah diramalkan
tidak teramati pada tahap awal
Korosi ini disebabkan karena;
Strong Oxidizer oleh pasivassi)
Acid Solution terbentuk oleh proses
korosi lokal
Cl- content pitting agent

Pada korosi merata kehilangan berat =


laju korosi
Pada pitting = tidak terdeteksi dengan
kehilangan berat

Contoh :
- Pada baja lunak (mild steel) sering terjadi inklusi
Mangaan Sulfida (Katodik) sehingga daerah
disekitarnya menjadi anodik
- Baja Coldworked, tidak memiliki lapisan pelindung
oksida sehingga lebih mudah terserang korosi
pitting (sumuran)

Mekanisme pembentukan
sumuran

1. Mula mula terjadi korosi merata


2. Daerah sentral kekurangan O2 karena jarak
diffusi O2 lebih panjang anoda terjadi
pelarutan M+ ditengah titik air terjadi karat
dipusat berbentuk cincin

Dipengaruhi oleh Temperatur, kadar


Molibdenum (Mo)
Dinyatakan dalam CPT (Critical Pitting
Temperatur), yang nilainya merupakan
fungsi dari kadar Cr, Mo.
SS Duplex memiliki kadar Mo tinggi
sehingga CPT nya tinggi pula.

Pitting Faktor = P/d ; P = kedalamana Maks


d = penetrasi dari mass loos

Tahap inisiasi pada korosi Pitting ialah terbukanya


logam dilampisan pasif yang di sebabkan oleh
adanya Cl-

Dari Gambar 7.13 jones


a. Selaput pasif pecah secaran lambat membentuk

ion ferri

FeOOH + H2O Fe3+ + 3OHAdanya Cl- sebagai katalisator pembebasan ion Fe3+ dari lapisan
terluar selaput pasif
FeOOH + Cl- FeOCl + OHFeOCl + H2O Fe3+ + Cl- + 2OHFeOCl salt island (p.garam) yang mempercepat kelarutan
selaput pasif menghasilkan Fe3+. Setelah selaput pasif larut
maka akan kontak langsung dengan permukaaan baja dan
membentuk Fe2+ merupakan awal tejadinya korosi sumuran

Crevice Corrosion (korosi


celah)

Korosi celah terjadi karena perbedaan


konsentrasi O2 terlarut ( sel aerasi differential)
GAMBAR

Bentuk-bentuk Crevice Corrosion


Deposit porous dan basket corrosion
kemungkinan terjadi crevice lebih besar
Filiform tidak berbahaya karena tidak
menyerang kedalam

Crevice Corrosion (Korosi Celah)


Merupakan salah jenis korosi satu lokal.
Korosi ini disebabkan oleh adanya sejumlah
kecil sekali larutan yang ter-stagnasi (diam),
karena adanya hole, gasket.
Sambungan penyebab timbulnya celah,
sehingga korosi ini sering juga disebut korosi
deposit, korosi retakan, korosi packing, korosi
interface, korosi tapal kuda dan korosi garis
air, korosi pasak.

Faktor penyebab crevice corrosion :


Faktor lingkungan
Adanya pasir, debu yang bisa menimbulkan
deposit membuat terjadinya stagnasi larutan
sehingga timbul korosi celah, adanya retakan,
adanya beda konsentrasi oksigen lokal,dll
Misalnya : Stainless steel 18 8 yang dipilih karet
dan dicelup dalam air laut bisa pada terpotong
bagian yang ada karetnya karena korosi celah.

Mekanisme
Korosi terjadi karena konsentrasi
oksigen lokal atau ion logam lokal
antara celah dan sekitarnya, sehingga
korosi ini sering disebut concentration
cell Corrosion

Tahap tahap terjadinya crevice corrosion


Mula mula elektrolit seragam konsentrasinya, sehingga korosi yang
terjadi adalah general corrosion (aman), kadar oksigen seragam.
Oksigen sebagai bahan baku reaksi katodik, reaksi reduksi :
O2+H2O+2e 2(OH)- sedang elektron dari reaksi reduksi
diperoleh dari reaksi anodik (oksidasi) adalah 2M 2M+ + 2e Pengambilan oksigen yang terlarut untuk reaksi katodik menyebabkan
oksigen didalam celah menipis dan habis, sehingga proses katodik
(pembentukan hidroksil OH- terhalang)
Didalam celah terjadi kelebihan ion ion positif (M+ ), sehingga ion
negatif dari luar celah misalnya (Cl) berdiffusi masuk agar terjadi
kondisi setimbang (energi minimum)
M+ + Cl- + H2O produk korosi MOH + H+ +
H+ dan Cl- menurunkan pH larutan
Korosi celah ini bersifat autokatalitik artinya begitu reaksi awal terjadi,
sel sel tidak lagi bergantung pada keadaan luar.

Menghindari korosi celah


Gunakan sambungan las.
Tutup sambungan non welded dengan
las atau solder.
Hindari zona stagnasi.
Periksa secara intensif dan periodik zone
celah celah.
Gunakan media korosif (larutan) yang
uniform.
Hindari packing yang basah.
Gunakan gasket yang solid

ENVIROMENTALLY INDUCED CRACKING


(RETAKAN AKIBAT KOROSI)

SCC (stress Corrosion Cracking) = Retak


korosi tegangan
CFC ( Corrosion Fatique Cracking) = Retak
korosi lelah
HE/ HIC ( Hydrogen Embrittlement /
Hydrogen Induced Cracking) = Perapuhan
Hidrogen

Stress Corrosion Cracking (SCC)


retak (kegagalan rapuh) pada
logam/paduan yang dikenai tegangan tarik
di dalam lingkungan korosif tertentu
Logam mengalami korosi SCC bila :
1. Ada internal stress
2. Ada media lingkungan korosif
Keduanya berjalan simultan SCC
Contoh : checkerplate (pelat kembang),
lekukan pada bodi mobil, elbow pipa,dll

Perjalanan retakan tegak lurus arah tegangan


tarik
Retakan : Intergranular
Transgranular retakan bercabang, runcing)
Efek metalurgis
- logam murni tdak rawan SCC
- Paduan lebih rawan

Efek Elektrokimia
Laju pertumbuhan retakan ~ arus anodik pada
permukaan elektorda yang mengalami
regangan
SCC dimulai dengan pelarutan anodik (korosi)
dilanjutkan perjalanan retakan oleh tegangan
tarik

Corrosion Fatique Cracking (CFC)


Kegagalan rapuh (retak) akibat
tegangan
berfluktuasi (peridiodik)
dalam lingkungan
korosif

Retakan tak bercabang, ujung tumpul,


penjalaran retakan transgranular tegak
lurus arah tegangan listrik.

HE/ HIC (Hydrogen Embrittlement


/Hydrogen Induced Cracking)
retak akibat penetrasi dan difusi atom-atom H ke dalam
kisi kristal paduan

Asal H ; H2O + e- H+ + OH- (reduksi air pada lingkaran


netral/ basa)
Dan H + e- H ( asam)
Atom H kecil masuk teristorsi kisi kristal
tegangan crack voids berisi gas H2 T naik crack
Temperature mengurangi kelarutan H 2 dalam logam
HIC bisa dicegah dengan pemanggangan;
ketahanan meningkat dengan waktu pemanggangan
Struktur kristal FCC lebih tahan terhadap HIC d/p BCC
Tegangan tarik statik
Lingkungan korosif apa aja

Kerawan terhadap HIC

Crack : tak becabang, ujung runcing,


penjalaran : IG/TG
Tidak ada produk korosi dalam retakan
Permukaan patahan = SCC
Polarisasi katodik + rawan HIC

Pencegah
an
SCC
Logam :
- mengurangi stress
- shotpeening sandblast tetapi pakai butirbutir baja
- stress - relief anneal
Lingkungan:
- mengurangi konsentrasi O2 ( oxidizing agent)
- inhibitor
Coating tidak efektif karena tidak sanggup
menahan kimia/ fisika agresif lingkungan
Proteksi katodik tetapi akan mempercepat
HIC

CFC :
- pencegahan korosi umum; + PH, mengurangi
Oksigen, inhibitor, proteksi katodik.
- coating tidak efektif

HIC :
- dengan membuang/ menghilangkan sumber H

- mengurangi strees, annealing


- coating, inhibitor (yang tidak menahan H + ) atau
pasivator

Korosi Batas Butir (Intergranular


Corrosion)

Korosi ini sering disebut : Intergranular Attact


(IGA), Intergranular Corr (IGC)
Mekanisme korosi Batas butir pada baja
Orientasi kristalografi Acak daerah tidak
stabil dg energi tinggi mudah terkorosi
intergranular/BB
Korosi BB sering dijumpai pada Stainless steel
Austenitik
SS tahan terhadap korosi merata, tetapi pada
temperatur tertentu yaitu temperatur sensitis
(450800 der C), SS sangat rentan terhadap
korosi BB

Korosi Intergranular
IGC(IGC)
disebabkan adanya impurtis pada batas

butir, memperkaya salah satu elemen pemadu


atau menipiskan salah satu elemen pemadu
Ex: FeCrNiMo (SS)
T = 425 815 oC
C 0,03 %
Terjadi sensitisasi => pembentukan senyawa
M23C6 dan pengendapannya diatas butir
T < 425oC
Laju difusi e << kecil => tidak mungkin
terbentuknya M23C6
T > 815 oC => M23C6 larut

Weld Decay (las runtuh)


Sensitisasi pada austanetic stainlees steel selama pengelasan
diketahui sebagai weld secay.
Gambar 9.5 Jones

Pencegahan

menghindari T senitisasi
menambah stabilizer
mengurangi kadar C

Dealloying

- Dezincification (kuningan/ brass)


Paduan Cu-Zn (70%/30%), penghilangan
zinc pada kuningan
-Graphitic corrosion (grey cast iron)
Grafit bertindak sebagai katoda yang
mempercepat pelarutan anodi dekat besi
(Fe), embentuk sel grafiti, besi terlarut
membentuk poros yang berisi grafit,
voids, dan rusak

Mekanisme :
1. Zn larut karena EZn << E Cu; Cu tinggal (koropos,
lunak) E<0
2. Zn + Cu larut bersama, Cu redoposisi 0<E<0,2
3. Zn dan Cu larut bersama bukan dezincifikasi
E>0,2
Mekanisme fontana
1. Pelarut kuningan
2. Ion Zn berada dalam larutan
3. Plat Cu terbentuk lagi Zn reaktif, Cu noble
Pencegahan
-Mengurangi lingkungan agresive
-Proteksi katoda + Sn kedalam paduan = 1%

Selective leaching = de
alloying

Demetallification : Pengurangan
elemen logam
tertentu dalam paduan. Contoh :
dezincification
denickelification
dealuminification
destannification
etc.

Kuningan (brass)

Brass 70/30 + 0,05% Arsen


selective leaching turun
Brass 60/40 + 1% Timah Putih
(Naval Brass) selective leaching
turun
Brass 60/40 + 4% Pb
Machinability naik, selective
leaching turun

Brass 70/30 (yellow brass)


bentuk pipa berada di air laut separo tebal
terserang dezinfication

kenaikan kadar Zn menaikkan korosi karena Zn


lebih anodik dibanding Cu
Mekanisme korosi :
1. Brass terlarut
2. Zn terlarut dimedia
3. Cu tetap menempel pada Brass

Paduan super
Proses oksidasi paduan super adalah proses
selective leaching

Korosi Erosi
Korosi erosi dipercepat oleh orosi (kerusakan film permukaan
logam oleh aliran fluida (impingemen attack)
Biasanya terjadi pada struktur yang meningkatkan laju alir
atau turbulensi, seperti elbow, perubahan diameter pipa/tube,
dan sudut turbin/pompa
Faktor yang memperparah :
- padatan yang terus pensi
- aliran fasa uap (uap + titik embun /droplet)
Penyebab :
Turbulensi
Partikel dalam aliran
Peronggaan/Kavitasi

Turbulensi aliran disebabkan oleh :


Perubahan drastis diameterpipa
Sambungan yang kurang baik
Celah
Endapan

Corrosion Erosion
Logam yang rawan korosi erosi: kekuatan
rendah, kurang tahan korosi
Bentuk serangan; grooves, gullies, horse
shoe-pad, teardrops, waves
Pencegahan
1. Mengurangi laju alir dan turbuensi
2. Mengurangi korosivitas fluida, + pH, dissolved O2 , + inhibitor (pasivator)

3. Pemilihan

material yang tahan korosi dan


kekuatan tinggi, (mahal)

Korosi Kavitasi
Korosi yang dipercepat oleh kavitasi (gelembung udara/gas)
yang biasanya karena tegangan permukaan
Tempat; permukaan yang berhadapan dengan aliran yang
mengalami penurunan tekanan
P < 0 P setempat < P uap local boiling gelembung :
uap + cairan
Aliran gelembung menbrak pecah mengikis permukaan
korosi
Pencegahan

Peronggaan (Kavitasi)
Kavitasi disebabkan oleh pecahnya gelembung uap
dipermukaan logam,
mekanismenya :

1. Fluida menerjang permukaan logam


2. Tekanan hidrodinamika lokal turun
3. Timbul gelembung dipermukaan logam
4. Aksi mekanik, misalnya adanya putaran,
menyebabkan tekanan hidrodinamik lokal naik
5. Gelembung pecah, timbul gaya tekan yang
besar pada permukaan Logam
6. Terjadi deformasi plastik pada logam

Contoh
Bila permukaan logam kasar maka korosi erosi
semakin dasyat.
Baling baling
Propeller
Impeller
Wet liner
Pencegahan :
1. Metal tahan korosi + keras
2. Mengurangi pressure drop
3. Permukaan komponen halus
4. Pemilihan Bahan
Stellite (Co, Cr, W, Fe, C)
Stainless Steel 304

Fretting
Faktor-faktor terhadap korosi fretting
1. Beban pengontakan dua logam bergerak relatif
2. Tidak aliran fluida kering/lembab
3. Vibrasi
4. Ada tekanan normal terhadap permukaan

Pencegahan
1. Pelumas
2. Penambahan bantalan
3. mengurangi./ menambahkan tekanan (beban)
4. Mengkasarkan permukaan
5. Bahan terhadap abrasi (keras)

Anda mungkin juga menyukai